OLEH:
Pusing, lemah,
kejang 12-24 jam Efek toksik pada
miokard Peningkatan Penurunan
suhu tubuh suhu tubuh
9. Komplikasi
a. Alkohol dapat menyebabkan muntah. Seseorang dengan penurunan
kesadaran berisiko muntah tersedak
b. Henti napas. Secara tidak sengaja menghirup muntahan ke paru-paru dapat
menyebabkan gangguan pernapasan yang berbahaya atau fatal (sesak napas).
c. Dehidrasi berat. Muntah dapat menyebabkan dehidrasi berat, yang
menyebabkan tekanan darah sangat rendah dan detak jantung cepat.
d. Kejang. Tingkat gula darah seseorang mungkin turun cukup rendah sehingga
dapat menyebabkan kejang.
e. Suhu tubuh seseorang mungkin turun sangat rendah sehingga menyebabkan
serangan jantung.
f. Detak jantung tak teratur. Keracunan alkohol dapat menyebabkan jantung
berdetak tidak teratur atau bahkan berhenti.
g. Kerusakan otak. Minum berat dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki.
10. Penatalaksanaan
a. Bilas lambung, induksi muntah, atau gunakan karbon aktif untuk
mengeluarkan alcohol dari saluran cerna (gastrointestinal) jika pasien datang
kurang dari 60 menit setelah minum alkohol (Kraut & Kurtz, 2008).
b. Pemberian etanol atau fomepizole untuk memperlambat atau mencegah
terbentuknya metabolit toksik (Kraut & Kurtz, 2008).
c. Dialisis (hemodialysis, peritoneal dialysis) berguna untuk mengeluarkan
alkohol dan metabolit toksik yang mungkin terbentuk dan pemberian basa
pada pasien untuk mengatasi metabolik asidosis (Kraut & Kurtz, 2008).
d. Kondisi Koma (KEMENKES RI, 2015):
1) Posisi miring untuk mencegah aspirasi
2) Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit
e. Injeksi Thiamine 100 mg IV untuk profilaksis terjadinya Wernicke
Encephalopathy
f. Kondisi hipoglikemi maka berikan 50 ml Dextrose 40% IV (KEMENKES
RI, 2015)
g. Problem Perilaku (gaduh/gelisah) (Sadock, et al, 2007):
1) Petugas keamanan dan perawat siap bila pasien agresif
2) Terapis harus toleran dan tidak membuat pasien takut atau merasa
terancam
3) Buat suasana tenang
4) 4) Beri dosis rendah sedatif; Lorazepam 1-2 mg atau Haloperidol 5 mg
per oral, bila gaduh gelisah berikan secara parenteral (IM)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d distress sistem pernafasan
b. Perubahan perfusi jaringan b.d efek toksik pada miokard
c. Penurunan kesadaran b.d depresi sistem saraf pusat
d. Hipertermi b.d depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh
e. Hipotermi b.d depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh
3. Intervensi
4. Evaluasi
Pada asuhan keperawatan keracunan dievaluasi keadaan umum pasien sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil yang direncanakan perawat. Dengan memperhatikan:
a. Analisa gas darah dan frekuensi pernfasan dalam batas normal dengan bunyi
nafas vesikuler
b. Tidak mengalami dispnea atau sianosis
c. Sushu dalam batas normal
d. Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
e. Tidak menunjukan tanda-tanda infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Kraut JA, Kurtz I. Toxic alcohol ingestions: clinical features, diagnosis, and management.
Clinical journal of the American Society of Nephrology : CJASN. 2008;3(1):208-25.