Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA BERMAIN

Terapi Bermain Lego untuk Mengurangi Kecemasan


Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah

Disusun Oleh :
Patresia Noni Bata Bani 14201.11.19039
Mohammad Saifuddin 14201.11.19027
Nandini Nursyamsiana 14201.11.19033
Lia Barkatul Rohmaniyah 14201.10.18017
Nita Damayanti 14201.11.19034
Zakiyatul Masruro 14201.11.19050
Mutiara Anggraeny 14201.11.19032

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PAJARAKAN – PROBOLINGGO
TAHUN 2021
SATUAN ACARA BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak usia prasekolah
Subpokok Bahasan : Bermain menyusun lego menjadi sebuah bentuk
Tanggal : Minggu, 29 Maret 2021
Tempat : RSUD Waluyojati Kraksaan
Sasaran : Pasien anak usia prasekolah usia 3 – 5 tahun
Waktu : 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Anak usia prasekolah merupakan anak yang mempunyai rentang usia tiga
sampai lima tahun. Diusia ini anak menjadi individu yang aktif dengan
karakter yang unik, serta mempunyai kebutuhan khusus sesuai tahap tumbuh
kembangannya. Namun, anak juga rentan terhadap penyakit yang disebabkan
oleh berbagai faktor. Ketika sakit anak membutuhkan perawatan yang
kompeten untuk mencegah terjadinya komplikasi sehingga anak akan
dihospitalisasi (rawat inap) (Laswiri, 2018).
Pada pasien anak masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering
menimbulkan pengalaman traumatik yang meninbulkan ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Terapi
bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan
pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Mungalim,
Rismawati,2020).
Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengurangi hospitalisasi pada
anak adalah lego. Lego merupakan sejenis permainan bongkah plastik yang
terkenal di kalangan anak-anak. bongkahbongkah ini serta kepingan lain dapat
disusun menjadi model apa saja, seperti mobil, kereta api, bangunan, kota,
patung, pesawat terbang, robot, dan lain-lain (Fachresya. A, 2020).
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat
dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali diharapkan anak mampu :
a) Bisa merasa tenang selama dirawat.
b) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
c) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
d) Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
e) Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
f) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
g) Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap suatu permainan
C. Sasaran
1. Anak usia prasekolah 3-5 tahun
2. Anak didampingi orang tua
3. Anak dapat/boleh berjalan
4. Perserta koorperatif
D. Metode
1. Mengajari cara bermain lego.
2. Metode bermain aktif.
Dimana anak ikut terlibat langsung saat permainan berlangsung dan anak
berinisiatif menyelesaikan permainan hingga selesai.
3. Mendengarkan opini anak.
Dimana pada saat bermain anak dapat menunjukkan kekreativasnya untuk
menyusun lego tersebut menjadi sebuah benda.
4. Memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dibuat dan memberikan
penilaian jika anak mampu menyusun benda dari sebuah lego
5. Memberikan penghargaan sebagai bentuk nilai.
E. Media dan Alat
1. Tikar
2. Lego
F. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
1. Struktur Organisasi
a) Leader : Patesia Noni Bata Bani
b) CO Leader: Mohammad Saifuddin
c) Fasilitator : Nandini Nursyamsiana
Lia Barkatul Rohmaniyah
d) Observer : Nita Damayanti
Zakiyatul Masruro
Mutiara Anggraeny
e) Uraian Tugas
a) Leader : Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi
bermain,
yaitu membuka dan menutup kegiatan.
b) Co Leader : Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan
dan cara bermain dalam terapi bermain.
c) Fasilitator : Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta
mendampingi setiap peserta dalam terapi bermain.
d) Observer : Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain, mengobservasi
dan mencatat jalannya terapi bermain.
G. Rencana Kegiatan
NO Terapis Waktu Subyek Terapi
1 Persiapan 10 menit Ruangan, alat,
a. Persiapan ruangan anak dan
b. Persiapan alat-alat keluarga siap
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses : Menjawab salam,
a. Membuka proses terapi 3 menit Memperkenalkan
bermain dengan diri,
mengucap kan salam, Memperhatikan
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada anak 3 menit
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan
cara permainan. Bermain bersama
c. Mengajak anak bermain . 20 menit dengan antusias
d. Mengevaluasi respon 10 menit dan
anak dan keluarga. mengungkapkan
5 menit perasaannya
e. Tanya jawab
3 Penutup (1 menit). 5 menit Memperhatikan
Menyimpulkan, mengucapkan dan menjawab
salam salam

H. Evaluasi
1. Anak dapat mengikuti aturan permainan menyusun lego.
2. Anak dapat mengembangkan hubungan sosial, komunikasi, dan belajar
sabar dan saling menghargai.
3. Anak bersemangat dalam mengikuti permainan.
4. Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainan (relaksasi dan distraksi).
5. Anak dapat berinteraksi dengan anak lain dan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Fachresya, A. (2020). Mereduksi Perilaku Blindism Dengan Permainan Lego
Untuk Anak Tunanetra. Jurnal Pendidikan Khusus, 15(2). Diakses 24
Maret 2021
Laswiri, E. N. (2018). Pengaruh Bermain Terapeutik: Lego Terhadap Tingkat
Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Di DIY. Diakses 23 maret 2021
Mungalim, S. M., & Rismawati, R. R. (2020). The Effect of Lego Play Activity
Therapy on Anxiety Levels of Preschool Children (3-6 years) due to
Hospitalisation. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI], 3(1), 57-66.
Diakses 23 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai