Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

X DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
DI UGD RUMAH SAKIT JIWA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Hari/ tanggal pengkajian : Selasa, 01 Oktober 2019
Hari/tanggal di rawat : Kamis, 03 Oktober 2019

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. X
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 Tahun
Alamat : Kp Cikole, Ds Cikole, Kec Lembang. Kab Bandung Barat
Agama : Islam
No RM : 00658
Pendidikan : SLTA

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Mengamuk
Keluhan utama ( saat di kaji ) :
Klien mengatakan mengamuk dan melukai nadinya dengan pisau
Masalah Keperawatan: Perilaku Kekerasan

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? (Ya)
Klien mengatakan pernah di bawa ke UGD RS Jiwa dengan prilaku yang sama.
2. Pengobatan sebelumnya ( Kurang berhasil )
Klien mengatakan penyakitnya selalu kambuh secara tiba-tiba.
3. Aniaya fisik
Klien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik seperti meminum racun
serangga.
Masalah keperwatan : Perilaku Kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ( Ada )


Hubungan Keluarga : Sepupu dari ayah
Gejala : Skizofrenia
Riwayat Pengobatan/ perawatan : -
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenagkan,
namun menurut klien hal yang paling tidak menyenangkan adalah saat
skripsinya tidak selesai-selesai dan klien tidak lulus-lulus sudah lama menjadi
mahasiswa.Klien terasa malu sama keluarga dan teman-temananya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah

IV.FAKTOR PRESIPITASI
Keluarga klien mengatakan klien mengalami gangguan jiwa sejak 2 tahun yang
lalu, berawal dari skripsinya yang tidak selesai – selesai. Setelah satu tahun berlalu
klien sudah terlihat dan membaik lalu klien kuliah lagi dan menyelesaikan
skripsinya namun tak selesai-selesai juga sampe sekarang skripsinya dari situ klien
mengamuk lagi dan ingin menyakiti dirinya sendiri dengan melukai nandinya
dengan pisa. Klien sudah pernah di bawa UGD RS Jiwa sebelumnya dengan
keluhan yang sama namun dengan cara yang berbeda, pengobatan kurang berhasil.
V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA
1. Persepsi klien atas masalahnya
Klien mengatakan awalnya malu sama keluarga dan teman – temannya karena
klien tidak lulus – lulus juga kuliahnya.
2. Persepsi keluarga atas masalahnya
Keluarga mengatakan “awal tau Tn. X sakit sangat sedih , terpukul, tidak bisa

menerima, tapi dengan berjalannya waktu keluarga menerima keadaan saat ini,

namanya sakit kan dari Allah jadi saya cuma bisa berdoa semoga diberikan

yang terbaik buat anak saya.”


3. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah
Klien mengatakan ingin cepat selesai skripsinya biar bisa cepet lulus kuliahnya.
4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah
Keluarga klien mengatakan ingin klien sembuh 100 % normal seperti biasanya
tidak kambuh lagi.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital
 TD = 120/80 mmHg
 N = 96 x/mnt
 S = 36,40C
 RR = 20 x/mnt
2. Keluhan fisik ( Tidak Ada )
Masalah keperawatan : Tidak Ada

V. KELUARGA
1. Genogram
2. Konsep diri:
a. Citra tubuh
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik. Klien sangat bersyukur terhadap
keadaan tubuhnya.
b. Identitas diri
Klien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.
c. Peran diri
Klien mengatakan berperan sebagai anak ke-2 dalam keluarga.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin cepat menyelesaikan tugas
skripsinya biar cepet lulus.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa sosialisasi dengan orang lain sangat penting.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Hubungan social
a) Orang yang terdekat
Klien mengatakan orang yang sangat dekat dengannya yaitu kakaknya yang
bernama farhan.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien ikut berperan aktif dalam kegiatan kelompok atau kegiatan
organisasi di kampusnya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan komunikasi dengan orang lain penting.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spriritual
a. Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai islam dan
klien mengatakan shalat 5 waktu itu wajib.
b. Kegiatan Ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat, ngaji dan tidak pernah lalai untuk
shalat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada masalah

B. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, rambut ikal, kemudian menggunakan baju yang
seharusnya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada keras.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di UGD RS Jiwa.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa senang sudah membagi ceritanya dengan perawat.
5. Afek
Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara klien baik, namun kontak mata tajam.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun
melihat bayangan-bayangan aneh juga.
8. Proses pikir
Proses fikir klien adalah flight of ideas karena sering megganti topic
pembicaraan tanpa menyelesaikan topic pertama.
Masalah keperawatan : Waham
9. Isi Pikir
Klien mengatakan dirinya malu sama keluarga dan teman- teman bahwa
dirinya tidak lulus-lulus juga kuliahnya dan sudah lama juga menjadi
mahasiswa kampusnya itu.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
10. Tingkat kesadaran
Compos mentis (Klien sadar akan dirinya)
Tingkat kesadaran klien baik dan klien tidak mengalami disorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang. Buktinya klien masih mengingat bahwa klien
sekarang sedang ada di UGD RS Jiwa.
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu
menceritakan masalahnya sehingga klien di bawa ke UGD RS Jiwa.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat
menjawab perhitungan sederhana yang diberikan perawat seperti 10+10= 20
dan 15x5=75.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien mengalami gangguan penilaian ringan. Klien bisa
tidak bisa memilih antara dua pilihan.
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya sudah sehat dan ingin cepat – cepat kuliah lagi biar
cepat menyelesaikan sekeripsinya itu.

C. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan.
2. BAK/BAB
Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekuensi kurang
lebih 7x sehari.
3. Mandi
Klien bisa mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang 2-3 jam dan untuk
tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur biasanya pasien hanya berjalan-
jalan dan mengobrol bersama teman sekamar maupun perawat.
6. Penggunaan obat
Untuk pengguanaan obat Klien tidak membutuhkan bantuan karena Klien
bisa melakukannya sendiri tetapi harus diberikan arahan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jarang pergi ke pusat kesehatan untuk memeriksakan diri.

8. Aktivitas di dalam rumah


Klien mampu melakukan kegiatan rumahan dengan baik misalnya, mononton
TV,bermain games sama adiknya dan belajar.
9. Aktivitas di luar rumah
Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara mandiri seperti
bermain sama temen – teman masa kecilnya ataupun berjalan-jalan dan
mengobrol dengan keluarganya.

D. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan saat dia mengalami
masalah biasanya klien ingin menghabisi dirinya sendiri.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

E. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dukungan kelompok
Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk
kesembuhannya
b. Masalah hubungan dengan lingkungan
Klien megatakan tidak mengalami masalah karena klien sering mengikuti
organisasi di lingkungannya seperti ikutan anggota karangtaruna.
c. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan dirinya kesal sudah masuk ke universitas yang tidak di
inginkan dan akhirnya klien marah – marah karena tidak sesuai dengan
kemauan dirinya untuk kuliah. Klien pernah mendaftar ke UNPAD jurusan
kedokteran namun karena orang tuanya tidak mengijinkan jadi klien harus
mengikuti kemauan orang tuannya yaitu klien harus seperti orang tua menjadi
guru.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan dirinya belum perkerja
e. Masalah ekonomi
Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya masih mampu dan
berkecukupan.

F. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Klien kurang mampu menahan diri untuk melukai dirinya sendiri.
Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan

G. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia
Terapi medik : Resperidone 2 x 1

H. ANALISA DATA
N DATA MASALAH KEPERAWATAN
O
1 DS : Klien mengatakan marah ke
dirinya sendiri karena skeripsinya
tidak selesai – selesai dan klien
mencoba melukai nadinya dengan Perilaku Kekerasan
pisau.
DO : Klien berbicara keras, cepat
tersinggung, emosi labil, kontak
mata tajam.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko melukai diri sendiri b.d Perilaku Kekerasan

J. INTERVENSI
Nama Pasien : Tn. X
Umur : 25 Tahun
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Dx Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Resiko melukai Tujuan umum :
diri sendiri b.d klien tidak 1. Klien 1. Bina hubungan saling
Perilaku menunjukan resiko menunjukkan percaya dengan:
Kekerasan perilaku kekerasan tanda-tanda o Beri salam setiap
Tujuan khusus percaya kepada berinteraksi
1. Klien dapat perawat: o Perkenalkan nama,
membina o Wajah cerah, nama panggilan
hubungan tersenyum perawat dan tujuan
saling percaya o Mau perawat berkenalan
berkenalan o Tanyakan dan
o Ada kontak panggil nama
mata kesukaan klien
o Bersedia o Tunjukkan sikap
menceritakan empati, jujur dan
perasaan menepati janji
setiap kali
berinteraksi
o Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
o Buat kontrak
interaksi yang jelas
o Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien

2. Klien dapat 2. Klien 2. Bantu klien


mengidentifikasi menceritakan mengungkapkan
penyebab penyebab perilaku perasaan marahnya:
perilaku kekerasan yang o Motivasi klien
kekerasan yang dilakukannya: untuk menceritakan
dilakukannya o Menceritakan penyebab rasa kesal
penyebab atau jengkelnya
perasaan o Dengarkan tanpa
jengkel/kesal menyela atau
baik dari diri memberi penilaian
sendiri maupun setiap ungkapan
lingkungannya perasaan klien

3. Klien dapat 3. Klien 3. Bantu klien


mengidentifikasi menceritakan mengungkapkan
tanda-tanda keadaan tanda-tanda perilaku
perilaku o Fisik : mata kekerasan yang
kekerasan merah, tangan dialaminya:
mengepal, o Motivasi klien
ekspresi menceritakan
tegang, dan kondisi fisik saat
lain-lain. perilaku kekerasan
o Emosional : terjadi
perasaan o Motivasi klien
marah, jengkel, menceritakan
bicara kasar. kondisi emosinya
o Sosial : saat terjadi perilaku
bermusuhan kekerasan
yang dialami o Motivasi klien
saat terjadi menceritakan
perilaku kondisi psikologis
kekerasan. saat terjadi perilaku
kekerasan
o Motivasi klien
menceritakan
kondisi hubungan
dengan orang lainh
saat terjadi perilaku
kekerasan
4. Klien dapat 4. Klien 4. Diskusikan dengan
mengidentifikasi menjelaskan: klien perilaku
jenis perilaku o Jenis-jenis kekerasan yang
kekerasan yang ekspresi dilakukannya selama
pernah kemarahan ini:
dilakukannya yang selama ini o Motivasi klien
telah menceritakan jenis-
dilakukannya jenis tindak
o Perasaannya kekerasan yang
saat melakukan selama ini permah
kekerasan dilakukannya.
o Efektivitas cara o Motivasi klien
yang dipakai menceritakan
dalam perasaan klien
menyelesaikan setelah tindak
masalah kekerasan tersebut
terjadi
o Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi.
5. Klien dapat 5. Klien menjelaskan 5. Diskusikan dengan
mengidentifikasi akibat tindak klien akibat negatif
akibat perilaku kekerasan yang (kerugian) cara yang
kekerasan dilakukannya dilakukan pada:
o Diri sendiri : o Diri sendiri
luka, dijauhi o Orang lain/keluarga
teman, dll o Lingkungan
o Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
o Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat 6. Klien : o Jelaskan berbagai
mengidentifikasi o Menjelaskan alternatif pilihan
cara konstruktif cara-cara sehat untuk
dalam mengungkapka mengungkapkan
mengungkapkan n marah marah selain
kemarahan perilaku kekerasan
yang diketahui
klien.
o Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
 Cara fisik: nafas
dalam, pukul
bantal atau
kasur, olah
raga.
 Verbal:
mengungkapka
n bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain.
 Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
 Spiritual:
sembahyang/d
oa, zikir,
meditasi, dsb
sesuai
keyakinan
agamanya
masing-masing
7. Klien dapat 7. Klien 7. a. Diskusikan cara
mendemonstrasi memperagakan yang mungkin
kan cara cara mengontrol dipilih dan anjurkan
mengontrol perilaku klien memilih cara
perilaku kekerasan: yang mungkin untuk
kekerasan o Fisik: tarik nafas mengungkapkan
dalam, memukul kemarahan.
bantal/kasur b. Latih klien
o Verbal: memperagakan cara
mengungkapkan yang dipilih:
perasaan o Peragakan cara
kesal/jengkel melaksanakan cara
pada orang lain yang dipilih.
tanpa menyakiti o Jelaskan manfaat
o Spiritual: cara tersebut
zikir/doa, o Anjurkan klien
meditasi sesuai menirukan peragaan
agamanya yang sudah
dilakukan.
o Beri penguatan pada
klien, perbaiki cara
yang masih belum
sempurna
c. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah/jengkel
8. Klien 8. Klien 8.a. Jelaskan manfaat
menggunakan menjelaskan: menggunakan obat
obat sesuai o Manfaat minum secara teratur dan
program yang obat kerugian jika tidak
telah ditetapkan o Kerugian tidak menggunakan obat
minum obat b. Jelaskan kepada
o Nama obat klien:
o Bentuk dan o Jenis obat (nama,
warna obat wanrna dan bentuk
o Dosis yang obat)
diberikan o Dosis yang tepat
kepadanya untuk klien
o Waktu o Waktu pemakaian
pemakaian o Cara pemakaian
o Cara o Efek yang akan
pemakaian dirasakan klien
o Efek yang c. Anjurkan klien:
dirasakan o Minta dan
o menggunaka menggunakan obat
n obat sesuai tepat waktu
program o Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
K. Beri pujian
terhadap
kedisplinan klien
menggunakan
obat.

1. Nama Pasien : Tn. X


2. Umur : 25 Tahun
3. Diagnosa Medis : Skizofrenia

Hari/tanggal Implementasi Evaluai Paraf


Selasa,01 1. Membina hubungan saling percaya S : emosi labil, kontak mata
oktober 2019 dengan: tajam, bicara ngawur
a. Memberi salam saat berinteraksi
b. Memperkenalkan nama O : Klien mampu menjawab
c. Menanyakan dan memanggil pertanyaan yang diberikan
nama kesukaan
d. Menunjukan sikap empati. A : Resiko perilaku kekerasan
menanyakan perasaan klien belum teratasi
f. Membuat kontrak interaksi yang
jelas
g. Mendengarkan dengan penuh P : Lanjutkan intervensi
perhatian Mengajarkan SP1 :
Mengidentifikasi penyebab
marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan, dan cara
mengendalikan perilaku
kekerasan dengan latihan tarik
nafas dalam.
Rabu, 02 1. Mengobservasi TTV S : emosi labil, kontak mata
oktober 2019 2. Mengidentifikasi penyebab resiko tajam, sedikit lebih tenang
perilaku kekerasan yaitu
bertengkar dengan suami karena O : -Klien mampu menjawab
berbeda pendapat saat pemilihan pertanyaan yang diberikan,
presiden -Klien mampu mengikuti
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala arahan yang diberikan
perilaku kekerasan yaitu klien -TTV
marah, melempar barang ke suami, TD : 110/70
mondar- mandir, tidak tidur N : 96x/ menit
4. Mengidentifikasi perilaku RR : 21x / menit
kekerasan yang dilakukan adalah BB : 58 kg
marah-marah, melempar barang ke
suami A : Resiko perilaku kekerasan
5. Menyebutkan cara mengontrol belum teratasi
perilaku kekerasan adalah dengan
tarik nafas dalam
6. Mengajarkan klien latihan tarik P : Lanjutkan intervensi
nafas dalam Mengevaluasi SP1 :
Mengidentifikasi penyebab
marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan, dan cara
mengendalikan perilaku
kekerasan dengan latihan tarik
nafas dalam.
Kamis, 03 1. Mengobservasi TTV S : emosi stabil, bicara terarah,
0ktober 2019 2. Mengidentifikasi kembali tampak lebih tenang
penyebab resiko perilaku
kekerasan yaitu bertengkar dengan O : -Klien mampu menjawab
suami karena berbeda pendapat pertanyaan yang diberikan,
saat pemilihan presiden -Klien mampu mengikuti
3. Mengidentifikasi kembali tanda arahan yang diberikan
dan gejala perilaku kekerasan yaitu -TTV
klien marah, melempar barang ke TD : 100/70
suami, mondar- mandir, tidak tidur N : 80x/ menit
4. Mengidentifikasi kembali perilaku RR : 20x / menit
kekerasan yang dilakukan adalah BB : 58 kg
marah-marah, melempar barang ke
suami A : Resiko perilaku kekerasan
5. Menyebutkan kembali cara belum teratasi
mengontrol perilaku kekerasan
adalah dengan tarik nafas dalam
6. Mengajarkan kembali klien latihan P : Lanjutkan intervensi
tarik nafas dalam Mengajarkan SP2 : pukul
7. Mengarahkan klien untuk kasur/ bantal
mengulangi teknik nafas yang telah
diberikan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
a) Data Subjektif
Klien mengatakan :
 Saya mudah marah bila keinginan saya tidak terpenuhi.
 Saya langsung mengamuk dan ingin bunuh diri.
b) Data Objtektif
 Klien mudah tersinggung dan cepat marah.
 Nada suara tinggi dan cepat
 Muka merah dan tegang
 Pandangan tajam
 Tangan mengepal
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Pasin dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c. Pasien dapat nyebutkan jenis perilaku kekerasan yng pernah dilakukannya.
d. Pasien dapat nyebutkan cara mencegah atau mengontrol perilaku kekerasan.
e. Pasien dapat mencegah atau mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spritual, sosisal, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan
1) Bina hubunan saling percaya
Dalam membina hubngan saling percaya perlu di bertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan sodra. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabatan tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saaat ini dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara :
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama passien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara :
a. Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
b. Obat
c. Social/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
d. Spritual : sholat, berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik :
a. Latihan nafas alam dan pukul kasur dan bantal
b. Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur dan bantal
8) Latih pasien engontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,


meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a. Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b. Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat,
dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
obat
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan

SP 1 : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah,


tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I

ORIENTASI:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Deni Ramdani, panggil saya deni, saya perawat yang
dinas di ugd. Nama masnya siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah masnya”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang
taman?”

KERJA:
“Apa yang menyebabkan masnya marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang
membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti mas stress karena pekerjaan atau masalah uang atau
pendidikan (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons
pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, suka melukai dirinya
sendiri ya bapak, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara
yang bapak lakukan? Betul,keluarga jadi sedih. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah satunya adalahlah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini bapak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah mas rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik
napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul mas sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan)
dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak
lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya bapak.
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bapak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas
dalam?, jam berapa saja bapak?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”

SP 2 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2


a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara
yang kedua”
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan tempatnya disini di
ruangan,bagaimana pak setuju?”

KERJA
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti pak
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul
kasur dan bantal. Nah, coba pak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali pak
melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidurnya.

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam
berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore.
Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya bapak. Sekarang kita
buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari pak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik
nafas dalam ini?”
“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang
baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat y pak”

SP 3 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:


a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau
diingatkan perawat baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak
dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak :
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar. Kemarin mas bilang penyebab marahnya karena sekeripsinya tidak selesai –
selesai maka bapak coba minta bantuan ke dosen pembimbingan dengan baik,Bu, saya perlu
bantuan ibu supaya sekeripsi saya cepat beres.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba pak praktekkan. Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mas tidak ingin melakukannya, katakan:
‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba pak praktekkan. Bagus
pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal pak dapat
mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan pak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan
bicara yang baik?”
“Coba pak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari mas mau latihan
bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti
dicoba ya pak!”
“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah pak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau di mana pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”

SP 4 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual


a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan
sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa

ORIENTASI
“Selamat pagi bapak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
“Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapaklakukan! Bagus. Baik, yang mana
mau dicoba?
“Nah, kalau pak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”.
“mas bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba pak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk
yang muslim).”

TERMINASI
Bagaimana perasaan pak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan mas. Mau berapa kali pak sholat.
Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
“Coba pak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat pak lakukan bila pak merasa marah”
“Setelah ini coba mas lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu
dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah
mas, setuju pak?”

SP 5 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat


a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah
dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
c. Susun jadual minum obat secara teratur

ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara
yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?.
Coba kita lihat cek kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)


“bapak sudah dapat obat dari dokter?”Berapa macam obat yang pak minum? Warnanya
apa saja? Bagus! Jam berapa mas minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam bapak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus pak
minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas terasa kering, untuk membantu mengatasinya
mas bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini mas lihat dulu label di kotak obat apakah benar
nama pak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada
perwat kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak,
karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar?”
“Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma mana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai