Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


ASFIKSIA NEONATORUM

DOSEN PENGAMPU:
RIKA YS, S,Kep.,Ns.,M.Kep

KELOMPOK 4 :
1. ADIKA DWIKI MUKTI (21320064)
2. ADELIA LISMA DK (21320063)
3. FRAGESTA ERWAN (21320075)
4. NISAUL LUTFIANA AZIZAH (21320080)
5. OKVA HIKMA K (21320081)
6. TIARA NABILA (21320087)

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kami mengucapkan kepada Allah SWT
yang sudah memberikan kami kemampuan serta ketulusan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Asfiksia” sehingga bisa terselesaikan dengan tepat
waktu. Makalah ini kami buat untuk memadai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1 sebagai pelajar Universitas Malahayati Bandar Lampung, tetapi
juga makalah ini tidak hanya berguna untuk pencipta tetapi juga dapat berguna
dan menambah wawasan semua pihak.
Selain dari itu semua, kami memahami bahwa makalah ini tetap belum
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang cenderung
membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Definisi asfiksi neonatorum............................................................3
2.2 Etiologi............................................................................................3
2.3 Patofisiologi....................................................................................5
2.4 Manifestasi klinis............................................................................6
2.5 Penatalaksanaan klinis....................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen dan

meningkatkan karbon dioksida yang dapat menimbulkan hal buruk pada saat bayi

lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkabia

dan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini merupakan faktor

terpenting yang dapat menghambat adaptasi pada bayi yang baru lahir terhadap

kehidupan. Penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis

menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan

morbiditas bayi baru lahir. Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966)

yang mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia

berat pada bayi saat lahir akan memperlihatkan angka kematian yang tinggi.

Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada

bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi. Asidosis, gangguan kardiovaskuler

serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab

utama kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan

pada hari-hari pertama setelah lahir(james,1959). Penyelidikan patologi anatomis

yang dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971) menunjukkan nekrosis berat

dan difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui definisi asfiksia neonatorum?
2. Untuk mengetahui etiologi penyebab kegagalan pernafasan pada bayi?

1
3. Untuk mengetahui apa itu patofisiologi pada asfiksia?

4. Untuk mengetahui apa itu manifestasi klinis pada asfiksia?

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan klinis asfiksia?

1.3 Tujuan Masalah


Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami apa yang
dimaksud dengan Asfiksia, mengetahui penyebab kegagalan pernafasan pada
bayi, serta mengetahui gejala kondisi asfiksia.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Definisi asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen dan
meningkatkan karbon dioksida yang dapat menimbulkan hal buruk pada saat bayi
lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonatorum dapat dibagi dalam :
a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerkikan istimewa.
b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-6 pada pemeriksaan
fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang
baik atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada
c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan' frekuensi
jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Asfiksia berat dengan henti jantung
yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir
lengkap dan bunyi jantung bayi menghilang post partum.

2.2 Etiologi
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan
perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat
timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir
sehagian hes;ir asfiksia bayi baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin,
karena itu penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang peran
penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup yang sempurna tanpa
gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
1. Faktor Ibu
Hipoksia ibu terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau
anestesi, dalam hal ini akan menimbulkan hipoksia pada janin.

3
Gangguan aliran darah uterus mengurangnya aliran darah pada uterus akan
menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini
sering ditemukan pada :
 Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat.
 Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
 Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.

3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pcmbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung,
tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.

4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena, pemakaian
obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin dan trauma yang terjadi pada
persalinan, misalnya perdarah intrakranial, kelainan konginental pada bayi,

4
misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru
dan lain-lain.

2.3 Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini
dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
lerjadi “Primarg gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu
periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung
selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian
diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini
tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua (Secondary
apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan
pemeriksaan keseimbangan asam basah pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama
dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3
berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa
glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan
hati akan berkuang. Asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan
menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan
terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel
jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan
pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya

5
resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem
tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler
yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak
yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi
selanjutnya.

2.4 Manifestasi klinis


Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksi janin yang menimbulkan
tanda:
 DJJ lebih dari 1OOx/mnt/kurang dari lOOx/menit tidak teratur
 Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
 Apnea
 Pucat
 sianosis
 penurunan terhadap stimulus.
 Janin jarang bergerak

2.5 Penatalaksanaan klinis


1. Tindakan Umum
 Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah
mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan
lendir dari saluran nafas yang lebih dalam.
 Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan
tanda achiles.
 Mempertahankan suhu tubuh.
2. Tindakan khusus
 Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal. Dapat
dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2
yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul lakukan

6
message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan sternum 80 –100
x/menit.
 Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila
gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi
ektensi maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup
mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit
 Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen dan
meningkatkan karbon dioksida yang dapat menimbulkan hal buruk pada saat bayi
lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Dari etiologinya,asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak faktor
diantaranya:
1. Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus
2. Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta
3. Faktor fetus: kompresi umbilicus
4. Faktor neonates: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi
gejala sisa yang mungkin muncul.

3.2 Saran
Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia
neonatorum,diharapkan pembaca dapat mengantisipasi terhadap terjadinya
asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan serta memahami tindakan
pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia neonatorum.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
2. Prof. Dr. Hanifa Winkjosastro, SpOG. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta. 2007
3. Setiawan S.Kp Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran. Cetakan I. 1998. EGC.
4. Dr. Rusepno Hassan Dkk. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika Jakarta
1985
5. Buku Acuan Panduan ASUHAN PERSALINAN NORMAL&INISIASI
MENYUSUI DINI. Edisi 3 (Refisi) Jakarta : Jaringan Pelatihan Klinik, 2007

Anda mungkin juga menyukai