Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR


“KANKER PAYUDARA”

Kelompok A / kelompok 6
Nama Kelompok :
1. Febrilia Islami Putri (20144230A)
2. Zainab (20144235A)
3. Khoirun Nisa Krisanty (20144248A)
4. Rahayu Setyowati (20144275A)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar belakang

Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap
wanita maupun pria. Kanker ini memiliki tingkat kejadian yang cukup tinggi di negara maju.

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, penyebab
kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara 18 hingga 54 tahun, perempuan
yang berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit kanker payudara berjumlah 25% lebih tinggi
dibandingkan perempuan yang lebih tua.

Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah setiap tahun.
Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian di dunia. Saat ini, kanker payudara
memiliki peringkat 5%-10% dari seluruh jenis kanker. Dilaporkan angka kejadian di seluruh
dunia melompat 2 kali lipat, ini merupakan tingkat kenaikan tertinggi sepanjang 30 tahun
terakhir, WHO (World Healthy Organization) memperkirakan angka kejadian dari tahun 2009
terdapat 11 juta yang terkena kanker dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian
akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan didapatkan 75 juta orang yang hidup
dengan kanker pada tahun 2030 nanti. Ditahun-tahun mendatang problem kesehatan yang
khususnya bagi Negara-negara berkembang adalah kanker payudara, dengan peningkatan
angka kejadian hingga 70%, dan pada tahun 2002 secara global tercatat 10,9 juta kasus kanker
dengan angka kematian 6,7 juta orang.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab utama kanker payudara. Namun
beberapa sumber menyebutkan penyebab tersebut hanya bisa ditandai pada wanita yang
mempunyai faktor-faktor risiko seperti punya riwayat tumor, haid terlalu muda atau
menopause diatas umur 50 tahun, melahirkan anak pertama diatas usia 35 tahun, pola makan
yang tidak sehat dengan komsumsi lemak berlebih, dan kegemukan. Beberapa kasus kanker
payudara yang dapat berujung kematian disebabkan oleh keterlambatan dalam penanganan.
Kebanyakan pasien tidak menyadari tanda-tanda kanker payudara sehingga terlambat dalam
memeriksakan diri. Hal ini menyebabkan penanganannya pun terlambat bahkan saat pasien
sudah memasuki kanker payudara stadium akhir dimana resiko kematian semakin besar. Oleh
karena itu, setiap orang harus mengetahui gejala-gejala dari kanker payudara sehingga
penanganan dapat dilakukan lebih dini.

II. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kanker payudara
2. Untuk mengetahui faktor resiko kanker payudara
3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker payudara
4. Untuk mengetahui klasifikasi kanker payudara
5. Untuk mengetahui diagnosis kanker payudara
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker payudara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammaee) dalam bahasa inggrisnya disebut breast cancer
merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker ini paling umum menyerang wanita, walaupun
laki-laki juga punya potensi terkena akan tetapi kemungkinan sangat kecil dengan perbandingan 1
diantara 1000. Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Organization (WHO)
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

II. Etiologi Kanker Payudara (Ca mammae)

- Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi : Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur
saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Penggunaan hormone : Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel
yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.
4. Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi
lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun.
6. Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar
85% pada umur 70 tahun.
8. Faktor Genetik : Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik
yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah
adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker
payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang
bersifat mensupresi tumor.Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
9. Umur : Pada tahun 2001, dari 447 kasus kanker payudara yang berobat di RS Kanker
Dharmais Jakarta 9,1% diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun.
Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling sering
terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun
juga dapat terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan wanita
di atas 40 tahun. Penelitian Devi Nur Octaviana tahun 2011 yang berjudul “faktor-faktor
risiko kanker payudara pada pasien kanker payudara wanita di rumah sakit kanker
Dharmais Jakarta” menyatakan bahwa kelompok kasus kanker payudara banyak terdapat
pada rentang usia 40-49 tahun yaitu sebesar 41,7% , kemudian pada rentang usia 50-59
tahun yaitu sebesar 37,5 %. Menurut penelitian rini indrati (2005) kasus kanker yang terjadi
pada rentang usia 20- 29 tahun sebanyak 1,9% , 30-39 tahun sebanyak 21,2% , 40-49 tahun
sebanyak 38,5% , 50-59 tahun sebanyak 32,7% , 60-69 tahun adalah 3,8% dan >70 tahun
adalah 1,9%. Adapun penggolongan kategori umur sebagai berikut :
a. 26 – 35 : dewasa awal
b. 36 – 45 : dewasa akhir
c. 46 – 55 : lansia awal
d. 56 – 65 : lansia akhir (Depkes RI, 2009).

III. Patofisiologi Kanker Payudara (Ca mammae)


Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel ini
akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu
7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma
mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Wilson Lorrairee M,
2005) .

IV. Klasifikasi Kanker Payudara (Ca mammae)


Klasifikasi Patologik
1. Paget’s disease : Paget’s disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan
manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu, yang biasanya merah dan menebal.
Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker payudara yang
berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk namun pada paget’s disease
prognosisnya lebih baik. Paget’s disease merupakan suatu kanker intraduktal yang tumbuh
dibagian terminal dari duktus laktiferus. Secara patologik cirri-cirinya adalah: sel-sel
paget(seperti pasir), hipertrofi sel epidermoid, infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis.
2. Kanker duktus laktiferus : Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan
intraductal, sering dengan nekrosis sentral sehingga pada permukaan potongan terlihat
seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo carcinoma hanya pada saluran saja biasanya
akan mengadakan infiltrasi kesekitarnya menjadi infiltrating comedo carcinoma.
3. Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini adalah kanker yang lazim ditemukan
75 % kanker payudara adalah tipe ini. Karena banyak terdiri dari fibrosis umumnya agak
besar dan keras. Kanker ini disebut juga dengan tipe scirrbus yaitu tumor yang
mengadakan infiltrasi ke kulit dan kedasar.
4. Medullary carcinoma : Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae,
biasanya tidak seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista dan mempunyai kapsul.
Tumor ini kurang infiltratif disbanding dengan tipe scirrbus dan mestatasis ke ketiak
sangat lama. Prognosis tumor ini lebih baik dari tipe-tipe tumor yang lain.
5. Kanker dari Lobulus : Kanker lobulus sering timbul sebagai carcinoma in situ dengan
lobulus yang membesar. Secara mikroskopik, kelihatan lobulus atau kumpulan lobulus
yang berisi kelompok sel-sel asinus dengan bebrapa mitosis. Kalau mengadakan infiltrasi
hamper tidak dapat dibedakan dengan tipe scirrbus.
Klasifikasi klinik
Berdasarkan ketentuan American Joint Committee On Cancer (AJCC:1992),
mengklasifikasikan kanker payudara dengan sistem TNM (T=Tumor Size, N=Node,
M=Metastase). Sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu Tumor size yaitu ukuran tumor, Node
yaitu kelenjar getah bening regional dan Metastase atau penyebaran jauh
 T (Tumor size) atau ukuran tumor
 T 0: tidak ditemukan tumor primer.
 T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
 T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.
 T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm.
 T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau
pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau
ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
 N (Node) atau kelenjar getah bening regional (KGB)
 N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla.
 N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan.
 N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan.
 N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum.
 M (Metastase) atau penyebaran jauh
 M x : metastasis jauh belum dapat dinilai.
 M 0 : tidak terdapat metastasis jauh.
 M 1 : terdapat metastasis jauh.
V. DIAGNOSIS
1. SADARI : perikSA payuDAra sendiRI Cara paling mudah untuk melakukan deteksi dini
kanker payudara adalah dengan melakukan SADARI satu minggu setelah menstruasi setiap
bulan. Untuk wanita yang sudah menopause pilih hari yang mudah diingat. Misalnya
dilakukan setiap tanggal 1 atau 30 tiap bulan. Lakukan saat payudara sedang tidak dalam
kondisi terasa keras atau sakit. Ingat, deteksi dini membantu menyelamatkan hidup pasien
kanker payudara.
Langkah-langkah SADARI adalah sebagai berikut:
 Pengamatan pada posisi duduk
• Rabalah permukaan payudara dengan gerakan melingkar
• Amati perubahan kulit, puting dan sekitarnya: • Kulit kemerahan, tertarik ke dalam dan
peningkatan pembuluh darah • Kulit dan puting yang mengkerut
 Tangan diangkat lalu diletakkan di belakang kepala
• Pengamatan ini cukup efektif bila dilakukan saat mandi
• Raba dan amati seluruh bagian ketiak dan daerah leher bagian bawah
 Pengamatan pada posisi tidur
• Dimulai dari payudara normal dan daerah ketiak
• Dilanjutkan dengan payudara yang bermasalah
• Diamati dan dicatat lokasi, ukuran, kelainan yang ditemukan dan juga batas benjolan,
apakah menempel ke kulit atau sudah menyebar ke sekitarnya.
2. MAMMOGRAFI DAN USG

Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X sedangkan USG adalah


pemeriksaan menggunakan gelombang suara. Keuntungan melakukan pemeriksaan tersebut
adalah dapat mendeteksi benjolan yang tak teraba secara lebih akurat. Mammografi dan USG
dianjurkan untuk dilakukan setahun sekali bagi wanita berusia di atas 35 tahun

3. PATOLOGI ANATOMI

Pemeriksaan PA dilakukan di laboratorium dengan memeriksa contoh jaringan tumor yang


diambil melalui biopsi. Tujuan dari pemeriksaan PA ini adalah untuk menentukan apakah jenis sel
kanker ganas atau jinak. Pemeriksaan PA yang paling penting adalah mengetahui status ER
(Estrogen), PR (Progesteron) dan HER2 untuk mendapatkan terapi yang tepat.

VI. MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum Ca mamae adalah :

 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara


 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut
seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
 Ada cairan yang keluar dari puting susu
 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
 Ada rasa sakit
 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
 Ada pembengkakan didaerah lengan
 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange)
 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

VII. PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

(NCCN, 2016)
BAB III
PENYELESAIAN KASUS
I. Kasus :

Nama : NY. N, usia 57 tahun, mengalami keluhan berupa benjolan di payudara sebelah kanan dan
kiri sejak tahun lalu, akhir-akhir ini benjolan bertambah di bagian ketiak kanan dan kiri. Hasi
pemeriksaan fisik, sebelumnya besar benjolan tetap keras, tidak nyeri, tidak gatal, tidak ada
hubungan dengan menstruasi.

Hasil pemeriksaan : Hasil pemeriksaan patologi anatomi memberikan kesimpulan suspect tumor
ganas mammae dextra sinistra fibrocystem mammae dextra.

II. Penyelesaian kasus


 Subyek :
- Nama : NY. N
- Usia : 57 tahun
- Keluhan : mengalami benjolan di payudara sebelah kanan dan kiri sejak tahun lalu, akhir
akhir ini benjolan bertambah di bagian ketiak kanan dan kiri.
 Obyek
- Hasil pemeriksaan patologi anatomi memberikan kesimpulan suspect tumor ganas
mammae dextra sinistra fibrocysten mammae dextra.
Pengembangan kasus :
- TB : 160 cm
- BB : 52 kg
- Diameter tumor : 2,34 cm
- Diagnosis : Ca mammae T2N1M0 (sinistra) stadium II B
- Pemeriksaan : ER (-) PR (-)
 Assesmant

Problem medik Subjek Objek Terapi DRP

Ca mammae benjolan di payudara sebelah kanan Diameter - Belum


T2N1M0 (sinistra) dan kiri sejak tahun lalu, akhir-akhir ini tumor : 2,34 diterapi
stadium II B benjolan bertambah di bagian ketiak cm
kanan dan kiri.

 Plan

Menurut NCCN 2016

1. Pembedahan
Lumpectomy dan mastektomi total adalah dua jenis operasi payudara yang digunakan
untuk stadium I dan II kanker payudara. Lumpectomy adalah operasi pembesaran payudara
karena sebagian besar jaringan payudara normal tidak akan diangkat. Mastektomi total
adalah operasi yang menghilangkan seluruh payudara tapi tidak ada otot dada
Biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah operasi yang menemukan dan
menyingkirkan kelenjar getah bening pertama yang menyebabkan kanker payudara
menyebar. nodus axillarylymph menghilangkan lebih banyak kelenjar getah bening aksila
daripada biopsi kelenjar getah bening sentinel
 Pemilihan pembedahan diserahkan pada pasien
2. Kemoterapi : inhibitor HER2
Keterangan :

3. Radiasi
4. Terapi endokrin

Non farmakologi :

- Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan terutama yang mengandung vitamin C


- Menghindari rokok dan alkohol
- Berolah raga secara teratur.
- Mengurangi lemak.
- Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan.
- Makan lebih banyak serat.
- Makan lebih banyak tahu dan makanan yang mengandung kedelai.
- Mengurangi terlalu banyak makanan gorengan dan juga yang mengandung protein dan
lemak tinggi serta jeroan.
- Membatasi makanan yang diolah dengan suhu tinggi dan lama atau dengan pengolahan
tertentu yang dapat menimbulkan prokarsinogen seperti makanan yang diasinkan,
diasap, dibakar, dipanggang sampai keluar arang (gosong) . Yang terbaik adalah
makanan yang direbus.
- Hati-hati dengan penggunaaan pemanis buatan, pewarna makanan serta zat pengawet
yang berlebihan. Makanan terbaik adalah makanan segar.
BAB IV
PEMBAHASAN

Kanker payudara disebut breast cancer merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker
ini paling umum menyerang wanita, Kanker ini terjadi karena pada kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali, atau kanker payudara sering didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Pada kasus ini pasien dengan keluhan mengalami benjolan di payudara sebelah kanan dan
kiri sejak tahun lalu, akhir akhir ini benjolan bertambah di bagian ketiak kanan dan kiri. Yang
didiagnosa Ca mammae T2N1M0 (sinistra) stadium II B dengan Diameter tumor 2,34 cm dan
pemeriksaan hormon ER (-) PR (-). Dimana pada stadium 1 dan 2 tata pelaksanaan yang di
rekomendasikan adalah pembedahan karena pada stadium 1 dan 2 perkembangan tumor masih
kecil dan belum menyebar luas dimana kalau didiagnosis pada stadium 3 atau 4 perlu dilakukan
penyusutan tumor terlebih dahulu kemudian dilakukan pembedahan. Pembedahan yang dapat
dilakukan ada beberapa macam yaitu lumpectomy dimana operasi ini adalah pengangkatan pada
jaringan yang tidak normal saja yang normal tidak akan diangkat, mastektomi total dimana operasi
ini dilakukan pengangkatan seluruh payudara tapi tidak ada otot dada. Pertimbangan ini
didiskusikan antara dokter dan pasien dan persetujuan pasien untuk memilih pembedahan, untuk
tahap selanjutnya yaitu kemoterapi dimana kemoterapi ini dibagi menjadi 2 terapi neoadjuvan dan
adjuvan dimana terapi neoadjuvan diberikan sebelum dilakukan pembedahan yang bertujuan untuk
mengurangi ukuran tumor sehingga operasi lebih mudah, untuk terapi neoadjuvan biasanya
digunakan untuk stadium 3 atau 4 yang akan melakukan operasi. Untuk terapi adjuvan adalah
kemoterapi yang digunakan setelah operasi atau pembedahan. Kemoterapi adjuvan ada banyak
pilihan dimana terapi adjuvan ini disesuaikan dengan luas permukaan tubuh dan mempunya durasi
dimana disebut dengan siklus, 1 siklus 3-4 minggu durasi yang kemoterapi 12-24 minggu atau 2-
6 bulan. Pengobatan kemoterapi banyak diketahui mempunyai efek samping yang kuat seperti
mual muntah dan sebagainya untuk mengatasi efek samping kemoterapi diberikan ondansetron
bila efek samping semakin parah diberikan kortikosteroid yaitu dexametason tahap selanjutnya
yaitu terapi radiasi dan terapi endokrin untuk terapi terapi ini mempunyai kriteria kriteria sendiri
untuk mendapatkannya seperti pemeriksaan hormon esterogen progesteron. Untuk pengobatan non
farmakologi yaitu dilakukan perubahan gaya hidup dengan pola hidup yang sehat seperti
mengkonsumsi buah buahan atau makanan yang mengandung antioksidan, menghindari alkohol,
rokok, olahraga secara teratur, menghindari makanan yang berpotensi karsinogenik seperti
pewarna makanan yang tidak baik, dan lain sebagainya

KESIMPULAN

 Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.

 Patofisiologi Kanker Payudara (Ca mammae)


Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel
ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari
carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah

 Faktor resiko kanker payudara meliputi :


1. Faktor reproduksi
2. Penggunaan hormon
3. Penyakit fibrokistik
4. Obesitas
5. Konsumsi lemak
6. Radiasi
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik
8. Faktor genetik
9. Umur

 Klasifikasi Patologik
1. Paget’s disease
2. Kanker duktus laktiferus
3. Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis
4. Medullary carcinoma
5. Kanker dari Lobulus
 Klasifikasi klinik
Berdasarkan ketentuan American Joint Committee On Cancer (AJCC:1992),
mengklasifikasikan kanker payudara dengan sistem TNM (T=Tumor Size, N=Node,
M=Metastase).

 Diagnosa
1. Sadari
2. Mamografi dan USG
3. Patologi anatomi
DAFTAR PUSTAKA

1. NCCN, 2016, Clinical Practice Guideline Breast Cancer Early Stage- Stage 1 and 2,
National Comprehensive Cancer Network, Inc,Donegan,Pratt : Cancer of the Breast
2. Ed.Wise.L & Johnson H.1994 Breast Cancer Controversies Management
3. Greenberg.PA,Hartobagyi GN. The importance of chemotherapy in the primary
management of locally advanced breast cancer : In breast cancer controversies in
management.Ed.Wise LeslieJohnson Houston,1994
4. Price AS dan Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Proses – Proses penyakit. Edisi 6.
Volume 2. Hartanto H, penerjemah. Jakarta : EGC.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai