Anda di halaman 1dari 2

Perubahan Fisiologis Sistem Persepsi Sensori Pengecap Pada Lansia

Indra pengecap merupakan indra yang penting, tetapi perubahan dalam indra-indra ini tidak
mengakibatkan perbedaan yang jelas dalam respons lansia terhadap lingkungan. Namun, persepsi
sensoris dalam penciumandan pengecapan dapat memfasilitasi respons seseorang terhadap situasi
yangmenyenangkan juga terhadap biaya. Sebagai contoh, seorang lansia mungkin tidak mampu untuk
mendeteksi makanan yang telah basi, sehingga dapat menyebabkanlansia tersebut memakan zat yang
mengandung toksin.

Hilangnya kemampuan untuk menikmati makanan seperti pada saat seseorang bertambah tua
mungkin dirasakan sebagai kehilangan salah satu kenikmatan dalam kehidupan. Perubahan yang terjadi
pada pengecapan akibat proses menua yaitu penurunan jumlah dan kerusakan papila atau kuncup-
kuncup perasa lidah. Implikasi dari hal ini adalah sensitivitas terhadap rasa (manis, asam, asin, dan pahit)
berkurang.

Masalah Patologis Sistem Persepsi Sensori Pengecap Pada Lansia

1. Hypogeusia
Hypogeusia adalah penurunan kemampuan untuk mengidentifikasi rasa manis, asam, pahit,
asin, dan umami, suatu kondisi yang disebut hypogeusia. Beberapa orang mungkin tidak dapat
mendeteksi setiap selera, yang disebut ageusia yang dipicu oleh gangguan saluran khusus antara
indra perasa dan penciuman. kondisi tersebut umumnya akan semakin parah seiring dengan
pertambahan usia. Semakin lanjut usia seseorang, maka jumlah kuncup pengecap dalam lidah
juga akan semakin berkurang.
2. Xerostomia
Xerostomia adalah suatu keadaan dimana sekresi saliva kurang dari normal, hal ini akan
berakibat menurunnya komponen saliva sehingga fungsi saliva sebagai pertahanan mukosa
mulut terganggu, hal ini akan memudahkan terjadi infeksi dalam rongga mulut. Pada lansia
secara histologis terjadi penipisan epitel, rete-pegslebih sedikit terlihat, terjadi penurunan
proliferasi sel, perubahan degeneratif pada jaringan kolagen. Secara klinis perubahan struktur ini
diikuti dengan permukaan mukosa yang kering, tipis dan licin serta kehilangan elastisitas dan
stippling. Perubahan ini memudahkan terjadinya kelainan atau infeksi.
3. Glossitis
Glossitis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan
terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang
mengkilat. Glositis adalah suatu keradangan pada lidah. Glossitis bisa bisa terjadi akut atau
kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan
cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini bisa
menyerang pada semua tingkatan usia. Tetapi nampaknya kelainan ini sering menyerang pada
laki- laki dibandingkan pada wanita.

Daftar pustaka

Pradanie, R. (TT). Gustatory and Tongue. Retrieved from ners.unair.ac.id:


http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Gustatory%20Disorder-Rena.pdf
Prisella, A. T. (2015). Hubungan Antara Status Nutrisi dengan Keberadaan Atrophic Glossitis pada Lansia
(Kajian pada Penghuni Panti Jompo di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kotamadya
Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Kus Harijanti. Pengaruh xerostomia terhadap ketahanan jaringan mukosa rongga mulut. Dental Journal.
Edisi khusus Timnas I. Peringatan 70 tahun Pendidikan Dokter Gigi Indonesia. 8 Agustus 1998;
465-70

Anda mungkin juga menyukai