Si
• Obat midriatikum
• Obat miotikum
• Obat anti radang mata
• Obat antiseptik dan antiinfeksi
• Obat anti glukoma
• obat osmotic
• anti kologenertik midriatik
• anestesi topical
• lubrikan
1. Obat Midriatikum
• Indikasi :
– infeksi oleh mikroba,
– luka / ulkus kornea mata .
– masuknya benda asing ke dalam kornea mata
• Syarat sediaan :
– harus steril
– inert (tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi
dengan zat aktifnya / obat) dalam bentuk tetes atau salep,
– zat aktifnya merupakan antibiotik / antiseptik atau antivirus
• Berikut jenis zat aktif yang ada dalam obat antiseptik dan
antiinfeksi mata :
– Sulfacetamid Na, Ciprofloxacin HCl, Tobramycin
,Chloramphenicol dan kombinasinya , Levofloxacin ,Dibekacin
Sulfat ,Fusidic acid ,Gentamycin Sulfat ,Oxytetracycline dan
urunannya ,Kombinasi Neomycin Sulfat dan antibiotik
lainnya ,Ofloxacin ,Acyclovir
5. Obat anti glukoma
Terapi :
• Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi
tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.
• Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase
(misalnya acetazolamide).
• Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan
biasanya diberikan manitol intravena
• Lainnya : sama dengan terapi pada glaukoma sudut
terbuka
c. Glaukoma sekunder
d. Glaukoma kongenitalis
• Dilakukan pembedahan.
JENIS OBAT YANG BEREDAR DI PASARAN :
1. Brinzolamide
• penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata
dengan kadar 1 %.
2. Timolol maleate
• penghambat reseptor beta adrenergik non selektif ,bentuk
sediaan tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%.
3. Betaxolol HCl
• penghambat reseptor beta1 selektif, bentuk sediaan gel untuk
mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan kadar 0,5%.
4. Latonoprost
• senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara
meningkatkan pengeluaran cairan dari mata.
• Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan
juga dikombinasi dengan Timolol maleate.
OBAT MATA LAIN
1. Obat mata Katarak dan paska operasi katarak
– Na Pirenoksin tetes mata, kadar 750 µg/tablet dalam 15
ml cairan atau 0,05 mg/ml.
– Na Diklofenak tetes mata dengan kadar 1mg/ml
2. Obat mata konjungtivitis
– Pemirolast Kalium tetes mata 0,1%.
– Lodoxamide tetes mata 0,1%.
– Natrium Cromoglycate tetes mata 2 %.
3. Obat mata merah atau teriritasi
– Tetrahidrozolin 0,05 % atau kombinasinya dengan
Benzalkonium Klorida 0,01 %,
– Asam Borat 1,5 %
– Oksimetazolin HCl 0,025 %.
4. Air mata buatan atau lubrikasi
– Ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl 0,01 %.
5. Untuk penggunaan lainnya
– Na fluorescein 2 %. mendeteksi benda asing pada
jaringan mata yang transparan
– Natrium Etilendiamin Tetra Asetat 7,5 mg/ml
menghilangkan endapan Kalsium pada kornea yang
terjadi pada penyakit seperti pita keratopati
– Tetrakain 0,5 % dan 2 % anestesi lokal
– Verteporfin pengobatan degenerasi makular yang
berhubungan dengan penuaan pada pasien dengan
predominan klasik subfoveal neovaskularisasi koroidal
OBAT TELINGA
Obat telinga dapat terbagi menjadi :
• Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi.
– Mengandung antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin
dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain).
– Antiseptik telinga dengan kortikosteroid
mengandung antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid
yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergi pada telinga.
• Obat telinga lainnya
– untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang mengeras
Penumpukan serumen
• Karena produksi kotoran telinga berlebihan yang tidak diimbangi dengan
pengeluaran
• Tanda : rasa nyeri, gatal dan pendengaran menurun.
• Cara membersihkan telinga :
– cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan perhidrol (H202 3%) atau
fenolgliserin.
• meneteskan terlebih dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin
Obat Kortikosteroid
• Kortikosteroid merupakan hormon pertahanan tubuh yang
berspektrum luas dengan cara:
– Mengurangi radang dan odema
– Anti alergi
– Meningkatkan kadar gula dalam darah
– Meningkatkan kadar Hb dan eritrosit
– Mempercepat waktu pembekuan darah
– Meningkatkan asam lambung dan enzim pencernaan.
– Mengurangi efek bronkodilator
• Contoh: Kalmethason