Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS KEPERAWATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

Judul: Analisa Sintesa Tindakan Pemberian Obat Injeksi Tramadol Drip dalam NaCl 100cc

(Jika Judul AST tidak ada maka AST tidak akan mendapatkan nilai)

Nama Peserta didik : Irameidianti Goldentia AST ke – 2


NIM : 01503200428 Ttd Preseptor:

Nama Pasien/ Usia : Tn. E / 25 Tahun


Tanggal Masuk : 20 Oktober 2020
No. MR : 22-96-68
Tanggal dan Jam Tindakan : 21 Oktober 2020, jam 11.00 WITA
Diagnosa Medis : Acute Limb Ischemic pada Tungkai Kiri dan Burger Disease

No Kriteria Bobot/
Nilai
1 Diagnosa Keperawatan (PE): 10
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (NCP 0077 SDKI, 2016) dan (NANDA,
2018)

2 Data Subjekif: 10
Pasien mengeluh nyeri pada tungkai kaki kiri sejak 3 hari yang lalu disertai bengkak
dan semakin nyeri, nyeri terasa seperti tertusuk benda tumpul. Pasien mengatakan
nyeri hanya pada bagian tungkai kaki kiri, pasien mengatakan sulit berjalan tanpa
bantuan orang lain. Pasien mengatakan nyeri akan semakin bertambah ketika
beraktivitas, berjalan, duduk dan berdiri. Nyeri berkurang saat sedang istirahat dan
tidur, pasien mengatakan nyeri ada pada skala A/I=6/4

3 Data Objektif: 10

Hasil Pemeriksaan Fisik:


Inspeksi Pasien terlihat meringis menahan sakit, pasien terlihat melindungi
daerah yang terasa nyeri dengan skala A/I=6/4 . Pasien terlihat
gelisah dan khawatir, pasien banyak bertanya tentang kaki nya.
Tungkai kaki terlihat bengkak dan biru agak kemerahan. GCS
E4M6V5 kesadaran composmentis, pivas 0, EWS 3. Pasien terpasang
infus line 1= RL:D5% (2:1) 20 tpm, line 2= Heparin 20000ui dalam
NS 100cc/24 jam (4cc/jam).
Palpasi Saat tungkai kaki kiri disentuh teraba hangat, pasien mengatakan
tidak terasa seperti disentuh dan tidak merasa nyeri saat disentuh.
Tetapi nyeri terasa dari bagian dalam. Akral teraba hangat, CRT
<2dtk
Perkusi Tidak dilakukan.
Auskultasi Tidak dilakukan.

Hasil tanda-tanda vital :


TD: 140/90 mmHg HR: 81 x/menit (teraba kuat, reguler)
RR: 18 x/menit (reguler) Suhu: 36,2°C SpO2: 98% RA
Hasil Pemeriksaan Data Penunjang :
✓ Hasil Laboratorium

Tanggal 18 Oktober 2020 :


- Rapid Test : Non-Reactive

Tanggal 20 Oktober 2020 :


- Hemoglobin 19,1 g/dL (normal: 14,0-18,0 g/dL).
- Jumlah Lekosit 15,01 10^3/ul (normal: 4,50-11,50 10^3/ul).
- Hematokrit 58,6% (normal: 40,0-54,0%).
- Jumlah Neutrofil 9,22 10^3/ul (normal: 40,0-54,0 10^3/ul)
- Jumlah Limfosit 4,67 10^3/ul (normal: 1,00-3,70)
Tanggal 21 Oktober 2020 :
- Serology HBsAg Rapid : Non Reaktif

Tanggal 22 Oktober 2020


- Hemoglobin 15,9 g/dL (normal: 14,0-18,0 g/dL).
- Jumlah Lekosit 24,74 10^3/ul (normal: 4,50-11,50 10^3/ul).
- Hematokrit 49,5% (normal: 40,0-54,0%).
- Neutrofil Segmen 91% (normal: 50-70%)
- Jumlah Neutrofil 9,22 10^3/ul (normal: 40,0-54,0 10^3/ul)
- Limfosit 6% (normal: 18-42%)
- Jumlah Limfosit 1,38 10^3/ul (normal: 1,00-3,70)

Terapi yang didapatkan :


- Clopidogrel po 1 x
- Dorner po 3 x 20mg
- Atorvastatin po 1 x 20mg
- Methylprednisolone iv 2 x 125mg
- Ceftriaxone iv 2 x 1gr
- Heparin 20000ui drip dalam NaCl 100cc/24jam.
- Ranitidine iv 2 x
- Metronidazole iv 3 x 500mg.
- Smorc po 1 x 2gr
- Paracetamol tab po 3 x 1000gr
- Tramadol drip 1 ampul dalam NaCl 100cc/8 jam .

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan 10


menurut teori):
- Cuci tangan enam langkah menggunakan sabun dan air mengalir,
- Mempersiapkan obat dan peralatan.
- Penghitungan dosis obat dengan baik dan benar.
• Sediaan: Tramadol injeksi 100mg/2ml.
• Permintaan : Tramadol injeksi 1 ampul di drip dalam 100cc NaCl melalui iv.
- Double cek dengan teman dan perawat penanggung jawab tentang 6 benar obat.
- Cuci tangan 6 langkah menggunakan hand rub,
- Pengaplusan obat dengan baik dan benar.
• Masukan 2cc tramadol dari ampul ke NS 100cc menggunakan syringe 3cc.
• Berikan sticker drug added (tuliskan nama pasien, no. RM, nama obat, dosis
obat, waktu pemberian, nama perawat)
- Double cek kembali dengan teman dan perawat penanggung jawab tentang 6 benar
obat.
- Pemberian obat ke pasien.
• Cuci tangan 6 langkah menggunakan hand rub.
• Tanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien
• Berikan informasi kepada pasien tentang obat yang akan di drip (nama
obat, fungsi obat, dan efek samping obat).
• Pasangkan drip tramadol, jalankan dengan kecepatan sedang ±30tpm dan
memastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam iv line.
- Cuci tangan 6 langkah dengan hand rub.
- Rapihkan kembali alat dan sekitar pasien.
- Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan sir mengalir.
- Lakukan dokumentasi dan evaluasi.

5 Dasar Pemikiran: 15
Acute Limb Ischemia (ALI) adalah penurunan perfusi ekstremitas secara
mendadak yang dapat menjadi ancaman kematian jaringan pada bagian ekstremitas
tersebut. ALI dapat ditandai dengan gangguan pada kemampuan pergerakan, rasa
nyeri, pembengkakan atau tanda-tanda iskemia berat dalam jangka waktu 2 minggu
yang biasanya disebabkan karena thromboemboli. Penyakit ini biasanya disebabkan
oleh trombus, embolus, trauma vaskuler, aneurisma. Gejala berkembang dalam
hitungan jam sampai hari dan bervariasi, rasa nyeri akan bertambah hebat dan dapat
menyebar dikarenakan penurunan perfusi ekstremitas yang meluas, sehingga dapat
memperburuk keadaan ekstremitas pasien. Selain itu, penderita akan merasa nyeri baik
saat beraaktivitas dan istirahat, parestesia, kelemahan otot, mati rasa dan kelumpuhan
pada ekstremitas yang terkena. Iskemia akut dapat mengancam viabilitas tungkai
karena pembuluh darah tidak dapat mengkompensasi hilangnya perfusi, sehingga
revaskularisasi yang cepat sangat diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup anggota gerak. (Iqbal, Iin & Angga, 2019)
Pada keadaan ini pasien (Tn. E) merasa nyeri dengan intensitas nyeri sedang, skala
nyeri A/I=6/4.
Dari kutipan Cleveland Clinic menyatakan bahwa nyeri memiliki dua klasifikasi,
yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan
dan bersifat subjektif yang dapat berbeda dirasakan oleh setiap individu. Pada kondisi
Tn. E tersebut mengalami nyeri akut yang terjadi dalam waktu singkat <6 bulan. Nyeri
akut dapat terjadi disebabkan agen pencedera fisiologis, fisik maupun kimiawi atau
setelah dilakukan pembedahan yang mengakibatkan nyeri dengan intensitas nyeri
ringan sampai berat. Dalam penanganan nyeri, tenaga medis akan berkolaborasi dalam
memberikan terapi analgesik sebagai anti nyeri. (Cleveland Clinic, 2020)
Tramadol yang di drip dalam 100cc NaCl merupakan salah satu obat anti nyeri
yang diberikan kepada pasien. Tramadol atau nama lengkapnya tramadol
hydrochloride (HCL) adalah obat pereda nyeri dengan golongan opioid, tersedia dalam
bentuk injeksi, tablet dan kapsul yang boleh dikonsumsi dengan resep dokter. Obat ini
bekerja dengan cara mempengaruhi reaksi kimia dalam otak untuk mengurangi sensasi
nyeri yang dirasakan oleh pasien. Efek samping obat ini adalah pasien dapat merasa
kantuk, pusing, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, berkeringat dan merasa lemas.
Tramadol memiliki interaksi yang sangat signifikan jika dikonsumsi dengan beberapa
obat-obatan lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhat-hati dan sebaiknya
mengikuti anjuran dan resep dokter. (MIMS, 2020)

6 Analisa Tindakan Keperawatan: 15


• Prinsip tindakan pemberian obat menggunakan teknik aseptik dengan
mengikuti 6 benar obat (benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu,
benar rute dan dokumentasi).
• Dosis anjuran obat injeksi tramadol adalah 50-100 mg tiap 4-6 jam. Dengan
maksimal pemberian adalah 400 mg / hari untuk nyeri sedang sampai berat.
(MIMS, 2020)
• Sedangkan obat tramadol yang diberikan adalah obat injeksi dengan dosis
100mg (2ml tramadol) dalam 100cc NaCl tiap 6 jam.
• Jadi, obat tramadol yang diberikan ke pasien sebagai pereda nyeri sudah
dalam batas maksimal dan sudah mencukupi untuk meredakan intensitas
nyeri pada pasien, yaitu 400mg/hari. Dengan waktu pemberian obat 100mg
tiap 6 jam.

7 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10


Bahaya:
- Salah dilute obat, salah pasien, salah dosis, dokumentasi, waktu pemberian dan
rute pemberian.
- Resiko tertusuk jarum.
- Pasien merasa lemas, mual, muntah, dan pusing.
- Pasien memiliki risiko jatuh karena efek samping obat.

Pencegahan:
- Mengecek kembali IMR pasien.
- Double cek dengan teman, perseptor atau perawat penanggung jawab.
- Menutup jarum dengan cara onehand.
- Jika dilute dengan NaCl, sesuaikan dengan dosis permintaan.
- Pasien mendapat terapi tambahan untuk mengatasi mual dan muntah.
- Pastikan bed pasien pada posisi yang rendah dan anjurkan pasien untuk
beristirahat.

8 Hasil yang didapat: 10


S: pasien mengatakan bahwa nyeri sudah mulai berkurang dengan skala A/I=3/2,
tetapi tidak memberikan efek yang signifikan.
O: - Keadaan umum sedang
- GCS E4M6V5 kesadaran composmentis,
- pivas 0,
- EWS 2.
- Pasien terpasang infus line 1= RL:D5% (2:1) 20 tpm, line 2= Heparin 20000ui
dalam NS 100cc/24 jam (4cc/jam).
- Tanda-tanda vital :
TD: 130/90 mmHg HR: 96 x/menit (teraba kuat, reguler)
RR: 20 x/menit (reguler) Suhu: 37°C SpO2: 99% RA
A: Nyeri belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor intensitas nyeri
- Edukasi pasien dalam manajemen nyeri dengan relaksasi tarik napas dalam.
- Mengkaji adanya tanda alergi dari obat.
- Monitor ttv pasien
- Kolaborasi pemberian terapi analgetik.

9 Evaluasi Diri: 5
Kelebihan: saya tidak gugup dan percaya diri saat memberikan obat ke pasien.

Kekurangan: Saya lupa bahwa pasien menggunakan 2 line iv, tetapi yang saya
jalankan hanya 1 line yaitu obat tramadol. Tidak lama setelah itu, pasien
membunyikan bel dan menanyakan tentang 1 line iv yang lainnya.
Perbaikan: Saya akan lebih berhati-hati, dan memperhatikan ligkungan pasien.

10 Daftar Pustaka (APA style): 5

Cleveland Clinic. (2020). Acute vs Chronic Pain. Diakses dari :


https://my.clevelandclinic.org/health/articles/12051-acute-vs-chronic-pain
Iqbal, HN., Iin, NN., & Angga, NS. (2019) Acute Limb Ischemia: Pendekatan
Diagnosis dan Penanganannya. Surakarta: UMS
MIMS (2020). Medication News. Philippines, from :
https://www.mims.com/philippines/drug/info/tramadol?mtype=generic
NANDA International. (2018-2020). Nursing Diagnoses (Definition and
Classification)(11th ed.)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.

Total 100

Anda mungkin juga menyukai