Anda di halaman 1dari 43

ASKEP PADA KLIEN DENGAN

LUKA BAKAR

ADIYATI MARDIYAH
PENDAHULUAN
• Di AS salah satu penyebab utama
kematian dan kecacatan
• ruang prwt khusus Luka bakar
• Kelompok terbesar adalah anak – anak
< 6 th
• 50 – 60 % meninggal karena cidera
Inhalasi
DEFENISI
• Luka bakar adalah kerusakan secara
langsung maupun yang tidak langsung
pada jaringan kulit yang tidak menutup
kemungkinan sampai ke organ dalam,
yang disebabkan kontak langsung
dengan sumber panas yaitu api, air atau
uap panas, bahan kimia, radiasi, arus
listrik, dan suhu sangat dingin (Hariyanto
& Sulistiyawati, 2015).
Penanganan Luka
Bakar Baik

Luas
Etiologi
Derajat
Etiologi
• luka bakar dapat disebabkan oleh perpindahan
energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik, diantaranya:
1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)
 Gas
 Cairan
 Bahan padat (solid)
2. Luka bakar bahan kimia (chemical burn)
3. Luka bakar sengatan listrik (electrical burn)
4. Luka bakar radiasi.
FASE LUKA BAKAR
Fase Akut
 Disebut sebagai fase awal atau fase syok.
 mengalami ancaman gangguan airway (jalan napas), breathing
(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi).
 Gangguan jalan napas tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi
obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam pasca trauma.
 Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada
fase akut.
 Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
Fase Sub Akut
 Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang
terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat
kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
 Proses Inflamasi dan Infeksi
 Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada
luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau
pada struktur atau organ – organ fungsional
Fase Lanjut
• Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya
maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ – organ fungsional. Problem
yang muncul pada fase ini adalah penyulit
berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
• Luka bakar berdasarkan
penyebabnya
• Luka bakar berdasarkan
kedalamannya
• Berdasarkan tingkat keseriusan
Luka bakar berdasarkan penyebabnya

• Luka bakar karena api.


• Luka bakar karena air panas.
• Luka bakar karena bahan kimia.
• Luka bakar karena listrik.
• Luka bakar karena radiasi.
• Luka bakar karena suhu rendah (frost
bite).
BERDASARKAN
KEDALAMANNYA
• Derajat I (Superficial Skin Burn)
Kerusakan hanya pada epidermis (bagian
atas dr kulit)

- Warna merah muda


- rasa nyeri yang hebat
- Sembuh spontan
- tidak diperhitungkan luas luka bakar
• Derajat II (Partial thickness skin Burn)
Kerusakan sampai pada sebagian Dermis
a. Dangkal : kerusakan jaringan lapisan dermis yg
dangkal
Tanda : bulla (lepuh) penumpukan cairan interstisial
Penyembuhan : 2 mggu tanpa jaringan parut (bila tidak
infeksi)
b. Dalam : kerusakan jaringan lapisan dermis yg dalam
Tanda : bulla pucat dan agak kering
Penyembuhan : penyembuhan agak lama (jaringan parut)
• Derajat III (full thickness skin burn)
Kerusakan mengenai seluruh ketebalan
kulit, jaringan sampai dengan otot,
pembuluh darah dan syaraf sampai
dengan jaringan tulang.
 terdapat jaringan nekrosis
 Kulit kering
 Kehitaman
 Tidak ada bula
 Sembuh dalam waktu lama
Berdasarkan tingkat keseriusan

Luka bakar mayor


• Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang
dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak
• Luka bakar full thickness lebih dari 20%
• Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga,
kaki, dan perineum
• Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri
tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka
• Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
Luka bakar moderat
• Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20%
pada anak
• Luka bakar full thickness kurang dari 10%
• Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki,
dan perineum.
Luka bakar minor
• Luka bakar dengan luas kurang 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10% pada anak-anak
• Luka bakar full thickness kurang dari 2%
• Tidak terdapat luka di daerah wajah, tangan, dan kaki
• Luka tidak sirkumfer
• Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
• Untuk menentukan luas luka bakar dapat
digunakan rumus sembilan (rule of nine) :
 kepala dan leher 9%
 lengan dan tangan 18%
 badan belakang 18%
 badan depan 18%
 Tungkai (Masing2 18%) 36%
 genetalia total 1% / 100%
• Prinsip Perawatan luka bakar meliputi :
- Keseimbangan Cairan & Elektrolit
- Suport sistem Pernafasan
- Metabolisme
- Fungsi sistem pencernaan
- Sepsis
- Penerimaan Psikologis
- Penutupan Luka dan Rehabilitasi
Lakukan resusitasi dengan memperhatikan jalan napas,
pernafasan dan sirkulasi, yaitu:
• Periksa jalan napas.
• Bila dijumpai obstruksi jalan nafas, buka jalan napas dengan
pembersihan jalan napas (suction, dsb), bila perlu lakukan
trakeostomi atau intubasi.
• Berikan oksigen
• Pasang iv line untuk resusitasi cairan, berikan cairan RL untuk
mengatasi syok.
• Pasang kateter buli-buli untuk pemantauan diuresis.
• Pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada
ileus paralitik.
• Pasang pemantau tekanan vena sentral (central venus
pressure/CVP) untuk pemantauan sirkulasi darah, pada luka bakar
ekstensif (>40%)
– Berikan analgetik, analgetik yang efektif adalah morfin atau
petidin, diberikan secara intravena. Hati-hati dengan pemberian
intramuscular karena dengan sirkulasi yang terganggu akan
terjadi penimbunan di dalam otot.
– Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil. Pencucian luka
dilakukan dengan melakukan defridemant dan memandikan
pasien dengan menggunakan cairan steril dalam bak khusus
yang mengandung larutan antiseptik.
– Berikan antibiotik topikal pasca pencucian luka dengan tujuan
untuk mencegah dan mengatasi infeksi yang terjadi pada luka.
Bentuk krim lebih bermanfaat daripada bentuk salep atau
ointment.
– Balut luka menggunakan kassa gulung kering dan steril.
– Berikan serum anti-tetanus/toksoid yaitu ATS 3.000 unit pada
orang dewasa dan separuhnya pada anak-anak.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERBERAT
KEADAAN LUKA BAKAR

• Usia pasien
• Riwayat penyakit jantung, Paru dan hepar
• Adanya injuri pada bagian yang lain pada
saat mengalami luka bakar,misalnya;
fraktur, luka organ dalam
• Luas luka bakar
• Bagian tubuh yang dipengaruhi
Penanganan Luka Bakar
Pre-Hospital
1. Hilangkan Penyebab
• Padamkan Api
Bila pakaian ikut terbakar (korban mengguling tubuh ke lantai/
drop and roll) api dipadamkan dengan selimut atau yg lainnya.
• Padamkan Listrik
• Pindahkan/Jauhkan dari Lokasi

2. Cegah Kerusakan lbh dalam


• Mendinginkan luka pada lokasi luka bakar dan baju yang
menempel pada lokasi luka bakar dibasahi air yang
dingin/sejuk, fungsinya menghambat proses perjalanan
luka. Lokasi luka bakar tidak boleh dikompres dengan air
es karena akan memperberat kerusakan jaringan dan
menimbulkan hipotermi
• Siram dengan air
• Melepaskan pakaian/baju, perhiasan untuk penilaian dan
mencegah kontriksi
• Apabila luka bakar diakibatkan oleh bahan kimia lakukan
irigasi/segera bilas dengan air
• Luka bakar listrik
Apabila korban ditemukan masih dalam
keadaan terkena arus listrik maka :
matikan listrik dari sumbernya, dan apabila
tidak mungkin maka coba lepaskan korban
dengan perantaraan kayu kering, baju
kering atau bahan non konduksi listrik.
Pada korban luka bakar karena sengatan
listrik , maka akan menimbulkan bahaya
gangguan irama jantung betapapun kecil
arus listrik, karena itu monitor irama
jantung dengan EKG.
• Luka bakar bahan kimia
Apabila ditemukan korban luka bakar karena zat
kimia yang masih dalam keadaan terkena zat
kimia, maka pertama kali harus menggunakan
alat pelindung. Apabila za kimia bersifat cair
maka langsng semprot dengan air mengalir.
Apabila bersifat bubuk, maka dibersihkan dulu
baru dibersihkan dengan air.
Lebih baik agak lama memberi pertolongan di TKP
dengan usaha membersihkan zat kimia.jangan
membawa ke RS jika masih ad zat kimia yg
menempel karena akan memperparah kondisi
luka bakar
Periode awal pasca luka bakar
a. Airway (saluran pernafasan), berikan
posisi agar jalan nafas bebas
b. Breathing (pernafasan) berikan oksigen,
pemberian dapat dengan cara nasal
kanul masker oksigen. Bila terjadi edema
saluran nafas dilakukan pemasangan
endotrakhea dan berikan ventilasi
manual.
c. Sirkulasi (denyut nadi,TD)
d. Pencegahan syok : pemberian infus
cairan elektrolit
Kebutuhan Cairan = 2-4ml x BB (kg) x
luas Luka bakar (%)
8 Jam pertama ½ dosis
16 Jam berikut ½ dosis

- Bila luka bakar >50% dihitung 50%


• RUMUS KONSENSUN
Contoh :
Pasien dengan BB 60 kg dengan luas luka
40%
• Rumus konsensun 2-4mlxkgx%luas luka
bakar
• Cara hitung : 2x60x40% = 4800ml/24jam
• Rencana pemberian infus : 8 jam pertama
adalah 2400ml atau 300ml/jam. 16 jam
berikutnya adalah 2400 ml atau 150ml/jam
Pengkajian
Riwayat Pasien

Waktu dan Penyebab Keadaan


tempat sekitar
Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Penyebab luka bakar
2. Lama kontak
3. Adanya asap yg terhisap (mempengaruhi jalan nafas)
4. Lokasi (daerah yg tertutup,kemungkinan keracunan
CO2)
5. Keadaan lain sebagai penyakit (trauma, fraktur)
6. Usia pasien
B. Data Obyektif
1.Luas luka bakar
2.Lokasi dari luka bakar
3.Kedalaman
4.Kotoran
5.Keadaan daerah yg terbakar
6.Tanda-tanda vital
Pengkajian pada luka bakar yg
berat
1. Status pernafasan
2. tanda-tanda hypovolemik shock
3. kemampuan sirkulasi pada sekitar luka
bakar
4. Output urine tiap jam
5. berat badan
6. lab
Airway
Kepatenan jalan nafas

Waspada !!!
- Luka Bakar pada wajah
- Terbakarnya (Bulu hidung atau alis)
- Karbon/kehitaman sekitar mulut, hidung
- Dahak hitam
- Terbakar diruang tertutup
- Ledakan di wajah, leher dan dada
Breathing
Perhatian tertuju pada luka
• Gg. Pergerakan dada
• RR > 30x/mnt
• Tanda gagal nafas
Pengkajian Sistem
• Cairan dan elektrolit
- Penguapan meningkat
- Tanda hipovolumik
- Peningkatan permeabilitas (odem)
- Perubahan elektrolit
- Eritrosit turun
• Sistem Pencernaan
- Stres Ulser
- Haus

• Sist. Metabolik
- Hipoperfusi renal
- Nekrosis tubuler
• Sistem Persyarafan
- Kejang
- Koma
- Ecefalopati
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan Jalan nafas tidak efektif
• Kerusakan pertukaran gas
• Pola nafas tidak efektif
• Kekurangan volume cairan
• Nyeri akut
• Kerusakan integritas kulit/jaringan
• Resiko infeksi
• Kerusakan mobilitas fisik
Bersihan jalan nafas tidak efektif
INTERVENSI
• Awasi riwayat cedera
• Kaji refleks menelan dan perhatikan ketidakmampan
menelan, serak, batuk, mengi
• Awasi frekuensi irama kedalaman pernafasan (adanya
pucat, sianosis)
• Auskultasi paru, perhtikan mengi
• Perhatikan adanya pucat pada kulit yang cidera
• Lakukan suction bila perlu
• Beri motivasi untuk latihan nafas dalam
Kerusakan pertukaran gas
• Kaji frekuensi kedalaman pernafasan
• Tinggikan kepala tempat tidur
• Kaji dan awasi secara rutin kulit dan warna
mambran mukosa
• Auskultasi bunyi nafas
• Palpasi fremitus
• Awasi tingkat kesadaran
• Kolaborasi pemberian oksigen
Kekurangan volume cairan
• Observasi tanda-tanda vital
• Obsrvasi haluaran urin
• Perkiraan drainase luka bakar dan
kehilangan yang tak tampak
• Timbang berat badan tiap hari
• Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar
tiap hari sesuai indikasi
• Kolaborasi penggantian cairan intravena

Anda mungkin juga menyukai