Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PAYUDARA POST OP MASTEKTOMI

OLEH:
YUNIKA ARUM INDRAYNTI
2019204106101085

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB I
KONSEP TEORI

1.1 Definisi
1.1.1 Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling
banyak menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan
sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor
(kanker) (Wijaya & Putri, 2013).
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan abnormal sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang
tumbuh infiltratif dan dekstrutif, serta dapat bermetastasis. Ditinjau
dari biomolekuler, kanker payudara merupakan penyakit akibat
mutasi gen yang dipicu oleh multifaktor seperti faktor diet, faktor
lingkungan, dan faktor keturunan yang dikenal sebagai faktor risiko
(Sari, 2018).
1.1.2 Etiologi dan factor resiko
Penyebab kanker payudara tidak diketahui. Banyak permpuan
yang cemas mengenai resiko mereka terhadap kanker payudara, dan
banyak yang cenderung melebih-lebihkan resiko mereka. Adapun
beberapa factor resiko yang dapat menjadi pemicu terjadinya kanker
payudara menurut Momenimovahed 2019:

a. Jenis kelamin, Kanker payudara seringkali merupakan penyakit


yang unik bagi wanita dan
keganasan yang jarang pada pria, terhitung kurang dari 1% semua
kasus kanker.Kanker payudara terjadi lebih sering pada usia yang
lebih tua pria dewasa yang memiliki ketidakseimbangan hormon,
terpapar radiasi, dan riwayat keluarga kanker payudara, dan yang
paling banyak. Faktor risiko umum untuk penyakit ini pada pria
adalah mutasi
gen BRCA2
b. Usia, adalah faktor risiko paling penting yang diketahui untuk
kanker payudara.Tingkat kejadian kanker payudara meningkat
secara signifikan seiring bertambahnya usia dan mencapai
puncaknya di usia menopause kemudian secara bertahap menurun
atau tetap konstan. Dalam studi kasus-kontrol, usia lebih dari 50
tahun dikaitkan dengan tingkat kejadian kanker payudara.
Namun, tumor payudara pada wanita yang lebih muda muncul
dalam ukuran lebih besar, stadium lanjut, kelenjar getah bening
positif, danm kelangsungan hidup yang lebih lemah

c. Golongan darah, Hasil studi review menunjukkan bahwa wanita


dengan darah kelompok A dan Rhesus positif memiliki risiko lebih
tinggi untuk berkembang kanker payudara, sementara wanita
dengan golongan darah AB dan Rhesus negatif memiliki risiko
lebih rendah terkena kanker payudara Meskipun hasil ini
dikonfirmasi oleh sebuah penelitian pada tahun 2015,banyak
peneliti tidak menemukan hubungan antara darah
kelompok dan kanker payudara.
d. Factor reproduksi, Korelasi antara faktor reproduksi dan kanker
payudara terkait dengan efek hormon ovarium yang dimulai pada
usia pubertas dan berlanjut selama siklus bulanan, dan hormon-
hormon ini juga dipengaruhi oleh jumlah kehamilan dan akhirnya
mengalami penurunan menopause
e. Menarche, Temuan studi kasus-kontrol menunjukkan bahwa lebih
muda usia selama menarche meningkatkan risiko kanker payudara
dua kali (OR, 2.83; 95% CI, 1.02-7.86). Hasil ini memiliki telah
dikonfirmasi oleh banyak penelitian lain. Hasil sebuah studi kohort
populasi besar dari 11.889 wanita di Cina menunjukkan bahwa usia
yang lebih muda selama menarche berhubungan dengan
peningkatan risiko kanker payudara (95% CI, 1,1-3,4) .Namun,
dalam penelitian lain, usia yang lebih muda selama menarche
adalah tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker
payudara.47,48 A Studi di Italia menunjukkan tidak ada hubungan
antara kanker payudara dan lamanya siklus menstruasi.
f. Usia menaupose, lebih dari 50 tahun dikaitkan dengan suatu
peningkatan risiko kanker payudara. Hasil kasus–studi kontrol juga
mengkonfirmasi hubungan antara yang lebih tuausia menopause
dan kejadian kanker payudara (OR,2.43; 95% CI, 1.2-4.9).
g. Kehamilan, Kehamilan jangka penuh Di antara wanita parous,
risiko kanker payudara menurun dengan peningkatan paritas.
Dalam studi kasus-kontrol, lebih tua usia selama persalinan
pertama adalah faktor risiko paling penting untuk kanker payudara
dengan risiko relatif lebih dari enam kali (OR, 6,34; 95% CI, 2,04-
27) Sebuah studi menunjukkan bahwa setiap persalinan
mengurangi risiko kanker PR + dan ER + hingga 10% (RR per
kelahiran, 0,89; 95% CI, 0,84-0,94), dan wanita yang lebih tua saat
melahirkan pertama mereka memiliki 27% peningkatan risiko
terkena kanker payudara (RR, 1,27; 95% CI, 1,07-1,50) .Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu penuh kehamilan
dianggap sebagai faktor pelindung hasil sebuah penelitian
menunjukkan bahwa kanker payudara lebih mungkin terjadi terjadi
pada wanita nulipara dibandingkan wanita yang memiliki lebih dari
tiga anak (OR, 1,98; 95% CI, 1,12-3,49). Namun, dalam beberapa
penelitian, multiparitas dikaitkan dengan pengurangan risiko
mengembangkan kanker payudara, 44,47 dan berdasarkan pada
hasil dari a studi kasus-kontrol, memiliki lebih dari lima kehamilan
jangka penuh dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker
payudara.In astudi wanita Afrika-Amerika, paritas tinggi dikaitkan
dengan peningkatan risiko kanker payudara di antara orang yang
lebih muda dari 45 tahun (kejadian rasio tingkat [IRR] untuk
empat atau lebih kelahiran, 2.4; 95% CI, 1.1-5.1) dan menurun
risiko di antara orang yang lebih tua dari 45 tahun (IRR, 0,5; 95%
CI, 0,3-0,9) .Dalam studi kohort prospektif, nulliparitas adalah
terkait dengan tumor besar (> 20 mm; RR, 1,89; 95% CI,0,91–
3,91), level Ki67 tinggi (RR, 1,95; 95% CI, 0,93-4,10), tingkat D1
cyclin tinggi (RR, 2.15; 95% CI, 0.88-5.27), kelasIII (RR, 2.93; 95%
CI, 1.29-6.64), dan tumor HER2-positif (RR, 3.24; 95% CI, 1.02-
10.25) .Selain kehamilan penuh, usia ibu dini mengurangi risiko
kanker payudara hingga 23% .Ada korelasi positif antara usia lebih
dari 26 tahun selama persalinan pertama dan penyakit lobular
(ATAU, 1,35; 95% CI, 1,03-1,78) .56 Usia yang lebih tua pada
jangka waktu penuh pertama kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko berkembang kanker payudara. Dalam studi
kasus-kontrol, istilah penuh pertamakehamilan pada wanita
berusia 20 tahun atau lebih dikaitkan dengan 40% –50%
peningkatan risiko kanker payudara.45 Usia yang lebih tuasaat
melahirkan terakhir juga dikaitkan dengan peningkatan
risikomengembangkan kanker payudara (OR, 2,15; 95% CI, 1,52-
3,08),
1.1.3 Tanda gejala
Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya
massatunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau
terfiksasi pada kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak
memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya
berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting,
edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan
pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma
mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak
merasakan nyeri, dann berat badan menurun menunjukan adanya
metastase (Nurarif, 2015).
1.1.4 Klasifikasi
Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu
kanker payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker
payudara paget’s disease. Uraian lengkapnya sebagai berikut: (Putra,
2015)
a. Kanker payudara non-invasive
Kanker terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara
alveolus
kelenjar yang memproduksi susu, dan puting payudara). Jenis kanker
ini biasanya disebut dengan kanker carsinoma insitu, dimana kanker
payudara belum menyebar ke bagian luar jaringan kantong susu.
b. Kanker payudara invasive
Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak
dan
jaringan di sekitarnya. Pada tahap ini kanker telah menyebar keluar
dari kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan
menyebabkan metastase seperti ke jaringan kelenjar limfe.
c. Paget’s Disease
Kanker bermula tumbuh di saluran susu, kemudian menyebar ke
kulit areola dan puting. Tandanya terlihat kulit pecah-pecah,
memerah, dan
mengeluarkan cairan. Penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik
jika tidak disertai dengan massa.
Klasifikasi kanker payudara menurut stadium dan harapan
hidup:(National Cancer Institute-surveilance, Epidemiology and
Result (SEER).
a. Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam
kelenjar getah bening region, tidak ada metastase ke bagian lain,
dan memeiliki harapan hidup 99% selama 5 tahun kedepan.
b. Stadium I
Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor
dalam kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan
memiliki harapan hidup 92% selama 5 tahun kedepan.
c. Stadium IIA
Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel kanker
ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di
bawah lengan dapat berpindahpindah,tidak mengalami metastase
jauh dan memiliki harapan hidup 82% selama 5 tahun kedepan.
d. Stadium IIB
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-
sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang
terletak di bawah lengan dapat berpindah-pindah dan tidak
mengalami metastase jauh.

e. Stadium IIIA
Tumor tidak ditemukan di payudara, tetapi ditemukan di kelenjar
getah
bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada
metastase jauhdan memiliki harapan hidup 47% selama 5 tahun
kedepan.
f. Stadium IIIB
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan, juga terdapat luka bernanah di payudara atau
didiagnosis sebagai inflammatory breast cancer, menyebar ke
kelenjar getah bening dan memiliki harapan hidup 44% selama 5
tahun kedepan.
g. Stadium IV
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar
atau bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru,
liver, tulang rusuk atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki
harapan hidup 15% selama 5 tahun kedepan.
1.1.5 patofisiologi
1.1.6 Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif,
2015)
a. Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik
b. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
c. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun
sebelum
kanker dapat dipalpasi.
d. Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast
Cancer Susceptibility Gene).
e. USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
f. emeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah
1.1.7 Penatalaksanaan
Penangan pada pasien kanker payudara meliputi:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara.
Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi
menjadi 7 yaitu:
a) Mastektomi radikal luas
Terdiri prosedur di atas di tambah eksisi klenjar limfe mammae
internal Beberapa bagian rusuk harus diangkat untuk mencapai
kelenjar mammae internal. Operasi ini jarang dilakukan
b) Mastektommi radikal (haisted klasik)
Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas
kulit yang
bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis
mayor dan minor diangkat, vena aksila dipotong. Dalam
pembedahan kulit yang tipis ditinggalkan.
c) Mastektomi radikal modifikasi
Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila
diangkat,vena aksila dipotong, otot pektoralis dipertahankan.
d) Mastektomi sederhana (total)
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot
pektoralis tidak. Apabila kanker telah menyebar, aksila diradiasi
atau dilakukan mastektomi radikal.
e) Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)
Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah
fasia, dan kulit di atasnya diangkat biasanya sekitar sepertiga
payudara.
f) Lumpektomi, tilektomi atau eksisi local
Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi
diangkat memepertahankan jaringan dan kulit payudara
lainnya.
g) Mastektomi subkutan
h) Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat melalui
insisi di bawah payudara. Semua kulit payudara, termasuk
puting dan areola serta tonjolan jaringankecil di bawah puting,
dibiarkan ditempatnya. Implan silikon disisipkan, baik pada
saat pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya.
b. Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudaar menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya
diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau mastektomi (Putra,
2015).
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker dalam
bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel
kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan
kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi (Putra, 2015).
d. Terapi Hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem
kerjannya memblok kemampuan estrogen dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara (Putra, 2015).
e. Lintas metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorbsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolism tulang, menunjukan
evektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang. Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka panjang
dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan
turunnya fungsi ginjal (Nurarif, 2015).

Anda mungkin juga menyukai