PENGKAJIAN JANIN
ANGGOTA KELOMPOK :
NILAWATI (14220190034)
HARIANTI ( 14220190035 )
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul "Pengkajian Janin" sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam proses
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat sebagai suatu profesi yang merupakan bagian dari tim medis memiliki
tanggung jawab untuk membantu pasien baik secara individu, keluarga dan
masyarakat baik pada kondisi sehat maupun sakit. Perawat bertugas untuk
memberikan bantuan yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien
guna untuk tercapainya dan dapat dipertahankannya kondisi sehat yang
optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perawat harus mampu
melakukan pendekatan dengan metode ilmiah yang sistematis sehingga dapat
memecahkan masalah pasien dalam keperawatan. Metode tersebut adalah
proses keperawatan.
Salah satu bagian dari proses keperawatan adalah pengkajian. Pengkajian
merupakan langkah pertama yang paling penting dalam proses keperawatan
karena tanpa adanya pengkajian keperawatan yang tepat maka tidak akan
menciptakan diagnosa keperawatan yang baik serta akurat dan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan sebuah tindakan. Selain itu,
pengkajian dapat memberikan kesempatan kepada perawat untuk menciptakan
hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien.
Pengkajian yang dilakukan perawat dapat menciptkan diagnosa dari sudut
pandang yang berbeda, perawat dapat mendiagnosis respons manusia yang
aktual terhadap gangguan kesehatan (proses kehidupan) dan dari kerentanan
terhadap respons fokusnya. Karena manusia yang sangat kompleks, sehingga
memiliki respons yang berbeda terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Respons tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, fisiologi,
budaya, etnis, agama, jenis kelamin, pendidikan keluarga dan pasien, gangguan
kesehatan dan pengalaman masa lalu dengan penyakit atau cedera. Menurut
KBBI, ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin
didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria.
Melakukan pengkajian terhadap ibu hamil merupakan wawancara yang
dilakukan qoleh perawat dengan ibu hamil untuk menggali atau mengetahui
keadaan kehamilan, riwayat penyakit dan apa yang dirasakan oleh ibu hamil
tersebut. Pengkajian digunakan sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, persepsi,
harapan, keyakinan dan lain-lain dari ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan perngkajian janin kepada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memberi informasi tentang
pelaksanaan pengkajian janin kepada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEHAMILAN PENGKAJIAN FETAL
Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi, seperti
perhitungan gerakan janin (Fetal Movement Counting,FMC) dan tes akselerasi auskultrasi
(Auscultated Acceleration Test, AAT). Sedangkan metode menggunakan teknologi seperti
Ultrasonogradi (USG), Kardiotokografi, Amniosintesis, dsb. Bidan sebaiknya mengetahui
manfaat setiap metode pengkajian janin.
Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
D. Peran Perawat
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para wanita mewaspadai bahwa pola
gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Perwat berperan dalam
penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa
gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh karena itu,
klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan janin berhenti. Informasi
yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat
penting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung jawab terhadap
pengawasan janin mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka perawat harus
melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (NST).
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan
pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal
selama satu menit.
Pemeriksaan NST
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan
perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada
saat kehamilan maupun persalinan.
b. Fungsi
i) Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan
gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj
(baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan /
aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).
ii) Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi
menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu,
atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.
iii) Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau
aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut
jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi denyut jantung janin.
c. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu simpatis dan
parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila
oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres
intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan stres
ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
d. Cara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan
sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardio dan tokodinamometer
4) Frekuensi jantung janin dicatat
5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif,
pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian
(sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual
e. Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta
f. Komplikasi
Hipertensi ortostatik
g. Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif, bila :
1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20
menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif berarti
janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain
diulang setiap minggu
c. Sinusoidal, bila :
1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
2) Tidak ada gerakan janin
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24
jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak
bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60
detik atau lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin
sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1
minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1
minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan
atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih
tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1
minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan yang mempunyai nilai
prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai
parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena
tingginya angka positif palsu tersebut (dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang
lainnya).
Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dengan
memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di dalam cairan amnion terdapat sel fetal
(kebanyakan kulit janin) yang dapat dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan
biologi. Ultrasonografi digunakan untuk memastikan posisi kandungan, plasenta, dan janin
serta jumlah cairan amnion yang mencukupi.
Pemeriksaan ini diutamakan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu :
a. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan genetik.
b. Wanita berusia di atas 35 tahun.
c. Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap sindrom down pada trimester
pertama kehamilan.
d. Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan USG
e. Wanita dengan sensitisasi Rh.
Risiko Amniocentesis
a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban
b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Keguguran
Pemeriksaan
1. Ibu berbaring telentang
2. Perut ibu dibersihkan
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan untuk mencari area yang aman
dalam air ketuban. Ultrasonografi adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap dengan
menggunakan gelombang suara.
4. Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil cairan amnion.
5. Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian mengeluarkan jarum. Jarum berada di
dalam selama kurang dari 1 menit
6. Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30 menit untuk memantau detak
jantung bayi .
7. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar 2 minggu
Amniocentesis dini
1. Pemeriksaan dilakukan antara usia gestasi 11 sampai 14 minggu.
2. Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL per setiap minggu gestasi.
3. Risiko keguguran dan komplikasi lebih tinggi.
Kesimpulannya, amniocentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap tidak
bebas sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk digunakan dengan selektif dan tetap
dijelaskan kepada pasangan pasien yang menginginkannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang
mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Perhitungan gerakan janin harus
dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko rendah mengalami
insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi,
perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.
Sebelum melakukan pemantauan janin, Perawat harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan
kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya. Penjelasan perawat yang melakukan
pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh
penjelasan lengkap dari perawat akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan
janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup.
Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin.
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan
≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut
jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan
maupun persalinan
.DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/185756221/Pengkajian-Fetal