OLEH :
Ganiyyahhana 2011313036
Dosen Pembimbing :
Ns. Windy Freska, S.Kep, M.Kep
A. PROSES KEPERAWATAN
Kasus :
Ibu Hana yang berumur 35 tahun tengah dirawat di rumah sakit karna Hypertensi.
Namun, ibu Hana terkena gangguaan persepsi sensori Halusinasi, dimana terlihaat ibu
Hana suka tertawa dan murung sendiri.
1. Kondisi Klien :
Data Objektif :
a. Bicara atau tertawa sendiri
b. Marah-marah tanpa sebab
c. Menyedengkan telinga ke arah tertentu
d. Menutup teling
Data subjektif :
a. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
b. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
c. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
2. Diagnosa Keperawatan :
Ganguan Presepsi Sensori : Halusianasi
3. Tujuan Khusus :
a. Berdiskusi cara mengatasi halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Topik : Mengakaji dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi
b. Metode : Story telling (Bercerita)
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya Yashifa Akhamel
Putri, biasa dipanggil Shifai. Saya perawat yang akan merawat Ibu.
Nama ibu siapa ? Ibu senangnya dipanggil apa?”
Pasien : “Nama saya Ganiyyahhana. Panggil saja Bu HAna”
Perawat : “Baiklah Bu Hana, bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah ada
keluhan yang Ibu rasakan hari ini?”
Pasien : “Saya merasa ada yang ngejar-ngejar saya Sus, saya akan dibunuh.
Saya takut Sus, saya juga sering mendengar suara yang
memanggil-manggil nama saya” (wajah tegang dan tampak
ketakutan)
b. Evaluasi/validasi
Perawat : Begitu ya bu, apa yang ibu lakukan ketika ibu merasa dikejar kejar
tersebut?
Pasien : Tidak ada sus, saya takut.
3. Terminasi
1. Evaluasi respon klien :
Evaluasi subjektif
Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak setelah kita kita bercakap-
cakap?”
Pasien : “Sekarang saya lebih lega dan tenang Sus” (wajah rileks)
Evaluasi objektif
Perawat : “Syukurlah Mbak. Apakah Mbak masih ingat pembicaraan
kita mengenai permasalahan Mbak dan cara
mengatasinya?”
Pasien : “Iya Sus. Saya mengalami halusinasi, sering muncul kalau
saya lagi sendirian. Kalau suaranya muncul, saya bisa
mengatasinya dengan menghardik seperti yang mbak
ajarkan”
Perawat : “Mbak masih ingat caranya?”
Pasien : “Iya Sus. Kalau ada suara itu, saya harus menutup telinga
dan mengatakan “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu
suara palsu” sampai suaranya hilang”
2. Tindak lanjut
Perawat : “Bagus sekali karena Mbak sudah mengerti. Jika hal tersebut
itu muncul lagi, tolong Mbak praktekkan cara yang sudah saya
ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian Mbak. Mbak bisa
melakukannya 2 hingga 3 kali sehari pada pukul 09:00, 14:00
dan jam 20:00 ?”
Pasien : “Baik Sus, akan saya lakukan” (mengangguk)