Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas
yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut
adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami
kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses
berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK
stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus
dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi ?
2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi ?
3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
?

1
2

C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam
terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi
aktivitas kelompok persepsi halusinasi
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi Bagi Pembaca
2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti
Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
dengan menambah referensi bagi Akes Rustida
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi


1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa
suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus
nyata. (Budi Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan
seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang disebabkan oleh psikotik,
gangguan fungsional, organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015)
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.
b. Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengenal halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.

c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan


orang lain.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.
3. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin, 20 Februari 2017

3
4

Jam : 09.00 wib


5

Tempat : R. Perkutut V RS. Jiwa Sehat


4. Metode
Diskusi dalam Kelompok
5. Media dan Alat
a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
b. Whiteboard
c. Spidol
d. Formulir/jadwal kegiatan
e. Contoh obat
6. Setting Tempat

P PP FF PP F P

L
L
O

CL CL

P F P F
P P F P P

OP

Keterangan Gambar
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
6

7. Pembagian Tugas
a. Peran Leader
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Peran Co-Leader
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara

4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar


kelompok
7

8. Peran Pasien
Kriteria Pasien:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi

b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat


berinteraksi dengan orang lain
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)
8

9. Proses Keperawatan

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI I : Mengenal Halusinasi

A. Tujuan
1. Klien mengenal halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada diruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis (white borad)
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah –langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
9

c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) masing masing klien memperkenalkan diri nama, nama
panggilan
b) jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
c) lama kegiatan 45 menit
d) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis
meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara
berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis,
searah jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang
mereka alami dengan menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara
berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis,
seterusnya bergiliran searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah
cerita selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya
sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.

f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasiny, terapis


memberikan pujian.
10

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota
kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami
halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat
TAK berikutnya.
F. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1 Menyebutkan isi halusinasi


2 Menyebutkan waktu halusinasi

3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul

Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0


11

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI I I: Mengontrol Halusinasi: menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan mangatasi
halusinansi .
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi .
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar .
2. Kelompok di tempat yang tenang.
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
3. Stimulasi.
E. Langkah langkah kegiatan
1. Persiapan
a. mempersiapkan alat
b. mempersiapkan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan atusan main:
12

a) Lama kegiatan 45 menit.


b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus meminta
izin .
3. Kerja
a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah
dengan jarum jam menceritakan pa yang dilakukan jika mangalami
halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis
memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk
tangan .
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul .
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan menghardik
halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan
searah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran
f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien bertepuk
tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik
halusinasi
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah
dipelajari jika halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain
13

2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK


F. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektifitas
cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan menghardik
halusinasi
14

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI III: Menyusun jadwal kegiatan

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah –langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
15

2) Terapis menjelaskan aturan peraminan


a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis
c) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan

b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing – masing


sebuah pensil untuk masing –masing klien
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam
mencegah terjadinya halusinasi
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya dipapan tulis
e. Terapis meminta masing –masing klien menyusun jadwal aktivitas
dari bangun pagi sampai dengan tidur malam
f. Terapis membimbing masing – masing klien sampai berhasil
menyusun jadwal
g. Terapis memberikan pujian kepada masinng –masing klien setelah
berhasil menyusun jadwal
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun
jadwal
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal
aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
16

F. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah halusinasi

2. Membuat jadwal kegiatan


harian
17

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI IV: Cara minum obat yang benar

A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis –jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat –obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah –langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan
(TL TAK sebelumnya).
18

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama waktu TAK 60 menit
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang
diberikan kepada masing –masing klien
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai
anjuran
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum
obat, secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang
berada disebelah kiri terapis
d. Terapis mejelaskan akibat jikan tidak minum obat secara teratur
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika
tidak minum obat secara teratur
f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat:
benar obat, benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-
masing obat sesuai contoh obat yang yang ada pada klien.
h. Terapi meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing masing
obat, cara penggunakan , waktu dan efek obat (efek terapi dan efek
samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien
masing-masing. Secara berurutan secara jarum jam, dimulai dari
sebelah kiri terapi.
i. Terapi memberikan pujian dan mengajar klien bertepuk tangan
setiap kali klien menyebutkan dengan benar.
19

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur

2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien


dapat menghubungi perawat yg saat itu bertugas.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya.
2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAk

F. Evalusi dan dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK


dinilai
1 Menyebutkan
pentingnya
minum obat
secara teratur
2 Menyebutkan
akibat jika tidak
minum obat
secara teratur
3 Menyebutkan
jenis obat
4 Menyebutkan
dosis obat
5 Menyebutkan
20

waktu minum
obat
6 Menyebutkan
cara minum
obat yang tepat

7 Menyebutkan
efek terapi obat

8 Menyebutkan
efek samping
21

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI V: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika
mulai mengalami halusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyeman.
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam; terapi mengucapkan salam ke klien
b. Evalusi/validasi;
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini;
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menerapkan 3 cara lainya
c. Kontrak
1) Terpi menjelaskan tujuan TAK
2) Terapi menjelaskan waktu kegiatan
3) Terapi menjelaskan aturan maen
22

3. Kerja
a. Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi.
b. Terapi meminta kepada klien setiasi yang sering dialami sehingga
mengalami halusinasi. Klien secara bergantian bercerita
c. Terapi memperagakan becakap cakap dangan orang lain jika ada
tanda halusinasi muncul
d. Klien meminta memperagakan hal yang sama secara bergantian.

e. Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai


memperagakan
4. Terminasi
a. Evalusi;
1) Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapi memberikan pujian atas kebersihan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap cakap
dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada
klien lain yang mulai mengalami halusinasi
c. Kontrak yang akan datang;
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapi menyapakati tempat dan waktu TAK berikutnya.
23

F. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK


dinilai
1 Menyebutkan
pentingnya
bercakap-
cakap ketika
halusinasi
muncul
2 Menyebutkan
cara bercakap-
cakap
3 Memperagakan
saat mulai
percakapan
BAB III
NASKAH ROLEPLAY

ROLEPLAY TAK HALUSINASI

STIMULASI TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)


Pengorganisasian :
1. Nama klien peserta TAK
a. Pasien 1 (P1) : Dessy
b. Pasien 2 (P2) : Aridayat
c. Pasien 3 (P3) : Nisa
d. Pasien 4 (P4) : Siska
2. Leader (L) : Euis
3. Co Leader (CL) : Eka
4. Fasilitator
a. Fasilitator 1 (F1) : Whulan
b. Fasilitator 2 (F2) : Tanti
c. Fasilitator 3 (F3) : Risa
d. Fasilitator 4 (F4) : Sarah
5. Observer : Handriansyah & Ajeng

Skenario :
“Suatu hari di Ruang Cendrawasih, RSJ X akan dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok
pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan.” (posisi
melingkar, duduk di kursi masing-masing kecuali leader dalam posisi berdiri dan
observer mengamati dari luar)
Leader : “Assalamu’alaikum wr. wb.”
Seluruh peserta : “Wa’alaikum salam wr. wb.”
Leader : “Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Euis Rizki, bisa dipanggil
dengan suster Euis, disini saya akan bertugas sebagai pemimpin pada kegiatan
kita hari ini. Sebelum kita memulai kegiatan kita hari ini, saya ingin
berkenalan terlebih dahulu dengan bapak ibu sekalian. Dimulai dari sebelah
kanan saya terlebih dahulu.”

24
25

Co Leader : “Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Eka Dian bisa dipanggil perawat
Eka. Pada kesempatan kali ini saya bertugas sebagai wakil ketua pada
kegiatan kita hari ini.“
F1 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Whulan Ramadhani bisa dipanggil suster
Whulan. Saya adalah fasilitator dari ibu Dessy. Terima kasih.”
F2 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Tanti Ayu bisa dipanggil Suster Tanti,
saya adalah fasilitator dari bapak aridayat. Terima kasih.”
F3 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Risa Rostiana bisa dipanggil suster Risa.
Saya adalah fasilitator dari ibu Nisa. Terima kasih.”
F4 : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Sarah Nurhaliza bisa dipanggil suster
Sarah, saya adalah fasilitator dari ibu siska. Terima kasih.”
P1 : “Nama saya Dessy Permatasari biasa dipanggil Desy, Hobinya shopping sama
nyanyi, nih coba denger suara saya lalalala, bagus kan? hehehe”
P2 : (Dengan gaya cool dan sedikit ketus) “Perkenalkan nama saya Aridayat panggil
saya Arday. hobi saya membaca.”
P3 : “Nama akyu Nisa Ayu Lestari biasa dipanggil nisa. N-i-s-a, nisa. Hobi akyuu
jalan-jalan. Kapan-kapan kita holiday yah”
P4 : “Saya siska biasa dipanggil siska disini, Saya suka menyanyi sama kaya dessy.
Kadang kita bernyanyi bersama, suara ku juga tak kalah bagus dari dessy.
Mau dengar? la.la.laa.laaaa.”

