Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Atas rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua
sahingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah “Keperawatan Anak tentang bayi dengan
asfiksia”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Triyanto Saudin selaku koordinator Pendidikan
dan dosen yang telah membimbing penyusun dalam penyelesaian makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangat kami
nantikan dari para mahasiswa dan pengajar sehingga akan semakin memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dan kami
nerharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa Akademik Perawat
dan pembaca.

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.............................................................................................................................3
2.2 Etiologi.............................................................................................................................4
2.3 Patofisiologi......................................................................................................................3
2.4 Manifestasi klinis.............................................................................................................5
2.5 Klasifikasi.........................................................................................................................6
2.6 Diagnosis..........................................................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan................................................................................................................6
2.8 Pencegahan ......................................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran dan Kritik..............................................................................................................14
Daftar Pustaka......................................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LataBelakang

Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967). keadaan ini disertai dengan hipoksia,
hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia ini
merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap
kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971) .penilaian statistik dan pengalaman klinis atau
patologi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan
morbiditas bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan
bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan
mmperlihatkan angka kematian yang tinggi Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi
gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan
kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab
utama kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari
pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh Larrhoce
dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan difus pada jaringan otak bayi yang
meninggal karena hipoksia.

1.2Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak dari
dr. Triyanto Saudin.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

1. 2.2Etiologi
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas atau pengangkutang
O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah
lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin, karena itu
penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi
atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa. Pengolongan penyebab kegagalan
pernapasandari:
1.FaktorIbu
Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam Hal
ini akan menimbulkan hipoksia janin.Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada
uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin.
Hal ini sering ditemukan pada :
• Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.
•Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
•Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2.Faktorp lasenta pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio
plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus
dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir
dan lain-lain.
4. Faktor Neonatus

4
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial. Kelainan konginental
pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan
lain-lain.

2.3Patofisiologi
Setiap bayi baru lahir selalu mengalami keadaan hipoksia, dan karena hipoksia itu akan
merangsang bayi untuk berusaha bernapas. Tetapi bila bayi tidak menunjukkan usaha bernapas
hipoksia itu berlanjut sampai ke keadaan yang parah. Hipoksia janin itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor ibu, fetus, plasenta, neonatus, dan resiko.Hipoksia pada ibu akan mengakibatkan gangguan
aliran plasenta sehingga terjadi penurunan aliran O2 ke janin sehingga janin akan mengalami
hipoksia. Untuk faktor fetus hipoksia janin terjadi akibat kompresi tali pusat sehingga terjadi
gangguan aliran darah umbilikus pada janin. Sedangkan untuk faktor plasenta terjadi insufisiensi
plasenta yang menyebabkan penurunan aliran O2 ke janin. Anastesi yang diberikan secara
berlebihan pada waktu proses persalinan dan trauma yang dialami bayi sewaktu persalinan
(partus lama dan partus tindakan) akan mengakibatkan depresi susunan saraf pusat pada janin.
Sehingga akan terjadi kekacauan pada SSP dalam memberikan impuls kepada organ pernapasan
dan berakibat gangguan fungsi organ pernapasan. Udara yang dihirup akan mengandung bakteri,
virus maupun benda-benda asing yang semestinya tidak ikut masuk ke organ pernapasan untuk
itu organ-organ pernapasan atas akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan lendir atau
mukus, tetapi karena terjadinya kerusakan organ-organ pernapasan terjadilah produksi lendir
yang berlebih sehingga akan mengakibatkan penumpukan mukus atau lendir. Hal ini akan
menurunkan kadar O2 yang seharusnya diterima janin secara normal (terjadilah hipoksia janin).
Untuk faktor resiko diakibatkan karena gizi buruk pada ibu sehingga mempengaruhi penurunan
kadar Hb dalam darah ibu. Karena Hb yang berfungsi mengikat O2 menurun mengakibatkan O2
dalam darah ibu berkurang, hal ini mengakibatkan sirkulasi O2 dan nutrisi dari ibu ke janin
terganggu, pada akhirnya terjadi penurunan IVGR dan hipoksia janin. Dalam hal ini terjadi pula
kematuran paru yang mengakibatkan ekspansi paru belum maksimal sehingga terjadi kelemahan-
kelemahan otot pernapasan yang berakibat hipoksia janin.

5
Hipoksia janin mengakibatkan perfusi jaringan yang berakhir pada kematian jaringan. Selain itu
hipoksia janin mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga terjadi akumulasi asam laktat, hal
itu akan membuat bayi mengalami asidosis yang akan berakibat pada asfiksia. Hipoksia janin
juga akan menstimulasi nevus vagus saraf simpatis yang akan mengaktifkan kontraksi otot polos
kolon. Sehingga janin mengalami defakasi intrauterin yang akan membuat air ketuban berwarna
hijau. Pada saat janin melakukan aspirasi intrapartum air ketuban yang terkontaminasi oleh tinja
tersebut akan ikut masuk ke dalam sistem pernapasan janin yang berakibat janin mengalami
asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnoe I disertai penurunan frekuensi jantung.
Selanjutnya bayi akan menujukkan usaha nafas, dan kemudian diikuti pernapasan teratur. Pada
asfiksia sedang dan berat, usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada pada periode apnoe
yang ke II. Apabila perawatan yang dilakukan berhasil bayi akan menunjukkan usaha bernapas,
tetapi jika tidak bayi akan mati.

2.4 Manifestasi Klinis


Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:
• DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur
• Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
• Apnea
• Pucat ‘
• sianosis
• penurunan terhadap stimulus.

2.5 Diagnosis
1. Analisa gas darah
2. Penilaian APGAR score
3. Pemeriksaan EGC dab CT- Scan
4. Pengkajian spesifik
5. Elektrolit darah
6. Gula darah
7. Baby gram
8. USG ( Kepala)

6
2.6 Komplikasi
Meliputi berbagai organ yaitu:
1. Otak : Hipokstik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis
2. Jantung dan paru: Hipertensi pulmonal persisten pada neonatorum, perdarahan paru,
edema paru
3. Gastrointestinal: enterokolitis, nekrotikans
4. Ginjal: tubular nekrosis akut, siadh
5. Hematologi: dic

2.7Penatalaksanaan
TindakanUmum
 Bersihkan jalan nafas kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila
perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari saluran nafas ayang
lebih dalam.
 Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak memperlihatkan bernafas
dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.
Mempertahankan suhu tubuh.

Tindakakhusus
Asfiksiaberat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan
dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm
H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang
menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan
pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2
1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-
bawah secara teratur 20x/menit
 Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

7
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

3.2Saran
Semoga Makalah ni dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran sangat
diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Hanifa Winkjosastro, SpOG. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo, Jakarta. 2007
2. Setiawan S.Kp Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Cetakan I. 1998. EGC.
3. Dr. Rusepno Hassan Dkk. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika Jakarta 1985

Anda mungkin juga menyukai