Dosen Pembimbing
Ns. Dewi Murni, M.Kep
OLEH KELOMPOK 10 :
Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan
makalah Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar dengan judul “Konsep, Prinsip, dan
Keterampilan Klinis Personal Hygiene (Post Partum : Vulva Hygiene)”.
Tak lupa Kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini, kepada ibu Ns. Dewi Murni, M.Kep selaku dosen
pembimbing, serta pihak yang tidak dapat Kami ucapkan satu persatu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat Kami harapkan agar menjadikan makalah ini
lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Konsep Personal Hygiene.................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Personal Hygiene..................................................................................3
2.1.2 Macam-macam Personal Hygiene..........................................................................4
2.1.3 Jenis Personal Hygiene...........................................................................................8
2.1.4 Tujuan Personal Hygiene........................................................................................9
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene......................................................9
2.1.6 Dampak yang Ditimbulkan....................................................................................10
2.1.7 Prinsip Personal Hygiene.......................................................................................11
2.2 Konsep Post Partum.........................................................................................................11
2.2.1 Pengertian Post Partum..........................................................................................11
2.2.2 Tujuan Perawatan Post Partum..............................................................................11
2.2.3 Tahapan Post Partum.............................................................................................12
2.2.4 Komplikasi Post Partum........................................................................................12
2.3 Patofisiologis...................................................................................................................13
2.4 Prinsip Penatalaksanaan...................................................................................................14
2.5 Keterampilan Klinis.........................................................................................................16
BAB III ANALISIS KASUS...............................................................................................19
3.1 Deskripsi Kasus...............................................................................................................19
3.2 Hasil Analisis...................................................................................................................19
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................24
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................24
4.2 Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).
Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dalam dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik
dan bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit. Personal hygiene yang pada dasarnya
harus diperhatikan yaitu personal hygiene yang mencakup beberapa hal seperti,
perawatan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, kulit,
dan perawatan tubuh secara keseluruhan. Personal Hygiene merupakan salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di
nyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Direja, 2011).
Perawatan perineum merupakan proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti:
biologis, psikologis, sosial dan spiritual (Nugroho, 2014). Kebersihan vagina jika tidak
terjaga dengan baik pada masa nifas dapat menimbulkan terjadinya infeksi pada vagina
dan dapat meluas sampai ke rahim. Infeksi masa nifas merupakan peradangan yang
terjadi pada organ reproduksi (Maritalia, 2012). Ibu beresiko terjadinya infeksi post
partum dikarenakan luka bekas pelepasan pasenta, laserasi pada saluran genetalia
termasuk episiotomi dan laserasi. Robekan jalan lahir merupakan luka atau robekan yang
jaringan yang tidak teratur (Walyani 2015). Perawatan luka perineum pada ibu setelah
melahirkan berguna untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan, menjaga kebersihan,
mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka jahitan perineum. Salah satu
solusi bagi ibu nifas untuk mempercepat penyembuhan lukaperineum selain
menggunakan obat medis dan asupan gizi yang baik adalah vulva hygiene.
1
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep kebutuhan personal
hygiene. Serta untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien post partum
dengan keterampilan klinis Vulva Hygiene.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Personal Hygiene
b. Untuk mengetahui macam-macam Personal Hygiene
c. Untuk mengetahui jenis Personal Hygiene
d. Untuk mengetahui tujuan Personal Hygiene
e. Untuk mengetahui faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
f. Untuk mengetahui dampak yang Ditimbulkan
g. Untuk mengetahui prinsip Personal Hygiene
h. Untuk mengetahui konsep post partum (pengertian, tujuan, tahapan dan
komplikasi)
i. Untuk mengetahui patofisiologi sesuai kasus
j. Untuk mengetahui prinsip penatalaksanaannya
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien post partum
l. Untuk mengetahui prosedur keterampilan klinis vulva hygiene
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.2 Macam-macam Personal Hygiene
Macam-macam perawatan diri, menurut Hidayat (2008) sebagai berikut :
1) Perawatan Diri pada Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian pentingdari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Kulit secara
umum mempunyai berbagai fungsi, diantaranya:
a. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan
bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.
b. Mengatur keseimbangan suhu tubuhdan membantu produksi keringat serta
penguapan.
c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan
dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi
vitamin D dari sinar ultraviolet matahari
4
2) Perawatan Diri pada Kuku, Kaki dan Tangan.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh
melalui kuku (Hidayat, 2008). Oleh karena itu, Potong kuku 1x/mg atau saat
terlihat panjang (gunakan pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kuku
dihaluskan/dikikir) (Haince, 2012). Masalah kuku kaki dan tangan sampai terjadi
nyeri atau ketidaknyamanan dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang
terhadap kaki dan tangan, seperti menggigit kuku dan pemotongan yang tidak
tepat dan pemakaian sepatu yang tidak pas (Potter dan patricia, 2010)
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor. Mencuci
tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat membersihkan
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan memakai sabun agar tangan bersih dan sehat. Saat harus cuci tangan
yaitu setiap tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang,
berkebun), setelah buang air besar atau buang air kecil, sebelum makan dan
sebelum memegang makanan.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki, gunakan alas kaki yang
lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi
maslah kaki dan kuku. Sepatu yang sempit atau kurang pas dapat mnyebabkan
luka kulit tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki. Menjaga kebersihan sepatu itu
juga sangat penting. Begitu kaki berkeringat, keringatnya akan menempel ke
sepatunya, sehingga menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang bisa menyebabkan
penyakitpenyakit di kaki. Segera setelah pulang sekolah dan tiba di rumah,
bukalah sepatunya terlebih dahulu. Kemudian untuk menjaga sepatunya tetap
bersih dengan cara mencuci, menyikat, dan menyemirnya. Usai beraktivitas
ajarkan anak untuk mencuci kakinya dan mengeringkannya dengan baik. Cuci
kaki dengan baik ketika mandi atau sebelum pergi tidur. Keringkan dengan baik
menggunakan handuk bersih. (Haince, 2012).
5
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi
serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat
diidentifikasi (Hidayat, 2008).
Rambut yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tetapi juga
menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah rontok atau
bahkan kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah kepala.
Kebersihan rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi darah pada kulit kepala.
Rambut yang bersih juga membantu mengurangi stres dan membantu jaringan
metabolisme agar tetap tumbuh dan berkembang secara normal. Kutu rambut pun
tidak diberi kesempatan untuk hidup. Karena itu, ajarkan anak untuk keramas
secara teratur minimal membersihkan rambut dua kali dalam seminggu, atau
setelah berolah raga atau banyak mengeluarkan keringat, keramas dengan
menggunakan shampoo, agar kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga.
Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga untuk memberikan beberapa
vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau. Selain itu untuk
menjaga kebersihan rambut jangan lupa juga menjaga kebersihan sisir yang
dipakai. Membersihkan sisir bisa bersamaaan saat kita keramas (Haince, 2012).
Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat mencegah rambut
menjadi kusut dan dapat membebtuk gaya rambut. Rambut dan kulit kepala
mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan penyisiran sehari-hari agar
tidak kusut (potter dan patricia, 2010).
6
Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga usia
dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 4 kali sehari,
dianjurkan setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi menggunakan
sikat gigi sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali (Potter dan patricia,
2010).
Selain itu, yang penting diketahui adalah jenis makanan yang dapat merusak
gigi dan membiasakannya untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Ajak
anak untuk menghindari makan/minum yang terlalu panas/dingin dan yang terlalu
asam. Anak harus banyak mengonsumsi makanan bergizi. Orangtua perlu juga
membawa anak untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang
lebih 6 bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter gigi. Jika merasa gigi nyilu/sakit
segera berobat ke puskesmas atau dokter gigi (Haince, 2012).
7
Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang
bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan
kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan
(Potter, 2006). Jika terdapat keluhan dengan telinga atau hidung segera periksa ke
Puskesmas/ dokter (Haince, 2012).
8
kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhaneliminasi
(BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, danmemijat
daerah punggung.
9
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanakkanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga,
jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c. Status Sosio-Ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi
dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk
ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok
social klien.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk
yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan
pribadi.
g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan dir, misalnya. kanker tahap
10
lanjut atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
11
b) Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, hidrasi, keamanan, dan eliminasi
(Padila, 2014).
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari (Marni, 2011).
2) Infeksi
12
Infeksi masa postpartum (puerpuralis) adalah infeksi pada genitalia setelah
persalinan, ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38ºC atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan
24 jam pertama. Infeksi postpartum mencakup semua peradangan yang
disebabkan oleh masuk kuman-kuman atau bakteri ke dalam alat genetalia
pada waktu persalinan dan postpartum (Mitayani, 2011). Infeksi postpartum
dapat disebabkan oleh adanya alat yang tidak steril, luka robekan jalan lahir,
perdarahan, preeklamsia, dan kebersihan daerah perineum yang kurang
terjaga. Infeksi masa postpartum dapat terjadi karena beberapa faktor
pemungkin, antara lain pengetahuan yang kurang, gizi, pendidikan, dan usia.
1) Pengetahuan
Menurut ambarwati (2010), pengetahuan adalah segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Pengalaman
yang didapat dapat berasal dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang
didapat dari orang lain.
