Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu keadaan dimana sel telah kehilangan

pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami

pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta

mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2014). WHO

(2013), angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang,

dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS,

bahkan UICC (Union Internationale Contre Le Cancer) memperkirakan

jumlah penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa

mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru tiap tahunnya.

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang sangat

sering dijumpai pada perempuan, yakni mencapai 18% dari semua kanker

yang terjadi pada perempuan. Sebagian besar kasus kanker payudara ini

sering menyerang wanita diusia 40-50 tahun. Setiap tahun terjadi 1 juta

kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. (McPherson et al., 2013).

Faktor-faktor risiko reproduksi untuk kanker payudara meliputi

nuliparitas atau tidak pernah melahirkan, kehamilan pertama aterm yang

terlambat, menarke atau menstruasi pertama pada usia dini, serta

menopause terlambat (McPherson et al., 2013).

Kelahiran pertama atau memiliki anak pertama kali berhubungan

dengan peningkatan risiko kanker payudara selama 10 tahun setelah

1
kelahiran. Namun setelah waktu 10 tahun tersebut, risiko kanker payudara

yang berhubungan dengan kelahiran menurun apabila kelahiran terjadi

sebelum usia 32 tahun. Tetapi jika kelahiran pertama terjadi setelah usia

32 tahun, penurunan risiko tersebut tidak terjadi dan perempuan tersebut

akan memiliki risiko sepanjang hidup yang lebih besar dibandingkan

dengan perempuan yang belum memiliki anak.

Berdasarkan angka statistik, WHO mengestimasikan bahwa 84 juta

orang meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005-2015. Survey

yang dilakukan WHO menyatakan 8-9% mengalami kanker payudara. Hal

ini membuat kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak

ditemui pada wanita setelah kanker leher rahim. kanker payudara

diperkirakan di Indonesia mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu

kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50% kasus baru ditemukan pada

keadaan stadium lanjut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana ”Tingkat Penggetahuan Wanita Subur

Tentang Kanker Payudara di Desa Sidodadi”.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Tingkat

Pengetahuan Wanita Subur Tentang Kanker Payudara di Desa Sidodadi”.

2
4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Wanita

Subur Tentang Kanker Payudara di Desa Sidodadi pada tahun 2019

adalah:

a. Bagi Pendidikan

Sebagai referensi perpustakaan dan bacaan yang akan menambah

pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa dan para pembaca khususnya

dalam masalah “Tingkat Pengetahuan Wanita Subur Tentang Bahaya

Kanker Payudara di Desa Sidodadi”.

a. Bagi Peneliti

i. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi diploma

keperawatan sehingga dapat menempuh jenjang diploma.

ii. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis

dalam menerapkan ilmu yang didapat dari pendidikan

Keperawatan khususnya tentang kanker payudara.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar dapat menjadi acuan materi perbandingan dimasa yang akan

datang. Secara umum dapat memberikan pengertian kepada semua orang

agar bisa memahami dan mengerti tentang tanda-tanda ciri dan bahaya

kanker payudara, khususnya bagi para remaja wanita. Dalam bahasan ini

diuraikan bagaimana tanda-tanda dari kemungkinan menderita kanker

3
payudara, dengan begitu kita dapat mengetahui sedini mungkin gejala

kanker payudara dan melakukan tindakan medis apabila diketahui adanya

kemungkinan sel kanker pada payudara, sehingga potensi perkembangan

sel kanker tersebut tidak terus menjalar dan meningkat menjadi stadium

selanjutnya dan menjadi ganas yang dapat berakibat pada kemungkinan

paling buruk yaitu kematian.

Kanker payudara terbagi dalam beberapa stadium, dengan adanya

penjelasan mengenai pengertian, gejala atau tanda-tanda, determinan dan

frekwensi, stadium kanker, dan juga cara pencegahan, maka akan sangat

membantu dalam menekan terjadinya kasus-kasus kanker payudara.

c. Bagi Ibu

i. Sebagai bahan informasi bagi kaum ibu tentang bahaya

kanker payudara.

ii. Diharapkan dapat lebih mengetahui pencegahan dan

penanganan kanker payudara.

iii. Diharapkan kepada ibu agar mampu melakukan periksa

payudara sendiri.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara atau istilah medisnya Carcinoma Mammae

adalah pembunuh kedua pada kaum wanita Indonesia setelah kanker

rahim. Kanker payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air

susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang

payudara. Oleh Word Health Organization (WHO).

Kanker payudara dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada gen

yang mengatur pertumbuhan sehingga sel itu tumbuh dan berkembang

biak tanpa dapat dikendalikan.

Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah

bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah

bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui

pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati dan

otak.

2. Gambaran

Menurut KBBI merupakan sebuah homonim karna artinya memiliki

ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Gambaran

adalah suatu khayalan atau opini seseorang pada objek tertentu.

5
3. Pengetahuan

Merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh

seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,

hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara wajar adalah

benar atau berguna.

4. Ibu Rumah Tangga

Merupakan seorang wanita yang bekerja menjalankan atau mengelola

rumah tangganya, dan bertanggung jawab atas keluarganya.

5. Anatomi fisiologi

i. Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus

laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan.

Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian

lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan

medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.

ii. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa

pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak

pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium

6
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan

timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.

Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada

beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran

maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.

Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang

dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin

dilakukan.

Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna

karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,

semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan

menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus

lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air

susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

6. Epidemologi Kanker Payudara

1. Distribusi dan Frekuensi

Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker

payudara juga bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara

pria dengan wanita. Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia.

Tahun 2013, insidens kanker payudara di Belanda 91 per 100.000

7
penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000

wanita, Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia

26 per 100.000 wanita pada tahun 2013 dan Jepang 16 per 100.000

penduduk. Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49

tahun yaitu sebesar 30,35%.

Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2014) di Amerika

frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50

tahun.21 Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara

ditemukan pada umur 40-50 tahun dan jarang pada umur kurang dari 30

tahun.

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui.

Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor

yang terkait satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang

mempengaruhi timbulnya kanker payudara adalah :

a.     Usia

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia.

Berdasarkan penelitian American Cancer Society tahun 2014

diketahui usia lebih dari 40 tahun mempunyai risiko yang lebih

besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1 per 68

penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring dengan

pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun,

1 per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70

tahun. 22 Data American Cancer Society (2014) melaporkan 70%

perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di atas usia 55.

8
b.     Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita.

Pada pria juga dapat terjadi kanker payudara, namun frekuensinya

jarang hanya kira-kira 1% dari kanker payudara pada wanita.

c.     Riwayat Reproduksi

Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas,

umur melahirkan anak pertama dan riwayat menyusui anak.

Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang melahirkan anak

pertama di usia lebih dari 30 tahun berisik 2-4 kali lebih tinggi

daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun.

Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker

payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui mengurangi

risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada

wanita menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal

dalam proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon progesteron

yang bersifat melindungi wanita dari kanker payudara.

d.     Riwayat Kanker Individu

Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi

tumor jinak payudara berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita

kanker payudara. Penderita tumor jinak payudara seperti kelainan

fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami operasi

tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar.

9
e.     Riwayat Kanker Keluarga

Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat

keluarga menderita kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio

terjadinya sel kanker. Kemungkinan terkena kanker payudara lebih

besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara

perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.

f.      Menstruasi cepat dan Menopause lambat

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche)

pada usia kurang dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih

tinggi daripada wanita dengan menstruasi yang datang pada usia

normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa

menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5

kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang

dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa menopause

terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama sepanjang

mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon estrogen.

g.     Pajanan Radiasi

Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis

tinggi di dinding dada berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

7. Gejala dan Tanda Kanker Payudara

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar

karena lebih dari 70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah

lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara lain tumor melekat pada kulit

10
dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah bening

regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas

karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis

pada tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemia.

1.     Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan

gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan payudara. Kebanyakan

kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium

dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

2.     Fase lanjut :

 Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya

 Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

 Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.

 Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air

susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.

 Puting susu tertarik ke dalam.

 Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange).

3.     Metastase luas, berupa :

a.     Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.

b.     Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

c.     Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke

tulang.

d.     Fungsi hati abnormal.

11
2.5 Stadium Kanker Payudara

Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan

aplikasi klinik :

Stadium I :

Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit

tidak dan jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB

(Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.

Stadium II :

Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+),

tetapi masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

Stadium IIIA :

Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya,

KGB aksila masih bebas satu sama lain.

Stadium IIIB :

Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada

kulit/ dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit

payudara), ulserasi, nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke

jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm dan belum ada metastasis jauh.

Stadium IV :

Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB

aksila supraklavikula dan metastasis jauh.

Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik

kanker payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah

12
stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut

adalah stadium IIIB dan stadium IV.

2.6 Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan

insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka

kematian akibat kanker payudara.

2.6.1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada

orang sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan

menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak

mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.

Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada

orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.

2.6.2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang

sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer

dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor

risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker

payudara yang dapat dilakukan dengan :

a.     Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.

13
b.     Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.

c.     Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.

d.     Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Serat akan

menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian

membawanya keluar melalui feses.

e.     Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau

tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan

genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati

ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu,

sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang

akan merangsang tumbuhnya sel kanker.

f.      Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang

mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat,

labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri

daripada oleh dokter.

Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada

payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan

pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif

di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan

memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada

payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7- 14

14
hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal

dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada

pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah

satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan

SADARI setiap bulan. SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

Langkah 1 :

Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua

tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang.

Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari

puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit.

Langkah 2 :

Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang

kepala dan tekan tangan ke depan.

Langkah 3 :

Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa

payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari

bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran

kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap

lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian

khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri.

Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit.

Langkah 4 :

15
Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar.

Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan.

Langkah 5 :

Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di

tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang

kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi

menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah.

Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan

pula untuk payudara kiri.

2.6.3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan

mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui

diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

1.     Diagnosa Kanker Payudara

. Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan

yaitu :

A.   Anamnesa

a.     Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa

sakit, edema lengan atau kelainan kulit.

b.     Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis

seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.

c.     Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat

kanker individu dan konsumsi lemak).

16
B. Pemeriksaan Fisik

Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar

70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri

atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang.

Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan

puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan padalokasi metastasis

jauh.

C. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi

dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan

jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan

masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh

ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna)

atau jinak (benigna).

D. Pemeriksaan Radiologik

Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan

USG pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada

(Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan payudara.

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal

payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan

dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society dalam

programnya menganjurkan sebagai berikut :

17
a.     Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi

dasar (Baseline Mammogram).

b.     Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun

sekali.

c.     Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun

sekali. USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi

untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau

solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG

abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan

2.       Pengobatan

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak

tergantung pada stadium klinis penyakit, yaitu :

A.   Pembedahan (Operasi)

Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi

dan merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium

kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker

payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-

jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :

1. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis

mastektomi yaitu :

18
a.     Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,

jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan

disekitar ketiak.

b.     Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara

saja, tanpa kelenjar di ketiak.

c.     Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.

Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang

mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpectomy

direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan

letaknya di pinggir payudara.

2. Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.

Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang

menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.

B. Terapi Radiasi

Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi

hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

C. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam

bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel

kanker. Obat –obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi

juga seluruh sel dalam tubuh

19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian bersifat deskriptif yaitu suatu metode yang

dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif

digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang

dihadapi pada situasi sekarang.

Jenis penelitian ini merupakan suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau des

2.3 Epidemologi Kanker Payudara

a. Distribusi dan Frekuensi

Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara

juga bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan

wanita. Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2014, insidens

kanker payudara di Belanda 91 per 100.000 penduduk, Amerika 71,7 per

100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000 wanita, Australia 83,2 per 100.000

penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per 100.000 wanita pada tahun 2013

dan Jepang 16 per 100.000 penduduk.

20
Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar

30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2014) di Amerika

frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.

Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan

pada umur 40-50 tahun dan jarang pada umur kurang dari 30 tahun. Penyebab

pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab kanker

payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu

dengan yang lainnya.

Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara

adalah :

1) Usia

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan

penelitian American Cancer Society tahun 2014 diketahui usia lebih dari 40

tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kanker

payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring

dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun, 1

per 26 penduduk usia 45 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun.

American Cancer Society (2014) melaporkan 70% perempuan didiagnosa

menderita kanker payudara di atas usia 55.

2) Jenis

21
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga

dapat terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1%

dari kanker payudara pada wanita

3) Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga

dapat terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira

1% dari kanker payudara pada wanita.

4) Riwayat Reproduksi

Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan

anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai

anak atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisik

2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia

30 tahun.

Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara

2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui mengurangi risiko wanita untuk

terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita menyusui, kelenjar

payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan

menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita

dari kanker payudara.

5) Riwayat Kanker Payudara

22
Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak

payudara berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

Penderita tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali

dan penderita yang mengalami operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-

4 kali lebih besar.

6) Riwayat Kanker Keluarga

Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga

menderita kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker.

Kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada

wanita yang ibu dan saudara perempuannya mengidap penyakit kanker

payudara.

7) Menstruasi cepat dan Menopause lambat

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang

dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita

dengan menstruasi yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun

dan wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55

tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi

pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa

menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama

sepanjang mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon estrogen.

8)   Pajanan Radiasi

23
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding

dada berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

2.4 Gejala dan Tanda Kanker Payudara

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih

dari 70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan

berbagai bentuk luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan

dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah bening regional. Gejala

lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena metastasis

tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang,

berat badan semakin menurun dan anemia.

a. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala)

Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan

payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri.

Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

b. Fase lanjut :

1) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya

2) Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

3) Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh

walau diobati.

4) Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau

keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak

menyusui.

24
5) Puting susu tertarik ke dalam.

6) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange).

c. Metastase luas, berupa :

1) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.

2) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

3) Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan

penyebaran ke tulang.

4) Fungsi hati abnormal.

d. Stadium Kanker Payudara

Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan

aplikasi klinik :

Stadium I :

Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit

tidak dan jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm.

KGB (Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.

Stadium II :

Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+),

tetapi masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

Stadium IIIA :

Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya,

KGB aksila masih bebas satu sama lain.

25
Stadium IIIB :

Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada

kulit/ dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan

kulit payudara), ulserasi, nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain

atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm dan belum ada

metastasis jauh.

Stadium IV :

Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB

aksila supraklavikula dan metastasis jauh.

Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik

kanker payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini

adalah stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk

stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.

2.5 Pencegahan Kanker Payudara

Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik

tertentu. Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan

data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif.

Skala hasil pengukuran pengetahuan :

Baik : Bila menjawab baik dengan nilai 76 %-100%

Cukup : Bila menjawab cukup dengan nilai 56%-75%

Kurang : Bila menjawab kurang dengan nilai <55%

26
adalah dilakukan degan mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat seusai dengan konteks penelitian

(Notoadmodjo, 2012). Dikarenakan karena keterbatasan waktu peneliti

maka jumlah yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 sampel.

a. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data

primer dan di proleh dari pihak . Data sekunder pada peneliti ini

adalah dengan perolehan data melalui survey awal di dusun Tani B

Sidodadi, Lubuk Pakam. Sebagian penelitian ummunya menggunakan

kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data.

27

Anda mungkin juga menyukai