Anda di halaman 1dari 39

ASKEP

KEGAWATDARURATAN
LUKA BAKAR
Disampaikan Oleh:
Ns. Tiurmaida Simandalahi, M.Kep
POKOK BAHASAN
DEFENISI, ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI

JENIS LUKA BAKAR

DERAJAT LUKA BAKAR

LUAS LUKA BAKAR

RESUSITASI CAIRAN

MANAJEMEN LUKA BAKAR


PENDAHULUAN
• Luka Bakar (Combustio) merupakan
cedera pada jaringan yang disebabkan
oleh kontak dengan panas kering (api),
panas lembab (uap atau cairan panas),
kimiawi dan listrik
• Luka bakar merupakan cedera yang
memiliki morbiditas dan mortalitas yang
tinggi sehingga memerlukan
penatalaksanaan khusus mulai dari fase
awal hingga lanjut.
KEJADIAN LUKA BAKAR

American Burn Association (2016)


RESPON
LUKA BAKAR
INFLAMASI
PATOFISIOLOGI Luka Bakar

↑ Permeabilitas
vaskuler
• Luka bakar mulai terjadi
pada suhu 44° ↓ Volume
Edema
• Berlangsung dalam 24 intravaskuler
jam pertama luka
bakar ↓ Volume darah ↑ Hematokrit
• Syok luka bakar adalah
syok hipovolemik dan
syok seluler ↑ Viskositas

↑ Viskositas

Lewis et al (2013), ENA (2013) Syok Luka Bakar


JENIS LUKA BAKAR
Luka Bakar • Dulu disebut dengan Luka Bakar Mayor
• Luas >10% pada anak
Kompleks • Luas >15% pada dewasa

• Dulu disebut dengan Luka Bakar Minor


Luka Bakar
• Luas <10% pada anak
Non-Kompleks • Luas <15% pada dewasa

Wounds International (2014)


Derajat 1
(Superfisial Parsial)

 Mengenai epidermis
 Kulit kering, hangat & eritema
 Kulit pucat jika di tekan
 Nyeri, & tidak ada bullae
 Dapat sembuh spontan dlm 3 – 7 hr
 Nyeri berkurang dg pendingin
Derajat 2
(Parsial)

 Mengenai epidermis dan


sebagian dermis
 Terdapat Eksudasi cairan
 Ada bullae, reaksi inflamasi
 Edema
 Kulit pucat ketika ditekan
 Merah muda/ merah/putih
dan coklat
 Nyeri menetap, sensitif
terhadap udara
 Penyembuhan: 5 – 35 hari
Derajat 3
(Kedalaman Penuh)

 Mengenai sampai subcutaneous


 Tidak ada bullae, reaksi inflamasi
 Keabuan/ hitam
 Permukaan kering, kasar/ keras
 Tidak nyeri
 Terjadi hipertropik & Kontraktur
KEPARAHAN LUKA BAKAR
(Burn Severity)
Keparahan luka bakar dapat dihitung dengan Burn Index (BI)
𝐁𝐈 = 𝟏 × 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒅𝒆𝒓𝒂𝒋𝒂𝒕 𝒅𝒖𝒂 + 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒅𝒆𝒓𝒂𝒋𝒂𝒕 𝒕𝒊𝒈𝒂
𝟐
Jika BI >10 dianggap PARAH

Prognosis luka bakar dapat dihitung dengan Prognostic Burn


Index (PBI)
𝐏𝐁𝐈 = 𝑩𝑰 + 𝒖𝒔𝒊𝒂
Jika BI >85 dianggap MORTALITAS TINGGI

ATLS (2018); Yoshino et al (2016)


LUAS LUKA BAKAR
1 Rule of Nines (Rumus 9)

3 Metode
Palmar Method
Yang 2
(Metode Telapak Tangan)
digunakan
3 Metode Lund & Browder
1 Rule of Nines (Rumus 9)

 Membagi luas permukaan tubuh dg


presentase kelipatan sembilan
 Genetalia/ Perineum dihitung 1 %

TETAF (2016). Burn Clinical Practice Guidelines. Austin: Texas


EMS Trauma & Acute Care Foundation Trauma Division
Palmar Method
2
(Metode Telapak Tangan)

• Luas telapak pasien = 1 %


luas permukaan tubuh
3 Metode Lund & Browder

• Persentase luas luka bakar


dihitung berdasarkan usia di
bagian anatomi tertentu

• Bagian tersebut:
– Kepala
– Tungkai
TETAF (2016). Burn Clinical Practice Guidelines. Austin: Texas EMS
Trauma & Acute Care Foundation Trauma Division
RESUSITASI CAIRAN
Kategori Perhitungan Target Urine Output
Resusitasi Cairan
Dewasa 2 – 4 mL RL x kg BB x % LLB 0,5 – 1 mL/Kg BB/Jam
Anak-anak 3 – 4 mL RL x kg BB x % LLB 1 – 1,5 mL/Kg BB/Jam

Pediatrik dg BB < 30 kg 3 – 4 mL RL x kg BB x % LLB 1 – 1,5 mL/Kg BB/Jam


Ditambah Dextrose 5 %
(cairan glukosa)

Pemberian Hasil Perhitungan Cairan:


 ½ dari total perhitungan cairan  habis 8 jam pertama
 ½ sisa cairan lagi  habis 16 jam berikutya
 Pemberian 24 jam cairan dihitung sejak waktu kejadian luka bakar, bukan waktu saat tiba di
Yankes.
 Indikator keberhasilan resusitasi cairan adalah Target Urine Output tercapai!
PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

FIRST AID

INITIAL MANAGEMENT

MANAJEMEN LANJUTAN
FIRST AID LUKA BAKAR
Berhenti
Dengan cara Stop berlari

Jatuhkan badan
Dinginkan dg air Drop ke tanah/lantai
Hanya untuk Luka
Bakar minor bersih 20 menit /
parsial
Hydrogels Tutup/lindungi
Cover wajah  jaga
jalan nafas
Selimuti dengan
Dengan cara bahan yg tidak
Roll Berguling ke
tanah/lantai
lengket
INITIAL MANAGEMENT

AIRWAY CIRCULATION EXPOSURE


(Manajemen Jalan (Manajemen Nyeri &
(Manajemen Syok) Hipotermia)
Napas)

BREATHING DISABILITY
(Pemantauan
(Dukungan Ventilasi)
Neurologis)
Airway
• Obstruksi jalan napas terjadi pada 25-
33% pasien luka bakar
• Obstruksi jalan napas tidak hanya
diakibatkan oleh trauma inhalasi,
namun juga edema masif
• Luka bakar yang disertai trauma inhalasi
mengalami angka mortalitas 27,3%
dibandingkan tanpa trauma inhalasi
hanya sebesar 4,5%
• Kerusakan silia pada jalan napas 
sulit mengeluarkan sekret
Airway (Lanjutan)

Edema pada Wajah Edema pada Wajah


setelah 24 jam
Intubasi kemungkinan akan sulit dilakukan akibat edema
pada wajah dan hipolaring
ENA (2013), Lewis et al (2013)
Airway
Manajemen Jalan Napas
• Periksa kepatenan jalan napas 
adanya obstruksi/edema?
• Pertahankan jalan napas tetap terbuka
dengan head tilt – chin lift atau jaw thrust
• Pasang collar neck jika curiga cedera servikal
• Pertimbangkan pemasangan ETT dengan
ukuran yang sesuai
Airway: Manajemen Jalan Napas (Lanjutan)

Dicurigai Trauma Inhalasi dan


Indikasi Intubasi Dini (Early Intubation)
• Terdapat tanda obstruksi jalan napas
• Stridor, otot bantu napas, retraksi
sternum
• Luka bakar luas (>40%)
• Luka bakar pada wajah dan/atau
sekitar mulut
• Sulit menelan
• Penurunan kesadaran

American Burn Life Support (ABLS)


Breathing
• Gangguan pernapasan
diakibatkan oleh aspirasi gas
panas yang memicu inflamasi
pada mukosa
• Keracunan karbon monoksida
terjadi akibat kebakaran pada Afinitas karbon
ruang tertutup monoksida terhadap Hb
240 kali lebih tinggi
diibanding oksigen

Kulit pasien keracunan karbon monoksida


tampak berwarna merah cerry
Breathing (Lanjutan)

Dampak Karbon Monoksida (CO)


Kadar CO dalam Darah Gejala

<20% Tidak ada gejala

20 – 30% Sakit kepala dan mual

30 – 40% Konfusi, takipnea (sesak)

40 – 60% Koma

>60% Meninggal
Breathing
Dukungan Ventilasi
• Periksa kecepatan dan kedalam napas
serta auskultasi bunyi paru bilateral
• Tinggikan kepala tempat tidur 30°
• Untuk mencegah edema pada leher dan
dinding dada
• Berikan oksigen 100% via NRM
• Jangan percaya oksimetri nadi!
• Tidak dapat membedakan antara
oksihemoglobin & karboksihemoglobin
• Pertimbangkan ventilasi mekanik
Circulation
• Kehilangan cairan terjadi akibat peningkatan
permeabilitas vaskuler
• Keterlambatan resusitasi cairan >2 jam 
MORTALITAS meningkat
• Edema terjadi pada 4-6 jam pertama dan
terus berlangsung hingga >18-24 jam
• Resusitasi cairan diperlukan pada
LLB ≥15 (dewasa) dan ≥10 (anak)
Circulation
Manajemen Syok
• Pasang akses intravena dua jalur
• Dipasang pada area yang tidak luka
• Diutamakan vena pada tangan dan lengan. Risiko flebitis
tinggi pada kaki
• Hitung kebutuhan resusitasi cairan sesuai LLB
• Hitung luas luka bakar derajat 2 dan derajat 3. Derajat 1 tidak dihitung
• Berikan cairan Ringer Laktat
• Berikan separuh kebutuhan cairan pada 8 jam pertama dan sisanya
dalam 16 jam berikutnya
• Waktu pemberian dihitung sejak kejadian luka bakar,
bukan saat masuk RS
• Pasang kateter urine untuk mengukur output urine
Circulation: Manajemen Syok (Lanjutan)