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah akan mempengaruhi pengetahuan ibu
karena ibu yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih rendah akan
sulit untuk menerima masukan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2012)
3) Usia
Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi pada
orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini disebabkan
suplai darah yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau adanya
penyakit penyerta seperti diabetes melitus. Sehingga penyembuhan luka
lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada usia tua (Suherni, 2009).
4) Gizi
Proses fisiologi penyembuhan luka perineum bergantung pada tersedianya
protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan
tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang
diperoleh fibroblas dari protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan untuk
mensintesis kolagen. Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada
penyembuhan luka (Cuningham, 2000)
2.3 Patofisiologis
13
Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selain itu fasilitas
yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang
kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal
hygiene.
Hal yang harus diperhatiakan dan menjadikan prinsip dalam penatalaksanaan post
partum, antara lain :
1. Tekanan Darah
Tekanan darah sedikit meningkatkan karena upaya persalinan dan keletihan,
keadaan ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam.
2. Nadi
Nadi kembali ke frekuensi normal dalam waktu 1 jam dan mungkin terjadi
sedikit bradikardi (50-70x/menit)
3. Suhu Tubuh
Suhu tubuh mungkin meningkat bila terjadi dehidrasi.
4. Payudara
Produksi kolostrom 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur biasanya pada
hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui dimulai.
5. Fundus Uteri
Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah umbilicus. Bila
uterus lembek, lakukan masase sampai keras. Bila fundus bergeser kearah
kanan midline, periksa adanya distensi kandung kemih.
6. Kandung Kemih
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat terisi karena
15
diueresis post partum dan cairan intravena.
7. Lochea
Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa dengan aliran
sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, dicurigai terjadinya robekan servik.
8. Perineum
Episiotomy dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak edema dan
jahitan harus utuh.
9. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3-5 post partum.
Periksa adanya nyeri yang berlebihan pada perineum dan adanya kematian
dibawah episiotomy.
16
2) Untuk pencegahan dan meringankan infeksi
3) Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal
4) Memberikan rasa nyaman
c. Indikasi
1) Pasien post partum
2) Pasien post partum dengan episiotomy
3) Dilakukan prosedur tersebut sehari minimal 2 kali/sesudah BAB bila perlu
e. Persiapan Alat
1. Bak instrumen steril berisi :
a. Lidi waten
b. Hanschoon satu pasang
c. Kassa
d. Deppers
e. Kapas gulung kecil
2. Kom Steril berisi betadin/ obat lain
3. Larutan NaCl dalam kemasan
4. Hanschoon bersih
5. Korentang
6. Botol cebok berisi air hangat
7. Plastik disposibel/ bengkok
8. Selimut mandi
9. Pembalut wanita dalam kemasan
10. Celana dalam dan pakaian bersih
17
11. Pengalas dan srem bila perlu
12. Tissue
13. Pispot
18
17) Rapikan pasien
18) Handschoen dilepas, pasien dirapikan sesuai kenyamanan
19) Rapikan alat
20) Cuci tangan
21) Dokumentasikan
19
BAB III
ANALISIS KASUS
20
c. Klien mengatakan durasi nyeri
dirasakan selama ±10 menit
DO:
a. Klien tampak meringis
b. Klien tampak gelisah
c. Klien memegang perut
d. Skala Nyeri 3
3. DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasif
a. Pasien mengatakan merasa tidak
nyaman dengan daerah jahitan
DO:
a. Peningkatan suhu tubuh 37,80C
b. Ditemukan tanda dan gejala infeksi
(rubor, dan tumor)
c. Hasil pemeriksaan laboratorium
leukosit didapatkan 13.000 mcL
2. Diagnosis Keperawatan
a. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik yang dibuktikan dengan
luka perineum tampak kotor dan ketidakmampuan untuk toileting
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik yang dibuktikan dengan skala nyeri
3 dan tampak meringis.
c. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
3. Intervensi Keperawatan
21
mengganti pakaian g. Ajarkan pasien cara
setelah eliminasi. menjaga kebersihan diri
pada daerah genetalia.
h. Monitor integritas kulit
pasien
i. Anjurkan pasien minum 6-7
gelas perhari
j. Kolaborasi dengan tim
medis lain pemberian
medikasi dan diit.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan tinfakan keperawatan secara komprehensif termasuk
dengan agen cidera selama 3x24 jam pasien lokasi, karakteristik, durasi,
fisik tidak mengalami nyeri, frekuensi, kualitas dan faktor
dengan kriteria hasil: presipitasi
a. Mampu mengontrol b. Observasi reaksi nonverbal
nyeri (tahu dari ketidaknyamanan
penyebab nyeri, c. Bantu pasien dan keluarga
mampu untuk mencari dan
menggunakan tehnik menemukan dukungan
nonfarmakologi d. Kontrol lingkungan yang
untuk mengurangi dapat mempengaruhi nyeri
nyeri, mencari seperti suhu ruangan,
bantuan) pencahayaan dan kebisingan
b. Melaporkan bahwa e. Kurangi faktor presipitasi
nyeri berkurang nyeri
dengan f. Kaji tipe dan sumber nyeri
menggunakan untuk menentukan intervensi
manajemen nyeri g. Ajarkan tentang teknik non
c. Mampu mengenali farmakologi: napas dala,
nyeri (skala, relaksasi, distraksi, kompres
intensitas, frekuensi hangat/ dingin
dan tanda nyeri) h. Berikan analgetik untuk
d. Menyatakan rasa mengurangi nyeri: ……...
nyaman setelah i. Tingkatkan istirahat
nyeri berkurang j. Berikan informasi tentang
e. Tanda vital dalam nyeri seperti penyebab nyeri,
rentang normal berapa lama nyeri akan
f. Tidak mengalami berkurang dan antisipasi
gangguan tidur ketidaknyamanan dari
prosedur
k. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan a. Pertahankan teknik aseptif
dibuktikan dengan tindakan keperawatan b. Batasi pengunjung bila perlu
efek prosedur selama 3X24 jam pasien c. Cuci tangan setiap sebelum
invasif tidak mengalami infeksi dan sesudah tindakan
dengan kriteria hasil: keperawatan
a. Klien bebas dari d. Lakukan tindakan vulva
22
tanda dan gejala hygiene dengan benar
infeksi e. Lakukan perawatan luka
b. Menunjukkan perineum dengan benar.
kemampuan untuk f. Gunakan baju, sarung tangan
mencegah timbulnya sebagai alat pelindung
infeksi g. Ganti letak IV perifer dan
c. Jumlah leukosit dressing sesuai dengan
dalam batas normal petunjuk umum
d. Menunjukkan h. Gunakan kateter intermiten
perilaku hidup sehat untuk menurunkan infeksi
e. Status imun, kandung kencing
gastrointestinal, i. Tingkatkan intake nutrisi
genitourinaria dalam j. Berikan terapi antibiotik
batas normal k. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
l. Pertahankan teknik isolasi k/p
m. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
n. Monitor adanya luka
o. Dorong masukan cairan
p. Dorong istirahat
q. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
r. Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
4. Implementasi Keperawatan
Melakukan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien saat itu.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan terdiri dari S-O-A-P.
a. Subjektif : ungkapan perasaan dan keluhan yang dikeluhkan klien maupun keluarga
secara subjektif seteiah di berikan tindakan keperawatan.
b. Objektif : keadaan klien yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan menggunakan
pengamatan yang objektif.
c. Analisa : analisa perawat setelah mengetahui respon hasil dari klien secara objektif dan
subjektif.
d. Planning/Perencanaan perencanaan selanjutnya yang akan dilakukan oleh seorang
perawat setelah perawat melakukan analisis
23
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian
tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat. Adapun hal yang harus diperhatikan yaitu :
jelaskan alasan dilakukannya prosedur, jelaskan frekuensi dilakukannya prosedur dan berapa
lamanya, jelaskan tahap-tahap dari prosedur dan rasionalisasinya secara garis besar dari tiap-
tiap bagian, jaga privacy, kenyamanan, keamanan klien selama prosedur dan ajarkan untuk
dapat merawat/Vulva higiene pada waktu dirumah (Home Care).
4.2 Saran
Makalah ini membahas tentang kebutuhan Personal Hygiene yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan sesorang.
Pentingnya juga vulva hygiene pada ibu post partum sangat baik dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi serta memberikan kenyamanan, vulva hygiene juga dapat diajarkan kepada
pasien agar lebih mandiri dan mampu melakukannya di rumah.
25
DAFTAR PUSTAKA
Direja, ade herman surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Haince. (2012). personal behavior and enviroment risk and protective factor.
Hidayat. A.A. (2006). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Potter dan perry. (2008). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan praktik,
edisi ke 4. Jakarta: EGC.
Potter Dan Patricia, A. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses Dan
Praktik. Jakarta : EGC
Rejeki S, 2015. Sanitasi, Hygiene, dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3). Bandung:
Rekayasa Sains.
Siwach, meena. 2009. Impact of Health Education Program Me On Knowledge and Practices
of School Children Regarding Personal Hygiene In Rural Panipat : Kamla-Raj Int Edu
Sci, 1 (2): 115-118
Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan edisi ke-4.
Jakarta: Selemba Medika
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
http://resna-agustina.blogspot.com/2012/04/makalah-personal-hygiene-kebutuhan.html diakses
pada tanggal 25 November 2020
http://asuhankeperawatanpebriantissitorus.blogspot.com/2017/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 25 November 2020
26
https://www.scribd.com/doc/296163963/Vulva-Hygiene diakses pada tanggal 25 November 2020
27