Disusun oleh :
2. Indriani agustin
3. Julius saputra
4. Klara juvangka
5. Lonalia
6. Mei kaiti
Dosen : Kamesyworo,SST,MM
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN BACK BLOW/ TERSEDAK”
Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu penugasan
Kegawat Daruratan program pendidikan DII jurusan keperawatan palembang
prodi DII keperawatan lahat
Atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun dari seluruh pembaca sekalian demi kesempurnaan Makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ........................................................................................................
B. Etiologi.........................................................................................................
C. Patogenesis ..................................................................................................
D. Gejala dan tanda ..........................................................................................
E. diagnosis .....................................................................................................
F. pemeriksaan penunjang................................................................................
G. pathway........................................................................................................
H. penatalaksanaan..........................................................................................
A. Simpulan......................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya,
karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan kehilangan refleks
nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam
bahasa lain kematian dari individu tersebut.1,2
Dari semua kasus tersedak yang terjadi pada anak-anak, sepertiganya
terjadi di saluran napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di saluran
napas terjadi pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun 1975 anak
di bawah uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi atau tertelan
benda asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun, gawat napas karena aspirasi
benda asing merupakan penyebab utama kematian (National Safety Council,
1981).
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian
(partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian dari
jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling berat
adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang masuk
sudah menutup semua bagian jalan napas, sehingga pasien menjadi jatuh tidak
sadarkan diri.
Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk
keberhasilan dalam penanganan kasus tersedak. Penting untuk membedakan
kondisi tersedak dengan kasus-kasus lain seperti asma, serangan jantung, stroke,
atau kondisi sakit lain yang menyebabkan gangguan pernapasan.
B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari tersedak?
2. Apa Etiologi dan Faktor Predisposisi dari tersedak?
3. Apa Patogenesis dari tersedak?
4. Apa Gejala dan Tanda dari tersedak?
5. Apa Diagnosis dari tersedak?
6. Apa Pemeriksaan Penunjang dari tersedak?
7. Apa pathway dari tersedak ?
8. Apa penatalaksanaan dari tersedak?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,
minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam saluran napas sehingga
menimbulkan keadaan gawat napas yang dapat mengakibatkan kematian.
Tersedak adalah masuknya benda sing kedaerah paru paru dan menyumbat
jalan nafas. ( Purwadianto,2000)
Tersedak adalah masuknya benda asing kearah paru-parudan menyumbat
jalan nafas. Tersedak adalah tersumbatnya trakea aseseorang oleh benda asing,
muntah,darah atau cairan lain.
Tersedak adalah kejadian yang sangat serius yang mengancam. Bila bayi
mulai tersedak atau mengalami kesulitan bernafas,diperlukan dintadakn yang
segera.tersedak menyababkan jalan nafas tersumbat,bayi tidak dapat menangis
atau bersuara.bila bayi batuk,tanpa merah muda dan dapat bersuara maka tidak
ada tindakan yang perlu dilakukan (wong,2003)
C. Patogenesis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat
bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak
dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau
makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada saat
inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring.
Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang,
sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam
trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau
lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada
derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan
iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat
pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm sehingga gejala sumbatan
bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis,
toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-menerus.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena umumnya
benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan
tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,
dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di bronkus dapat
menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi,
antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan
granulasi yang menutupi benda asing.1,3
E. Diagnosis
Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya
riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tiba-tiba timbul choking
(rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi dan
pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda
asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan endoskopi atas indikasi
diagnostik dan terapi.
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda
asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu diketahui
macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lama tersedak benda
asing tersebut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.
1. Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada
aspirasi benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di
orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu
diagnosis.
2. Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan,
dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi
parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik benda asing di
saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisiema
tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat
ekspirasi dan pelebaran interkostal.
3. Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pandangan
endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat benda asing
yang lama berada di bronkus.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.
G. Pathway
Benda Asing
Muntah
Dipsneu
Pola nafas tidak
efektif
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
H. Penatalaksanan
1. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang masih
sadar
Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus menerus sekeras-
kerasnya
Yang tidak boleh dilakukan:
Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)
Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan
benda asing
Untuk tersedak berat:
Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini
terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan
untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan
gawat napas.
Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali
sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar.
Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk
(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust” yaitu
dengan meletakkan kepalan tangan di tengah-tengah tulang dada.2,3,4
2. Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang tidak
sadar
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:
Panggil bantuan medis segera
Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan finger
swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah
melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu
sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.
Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika ada
tanda-tanda berikut:
Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas
Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
Lakukan langkah-langkah berikut ini jika sudah berhasil menangani korban
tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing
keluar dari mulut korban:
Berikan 2 kali napas
Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa nadi
di leher korban selama 10 detik.
Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan
pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada
maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit harus
memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah
2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban
sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil
menunggu bantuan datang.
Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:2,5
Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras
Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat
atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda
asing tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/mengkorek-korek
mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut
Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu
lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali
napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah
setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut
bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.
Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi
masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR
sampai bantuan medis datang atau benda asingnya keluar.2,5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERSEDAK
A. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama : An . S
d. Agama : Islam
e. No. RM : 176453
a. Nama : Tn. R
Ayah pasien mengatakan sejak dua hari yang lalu anaknya terlalu
penyakit ini
a. Keadaan Umum
TD : 140/90 T : 36,8°C
N : 98 x/menit RR : 34 x/menit
b. Kepala
c. Mata
d. Hidung
e. Telinga
f. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, distensi vena jugularis.
g. Thorax
Paru
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Jantung
Auskultasi : S3, S4
h. Abdomen
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani
i. Ekstremitas
D.O :
Dipsneu
K.U Sedang
N : 98 x/menit
RR : 34 x/menit
D.O : Stridor
K.U Sedang
T : 36,8°C
N : 98 x/menit
RR : 34 x/menit
B.DIAGNOSA KEPRAWATAN
tercekik, irama
nafas, frekwensi
pernafasan dalam
rentan normal,tidak
ada suara nafas
abnormal
3. Mengidentifikasikan
dan mencegah faktor
yang dapat
mernghambat jalan
nafas
tercekik, irama
nafas, frekwensi
pernafasan dalam
rentan normal,tidak
ada suara nafas
abnormal
6. Mengidentifikasikan
dan mencegah faktor
yang dapat
mernghambat jalan
nafas
D . Implementasi
NO Hari/tang Diagnosa Implementasi paraf
gal/jam
1 16 Pola nafas 1. Airway suction
september tidak efektif
Auskultrasi suara
2020 b.d
nafas sebelum dan
hiperventila
sesudah suctioning
si
Monitoring status
oksigen pasien
2. Airway management
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
Auskultrasi suara
nafas, catat adanya
suara nafas
tambahan
Lakukan suction
pada mayo
Monitor respirasi
dan status O2
E . Evaluasi
No Hari/Tan Diagnosa Evaluasi Ket
. ggal
1. 17 Pola nafas tidak S : ayah Pasien mengatakan
september efektif b.d anaaknya tersedak dan batuk-
2020 hiperventilasi batuk.
O :
K.U Sedang
Capillary Refil :
>3 detik
TD : 140/90
T : 36,8°C
N : 98 x/menit
RR : 34 x/menit
K.U Sedang
Capillary Refil :
>3 detik
TD : 140/90
T : 36,8°C
N : 98 x/menit
RR : 34 x/menit
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Tersedak merupakan salah satu kasus kegawat daruratan yang sangat
berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Karena
apabila tersedak berlangsung lama tanpa penanganan, akan menyebabkan
kurangnya suplai oksigen secara menyeluruh sehingga korban akan kehilangan
refleks nafas, denyut jantung, dan dapat menyebabkan kematian pada batang otak,
bahkan kematian.
Untuk mendiagnosa suatu keadaan tersedak ditegakkan melalui anmnesis
berupa adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, didapatkan
gejala dan tanda berupa rasa tercekik, sulit bernapas, bicara gagap, bahkan sampai
tidak sadarkan diri.
Penanganannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari usia pasien (bayi,
anak, atau dewasa) dan juga kondisi pasien sendiri (sadar atau tidak sadar).
Beberapa manuever dapat diaplikasikan dalam menolong pasien tersedak, seperti
Haemlich mauever, abdominal thrust, chest thrust, ataupun back slaps tergantung
dari kondisi dan usia pasien. Dengan mengetahui cara penanganan awal dapat
menghentikan komplikasi yang lebih lanjut.
B. SARAN
1. Bagi masyarakat tetap pelajari dan latih cara penangan tersedak serta
melakukan pencegahan tersedak.
2. Bagi Puskesmas dapat melakukan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan mengenai kasus-kasus yang terlihat sepela, tapi besar
dampaknya, seperti tersedak.
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan
masalah keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.
2. Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Binarupa Aksara; 2000.
3. Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash
UBS, eds. Brochoscopy. Raven Press, New York 1994: p.253-74
4. Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and
bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric
Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401
5. Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol 1986: p.212-55