Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BACK BLOW/ TERSEDAK

Disusun oleh :

1. Eva nur fatihah

2. Indriani agustin

3. Julius saputra

4. Klara juvangka

5. Lonalia

6. Mei kaiti

Mata kuliah : Kep. Gadar dan Manajemen Bencana

Dosen : Kamesyworo,SST,MM

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN BACK BLOW/ TERSEDAK”
Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu penugasan
Kegawat Daruratan program pendidikan DII jurusan keperawatan palembang
prodi DII keperawatan lahat

Atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun dari seluruh pembaca sekalian demi kesempurnaan Makalah
ini.

Saya mengharapkan kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh


pembaca dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa- Mahasiswi prodi DII keperawatn
lahat.

Lahat, september 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ........................................................................................................
B. Etiologi.........................................................................................................
C. Patogenesis ..................................................................................................
D. Gejala dan tanda ..........................................................................................
E. diagnosis .....................................................................................................
F. pemeriksaan penunjang................................................................................
G. pathway........................................................................................................
H. penatalaksanaan..........................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TERSEDAK


A. Pengkajian..................................................................................................
B. Diagnosa keperawatan................................................................................
C. Intervensi keperawatan...............................................................................
D. Implementasi keperawatan.........................................................................
E. Evaluasi keperawatan.................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya,
karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan kehilangan refleks
nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam
bahasa lain kematian dari individu tersebut.1,2
Dari semua kasus tersedak yang terjadi pada anak-anak, sepertiganya
terjadi di saluran napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di saluran
napas terjadi pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun 1975 anak
di bawah uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi atau tertelan
benda asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun, gawat napas karena aspirasi
benda asing merupakan penyebab utama kematian (National Safety Council,
1981).
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian
(partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian dari
jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling berat
adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang masuk
sudah menutup semua bagian jalan napas, sehingga pasien menjadi jatuh tidak
sadarkan diri.
Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk
keberhasilan dalam penanganan kasus tersedak. Penting untuk membedakan
kondisi tersedak dengan kasus-kasus lain seperti asma, serangan jantung, stroke,
atau kondisi sakit lain yang menyebabkan gangguan pernapasan.

B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari tersedak?
2. Apa Etiologi dan Faktor Predisposisi dari tersedak?
3. Apa Patogenesis dari tersedak?
4. Apa Gejala dan Tanda dari tersedak?
5. Apa Diagnosis dari tersedak?
6. Apa Pemeriksaan Penunjang dari tersedak?
7. Apa pathway dari tersedak ?
8. Apa penatalaksanaan dari tersedak?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,
minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam saluran napas sehingga
menimbulkan keadaan gawat napas yang dapat mengakibatkan kematian.

Tersedak adalah masuknya benda sing kedaerah paru paru dan menyumbat
jalan nafas. ( Purwadianto,2000)
Tersedak adalah masuknya benda asing kearah paru-parudan menyumbat
jalan nafas. Tersedak adalah tersumbatnya trakea aseseorang oleh benda asing,
muntah,darah atau cairan lain.

Tersedak adalah kejadian yang sangat serius yang mengancam. Bila bayi
mulai tersedak atau mengalami kesulitan bernafas,diperlukan dintadakn yang
segera.tersedak menyababkan jalan nafas tersumbat,bayi tidak dapat menangis
atau bersuara.bila bayi batuk,tanpa merah muda dan dapat bersuara maka tidak
ada tindakan yang perlu dilakukan (wong,2003)

B. Etiologi dan Faktor Predisposisi


Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam
saluran napas antara lain, faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi
sosial, tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur, kesadaran
menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik yaitu kelainan dan penyakit
neurologik, proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor dental,
medikal dan surgikal (antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum
tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur <4 tahun), faktor kejiwaan
(emosi, gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor
kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang
baik, makan atau minum yang tergesa-gesa, makan sambil bermain biasanya pada
anak-anak, memberikan kacan atau permen pada anak yang gigi molarnya berlum
lengkap.

C. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak
dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau
makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada saat
inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring.
Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang,
sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam
trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau
lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada
derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan
iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat
pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm sehingga gejala sumbatan
bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis,
toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-menerus.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena umumnya
benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan
tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,
dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di bronkus dapat
menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi,
antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan
granulasi yang menutupi benda asing.1,3

D. Gejala dan Tanda


Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan
ukuran benda asing.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3
stadium, yaitu:
1. Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysm
of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok
(gagging), bicara gagap (sputtering), dan obstruksi jalan napas yang
terjadi segera.
2. Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh interval
asimtomatik. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-
refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini
berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis karena gejala
belum jelas.
3. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat rekasi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-
batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.

E. Diagnosis
Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya
riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tiba-tiba timbul choking
(rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi dan
pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda
asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan endoskopi atas indikasi
diagnostik dan terapi.
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda
asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu diketahui
macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lama tersedak benda
asing tersebut.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.
1. Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada
aspirasi benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di
orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu
diagnosis.

2. Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan,
dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi
parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik benda asing di
saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisiema
tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat
ekspirasi dan pelebaran interkostal.

3. Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pandangan
endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat benda asing
yang lama berada di bronkus.

4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.

G. Pathway
Benda Asing

Laring Batuk Trakea, bronkus

Muntah

Resiko kekurangan volume


Stridor cairan Hipoksia

Dipsneu
Pola nafas tidak
efektif

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

H. Penatalaksanan
1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang masih
sadar
 Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus menerus sekeras-
kerasnya
Yang tidak boleh dilakukan:
 Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)
 Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan
benda asing
 Untuk tersedak berat:
 Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini
terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan
untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan
gawat napas.
 Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali
sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar.

Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:2,3,4


 Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh sesuai dengan
tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan harus berlutut)
 Kepalkan salah satu telapak tangan
 Letakkan kepalan tangan dengan arah ibu jari menempel ke dinding perut
korban, posisikan kepalan tangan 2 jari di atas pusat (pusat selalu sejajar
dengan tulang pinggul atas)
 Kencangkan kepalan tangan dengan tangan satunya sehingga kedua lengan
melingkar di perut korban.
 Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar
Abdominal thrust atau Hemlich manuever

Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk
(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust” yaitu
dengan meletakkan kepalan tangan di tengah-tengah tulang dada.2,3,4

Pengganti Hemlich manuever pada korban wanita hamil

2. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang tidak
sadar
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:
 Panggil bantuan medis segera
 Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan finger
swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
 Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah
melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu
sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.
Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika ada
tanda-tanda berikut:
 Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas
 Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
Lakukan langkah-langkah berikut ini jika sudah berhasil menangani korban
tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing
keluar dari mulut korban:
 Berikan 2 kali napas
 Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa nadi
di leher korban selama 10 detik.
 Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan
pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada
maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit harus
memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah
2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban
sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil
menunggu bantuan datang.

3. Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)


Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang
berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich
manuever) pada bayi karena dapat mencederai organ dalam. Penanganan tersedak
untuk bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan
punggung (back slaps).
Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi
yang masih sadar:
 Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut
 Buka pakaian bayi
 Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan
tangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan
rahang bawah bayi menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekan
leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas).
 Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang
belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan pangkal telapak
tangan ketika memberikan tepukan.
 Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang
bayi dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi
terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya
 Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/di
bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja
yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
Ulangi langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.

Teknik chest thrust atau tekanan dada


Teknik back slaps atau tepuk punggung

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:2,5
 Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras
 Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat
atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda
asing tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/mengkorek-korek
mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut
 Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu
lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali
napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah
setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut
bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.
Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi
masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR
sampai bantuan medis datang atau benda asingnya keluar.2,5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERSEDAK

Tanggal Pengkajian : 16 September 2020

Jam : 09.00 WIB

A. Pengkajian

I. Biodata

Identitas Pasien

a. Nama : An . S

b. Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 26 Juli 2018

c. Alamat : Jln. Kedaton No. 54 Banyuwangi

d. Agama : Islam

e. No. RM : 176453

Identitas Penanggung Jawab

a. Nama : Tn. R

b. Hubungan Dengan Pasien : ayah kandung

c. Alamat : Jln. Kedaton No. 54 Banyuwangi

II. Keluhan Utama

Ayah pasien mengatakan sejak dua hari yang lalu anaknya terlalu

tersedak , batuk- batuk , tidak nafsu makan. Ayah Pasien juga

mengatakan sesak napas, napasnya menjadi panjang dan dalam.


III. Riwayat Penyakit Terdahulu

Ayah Pasien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami

penyakit ini

IV. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada penyakit ini

V. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

a. Keadaan Umum

Keadaan Umum : Sedang

Tingkat Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6

Capillary Refil : >3 detik

TD : 140/90 T : 36,8°C

N : 98 x/menit RR : 34 x/menit

b. Kepala

Mesosefal, tidak ada hematom/ luka pada kepala.

c. Mata

Konjungtiva an – anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, tidak ada

metom kelopak mata.

d. Hidung

Bersih, tidak ada lendir.

e. Telinga

Tampak bersih, tidak ada discharge.

f. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, distensi vena jugularis.

g. Thorax

Paru

Inspeksi : pengembangan paru simetris kanan dan kiri.

Palpasi : sterm fremitus kanan dan kiri sama.

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba

Perkusi : suara pekak konfigurasi dalam batas normal

Auskultasi : S3, S4

h. Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : tidak ada pembesaran hepar

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus 25x/menit

i. Ekstremitas

Edema ekstremitas atas dan bawah, warna tidak kembali ke tungkai

saat tungkai diturunkan, denyut nadi perifer tidak teraba, terpasang

IVFD di lengan kiri.


Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1. D.S : Trakea, bronkus Bersihan jalan nafas
b.d obstruksi jalan
 Ayah Pasien
nafas
mengatakan anaknya
tersedak dan batuk Hipoksia
batuk

D.O :
Dipsneu

 K.U Sedang

 Capillary Refil : >3 detik

 TD : 140/90 Bersihan jalan nafas


tidak efektif
 T : 36,8°C

 N : 98 x/menit

 RR : 34 x/menit

2. D.S : benda asing Pola nafas tidak


efektif b.d
 Ayah pasien
hiperventilasi
mengatakan anaknya
sesak napas, napasnya Laring
sangat panjang dan
dalam.

D.O : Stridor

 K.U Sedang

 Capillary Refil : >3 detik Pola nafas tidak


efektif
 TD : 140/90

 T : 36,8°C

 N : 98 x/menit
 RR : 34 x/menit

B.DIAGNOSA KEPRAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi


2. Bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas

C.INTERVENSI PADA PASIEN

NO Dx. NOC NIC


Keperawatan

1. Pola nafas tidak 1. Respiratory status: 1. Airway suction


efektif b.d ventilation
hiperventilasi  Auskultrasi suara
2. Respiratory satus:
nafas sebelum
airway patency
dan sesudah
3. Vital sign status
suctioning
KH:
 Monitoring status
1. Mendemostrasikan
oksigen pasien
batuk efektif dan
2. Airway management
suara nafas dan
 Lakukan
bersih, tidak ada
fisioterapi dada
sianosisi dan
jika perlu
dipsnea(mampu
mengeluarkan  Auskultrasi suara

sputum, mampu nafas, catat

bernafas dengan adanya suara

mudah, tidak ada nafas tambahan

pursed lips)  Lakukan suction

2. Menunujukkan jlan pada mayo

nafas yang paten  Monitor respirasi

(klien tidak merasa dan status O2

tercekik, irama
nafas, frekwensi
pernafasan dalam
rentan normal,tidak
ada suara nafas
abnormal
3. Mengidentifikasikan
dan mencegah faktor
yang dapat
mernghambat jalan
nafas

2. Bersihan jalan 1. Respiratory status: 1. Airway suction


nafas b.d ventilation
obstruksi jalan  Auskultrasi suara
2. Respiratory status:
nafas nafas sebelum
airway patency
dan sesudah
3. Aspiration control
suctioning
KH:
 Monitoring status
4. Mendemostrasikan
oksigen pasien
batuk efektif dan
2. Airway management
suara nafas dan
 Lakukan
bersih, tidak ada
fisioterapi dada
sianosisi dan
jika perlu
dipsnea(mampu
mengeluarkan  Auskultrasi suara

sputum, mampu nafas, catat

bernafas dengan adanya suara

mudah, tidak ada nafas tambahan

pursed lips)  Lakukan suction

5. Menunujukkan jlan pada mayo

nafas yang paten  Monitor respirasi

(klien tidak merasa dan status O2

tercekik, irama
nafas, frekwensi
pernafasan dalam
rentan normal,tidak
ada suara nafas
abnormal
6. Mengidentifikasikan
dan mencegah faktor
yang dapat
mernghambat jalan
nafas

D . Implementasi
NO Hari/tang Diagnosa Implementasi paraf
gal/jam
1 16 Pola nafas 1. Airway suction
september tidak efektif
 Auskultrasi suara
2020 b.d
nafas sebelum dan
hiperventila
sesudah suctioning
si
 Monitoring status
oksigen pasien
2. Airway management
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Auskultrasi suara
nafas, catat adanya
suara nafas
tambahan
 Lakukan suction
pada mayo
 Monitor respirasi
dan status O2

2 16 Bersihan 1. Airway suction


september jalan nafas
 Auskultrasi suara
2020 b.d
nafas sebelum dan
obstruksi
sesudah suctioning
jalan nafas
 Monitoring status
oksigen pasien
2. Airway management
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Auskultrasi suara
nafas, catat adanya
suara nafas
tambahan
 Lakukan suction
pada mayo
 Monitor respirasi

E . Evaluasi
No Hari/Tan Diagnosa Evaluasi Ket
. ggal
1. 17 Pola nafas tidak S :   ayah Pasien mengatakan
september efektif b.d anaaknya tersedak dan batuk-
2020 hiperventilasi batuk.

O :  

 K.U Sedang

 Capillary Refil :

>3 detik

 TD : 140/90

 T : 36,8°C

 N : 98 x/menit

 RR : 34 x/menit

A :.Masalah  teratasi sebagian


P :    lanjutkan intervensi

2. 17 Bersihan jalan S :   ayah Pasien mengatakan


september nafas b.d anaknya sesak napas,
2020 obstruksi jalan napasnya sangat panjang dan
nafas dalam
O :  

 K.U Sedang

 Capillary Refil :

>3 detik

 TD : 140/90

 T : 36,8°C
 N : 98 x/menit

 RR : 34 x/menit

A :.Masalah  teratasi sebagian


P :    lanjutkan intervensi

BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Tersedak merupakan salah satu kasus kegawat daruratan yang sangat
berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Karena
apabila tersedak berlangsung lama tanpa penanganan, akan menyebabkan
kurangnya suplai oksigen secara menyeluruh sehingga korban akan kehilangan
refleks nafas, denyut jantung, dan dapat menyebabkan kematian pada batang otak,
bahkan kematian.
Untuk mendiagnosa suatu keadaan tersedak ditegakkan melalui anmnesis
berupa adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, didapatkan
gejala dan tanda berupa rasa tercekik, sulit bernapas, bicara gagap, bahkan sampai
tidak sadarkan diri.
Penanganannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari usia pasien (bayi,
anak, atau dewasa) dan juga kondisi pasien sendiri (sadar atau tidak sadar).
Beberapa manuever dapat diaplikasikan dalam menolong pasien tersedak, seperti
Haemlich mauever, abdominal thrust, chest thrust, ataupun back slaps tergantung
dari kondisi dan usia pasien. Dengan mengetahui cara penanganan awal dapat
menghentikan komplikasi yang lebih lanjut.

B. SARAN
1. Bagi masyarakat tetap pelajari dan latih cara penangan tersedak serta
melakukan pencegahan tersedak.
2. Bagi Puskesmas dapat melakukan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan mengenai kasus-kasus yang terlihat sepela, tapi besar
dampaknya, seperti tersedak.
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan
masalah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.
2. Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Binarupa Aksara; 2000.
3. Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash
UBS, eds. Brochoscopy. Raven Press, New York 1994: p.253-74
4. Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and
bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric
Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401
5. Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol 1986: p.212-55

Anda mungkin juga menyukai