0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kanker payudara, termasuk definisi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi, dan hasil penelitian terkait kanker payudara. Kanker payudara adalah penyakit ganas yang paling umum pada wanita. Faktor risiko utama termasuk usia, riwayat keluarga, usia menarche dini, dan menopause terlambat. Kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terk
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kanker payudara, termasuk definisi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi, dan hasil penelitian terkait kanker payudara. Kanker payudara adalah penyakit ganas yang paling umum pada wanita. Faktor risiko utama termasuk usia, riwayat keluarga, usia menarche dini, dan menopause terlambat. Kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terk
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kanker payudara, termasuk definisi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi, dan hasil penelitian terkait kanker payudara. Kanker payudara adalah penyakit ganas yang paling umum pada wanita. Faktor risiko utama termasuk usia, riwayat keluarga, usia menarche dini, dan menopause terlambat. Kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terk
Disusun Oleh : 1. Dea Intan Lestari 2. Igha Nurul Afriyanti Abdullah 3. Resty Nipaladewi
PRODI D-IV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA
A. Pengertian Kanker Payudara
Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh
sel tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Seiring dengan pertumbuhan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh seperti halnya payudara. Kanker yang paling banyak terjadi pada wanita merupakan kanker payudara (Mulyani dan Nuryani, 2013). Kanker adalah penyakit umum, satu dari tiga orang bisa diduga terdiagnosa salah satu jenis kanker semasa hidupnya kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Jackie, Lincoln-Wilensky, 2008).
A. Epidemiologi Kanker Payudara
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %.Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal. B. Faktor Determinan 1. Faktor Usia Semakin tua usia seorang wanita, maka risiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 40-64 tahun adalah kategori usia paling berisiko terkena kanker payudara, terutama bagi mereka yang mengalami menopause terlambat yaitu setelah umur 55 tahun (Mulyani dan Nuryani, 2013). Berdasarkan penelitian Pulungan, R.M (2010) yang mengutip penelitian Azamris tahun 2006 mengatakan bahwa di RS M. Djamil Padang dengan desain case control diperkirakan risiko kelompok usia ≥40 tahun terkena kanker payudara 1,35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita usia < 40 tahun (OR = 1,35) (Pulungan, R.M, 2010).
2. Faktor Genetik
Wanita yang memiliki one degree relatives (keturunan di atasnya)
yang menderita/pernah menderita kanker payudara atau kanker indung telur memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi. Namun, kanker payudara bukan penyakit keturunan seperti diabetes melitus atau hemofilia maupun alergi. Walaupun demikian, gen yang dibawa wanita penderita kanker payudara mungkin saja dapat diturunkan sekitar 5 – 10% (Savitri, Astrid, dkk, 2015).
3. Usia Saat Menstruasi Pertama (Menarche) Dini
Jika seseorang wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara (Mulyani dan Nuryani, 2013). 4. Menopause Usia Lanjut Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. (Pulungan, R.M, 2010).
5. Riwayat Adanya Penyakit Tumor Jinak
Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas, seperti atipikal duktal hyperplasia (Rasjidi, Imam dan Lengkung K, 2009). Wanita dengan hyperplasia atipikal mempunyai risiko 5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR = 5,0) dan yang hyperplasia tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR = 4,0) (Briston, L, 2008)
C. Patofisiologi Kanker Payudara
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi
antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006 )
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat
terjadi kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal. Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer , 2000). D. Penelitian Tentang Kanker Payudara 1. Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Ekspresi Reseptor Estrogen Pada Penderita Kanker Payudara Di Kota Padang Berdasarkan hasil penelitian Suci Estetika dkk tahun 2015 . Faktor risiko yang memiliki pengaruh terhadap ekspresi reseptor estrogen pada penderita kanker di Kota Padang yaitu paritas, status menopause, indeks massa tubuh dengan variabel yang paling dominan memberikan pengaruh adalah paritas 2. Faktor Risiko Kanker Payudara Berdasarkan penelitian Lindra Anggorowati tahun 2013. Dari salah satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara adalah adanya riwayat kegemukan (OR = 2,38 ;95% CI : 1,08 – 5,25).
Variabel usia melahirkan anak pertama di atas 30 tahun
dilaporkan dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara. Hal ini dikarenakan periode diantara usia menarche dan usia kehamilan pertama terjadi ketidakseimbangan hormon dan jaringan payudara sangat peka terhadap hal tersebut, sehingga periode ini merupakan permulaan dari perkembangan kanker payudara (Chlebowski, 2009).
Pada variabel usia menarche < 12 tahun dan menopause > 48
tahun, hasil penelitian selaras dengan penelitian yang menyatakan bahwa salah satu variabel bebas yang berdasarkan analisis bivariat berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara adalah umur menstruasi 48 tahun . (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas)