Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien : ( Ds dan Do adalah masalah utama klien )
DS : Klien mengatakan mendengar suara-suara aneh
( tanpa adanya stimulasi eksternal )
DO : Klien tampak senyum-senyum sendiri dan bicara
sendiri, memandang kekanan/kekiri seolah-olah ada
teman bicara.
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Dengar
3. Tujuan : klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya
4. Tindakan Keperawatan ( SP Ip) :
a) Mengidentifikasi jenis halusiansi pasien
b) Mengidentifikasi isi halusiansi pasien
c) Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e) Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f) Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
g) Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
h) Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi
dalam
i) Jadwal kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
SP 1 Halusinasi : Melatih pasien mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
a) Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan
dan pena)
b) Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi mbak. Perkenalkan saya mahasiswi
dari POLTEKKES KEMNEKS BENGKULU DARI
PRODI DIII KEPERAWATAN, nama saya
Popriyani, biasa dipanggil popi. Saya perawat yang
akan merawat Mbak. Nama Mbak siapa ? Mbak
senangnya dipanggil apa?”
Pasien : “ Selamat pagi juga sus. Nama saya Sendya Putri
Antoni. Panggil saja mbak Sen” 
Perawat : “Baiklah Mbak Sen, bagaimana perasaan Mbak hari
ini? Apakah ada keluhan yang Mbak rasakan hari
ini?”
Pasien : “Saya merasa ada yang ngejar-ngejar saya Sus, saya
akan dMbaknuh. Saya takut Sus, saya juga sering
mendengar suara yang memanggil-manggil nama
saya” (wajah tegang dan tampak ketakutan)
Perawat : “Baiklah Mbak Sen, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang suara yang mengganggu Mbak Sen
dan perihal perasaan jika ada yang mengejar dan ingin
membunuh Mbak. Nanti kita juga akan mempelajari
cara mengontrol hal tersebut. Apakah  Mbak
bersedia?”
Pasien : “Ya Sus”
Perawat : “Berapa lama Mbak ingin berbincang ? dan dimana
Mbak ingin berbincang?”
Pasien : “Terserah Sus. Disini saja Sus”
Perawat : “Bagaimana jika 20 menit Mbak?”
Pasien : “Ya, boleh Sus”
c) Tahap Kerja
Perawat : “Apakah Mbak merasakan ada yang mengejar-ngejar
serta ingin membunuh Mbak dan mendengar suara
tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “Iya Sus. Suara itu muncul dan lama-kelamaan
suaranya semakin mendekat sehingga saya merasa ada
yang mengejar dan ingin membunuh saya”
Perawat : “Apa yang dikatakan suara tersebut Mbak?”
Pasien : “Suaranya manggil-manggil nama saya Sus, terus
katanya saya akan di bunuh. Saya takut sekali Sus”
(raut wajah ketakutan dan khawatir)
Perawat : “Saya percaya Mbak mendengar suara tersebut, tetapi
belum tentu orang lain termasuk saya mendengar
suara yang sama seperti yang Mbak dengarkan.
Apakah Mbak menedengar suara itu terus menerus
atau hanya sewaktu-waktu saja?”
Pasien : “Sewaktu-waktu Sus”
Perawat : “Kapan waktu yang paling sering Mbak mendengar
suara itu dan berapa kali dalam sehari Mbak
mendengarnya?”
Pasien : “Paling sering malam hari, tapi terkadang juga muncul
tiba-tiba. Kadang sekali, tapi kadang-kadang bisa dua
kali Sus”
Perawat : “Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu Mbak sedang sendiri?”
Pasien : “Iya Sus, biasanya kalau lagi sendiri saya suka mikirin
keadaan ekonomi saya yang susah dan ditambah
sekarang saya pengangguran karena di PHK. Saya
suka stress kalau mikirin itu mbak, terus tiba-tiba
suara itu muncul”
Perawat : “Apa yang Mbak rasakan atau bagaimana perasaan
Mbak ketika mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya merinding Sus. Saya takut sekali dan merasa
terancam” (wajah tegang dan keringat dingin)
Perawat : “Kemudian apa yang Mbak lakukan?”
Pasien : “Ketika suara itu muncul, saya berteriak kepada suara
itu dan lari mbak. Saya takut akan dibunuh”
(ketakutan)
Perawat : “Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak Sus. Suaranya malah semakin terdengar jelas
dan selalu mengikuti saya. Saya benar-benar takut”
Perawat : “Apa yang Mbak alami itu namanya Halusinasi.
Bagaimana kalau sekarang kita belajar cara-cara
untuk mencegah suara itu muncul, apa Mbak
bersedia?”
Pasien : “Baik Sus. Tapi bagaimana caranya?”
Perawat :“Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dengan
orang lain, dan melakukan aktivitas. Bagaimana kalau
kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah Mbak bersedia?”
Pasien : “Iya Sus”
Perawat : “Baik, kita mulai sekarang ya Mbak. Saya akan
mempraktekan terlebih dahulu, kemudian baru Mbak
mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan.
Begini... jika suara itu muncul, katakan dengan keras
“pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara
palsu” sambil menutup kedua telinga Mbak. Lakukan
terus hal itu sampai suaranya hilang. Seperti itu ya bu,
coba sekarang  Mbak ulangi lagi seperti yang saya
lakukan tadi?”
Pasien : “Baik Sus. “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu
suara palsu”(sambil menutup telinga)
Perawat : “Bagus sekali Mbak, coba lakukan sekali lagi”
Pasien : (mengangguk) “pergi..pergi saya tidak mau dengar..
kamu suara palsu” (sambil menutup telinga)
Perawat : “Wah... bagus sekali Mbak. Mbak sudah bisa
melakukannya”
Pasien : (tersenyum)
Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak setelah kita kita
bercakap-cakap?”
Pasien : “Sekarang saya lebih lega dan tenang Sus” (wajah
rileks)
Perawat : “Syukurlah Mbak. Apakah Mbak masih ingat
pembicaraan kita mengenai permasalahan Mbak dan
cara mengatasinya?”
Pasien : “Iya Sus. Saya mengalami halusinasi, sering muncul
kalau saya lagi sendirian. Kalau suaranya muncul,
saya bisa mengatasinya dengan menghardik seperti
yang mbak ajarkan”
Perawat : “Mbak masih ingat caranya?”
Pasien : “Iya Sus. Kalau ada suara itu, saya harus menutup
telinga dan mengatakan “pergi..pergi saya tidak mau
dengar.. kamu suara palsu” sampai suaranya hilang”
Perawat : “Bagus sekali karena Mbak sudah mengerti. Jika hal
tersebut itu muncul lagi, tolong Mbak praktekkan cara
yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam
jadwal harian M`bak. Mbak bisa melakukannya 2
hingga 3 kali sehari pada pukul 09:00, 14:00 dan jam
20:00 ?”
Pasien : “Baik Sus, akan saya lakukan” (mengangguk)
Perawat : “Baiklah Mbak. Bagaimana kalau besok kita
berbincang-bincang tentang cara yang kedua yaitu
dengan cara bercakap-cakap bersama orang lain untuk
mencegah suara-suara itu muncul, apakah Mbak
bersedia?”
Pasien : “Ya. Saya bersedia Sus”
Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang di
taman saja dan waktunya pukul 09.00?”
Pasien : “Iya nggak apa-apa Sus”
Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu Mbak, sampai bertemu
besok. Selamat pagi” (berdiri dan meninggalkan
ruangan)
Pasien : “Pagi” (Tersenyum)
d) Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
dengan pasien).

SP 2 Halusinasi : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan


bercakap-cakap bersama orang lain.
a) Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan
dan pena).
b) Tahap Orientasi
Perawat : Selamat siang mbak ?
Pasien : Siang juga sus.
Perawat : Bagaimana perasaan mbak siang hari ini?
Pasien : Baik sus.
Perawat : Apakah suara-suara itu masih muncul ?
Pasien : Masih sus.
Perawat : Apakah sudah dipkai cara yang telah kita latih ;
kemarin mbak ?
Pasien : Sudah suss tapi masih saja suara-suara itu dating.
Perawat : Apakah suara-suaranya agak berkurang mbak ?
Pasien : Iya sus, agak berkurang.
Perawat : Bagus mbak, sesuai janji kita kemarin saya akan
melatih mbak dengan cara kedua yaitu dengan
bercakap-cakap bersama orang lain, kita akan latihan
selama 5 menit.
Pasien : Iya sus.
c) Tahap Kerja
Perawat : Baiklah mbak, cara kedua untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan bercakap-cakap bersama
orang lain, jadi kalau nanti mbak mulai mendengar
suara-suara itu lagi lansung saja cari teman untuk
diajak ngobrol, minta teman untuk ngobrol dengan
mbak. Contohnya begini, “ tolong, saya mulai
mendengar suara-suara yang aneh, ayo ngobrol
dengan saya atau kalau ada orang dirumah dan
misalnya kakaknya mbak katakan ” kak, ayo ngobrol
dengan saya, saya sedang mendengar suara-suara
yang aneh.” Begitu mbak, coba mbak lakukan seperti
yang saya lakukan tadi.
Pasien : “ Tolong saya mulai mendnegar suara-suara aneh, ayo
ngobrol dengan saya.
Perawat : Iya begitu mbak, bagus sekali. Coba mbak ulangi
sekali lagi.
Pasien : “Tolong, saya mulai mendengar suara-suara yanga
aneh. Ayo ngobrol dengan saya.
Perawat : Bagus, latih terus ya mbak.
Pasien : Iya sus.
Perawat : Disini mbak bisa mengajak perawat atau pasien lain
untuk bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang
lagi. Apakah mbak mengerti ?
Pasien : Mengerti sus.
Perawat : Baguslah kalau begitu mbak, nah sekarang bagaimana
perasaan mbak setelah latihan ini?
Pasien : Saya merasa lega sus.
Perawat : Baguslah mbak. jadi, sudah ada 2 cara yang mbak
pelajari untuk mencegah jika suara-suara itu datang
lagi.
Pasien : Iya sus.
Perawat : “Baiklah Mbak. Bagaimana kalau besok kita
berbincang-bincang tentang cara yang ketiga yaitu
mengontorol halusinasi dengan melakukan kegiatan
terjadwal, apakah Mbak bersedia?”
Pasien : “Ya. Saya bersedia Sus”
Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang di
taman saja dan waktunya pukul 07.00 pagi mbak?”
Pasien : “Iya nggak apa-apa Sus”
Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu Mbak, sampai bertemu
besok. Selamat pagi” (berdiri dan meninggalkan
ruangan)
Pasien : “Pagi” (Tersenyum)
e) Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
dengan pasien).
SP 3 Halusinasi : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
melaksanakan aktivitas terjadwal
a) Tahap Pra-Interaksi
Perawat           : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku
catatan dan pena)
b) Tahap Orientasi
Perawat           :“Selamat pagi mbak. Bagaimana perasaan mbak hari ini? Maih
ingat dengan Saya Mbak?”
Pasien              :”Masih, Sus. Perasaan saya biasa saja.”
Perawat           :”Apakah mbak masih mendengar suara yang memanggil nama
mbak?”
Pasien              :”Masih sus. Tapi kadang-kadang sus.”
Perawat           :”Wah, bagus sekali. Lalu, sesuai janji kita, hari ini kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Mau di mana kita bicara, mbak? 
Pasien              :”Di sini saja sus.” 
Perawat           :”Baik. Berapa lama kita bicara? ”
Pasien              :”Ehm. Berapa ya sus?”
Perawat           :”Bagaimana kalau 30 menit? 
Pasien              :”Boleh sus”
Perawat           :”Baiklah.”
c) Tahap Kerja
Perawat           :”Apakah sudah dipakai kedua cara yang telah saya ajarkan
kemarin yaitu dengan menghardik, dan bercakap-cakap dengan teman-teman
mbak?
Pasien              :”Sudah sus.”
Perawat           :”Bagaimana hasilnya?
Pasien              :”Saat saya mempratikkannya saya tidak mendengarnya lagi
sus. Tapi kadang masih suka muncul juga Sus”
Perawat           :”Bagus! Kemudian kegiatan apa saja yang biasa mbak lakukan
saat di Rumah Sakit ini?” 
Pasien              :”Paling pagi dimulai dengan ibadah Sus. Kemudian mandi lalu
sarapan.”
Perawat           :”Lalu setelah itu Mbak melakukan apa?”
Pasien              :”Saat pagi saya kadang ikut TAK dengan teman-teman yang lain.
Kadang juga malas buat ikut.”
Perawat           :”Wah, sudah bagus sekali itu Mbak kegiatan paginya. Bagaimana
kalau kegiatan itu kita jadikan jadwal kegiatan Mbak di pagi hari?”
Pasien              :”Jadi jadwal kegiatan pagi hari?”
Perawat           :”Iya, jadi nanti Mbak melakukannya setiap hari sesuai jadwal itu.
Mbak ibadah, mandi, sarapan, kemudian melakukan TAK. Saya yakin, pasti
sangat efektif untuk menghilangkan suara yang kadang masi muncul itu Mbak.”
Pasien              :”Bisa Sus. Saya mau melakukan itu.”
Perawat           :”Baik kalau begitu, kita masukan ke jadwal kegiatan ya? (menulis
jadwal kegiatan), Oiya, kita masukkan juga kemarin Mbak sudah setuju berlatih
menghardik dan bercakap-cakap pukul 09.00 WIB pagi ya Mbak. Kemudian,
menjelang siang kegiatan yang Mbak lakukan apa?”
Pasien              :”Iya sus. Kadang saya cuman berdiam di kamar Sus, tidak ada
kegiatan. Setelah makan siang balik laggi ke kamar untuk minum obat. Kemudian
sudah tidak ada kegiatan.”
Perawat           :”Kalau begitu kita jadwalkan kegiatan untuk siang hari saja ya
Mbak? Kira-kira mbak ingin melakukan apa?”
Pasien              :”Saya ingin masak Mbak. Saya ini pintar masak. Saya juga pintar
bersih-bersih. Saya juga suka baca buku, Sus.”
Perawat           :”Wah, pas sekali Mbak. Berarti kita bisa menjadwalkan kegiatan
untuk Mbak di siang hari untuk membantu di dapur rumah sakit. Memasak untuk
makan siang. Bagaimana?”
Pasien              :”Iya, Sus. Saya setuju.”
Perawat           :”Baik, saya masukkan ke jadwal ya (menuliskan ke jadwal
kegiatan pasien) setelah itu bagaimana kalau Mbak juga ikut membantu
membersihkan dan membereskan tempat makan? Mbak pintar bersih-bersih kan? 
Bisa juga sebagai contoh teman-teman di sini.”
Pasien              :”Saya senang Mbak kalau jadi contoh yang baik seperti itu. Saya
mau. Masukkan saja ke jadwal saya.”
Pasien              :”Iya, Sus.”
Perawat           :”Setelah itu. Apa yang ingin Mbak lakukan untuk menghabiskan
waktu sore menuju makan malam?”
Pasien              :”Bagaimana kalau ikut kajian, Sus?”
Perawat           :”Itu ide yang bagus Mbak. Mbak bisa ikut kajian hingga waktu
ibadah Maghrib datang. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Isya’ dan makan
malam kemudian minum obat? bagaimana?”
Pasien              :”Setuju Sus.”setelah sholat Isya’ saya bisa tidur ya Sus?”
Perawat           :”Iya bisa Mbak. Saya catatkan ya.. (mencatat dijadawal) Wah,
jadwal kegiatannya udah jadi Mbak. Ini untuk Mbak dan ini untuk saya ya
(membagi jadwal kegiatan) kalau kegiatannya sudah dikerjakan nanti bisa
dicentang ya Mbak. Kalau ada kegiatan lain nanti bisa dituliskan dibawahnya.
Bagiamana mengerti kan?”
Pasien              :”Iya, saya paham Sus.”
Perawat           :”Bagus kalau begitu.”
d) Tahap Terminasi: 
Perawat           :“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang
cara ketiga untuk mencegah suara-suara itu muncul? 
Pasien              :”Senang sus.”
Perawat           : “Baiklah Mbak. Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang keempat yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-suara
itu muncul, apakah Mbak bersedia?”
Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang di
taman saja dan waktunya pukul 10.00 pagi mbak?”
Pasien: “Iya nggak apa-apa Sus”
Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu Mbak, sampai bertemu
besok. Selamat pagi” (berdiri dan meninggalkan ruangan)
Pasien : “Pagi” (Tersenyum)
Pasien :”Iya sus.”
Perawat:”Sampai jumpa.”
e) Tahap Dokumentasi
Perawat           : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan
pasien)

SP 4 Halusinasi : Melatih pasien untuk minum obat secara benar (5 benar) dan
teratur
a) Tahap Pra-Interaksi
Perawat           : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)

a) Tahap Orientasi

Perawat : “Selamat siang mbak. Bagaimana perasaannya siang ini.”


Pasien : “Siang sus,Saya baik sus.”
Perawat : “Apakah suara-suaranya masih muncul mbak?”
Pasien : “Masih sus, tapi sedikit.”
Perawat : “Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih kemarin itu
mbak?”
Pasien : “Sudah sus.”
Perawat : “Apakan jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan mbak?”
Pasien : “Sudah sus”.
Perawat : “Apakah pagi tadi sudah minum obat mbak?”
Pasien : “Sudah sus.”
c) Tahap Kerja
Perawat : “Baik, siang hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang
Mbak minum, Kita akan diskusi selama 5 menit sambil menunggu
makan siang disini saja ya Bu Z?”
Pasien : “Ya sus disini saja sambil menunggu makan siang. Saya sudah lapar
soalnya.
Perawat : “Kalau boleh tau mbak adakah bedanya setelah minum obat secara
teratur?”
Pasien : “Kalau saya minum obat secara teratur, saya merasa tenang, lega, dan
ringan sus.”
Perawat : “Apakah suara-suara itu berkurang atau menghilang mbak?”
Pasien : “Tetap saja suara-suara itu muncul sus, walaupun saya sudah minum
obat yang diberikan. Kenapa begitu sus?, padahal setiap hari saya selalu
meminum obat saya secara teratur.”
Perawat :”Begini mbak minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang
mbak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Nah kalau boleh
tahu berapa macam obat yang mbak minum?”
Pasien : “Banyak sus.”
Perawat : “Perawat menyiapkan obat pasien. Jadi mbak ini yang warna orange
CPZ 3 kali sehari pagi, siang,dan jam malam gunanya untuk menghilangkan
suara-suara.Obat yang warna putih THP 3 kali sehari jamnya sama
gunanya agar mbak rileks dan tidak kaku dan sedangkan yang
merah jambu HP berfungsi untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan suara-suara Semua obat ini diminum 3 kali sehari tiap
yaitu pagi, siang, dan, malam. Apakah mbak mengingat fungsi obat-
obat ini, coba diulangi mbak?”
Pasien : “Baik sus, kalau yang berwarna oranye untuk menghilangkan suara-
suara, yang berwarna putih agar merasa rileks dan yang merah jambu
untuk menenangkan pikiran.”
Perawat : “Wah mbak pintar sekali. Bagus sekali mbak mengingat fungsi obat-
obatnya. Baiklah mbak nanti kalau suara-suara sudah hilang obatnya
tidak boleh dihentikan ya?”
Pasien : “Ya sus.”
Perawat : “Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat mbakakan
kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula dan kalau obatnya
habis mbakbisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Apakah mbak mengerti?”
Pasien : “Ya sus saya mengerti.”
Perawat : “Baiklah mbak. mbak juga harus teliti saat minum obat-obatan ini.
Pastikan obatnya benar, artinya mbak harus memastikan bahwa itu benar-benar
obat punya mbak. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca
nama kemasannya, pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara
yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ya mbak ya?”
Pasien : “Ya sus.”
Perawat : “mbak juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan
Mbak juga harus cukup minum 5 gelas per hari. Bagaimana mbak
apakah Mbak mengerti?”
Pasien : “Ya..ya saya mengerti sus.”
d) Tahap Terminasi: 

Perawat : “Baiklah kalau begitu. Nah sekarang bagaimana perasaan mbak setelah
kita bercakap-cakap mengenai obat?”
Pasien : “Saya merasa lega, bahagia, dan saya sudah mengerti tentang apa yang
suster katakan.”
Perawat : “Wah bagus mbak .Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah suara-suara coba sebutkan mbak ?”
Pasien : “Sudah empat cara sus. Yang pertama menghardik, yang kedua
bercakap-cakap dengan orang lain, yang ketiga melakukan aktivitas
yang terjadwal dan yang keempat minum obat sus.”
Perawat : “Bagus mbak sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita latih
dengan benar. Bagus sekali mbakkalau begitu mari kita masukkan
jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian mbak ya.
Pasien : “Yeyy bagus- bagus.”
Perawat : “Ya mbak jangan lupa pada waktunya minum obat minta obatnya pada
perawat atau pada keluarga mbak kalau dirumah ya mbak ya?”
Pasien : “Ya sus.”
Perawat :”Nah makanan mbak sudah datang kalau begitu kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat cara mencegah suara-suara muncul yang telah kita
bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?”
Pasien : “Ya sus boleh.”
Perawat : “ mbak maunya pukul berapa?”
Pasien : “Seperti tadi itu sus.”
Perawat : “Bagaimana kalau pukul 08:00 pagi?”
Pasien : “Baik sus ”
Perawat : “Kalau begitu selamat istirah ya mbak. Sampai jumpa. Selamat siang.”
Pasien : “Selamat siang sus.
e) Tahap Dokumentasi
Perawat           : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan
pasien)

Anda mungkin juga menyukai