6.Teori Gender
Konsep gender dan sex memiliki perbedaan, wal;aupun keduanya memiliki arti yang sama
yaitu jenis kelamin akan tetapi antara gender dan sex tetap berbeda, dimana hal tersebut banayak
kekeliruan yang dipahami oleh mayarakat. Diman Gender adalah perbedaan peran, fungsi,
persifatan, kedudukan, tanggung jawab dan hak perilaku, baik perempuan, maupun laki-laki
yang dibentuk, dibuat, dan disosialisasikan oleh norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan
masyarakat setempat (Puspitawati, 2010). Akan tetapi gender dapat berubah sesuai dengan
berjalannya waktu dan kondisi setempat. Selain itu konsep gender berkaitan mengenai tentang
pantas atau tidak pantas suatu tugas atau peran antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan
sex meruakan jenis kelamin biologis yang merupakan pensifatan dua jenis kelamin manusia
yang melekat pada jenis kelamin tertentu yang merupakan seperangkat alat reproduksi
yang secara biologis melekat pada masing-masing jenis kelamin tertentu, untuk selamanya
tidak dapat dipertukarkan karena merupakan ketentuan Tuhan atau kodrat. Prespektif gender
menolak gender sebagai norma statis atau ideal, yang disebut peran jenis. Dan bukanya
mendefinisikan gender sebagai hubungan sisial yang ditandai dengan keridaksetaraan
kekuasaan yang kanan dan mengevaluasi maskulin dan pengabdian masyarakat, sedangkan
ingin mengevaluasi maskulinitas dan femininitas melalui praktik-praktik yang diperebutkan
tetapi mengendalikan individu, organisasi,dan masyarakat. Perbedaan antasira dan di antara
wanita andmen demikian tidak hanya dilihat sebagai konstruksi sosial tetapi juga sebagai
politik yang berarti (Ferree, 2010).
7.Teori Perkembangan
Teori Perkembangan atau Development merupakan teori yang mengamilisi perkembangan
atau perubahan yang ada di institusi keluarga dan masyarakat dengan melihat perubahan pada
individu, keluarga atau masyarakat baik itu perkembangan unilinear yang merupakan
perkembangan satu jalur saja dalam sepanjang waktu ataupun perkembangan multilinear
atau perkembangan dalam berbagai jalur dalam sepanjang waktu. Dimana perkembangan
keluarga dapat dilihat dari perkembangan anak-anaknya,mulai dari baru mnikah, lalu
memiliki bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga menikah dan hidup nersama keluarga barunya
sehingga meninggalkan orang tuanya.
Tahap Pertama Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orang Tua, dan Tugas-Tugas
Perkembangan yang bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga Pemula 1. Membangun perkawinan yang
saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis.
3. Keluarga berencana (keputusan
tentang kedudukan sebagai
orangtua)
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan
diri yang baru saja dibicarakan, dan tergantung kepada komplementaritas atau kecocokkan
bersama dari kebutuhan dan minat pasangan. Sama pentingnya bahwa perbedaan-perbedaan
individu perlu diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan dipandang untuk
memperkaya hubungan perkawinan. Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan
tergantung pada pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani “perbedaan-
perbedaan tersebut” (Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan
masalah adalah berhubungan dengan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling
mendukung, dan mampu berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan
melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan
Lederer, 1969).
Sejauhmana kesuksesan mengembangkan hubungan perkawinan tergantung pada bagaimana
masing-masing pasangan dibedakan atau dipisahkan dari keluarga asal masing-masing (tugas
perkembangan sebelumnya). Orang dewasa harus pisah dengan orangtuanya dalam upaya untuk
membentuk identitas dirinya sendiri dan hubungan intim yang sehat. McGoldrick (1988)
memberikan sebuah deskripsi yang amat bagus tentang proses ini dan masalah-masalah
psikososial selama masa ini.
Banyak pasangan mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual, serikali disebabkan oleh
ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan kekecewaan dan harapan-harapan
yang tidak realistis. Malahan, banyak pasangan yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat
mempengaruhi hubungan seksual secara merugikan. (Goldenberg dan Goldenberg, 1985).
Referensi
Mitha Nurjanah. 2019. Teori Keluarga. Jakarta. Diakses pada tanggal 21 februari.
https://www.researchgate.net/publication/334454369_TEORI_KELUARGA