Leader : Oke, baiklah..semua telah memperkenalkan dirinya masing-masing.


”Bagaimana perasaan bapak/ibu hari inii?”
All :”Alhamdulillah… baik sus..”
Leader :”Bapak/ibu sekalian tujuan kegiatan hari ini yaitu mengenal halusinasi.
Dalam kegiatan ini ada beberapa aturan yang harus kita taati bersama, yaitu jika ada
yang ingin meninggalkan kegiatan harus meminta izin kepada saya selaku leader.
Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit, setiap peserta mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir. Dapat dimengerti bapak/ibu?”
26

All :”Ya..sus”
Co leader : “sebelumnya saya mau bertanya, kapan sih bapak ibu disini sering melihat
hal-hal aneh atau halusinasi? Dan apakah sering terjadi?”
P1: “sering pak, saya sering sekali melihat dia. Waktu nya tidak menentu, suka tiba-
tiba selalu ada di samping saya. Dan setiap hari, saya selalu melihatnya, asli sumpah
ga bohong.”
Co leader : “kalau yang lainnya bagaimana? Siapa yang mau menjawab pertanyaan
saya lagi?”
P2: “saya pak, kalau teman saya itu saat sore hingga malam. Sampai saya tau kira-
kira lebih dari 10x saya bertemu dengan teman saya”
P3 : “kalau saya sih, sering makanya gatau berapa kali karena sering ketemu dengan
dia.”
P4 : “iya, teman saya juga tak menentu datangnya, kadang suka kaget tiba-tiba ada
mengikuti saya kemanapun”.
Co leader : terimakasih atas jawaban dari bapak ibu sekalian, ternyata beda beda yah
ketika bapak ibu sekalian melihat teman nya masing-masing.
Leader :”Nah, dilanjut dulu yah pak bapak/ibu tahu ga halusinasi itu apa?”
P1 :”halusinasi itu apa yah? ehm gtw sus.. hiihiiii,, (halusinasi..halusinasii..)
P3 :”halusinasi itu klo akyuu gaya-gaya gitu di depan kamera (sambil bergaya sendiri
di depan semua )
P4 :”iiihhh.. bukan tau!!!!! halusinasi itu..kalo ada bayangan gitu bukan sus??
P2 : halusinasi itu..ehhmm…. eheemm… eheem… ehmmm…. Ehmmm.. halusinasi
itu… ehmmm
Leader :”bagus, hampir tepat jadi halusinasi itu adalah kalo kita melihat sesuatu tapi
orang lain ga melihatnya seperti itulah halusinasi.” Coba ibu Dessy pernah ga ibu
melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihat?”
P1 :”oh pernah sus, saya pernah liat anak kecil lagi duduk halaman belakang rumah,
terus saya bilang ke dia kenapa duduk disana sendirian. Terus ada teteh saya
dibelakang, dia nanya ‘ibu, nuju nyarios sareng saha?’ terus saya jawab ‘ eta teh, aya
27

budak leutik calik diditu..terus teteh saya bilang ‘aduh eneng da teu aya budak leutik
calik diditu’. Besoknya saya ngelihat lagi sus. Ada anak itu lagi mojok di ruang tamu,
tapi kata suami saya ga ada orang disana. Udah berapa kali saya melihat anak kecil
itu sampai saya berkenalan,ngobrol-ngobrol gituu..tapi ga tahu kenapa, suami saya
langsung membawa saya kesini”
Leader :”Terus gimana perasaan ibu waktu melihat anak kecil itu?”
P1 :”saya suka sama anak kecil itu, sus. Anak itu lucu, saya kan udah lama mau
punya anak lucu kayak anak itu.” Tapi semua orang dirumah saya pada merasa
aneh dan ga suka gitu.
Leader :”oh begitu.. Coba sekarang kita dengarkan cerita dari pak Arday ?”
(Pak Arday terdiam)
F2 : “Pak Arday ayo ceritakan ke kita semua tentang halusinasi bapak”
(Pak Arday geleng-geleng)
F2 : “Tidak apa-apa Pak. Ceritakan saja. Kita semua yang ada disini tidak akan
menceritakan cerita bapak kepada orang lain.”
P2 : “yakin?” (dengan nada ketus)
F2 : “Iya pak, percaya sama kita rahasia bapak terjamin kerahasiannya. Benar kan
ya Bapak Ibu sekalian?”
Semua peserta : “iyaa…Benar”
P2 : “Jadi gini, waktu saya lagi sendirian di kantor, waktu saya lembur, saya
melihat ada seorang teman yang sangat baik, dia mau membantu saya menyelesaikan
pekerjaan saya.”
(menundukkan muka)
Leader : ’’kalo boleh tau seperti apa orangya?’’
P2 : ”orangnya seumuran saya, dia dengan setia membantu pekerjaan saya, disaat
semua orang sudah pada pulang, dia selalu menemani saya, sehingga saya tidak
merasa sendirian.” Tapi,lama kelamaan saya merasa takut sendiri.
Leader : ”kalau boleh tau, apa yang menyebabkan bapak menjadi takut?”
28

P2 : “Dia awalnya setia menemani saya bekerja..tapi lama kelamaan..dia


menuntun saya keluar gedung, dan seolah-olah mengajak saya untuk terjun dari atas
gedung. Sehingga ada satpam yang melihat saya dalam keadaan ketakutan dan
gelisah. Sehingga keluarga saya juga membawa saya kemari.
Leader : ”Kapan biasanya bapak melihat orang tersebut?”
P2 : ”Awalnya pas lagi dikantor sewaktu saya lembur, sus. Saya pusing banyak
banget kerjaan di kantor sampai-sampai istri marah-marah ke saya katanya saya gak
memperhatikan keluarga.” (terlihat gelisah, duduk tertunduk diam). Tapi sampai
sekarang, orang itu terus ngikutin Saya. Tuh dia ada di samping suster Whulan.”
F1 : “Di samping saya? (menoleh ke belakang). Saya tidak melihat ada siapa-siapa di
samping saya. Suster Tanti, apa kamu melihat ada seseorang di samping saya?”
F2 : “Saya juga tidak melihat ada seseorang di sana.”
ALL : “iya, ga ada orang kok... Ga ada tuh...”
P2 : “Tapi saya lihat… itu disana, dia tersenyum padaku,”
Leader : ”Baiklah. Bapak arday tenang ya. Tidak usah takut. Tidak ada yang melihat
seseorang di samping suster Whulan seperti yang Pak arday ceritakan. Sekarang kita
dengarkan cerita dari ibu Nisa. Silakan Bu Nisa.”
P3 : ”Cerita apa, Sus?”
F3 : ”Cerita tentang pengalaman halusinasi ibu, coba cerita bu”
P3 : ”Ooo...yang bisa melihat cowok ganteng banget, sus. Bilangnya sih dia
suami saya. Kalau kemana-mana ngikutin saya terus, sus. Saya sih percaya aja abis
ganteng banget, sus.
Leader :”Cowok itu ngomong sesuatu gak, bu?”
P3 :”Gak, sus. Dia Cuma senyum aja. Saya tanya apa senyum terus.”
Leader :”Kapan biasanya bapak melihat cowok itu?”
P3 :”Setiap pulang kerja suka melihat cowok itu lagi duduk di ruang tamu.
Awalnya saya kaget kirain ada maling eh ternyata cowok itu. Kalau ngada kerjaan di
rumah. Lagi nyantai, sus. Tiba-tiba cowok itu ada disebelah saya.”
Leader :”Bagaimana perasaan ibu saat melihat cowok itu?”
29

P3 :”kaget awalnya, ini cowok darimana. Tapi akhirnya seneng juga ada yang
nemenin.”
Leader :”ya, sekarang giliran ibu siska untuk cerita. Silahkan, bu.”
P4 :”apa? Cerita apa bu kepala?”
Leader :”Apakah ibu sering melihat bayangan-bayangan ?”
P4 :”hmmm…bayangan? Saya ga liat bayangan, Sus. Tapi saya suka melihat ada
seorang cewek seumuran saya,udah kayak sahabat saya sendiri.”
Leader :”oh..emang dimana ibu suka melihat nya?”
P4 :”itu sus… dia berdiri di belakang suster. Sedang senyum melihat kita semua
disini. Hay, sebentar yah aku diajak ngobrol dulu sama suster. Kamu tunggu aja
disana yah. (ngomong sendiri)”
ALL :”(melihat ke arah belakang suster kepala)” mana? Mana? Kok saya ga liat…
(ekspresi pasien masing-masing dan fasilitator menenangkan pasien nya)
P4 : “iihh,, itu ada.. ituuu.. mata kalian dimana sih, kok ga bisa liat sahabat aku yang
cantik itu…”
F4 : “Bu siska tenang yaa.. (menenangkan pasien). Coba ibu jelaskan kembali
seperti apa orang yang ibu lihat?”
P4 : “itu sus, dia temen aku dari sebelum aku masuk kesini, dia pake baju merah,
rambutnya panjang, dan selalu senyum sama aku…”
F4 : “Ibu siska, saya tidak melihat orang atau siapapun seperti yang ibu ceritakan.
Begitupun rekan-rekan yang lainnya.”
Leader : “Oke, baiklah.. semua harap tenang ya.. ”Ternyata pengalaman bapak/ibu
sangat menarik dan dari sana kita dapat mengambil pelajaran. Terima kasih untuk
bapak/ibu yang sudah menceritakan pengalamannya. Tepuk tangan untuk kita
semuanya. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa para peserta mengalami
halusinasi penglihatan, dimana halusinasi itu ada yang melihat anak kecil dan melihat
laki-laki, bahkan ada yang menyuruh melukai diri sendiri. Dan halusinasi terjadi pada
saat klien sedang berada di rumah, kantor, pada saat sendirian. Sebagian besar dari
30

peserta merasa takut, senang, kaget, bingung, dan gelisah. Ya bapak/ibu apakah
sejauh ini ada yang ingin ditanyakan?”
All :”tidaaak..”
Leader :”baiklah, sebelumnya saya ingin bertanya bagaimana perasaan bapak/ibu
setelah mengikuti kegiatan ini? Mangga Bapak Rossi.”
F2 :”Pak arday, bagaimana perasaannya Pak?”
P2 :”ooh,saya? Hmmmm...lega sus.”
F4 :”bu siska, gimana perasaannya?”
P4 :”seneng aja sus.”
F3 :”ya, Bu tya gimana perasaannya?”
P3 :”Saya takut, si cowok itu masih suka ngeliatin.”
F1 :”ibu dessy bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan ini?”
P1 :”Alhamdulillah, suster...legaaaa pisan.”
Co leader: “ sebelumnya, disini saya mau bertanya bagaimana respon bapak ibu
sekalian dalam melihat teman teman kalian? Dan apa ynag bapak ibu lakukan saat
melihatnya?
P1: saya senang sih soalnya saya ditemenin jika saya sendirian. Dan saya tidak
melakukan apapun, paling kaka saya suka bilang “berdoa neng, inget tuhan” tapi kan
mau gimana lagi? Saya tidak bohong, dia selalu ada dimanapun saya berada
P2: saya takut dan bingung, saya takut saya mati karena bayangan teman saya itu,
saya takut di pengaruhi kepada hal buruk.
P3: biasa saja kalo saya
P4: terkadang saya bingung harus bagaimana
Leader : cerita bapak ibu semua menarik yah, nah sebelum dilanjut bapak ibu
sekalian tahu tidak apa keuntungan kita membicarakan cerita bapak ibu dalam
kegiatan kali ini?
P1: saya tidak tahu sus, tapi saya lebih lega saat menceritakan ini kepada kalian. Tapi
janji yah jangan diceritakan kepada orang lain, saya malu.
F1 : iyah bu, tenang saja. Tidak usah khawatir, rahasia ibu aman dikita.
31

P2: saya semakin panik sus


F2: bapak jangan panik dulu yah, nanti kita akan mengatasi nya bersama-sama.
P2 : baik, tapi lama kelamaan saya jadi lega
P3: saya lega sus, menurut saya kegiatan ini membuat kita semakin positif
P4: kegiatannya bagus sus, saya senang mengikutinya. Saya harap saya bisa sembuh.
Semangat.
Leader : nah sekarang saya mau bertanya mengenai obat, bapak ibu sekalian suka
minum obat tidak sesuai jadwal dari perawat yang ada disini?jawab jujur yah
Co leader : iyah coba jujur yah. Disini kita mau mengevaluasi sejauh mana nih
kepatuhan bapak ibu sekalian.
P3: untuk obat saya lupa namanya, tapi saya sering makan obatnya.
P1: kalau saya suka lupa, jadinya seingat saya saja sus kalau mau makan obatnya.
P2: karena saya ingin sembuh, keluarga saya selalu menyuruh saya untuk patuh
memakan obatnya
P4: saya juga seering, saat suster ngasih obatnya, saya langsung makan.
Co leader : wah, sejauh ini bagus yah, coba bu dessy lebih rajin minum obatnya yah.
P1: iya baik
Leader : nah tambahan dari saya, jika bapak ibu sekalian ingin pulang ke rumah, dan
tidak mau ada disini, coba rajin untuk makan obatnya yah. Untuk cara makan obatnya
kan suka dijelasin sama susternya, kalo ada yang kurang paham kan tinggal ditanyain,
ntar suster nya juga menjawab pertanyaan bapak ibu sekalian. Saya minta bapak ibu
rajin yah makan obatnya.
Pasien: iya sus
Leader : saya mau nanya lagi nih, teman-teman bapak ibu sekalian sering mengobrol
dengan kalian? lalu bagaimana mengobrol dengannya, apakah seru dan
menyenangkan saat mengobrol dengannya? Atau malah panik dan takut dengan
keberadaan teman-teman bapak ibu sekalian itu?
P1 : sus, kalau saya sih senang senang saja, tapi kaka dan keluarga saya selalu tidak
suka saat saya mengobrol dengan teman saya, karena itu saya berpikir lagi untuk
32

tidak ingin berkomunikasi lagi dengan teman saya, karena saya tidak mau dijauhin
oleh keluarga saya, saya juga sedih kenapa saya di bawa kesini.
P2: kalau saya semenjak ada disini teman saya itu jarang muncul sus, soalnya
munculnya suka di kantor. Jadi saya agak tenang aja.
P3: Sus, kalo saya seneng punya temen cowo ganteng itu karna saya jadi merasa
ditemenin.
P4: kalua saya sih seneng ngobrol sama temen saya itu, tadi juga temen saya itu ada
di belakang suster kan.
Leader: nah, saya disini mau ngasih tau sama bapak ibu sekalian, untuk tidak terlalu
banyak bercakap-cakap sama teman-teman kalian masing-masing karena teman-
teman ibu bapak semua itu hanya bayangan saja. Gimana sih cara untuk mengurangi
bercakap-cakap dengan mereka? Caranya bapak ibu ketika teman teman bapak ibu itu
mengajak bicara, bapak ibu ingat untuk langsung berbicara kepada teman yang ada
disini saja, atau dengan suster saja. Atau ketika bapak ibu melihat bayangan dari
halusinasi itu langsung melapor kepada suster saja. Bagaimana mengerti?
All: “mengerti sus”
Co Leader : ”ya alhamdulillah kegiatan hari ini sudah selesai, mari kita tepuk tangan
untuk semua. Bapak/ibun sudah tau halusinasi itu apa, jadi seandainya hal itu terjadi
lagi harap bapak/ibu melapor kepada suster yang sedang bertugas. Minggu depan kita
akan mengadakan kegiatan seperti ini lagi namun dengan tema yang berbeda. Apakah
bapak/ibu bersedia mengikuti kegiatan selanjutnya?
All :”baik, sus..”
Leader :”iya jadi minggu depan itu temanya tentang cara mengontrol halusinasi, jam
10.00 di tempat ini. Dan sekian kegiatan hari ini, mohon maaf bila ada kesalahan.
Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu. Assalamu’alaikum Wr.Wb
33

DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta: EGC.
Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta: EGC.
Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarah. 2012. Roleplay tak halusinasi. [Online]. Tersedia :
http://sarah14api.blogspot.com/2012/10/roleplay-tak-halusinasi.html. [2019, Agustus
11]

Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara,


5-14. Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai