Anda di halaman 1dari 18

MAKALA KELOMPOK 2

PENGKAJIAN JANIN

ANGGOTA KELOMPOK :

KADRIA KIKA (14220190027)

NILAWATI (14220190034)

HARIANTI ( 14220190035 )

NUR RAHMAH ( 14220190038 )

ABIDA HANIFA WEAR (14220190028)

APRILIA UMASANGAJI (14220190030)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul "Pengkajian Janin" sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima

kasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam proses

penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Makassar , 06 Maret 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...........................................................................................
C. Tujuan……………… .............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Janin………………………………………………………………………………...


………..
2.2 Denyut Jantung
Janin……………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat sebagai suatu profesi yang merupakan bagian dari tim medis memiliki
tanggung jawab untuk membantu pasien baik secara individu, keluarga dan
masyarakat baik pada kondisi sehat maupun sakit. Perawat bertugas untuk
memberikan bantuan yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien
guna untuk tercapainya dan dapat dipertahankannya kondisi sehat yang
optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perawat harus mampu
melakukan pendekatan dengan metode ilmiah yang sistematis sehingga dapat
memecahkan masalah pasien dalam keperawatan. Metode tersebut adalah
proses keperawatan.
Salah satu bagian dari proses keperawatan adalah pengkajian. Pengkajian
merupakan langkah pertama yang paling penting dalam proses keperawatan
karena tanpa adanya pengkajian keperawatan yang tepat maka tidak akan
menciptakan diagnosa keperawatan yang baik serta akurat dan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan sebuah tindakan. Selain itu,
pengkajian dapat memberikan kesempatan kepada perawat untuk menciptakan
hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien.
Pengkajian yang dilakukan perawat dapat menciptkan diagnosa dari sudut
pandang yang berbeda, perawat dapat mendiagnosis respons manusia yang
aktual terhadap gangguan kesehatan (proses kehidupan) dan dari kerentanan
terhadap respons fokusnya. Karena manusia yang sangat kompleks, sehingga
memiliki respons yang berbeda terhadap situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Respons tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, fisiologi,
budaya, etnis, agama, jenis kelamin, pendidikan keluarga dan pasien, gangguan
kesehatan dan pengalaman masa lalu dengan penyakit atau cedera. Menurut
KBBI, ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin
didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria.
Melakukan pengkajian terhadap ibu hamil merupakan wawancara yang
dilakukan qoleh perawat dengan ibu hamil untuk menggali atau mengetahui
keadaan kehamilan, riwayat penyakit dan apa yang dirasakan oleh ibu hamil
tersebut. Pengkajian digunakan sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, persepsi,
harapan, keyakinan dan lain-lain dari ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan perngkajian janin kepada ibu hamil ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memberi informasi tentang
pelaksanaan pengkajian janin kepada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEHAMILAN PENGKAJIAN FETAL

Pengkajian janin dapat  dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi, seperti
perhitungan gerakan janin (Fetal Movement Counting,FMC) dan tes akselerasi auskultrasi
(Auscultated Acceleration Test, AAT). Sedangkan metode menggunakan teknologi seperti
Ultrasonogradi (USG), Kardiotokografi, Amniosintesis, dsb. Bidan sebaiknya mengetahui
manfaat setiap metode pengkajian janin.

2.1 GERAKAN JANIN / FMC (Fetal Movement Counting)


A. Pengertian
` Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan
janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10
gerakan perhari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita
yang beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang
faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia
kehamilan 28 minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok
aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan normalitas.Gerakan janin pada
primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada
kehamilan 16 minggu.

B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin


1. kapan gerakan muncul
2. usia kandungan
3. kadar glukosa
4. stimulus suara
5. status perilaku janin
6. penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok
7. hipoksia
8. asidemia
9. polihidramnion
10. oligohidramnion

C. Cara menghitung gerakan janin


Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan
penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu
tertentu dan juga tidak terlalu menaruh perhatian terhadap hal ini.
Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, fokus
pada aktivitas janin selama periode satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam
kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup.
Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat
menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10) :
1. Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam, maka
hubungi bidan.

Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.

D. Peran Perawat
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para wanita mewaspadai bahwa pola
gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Perwat berperan dalam
penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa
gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien ketahui. Oleh karena itu,
klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan janin berhenti. Informasi
yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat
penting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung jawab terhadap
pengawasan janin mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka perawat harus
melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (NST).

2.2 DENYUT JANTUNG JANIN


A. Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang
bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160
denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

B. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin


Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan :
a. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi denyut jantung janin seperti : Fetoskop (18
– 20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu), Stetoskop ultrasonografi dopler
(12 minggu).

b. Electronic Fetal Monitoring


Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal (transducer
eksternal) dan alat internal (elektroda spiral dan kateter tekanan intrauterin).

C. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan stetoskop Pinard


1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa
ditutup, pintu/jendela ditutup.
3. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
4. Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan. Setelah daerah ditentukan,
stetoskop Pinard dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah
dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan
pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila
telah terdengar suatu detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi
jantung janin, detak ini harus disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama
dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis dari
ibu.
6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung
untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.

Dengan menggunakan doppler

1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan


2. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan
jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan
sensor.
3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start
untuk mendengarkan denyut jantung janin.
4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur
volume.
5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.

D. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan
pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal
selama satu menit.

E. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj


1. Dari adanya denyut jantung janin :
 Tanda pasti kehamilan
 Anak hidup
2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar
 Presentasi janin
 Posisi janin (kedudukan punggung)
 Sikap janin
 Adanya janin kembar
3. Dari sifat denyut jantung janin
 Keadaan janin

F. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin


1. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan
nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-
kadang terdengar jelas ketika diperksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain
tidak terdengar.
2. Desir uterus
Sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya
paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh
pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja
pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus
meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.
3. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui
usus ibu.
G. Frekuensi Denyut Jantung
a. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap
sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
- Hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal,
kaudal, dan pudendal)
- Hipotensi pada ibu
- Kompresi tali pusat yang lama
- Blok jantung kongenital pada janin
b. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap
sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritmia jantung pada janin
c. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung
normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.
a. variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut
berikutnya.
b. variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar
dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.
 Penyebab variabilitas meningkat :
- hipoksia ringan dini
- stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas
ibu
 Penyebab variabilitas menurun :
- Hipoksia/asidosis
- Depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritmia jantung janin

H. Frekuensi Denyut Periodik


1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi
denyut jantung janin yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin
sehat.
Penyebab :
- Gerakan janin spontan
- Pemeriksaan dalam
- Presentasi sungsang
- Tekanan fundus
- Kontraksi rahim
- Palpasi perut
2. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan
oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak
menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi :
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai
normal sejalan kontraksi rahim.
Penyebab : Kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan
fundus, pemasangan alat pemantau internal.
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai
normal pada fase kontraksi.
Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas
rahim, hipontensi supin pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta
previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus dan
amnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak
yang bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi.
Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali
pusat membelit, tali pusat prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang
berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk
kembali ke normal.
Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang
cepat, penggunaan manuver valsava, prolaps tali pusat, kejang ibu termasuk
eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi terlentang.
I. Peran Perawat
Sebelum melakukan pemantauan janin, Perawat harus menjelaskan seluruh prosedur
pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya.  Penjelasan perawat yang
melakukan pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh
penjelasan lengkap dari perawat akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan
janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup. Klien
biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak
berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan denyut jantung dan
menemukan titik di mana intensitas denyut jantung janin maksimum.
Perawat harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika
perawat menemukan ketidaknormalan denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan
rujukan ke pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

Pemeriksaan NST
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan
perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada
saat kehamilan maupun persalinan.

NON STRESS TEST (NST)


a. Pengertian
Batasan : cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan
≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut
jantung dengan gerakan janin

b. Fungsi
i) Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan
gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar djj
(baseline), variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai dengan gerakan /
aktivitas janin (Fetal Activity Determination / FAD).
ii) Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi
menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu,
atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.
iii) Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau
aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut
jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi denyut jantung janin.

c. Patofisiologi
Aktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu simpatis dan
parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila
oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres
intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan stres
ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.

d. Cara Melakukan
Persiapan tes tanpa kontraksi :
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan
sedativa.

Prosedur pelaksanaan :
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardio dan tokodinamometer
4) Frekuensi jantung janin dicatat
5) Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit tidak reaktif,
pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian
(sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
8) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara
individual

e. Indikasi
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta

f. Komplikasi
Hipertensi ortostatik

g. Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif, bila :
1. Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
2. Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
3. Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20
menit
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang reaktif berarti
janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian
5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain
diulang setiap minggu

b. Tidak reaktif, bila :


1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
2) Variabilitas kurang dari 6 denyut /menit
3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
4) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif. Keadaan
ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena pemakaian obat seperti : barbiturat,
demerol, penotiasid dan metildopa
Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan dianjurkan NST
diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik dilakukan pemeriksaan tes dengan
kontraksi (OCT)

c. Sinusoidal, bila :
1) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal
2) Tidak ada gerakan janin
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin
dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24
jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak
bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.

d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :
a. Bradikardi
b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60
detik atau lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin
sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1
minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1
minggu kemudian. Namun bila ada faktor resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan
atau oligohidramnion hasil NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih
tetap baik sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1
minggu).
Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan CST atau pemeriksaan yang mempunyai nilai
prediksi positif yang lebih tinggi (Doppler-USG). Sebaiknya NST tidak dipakai sebagai
parameter tunggal untuk menentukan intervensi atau terminasi kehamilan oleh karena
tingginya angka positif palsu tersebut (dianjurkan untuk menilai profil biofisik janin yang
lainnya).
Amniocentesis adalah tes untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi dengan
memeriksa cairan ketuban atau cairan amnion. Di dalam cairan amnion terdapat sel fetal
(kebanyakan kulit janin) yang dapat dilakukan analisis kromosom, analisis biokimia dan
biologi. Ultrasonografi digunakan untuk memastikan posisi kandungan, plasenta, dan janin
serta jumlah cairan amnion yang mencukupi.

Manfaat pemeriksaan amniocentesis antara lain :


1. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome down,dll)
2. Mengetahui jenis kelamin bayi.
3. Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
4. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan amnion.

Pemeriksaan ini diutamakan untuk wanita hamil yang berisiko tinggi, yaitu :
a. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan genetik.
b. Wanita berusia di atas 35 tahun.
c. Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap sindrom down pada trimester
pertama kehamilan.
d. Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan USG
e. Wanita dengan sensitisasi Rh.

Risiko Amniocentesis
a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban
b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Keguguran

Pemeriksaan
1. Ibu berbaring telentang
2. Perut ibu dibersihkan
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan untuk mencari area yang aman
dalam air ketuban. Ultrasonografi adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap dengan
menggunakan gelombang suara.
4. Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil cairan amnion.
5. Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian mengeluarkan jarum. Jarum berada di
dalam selama kurang dari 1 menit
6. Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30 menit untuk memantau detak
jantung bayi .
7. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar 2 minggu

Amniocentesis dini
1. Pemeriksaan dilakukan antara usia gestasi 11 sampai 14 minggu.
2. Cairan yang diambil lebih sedikit 1 mL per setiap minggu gestasi.
3. Risiko keguguran dan komplikasi lebih tinggi.

Amniocentesis trimester kedua


1. Untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan pada usia gestasi 15-20 minggu.
2. Tindakan dipandu dengan bantuan USG realtime
3. Jarum spinal no. 20 sampai 22 dimasukkan ke dalam kantong amnion, sambil menghindari
plasenta, tali pusat dan janin.
4. Cairan yang diambil sebanyak 20 mL
5. Jarum dikeluarkan dan diamati apakah ada perdarahan pada bekas tusukan jarum
6. Risiko yg dpt terjadi : Trauma janin/maternal, Infeksi , Abortus/persalinan prematur

Kesimpulannya, amniocentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap tidak
bebas sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk digunakan dengan selektif dan tetap
dijelaskan kepada pasangan pasien yang menginginkannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang
mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Perhitungan gerakan janin harus
dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko rendah mengalami
insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi,
perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.

Sebelum melakukan pemantauan janin, Perawat harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan
kepada klien serta menjelaskan manfaat/tujuannya.  Penjelasan perawat yang melakukan
pemantauan janin dapat sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh
penjelasan lengkap dari perawat akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam pemantauan
janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak memperoleh penjelasan yang cukup.
Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut jantung janin.

NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan
≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut
jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan
maupun persalinan
.DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, S., & Sutejo. (2012).Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta: Kencana.

Hamiton, P. M. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

https://id.scribd.com/doc/185756221/Pengkajian-Fetal

Anda mungkin juga menyukai