Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

“ASFIKSIA NEONATURIUM”

DISUSUN OLEH :
ERNI PUJI ASTUTI
NIP.198801112011012002

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-nya kepada kita semua. Salawat dan salam senantiasa saya hanturkan

kepada nabi kita muhammad SAW yang telah membawa kita kealam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

dalam pembuatan makalah.Penulis mengharapkan kritik dan saran

pembaca.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, serta menambah

wawasan pengetahuan bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita

semua.

Lampung Timur, 14 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENFANTAR ............................................................................... 1


DAFTAR ISI...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................3
B. TUJUAN.................................................................................................4
C. RUMUSAN MASALAH........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFENISI ASFIKSIA NEONATORUM...............................................5
B. ETIOLOGI..............................................................................................6
C. PATOFISIOLOGI...................................................................................8
D. MAN1FESTASI KLINIS........................................................................9
E. PENATALAKSANAAN KLINIS........................................................10
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.........................................................11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................12
B. SARAN.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967).keadaan ini

disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang

terdapat pada penderita Asfiksia ini merupakan fackor terpenting yang dapat

menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel

Duc,1971) .penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis

menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan

morbiditas bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966)

yang mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia

berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggi

Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada

bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta

komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama

kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada

hari-hari pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang

dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971)Menunjukkan nekrosis berat dan

difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.

4
B. TUJUAN
Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami apa yang

dimaksud dengan Asfiksia dan hal-hal yang menyangkut asuhan

keperawatannya.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Asfiksia ?

2. Apa etiologi Asfiksia ?

3. Apa manifestasi klinis Asfiksia ?

4. Apa komplikasi Asfiksia ?

5. Bagaimana tentang penatalaksanaan Asfiksia ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI ASFIKSIA NEONATORUM

Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat

menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk

dalam kehidupan lebih lanjut.

Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat dibagi dalam :

a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan

tidak memerkikan istimewa.

b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada

pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit,

tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada.

c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan'

frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat

dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada

6
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :

1) Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelu lahir

lengkap.

2) Bunyi jantung bayi menghilang post partum.

B. ETIOLOGI
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan

perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat

timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir

sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin,

karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran

penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa

gejala sisa.

Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:

1) Faktor Ibu

a. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat

analgetika atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan

hipoksia janin.

7
b. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada

uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke

plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :

 Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni,

hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat.

 Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.

 Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.

2) Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi

plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak

pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-

lain.

3) Faktor fetus

Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah

dalam pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas

antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada

keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali

pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.

4) Faktor Neonatus

8
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat terjadi karena

a. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara

langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.

b. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.

Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika

atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.

C. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada

masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan

asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini

dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar

lerjadi “Primarg gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.

Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama

kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan

mempengaruhi fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.

Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat

dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu

9
(Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi

akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh

pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak

dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada

tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan

pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan

pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3

berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa

glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan

hati akan berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan

menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan

terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan

diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi

jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel

jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan

pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya

resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem

tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler

yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak

yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi

selanjutnya.

D. MAN1FESTASI KLINIS
Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan tanda:

10
 DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur

 Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala

 Apnea

 Pucat '

 sianosis

 penurunan terhadap stimulus.

E. PENATALAKSANAAN KLINIS
1) Tindakan Umum

 Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir

mudah mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu

penghisapan lendir dari saluran nafas ayang lebih dalam.

 Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak

memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki

menekan tanda achiles.

 Mempertahankan suhu tubuh.

2) Tindakan khusus

 Asfiksia berat

Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa

endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah

diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20.

Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan message jantung

dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.

 Asfiksia sedang/ringan

11
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-

60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2

menit yaitu : kepala bayi ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui

kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan

dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit

 Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan darah Kadar As. Laktat. kadar bilirubin, kadar PaO2, PH

2) Pemeriksaan fungsi paru

3) Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler

4) Gambaran patologi

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat

menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan

akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Dari etiologinya,asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak

factor,diantaranya:

1. Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus

2. Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta

3. Faktor fetus: kompresi umbilicus

4. Faktor neonates: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir

Sedangkan berdasarkn klasifikasinya,asfiksia neonatorum dibagi:

1. Vigorous Baby

2. Mild Moderate asphyksia / asphyksia sedang

3. Asphyksia berat

Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi

baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul.

B. SARAN
Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia

neonatorum,diharapkan pembaca bias mengantisipasi terhadap terjadinya

asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan serta memahami

13
tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia

neonatorum.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC

2. Prof. Dr. Hanifa Winkjosastro, SpOG. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta. 2015

3. Setiawan S.Kp Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran.

Cetakan I. 2014 EGC.

4. Dr. Rusepno Hassan Dkk. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.

Infomedika Jakarta 2011

5. Buku Acuan Panduan ASUHAN PERSALINAN

NORMAL&INISIASI MENYUSUI DINI. Edisi 3 (Refisi)

Jakarta : Jaringan Pelatihan Klinik, 2017

15

Anda mungkin juga menyukai