Perhitungan Resusitasi Cairan


Kategori Usia dan Berat Badan Resusitasi Cairan Target Urine
Output
Api Dewasa 2 mL RL x kg x %LLB 0,5 mL/kg/jam
Anak (≥14 tahun)
Anak (<14 tahun) 3 mL RL x kg x %LLB 1 mL/kg/jam

Bayi atau anak 3 mL RL x kg x %LLB 1 mL/kg/jam


≤30 kg
Ditambah cairan glukosa
(dekstrosa)
Listrik Seluruh usia 4 mL RL x kg x %LLB 1-1,5 mL/kg/jam

Hasil perhitungan hanya acuan untuk memulai resusitasi cairan, BUKAN TARGET.
Selanjutnya, resusitasi cairan harus disesuaikan dengan urine output

ATLS (2018)
Disability
Pemantauan Neurologis
• Periksa respons pasien dengan
AVPU
• Alert
A
V • Verbal
P • Pain
U • Unresponsive

• Monitor tingkat kesadaran dengan


GCS dan respons pupil
• Penurunan kesadaran dapat
diakibatkan oleh hipoksemia,
hiperkarbia, hipovolemia
Exposure
Manajemen Nyeri dan Hipotermia
• Tutupi luka dengan Cling Film
• Meminimalkan nyeri, mencegah kontaminasi , mencegah
kehilangan cairan, memungkinkan monitor luka
• Selimuti untuk mencegah kehilangan panas tubuh
• Tinggikan area luka bakar melebihi jantung
• Untuk menurunkan edema dengan meningkatkan alir balik vena
• Berikan suhu cairan infus mendekati suhu tubuh
Exposure: Manajemen Nyeri dan Hipotermia
(Lanjutan)
Penggunaan analgesik pada pasien luka bakar

Atasi hipoksia dan syok sebelum pemberian


analgesik!
INITIAL MANAGEMENT
Bila ditemukan beberapa tanda seperti: oedema
wajah/laring/hipolaring, sekret/sputum, distress pernafasan/dypsnoea,
AIRWAY stridor, wheeze, suara serak, penurunan kesadaran  Trauma
Inhalasi  Pertimbangkan Early Intubasi

 Berikan Oksigen 100 %  NRM / ventilasi mekanik


BREATHING  Pasang Oksimetri  SaO2: > 95%
 Lakukan ABGs

 Pasang IV Line 2 jalur


 Resusitasi cairan : kasus LB > 20% dewasa dan > 10% pediatrik.
CIRCULATION Diberikan dalam 24 jam, dihitung sejak kejadian LB  Ringer Lactat
 Pasang kateter urine  cek urine output
 Pediatrik dg BB < 30 kg  pantau GDS
 Lakukan pemeriksaan GDS
Disability  Cek respon & kesadaran: AVPU/GCS
 Respon pupil
 Bersihkan Luka
 Tutup luka  cegah: evaporasi berlebihan, terkontaminasi, nyeri.
 Kolaborasi pemberian Obat Analgesik
Eksposure  Cegah hipotermia  Selimuti pasien
 Tinggikan anggota tubuh yg terbakar  mengurangi oedema
berlebihan
 Beri ruang antar lipatan area yg terbakar  cegah perlengkatan kulit.
MANAJEMEN LANJUTAN
Cegah Kompartemen Syndrome
• lepaskan pakaian & benda yang menempel/melingkar:
protesa, cincin, kalung, gelang

Cegah tetanus
• Kolaborasi pemberian Anti Tetanus

Cegah Aspirasi/Muntah & Intake Makanan


• Pasang Nasogastric tube
Transfer Pasien
Kriteria pasien ditransfer ke Unit Luka
Bakar:
• LLB derajat dua ≥10%
• Luka bakar pada wajah, tangan, kaki,
genitalia, perineum
• Luka bakar derajat tiga
• Luka bakar listrik, termasuk kilta
• Luka bakar kimiawi
• Luka bakar pada pasien penyakit
kronis (seperti diabetes, gagal ginjal)
• Pasien anak

Sumber: American Burn Associatio

Anda mungkin juga menyukai