Kelompok A / kelompok 6
Nama Kelompok :
1. Febrilia Islami Putri (20144230A)
2. Zainab (20144235A)
3. Khoirun Nisa Krisanty (20144248A)
4. Rahayu Setyowati (20144275A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap
wanita maupun pria. Kanker ini memiliki tingkat kejadian yang cukup tinggi di negara maju.
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, penyebab
kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara 18 hingga 54 tahun, perempuan
yang berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit kanker payudara berjumlah 25% lebih tinggi
dibandingkan perempuan yang lebih tua.
Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah setiap tahun.
Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian di dunia. Saat ini, kanker payudara
memiliki peringkat 5%-10% dari seluruh jenis kanker. Dilaporkan angka kejadian di seluruh
dunia melompat 2 kali lipat, ini merupakan tingkat kenaikan tertinggi sepanjang 30 tahun
terakhir, WHO (World Healthy Organization) memperkirakan angka kejadian dari tahun 2009
terdapat 11 juta yang terkena kanker dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian
akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan didapatkan 75 juta orang yang hidup
dengan kanker pada tahun 2030 nanti. Ditahun-tahun mendatang problem kesehatan yang
khususnya bagi Negara-negara berkembang adalah kanker payudara, dengan peningkatan
angka kejadian hingga 70%, dan pada tahun 2002 secara global tercatat 10,9 juta kasus kanker
dengan angka kematian 6,7 juta orang.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab utama kanker payudara. Namun
beberapa sumber menyebutkan penyebab tersebut hanya bisa ditandai pada wanita yang
mempunyai faktor-faktor risiko seperti punya riwayat tumor, haid terlalu muda atau
menopause diatas umur 50 tahun, melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun, pola makan
yang tidak sehat dengan komsumsi lemak berlebih, dan kegemukan. Beberapa kasus kanker
payudara yang dapat berujung kematian disebabkan oleh keterlambatan dalam penanganan.
Kebanyakan pasien tidak menyadari tanda-tanda kanker payudara sehingga terlambat dalam
memeriksakan diri. Hal ini menyebabkan penanganannya pun terlambat bahkan saat pasien
sudah memasuki kanker payudara stadium akhir dimana resiko kematian semakin besar. Oleh
karena itu, setiap orang harus mengetahui gejala-gejala dari kanker payudara sehingga
penanganan dapat dilakukan lebih dini.
II. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kanker payudara
2. Untuk mengetahui faktor resiko kanker payudara
3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker payudara
4. Untuk mengetahui klasifikasi kanker payudara
5. Untuk mengetahui diagnosis kanker payudara
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker payudara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammaee) dalam bahasa inggrisnya disebut breast cancer
merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker ini paling umum menyerang wanita, walaupun
laki-laki juga punya potensi terkena akan tetapi kemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1
diantara 1000. Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO)
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
- Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi : Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur
saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Penggunaan hormone : Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel
yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.
4. Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi
lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun.
6. Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar
85% pada umur 70 tahun.
8. Faktor Genetik : Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik
yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah
adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker
payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang
bersifat mensupresi tumor.Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
9. Umur : Pada tahun 2001, dari 447 kasus kanker payudara yang berobat di RS Kanker
Dharmais Jakarta 9,1% diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun.
Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling sering
terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun
juga dapat terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita
di atas 40 tahun. Penelitian Devi Nur Octaviana tahun 2011 yang berjudul “faktor-faktor
risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita di rumah sakit kanker
Dharmais Jakarta” menyatakan bahwa kelompok kasus kanker payudara banyak terdapat
pada rentang usia 40-49 tahun yaitu sebesar 41,7% , kemudian pada rentang usia 50-59
tahun yaitu sebesar 37,5 %. Menurut penelitian rini indrati (2005) kasus kanker yang terjadi
pada rentang usia 20- 29 tahun sebanyak 1,9% , 30-39 tahun sebanyak 21,2% , 40-49 tahun
sebanyak 38,5% , 50-59 tahun sebanyak 32,7% , 60-69 tahun adalah 3,8% dan >70 tahun
adalah 1,9%. Adapun penggolongan kategori umur sebagai berikut :
a. 26 – 35 : dewasa awal
b. 36 – 45 : dewasa akhir
c. 46 – 55 : lansia awal
d. 56 – 65 : lansia akhir (Depkes RI, 2009).
3. PATOLOGI ANATOMI
(NCCN, 2016)
BAB III
PENYELESAIAN KASUS
I. Kasus :
Nama : NY. N, usia 57 tahun, mengalami keluhan berupa benjolan di payudara sebelah kanan dan
kiri sejak tahun lalu, akhir-akhir ini benjolan bertambah di bagian ketiak kanan dan kiri. Hasi
pemeriksaan fisik, sebelumnya besar benjolan tetap keras, tidak nyeri, tidak gatal, tidak ada
hubungan dengan menstruasi.
Hasil pemeriksaan : Hasil pemeriksaan patologi anatomi memberikan kesimpulan suspect tumor
ganas mammae dextra sinistra fibrocystem mammae dextra.
Plan
1. Pembedahan
Lumpectomy dan mastektomi total adalah dua jenis operasi payudara yang digunakan
untuk stadium I dan II kanker payudara. Lumpectomy adalah operasi pembesaran payudara
karena sebagian besar jaringan payudara normal tidak akan diangkat. Mastektomi total
adalah operasi yang menghilangkan seluruh payudara tapi tidak ada otot dada
Biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah operasi yang menemukan dan
menyingkirkan kelenjar getah bening pertama yang menyebabkan kanker payudara
menyebar. nodus axillarylymph menghilangkan lebih banyak kelenjar getah bening aksila
daripada biopsi kelenjar getah bening sentinel
Pemilihan pembedahan diserahkan pada pasien
2. Kemoterapi : inhibitor HER2
Keterangan :
3. Radiasi
4. Terapi endokrin
Non farmakologi :
Kanker payudara disebut breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker
ini paling umum menyerang wanita, Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Pada kasus ini pasien dengan keluhan mengalami benjolan di payudara sebelah kanan dan
kiri sejak tahun lalu, akhir akhir ini benjolan bertambah di bagian ketiak kanan dan kiri. Yang
didiagnosa Ca mammae T2N1M0 (sinistra) stadium II B dengan Diameter tumor 2,34 cm dan
pemeriksaan hormon ER (-) PR (-). Dimana pada stadium 1 dan 2 tata pelaksanaan yang di
rekomendasikan adalah pembedahan karena pada stadium 1 dan 2 perkembangan tumor masih
kecil dan belum menyebar luas dimana kalau didiagnosis pada stadium 3 atau 4 perlu dilakukan
penyusutan tumor terlebih dahulu kemudian dilakukan pembedahan. Pembedahan yang dapat
dilakukan ada beberapa macam yaitu lumpectomy dimana operasi ini adalah pengangkatan pada
jaringan yang tidak normal saja yang normal tidak akan diangkat, mastektomi total dimana operasi
ini dilakukan pengangkatan seluruh payudara tapi tidak ada otot dada. Pertimbangan ini
didiskusikan antara dokter dan pasien dan persetujuan pasien untuk memilih pembedahan, untuk
tahap selanjutnya yaitu kemoterapi dimana kemoterapi ini dibagi menjadi 2 terapi neoadjuvan dan
adjuvan dimana terapi neoadjuvan diberikan sebelum dilakukan pembedahan yang bertujuan untuk
mengurangi ukuran tumor sehingga operasi lebih mudah, untuk terapi neoadjuvan biasanya
digunakan untuk stadium 3 atau 4 yang akan melakukan operasi. Untuk terapi adjuvan adalah
kemoterapi yang digunakan setelah operasi atau pembedahan. Kemoterapi adjuvan ada banyak
pilihan dimana terapi adjuvan ini disesuaikan dengan luas permukaan tubuh dan mempunya durasi
dimana disebut dengan siklus, 1 siklus 3-4 minggu durasi yang kemoterapi 12-24 minggu atau 2-
6 bulan. Pengobatan kemoterapi banyak diketahui mempunyai efek samping yang kuat seperti
mual muntah dan sebagainya untuk mengatasi efek samping kemoterapi diberikan ondansetron
bila efek samping semakin parah diberikan kortikosteroid yaitu dexametason tahap selanjutnya
yaitu terapi radiasi dan terapi endokrin untuk terapi terapi ini mempunyai kriteria kriteria sendiri
untuk mendapatkannya seperti pemeriksaan hormon esterogen progesteron. Untuk pengobatan non
farmakologi yaitu dilakukan perubahan gaya hidup dengan pola hidup yang sehat seperti
mengkonsumsi buah buahan atau makanan yang mengandung antioksidan, menghindari alkohol,
rokok, olahraga secara teratur, menghindari makanan yang berpotensi karsinogenik seperti
pewarna makanan yang tidak baik, dan lain sebagainya
KESIMPULAN
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.
Klasifikasi Patologik
1. Paget’s disease
2. Kanker duktus laktiferus
3. Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis
4. Medullary carcinoma
5. Kanker dari Lobulus
Klasifikasi klinik
Berdasarkan ketentuan American Joint Committee On Cancer (AJCC:1992),
mengklasifikasikan kanker payudara dengan sistem TNM (T=Tumor Size, N=Node,
M=Metastase).
Diagnosa
1. Sadari
2. Mamografi dan USG
3. Patologi anatomi
DAFTAR PUSTAKA
1. NCCN, 2016, Clinical Practice Guideline Breast Cancer Early Stage- Stage 1 and 2,
National Comprehensive Cancer Network, Inc,Donegan,Pratt : Cancer of the Breast
2. Ed.Wise.L & Johnson H.1994 Breast Cancer Controversies Management
3. Greenberg.PA,Hartobagyi GN. The importance of chemotherapy in the primary
management of locally advanced breast cancer : In breast cancer controversies in
management.Ed.Wise LeslieJohnson Houston,1994
4. Price AS dan Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Proses – Proses penyakit. Edisi 6.
Volume 2. Hartanto H, penerjemah. Jakarta : EGC.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta