Anda di halaman 1dari 7

BIOGRAFI

Edward Jenner

Disusun oleh:
Miranda S
1816440008
ICP of Science Education

i
DAFTAR ISI
Riwayat Pendidikan .................................................................................................................................... 1

Penemuan dan Penelitian ........................................................................................................................... 2

Akhir Hidup ................................................................................................................................................ 3

BIBLIOGRAPHY ....................................................................................................................................... 5

ii
Awal Hidup
Edward Jenner (lahir di Berkeley, Gloucestershire, 17
Mei 1749 – meninggal di Berkeley, Gloucestershire, 26
Januari 1823 pada umur 73 tahun) sudah belajar ilmu bedah
dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di
Sudbary, dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke
London dan megang kepada seorang ahli bedah terkenal bernama
John Hanter. Edward Jenner adalah anak kedelapan dari sembilan
bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendeta Stephen Jenner.
Jenner menikahi Catherine Kingscote (meninggal 1815 akiobat TBC) pada
bulan Maret 1788.
Figure 1 Edward Jenner
Suatu hari pada tahun 1796, seorang gadis pemerah
susu bernama Sarah Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya.
Jenner lalu mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi
tersebut (cacar sapi atu cowpox) dengan pisau tajam dan memidahkannya ke lengan James Phipps,
seorang anak tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Akibatnya, Phipps terkena cowpox,
tetapi segera sembuh.

Jenner lantas mengoleskan materi dari luka cacar smallpox (variola), penyakit mematikan
yang mewabah saat itu, ke luka yang dia buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan Jeenner,
Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari Phipps telah melindungi Phipps.

Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak 23 kasus yang
sama, termasuk kepada anak lelakinya yang berumur 11 bulan. Semua detail penelitiannya dia
kumpulkan dalam buku An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan
keberhasilan Jenner ini, ilmu ilmunologi pun lahir (Wikipedia, 2018).

Riwayat Pendidikan
Edward Jenner adalah anak kedelapan dari Sembilan bersaudara. Ayahnya, Pendeta
Stephen Jenner adalah vicar dari Barkeley, yang membuat Jenner menerima pendidikan dasar yang
kuat. Edward Jenner sekolah di Wotton-under-Edge dan Cirencester. Pada usia 14 tahun ia magang
selama tujuh tahun di Mr Daniel Ludlow, seorang ahli bedah dari Chipping Sodbury, South
Gloucestershire, di sana ia mendapatkan pengalaman untuk menjadi seorang ahli bedah.

1
Pada tahun 1770, Edward Jenner magang di Rumah Sakit St George. Tahun 1773 Ia kembali ke
desa asalnya dan menjadi dokter keluarga yang sukses di Berkeley.

Bersama dengan rekan-rekannya, Jenner membentuk Fleece Medical Society atau


Gloucestershire Medical Society. Jenner menyumbangkan makalah pada angina pectori,
ophthalmia, dan penyakit katup jantung dan mengomentari cacar sapi. Jenner juga dikenal atas
penelitiannya tentang kabar burung cuckoo. Jenner juga dikreditkan dengan pemahaman maju
angina pectoris. Dalam korespondensi dengan Heberden, ia menulis, "Berapa banyak hati harus
menderita dari arteri koroner tidak mampu menjalankan fungsi mereka” (Fathurrohman, 2014).

Penemuan dan Penelitian


Pada 1765, Dr John Fewster menerbitkan makalah di London Medical Society yang
berjudul "Cacar sapi dan kemampuannya untuk mencegah cacar", namun ia tidak melakukan
penelitian lebih lanjut. Pada tahun 1770, setidaknya lima peneliti di Inggris dan Jerman (Sevel,
Jensen, Jesty 1774, Rendell, Plett 1791) berhasil menguji vaksin cacar sapi pada manusia terhadap
cacar. Sebagai contoh, seorang petani dari kabupaten Dorset, Benjamin Jesty berhasil
memvaksinasi dan menginduksi kekebalan dengan cacar sapi kepada istri dan kedua anaknya
selama epidemi cacar pada tahun 1774. 20 tahun kemudian Jenner memahami prosedur tersebut.
Jenner mungkin telah menyadari prosedur Jesty dan keberhasilan (Rama, 2016).

Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu
vacca. Pada 1789, dia mengirim artikel ilmiah tentang hasil studi yang dilakukannya kepada
majalah The Royal Society yang terkenal dan bergengsi. Dia menjelaskan bahwa upaya vaksinasi
yang telah dilakukannya berhasil memberikan perlindungan dari serangan penyakit cacar
(Wikipedia, 2018).

Jenner melanjutkan pengamatan dan


eksperimennya di Maret 1798, ketika cacar sapi pecah
lagi. Dalam Kasus XVIII dan XIX, ia menjelaskan
menginokulasi dua lima tahun anak laki-laki tua pada hari
yang sama: John Baker, dengan bahan dari pustula di
tangan seorang hamba yang telah tertular penyakit ini dari
tumit seorang kuda yang terinfeksi; dan William
Figure 2 Inokulasi Vaksin Cacar
Summers, dengan materi diambil dari puting sapi yang
2
terinfeksi. Dalam bukunya akun Kasus XX hingga XXIII, Jenner menunjukkan bahwa vaksinasi
dapat 'mengambil' dengan materi yang ditransfer dari satu anak ke anak lain setelah transfer serial
melalui empat generasi (Murabia, 2018).

Sayangnya, metode penelitian ekperimental yang dilakkukan Jenner dipandang tidak


lazim dan tidak memenuhi criteria ilmiah yang dianut pada masa itu. Pihak redaksi tidak saja
menolak untuk menerbitkan artikel ilmiah tersebut, tetapi juga mengkritik keras dan mencemooh
upaya tanpa pamrih yang dilakukan Jenner.

Penolakan itu tidak saja menunda upaya


pengendalian penyakit cacar yang dianantikan oleh banyak
orang, tetapi yang lebih mengenaskan, telah mebiarkan lagi
banyak korban yang tak berdosa terbunuh. Peristiwa ini
tercatat unutuk sekian kalinya dalam sejarah tentang
arogansi ilmiah yang membekap manusia dalam
kejumudan (Wikipedia, 2018).

Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu


Figure 3 Vaksinisasi
membuka tabir misteri pengendalian penyakit cacar. Para
ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka
terkesan telah menghambat sosialisasi penemuan yang terbukti berkontribusi besar terhadap
peningkatan derajat kesejahteraan manusia. Namun, Jener tidak menyerah.

Akhir Hidup
Jenner ditemukan dalam keadaan ayan pada tanggal 25 Januari 1823, dengan bagian sisi
kanannya lumpuh. Dia tidak pernah sepenuhnya pulih dan akhirnya meninggal karena stroke kedua
pada tanggal 26 Januari 1823 saat berusia 73 tahun. Dia meninggalkan satu putra dan satu putri,
anak tertuanya telah meninggal karena tuberkulosis pada usia 21 (Fathurrohman, 2014).

Sebagai seoran penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras,
semangatnya yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan
terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad berselang.

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi
berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan

3
mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa
penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan
manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926),
tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935) (Firmansyah, 2017).

Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio
suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964),
mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit.
Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia
pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak
sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil (Wikipedia, 2018).

4
BIBLIOGRAPHY

Fathurrohman, M. N. (2014, April 28). Retrieved from


https://blogpenemu.blogspot.com/2014/04/edward-jenner-mengembangkan-penelitian-
Vaksin-Cacar.html
Firmansyah, A. (2017). 108 Ilmuwan dan Penemu Dunis. Yogyakarta: GARASI.
Murabia, A. (2018). Edward Jenner’s 1798 report of challenge experiments. The Royal Society of
Medicine, 256.
Rama. (2016, April 11). Retrieved from
https://kumpulanpenemudunia.blogspot.com/2016/04/edward-jenner-pelopor-vaksin-
cacar.html
Wikipedia. (2018, November 23). Wikipedia. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Edward_Jenner

Anda mungkin juga menyukai