KASUS 3
Disusun oleh :
GOMBONG
1
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS 1 :
PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS : 3 Mei 2021 07.00 WIB
Tanggal pengkajian : 3 Mei 2021 07.00 WIB
Ruang : Instalasi Gawat Darurat
Nama pengkaji : Syahrul Mubarok
I. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
No. RM : 001234
Nama : Tn. A
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pengusaha
Suku bangsa : Jawa
Status : Belum menikah
Alamat : Gombong
2
Diagnosa Medis : Syok Hipovolemik dan Fraktur cruris, Pelvis
b. Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Tn. B
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Gombong
Hubungan dengan pasien : Ayah
c. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit pada kaki sebelah kiri dan bertambah ketika
digerakkan. Nyeri seperti diiris-iris dengan skala 7 berlangsung
tiap 5 menit, Hasil pemeriksaan Foto Rontgen didapatkan fraktur
cruris sinistra 1 /3 distal tertutup dan fraktur pelvis, rectal toucher
didapatkan prostat melayang dan scrotum hematoma,
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien laki-laki berusia 21 tahun datang ke ruang IGD Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gombong, hari selasa 3 mei 2021 pada pukul
07.00 WIB karena jatuh dari sepeda motor, kemudian dibawa
ibunya ke IGD. pasien mengeluh sakit pada kaki sebelah kiri dan
bertambah ketika digerakkan. Nyeri seperti diiris-iris dengan skala
7 berlangsung tiap 5 menit.Pada hari selasa 3 mei 2021 pada pukul
07.00 WIB di dapatkan hasil pengkajian adanya deformitas dan
bunyi krepitasi pada bagian cruris sinistra 1/3 sinistra dan bunyi
krepitasi pada tulang pelvis.
3
- Hasil pemeriksaan Foto Rontgen didapatkan fraktur cruris
sinistra 1 /3 distal tertutup dan fraktur pelvis.
- Hasil pemeriksaan rectal toucher didapatkan prostat melayang
dan scrotum hematoma, terdapat perdarahan pada OUE
(Orifisium Urethra Externa)
- Nadi dorsalis pedis teraba lemah dan mulai dingin, warna
kebiruan, tekanan darah 70/50 mmHg, frekuensi pernapasan 28
kali per menit. Hasil laboratorium didapatkan Hb 6.7 mg/dL
dan GDS 113 mg/dL.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami
hal seperti ini.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan, anggota keluarga tidak ada yang
pernah mengalami penyakit kronis seperti DM maupun penyakit
menular.
5. Genogram
: Laki-laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Laki lai
: Perempuan
: Klien
4
II. DATA OBJEKTIF
A. PRIMARY SURVEY
1. Airway : tidak ada sumbatan jalan nafas, frekuensi
nafas pasien takipneu karena adanya kehilangan darah yang
banyak
2. Breathing
RR : 28x/menit
3. Circulation
TD : 70/50 mmHg
Kebutuhan cairan : -
4. Disability
Pupil : isokor
Ekstermitas
5
Kekuatan otot atas : kekuatan tangan masih bisa digerakan saat
diberikan rangsangan
6
Mukosa bibir pucat, bentuk simetris, papil lidah atrofil, tidak
ada pembengkakan gusi, tidak terjadi perdarahan gusi, tak ada
pembesaran tonsil
6) Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
7) Thoraks
a) Paru-paru
- Inspeksi : bentuk dada simetris, tarikan nafas terlihat
tidak teratur gelisah
- Palpasi : ada naik turunnya dada
- Perkusi : Wheezing
- Auskultasi : Vesikuler
b) Jantung
- Inspeksi : tidak tampak ictus cordis/denyutan pada
dinding dada, tidak nampak adanya pembesaran jantung
- Palpasi : detak jantung tidak teraba
- Perkusi :-
- Auskultasi : terdengar bunyi detak jantung
c) Abdomen
- Inspeksi : bentuk datar, simetris, tidak ada hernia,
tidak ada asitesi
- Auskultasi : peristaltik usus normal 8 kali/menit.
- Palpasi : tidak ada defands muskuler, hepar tidak
teraba.
- Perkusi : timpani
8) Genetalia : prostat melayang dan scrotum hematoma, terdapat
perdarahan pada OUE (Orifisium Urethra Externa)
9) Kulit : kulit sawo matang, turgor kulit kurang baik,
kebiruan sianosis, > 3 detik, mulai dingin
10) Ekstremitas
a) Atas : luka lecet kecil
7
b) Bawah : deformitas dan bunyi krepitasi pada bagian cruris
sinistra 1/3 sinistra dan bunyi krepitasi pada tulang pelvis,
fraktur cruris 1/3 sinistra dan fraktur pelvis, nadi dorsalis
pedis lemah
c. Terapi
- Cairan infus NaCl
- Transfusi darah
- Analgetik : keterolac
ANALISA DATA
Hari/
No tanggal Data focus Etiologi Masalah
Jam
TD : 70/50 mmHg
8
2021 DO: Adanya deformitas dan
bunyi krepitasi pada bagian cruris
08.00 sinistra 1/3 sinistra dan bunyi
WIB krepitasi pada tulang pelvis.
- TTV:
TD : 70/50 mmHg
RR : 28x/ menit
N : 50 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia berhubungan dengan trauma atau perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang
INTERVENSI
9
cairan cairan yang
tepat untuk
pasien
4. Cairan
4. Kolaborasi intravena
pemberian diperlukan
cairan IV untuk
isotonis mengatasi
(mis. NaCl, kehilangan
Rl) cairan tubuh
secara hebat
5. Kolaborasi 5. Pemberian
pemberian produk darah
produk diberikan
darah pada pasien
yang
mengalami
kehilangan
volume darah
sekitar 30%-
40% EBV
atau > 40 %
EBV
# Pemantauan # Pemantauan
cairan cairan
1. Monitor 1. Mengetahui
tekanan adanya
darah penurunan
atau
peningkatan
tekanan
darah
2. Monitor 2. Mengetahui
intake dan keseimbanga
output cairan n antara
3. Identifikasi intake dan
tanda-tanda output cairan
hipovolemia 3. Untuk
( mis. mengetahui
Frekuensi adanya tanda
nadi dan gejala
meningkat, hipovolemia
tekanan dengan cepat
darah sehingga
menurun,le dapat
mah) diberikan
4. Identifikasi pengobatan
faktor risiko
10
ketidakseim yang tepat
bangan 4. Mengetahui
cairan( trau penyebab
ma/perdarah ketidakseimb
an) angan cairan
5. Jelaskan 5. Agar pasien
tujuan dan mengetahui
prosedur tujuan dan
pemantauan prosedur
dilakukannya
pemantauan
11
memblok
lintasan nyeri
sehingga
nyeri akan
berkurang.
12
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Hari/ Jam Implementasi Respon Hasil TTD
Keperawatan Tanggal
DS : Pasien masih
merespon
DO :
Keseimbangan
intake dan output
cairan menurun,
adanya hematoma
pada scrotum
2. Monitor intake
dan output
DS : Pasien
cairan
terkadang
merespon
DO : Kebutuhan
cairan pasien
dengan berat
badan 68 kg dan
pasien mengalami
13
syok kelas II
3. Hitung
kebutuhan
cairan
DS : Pasien mulai
tidak merespon
4. Kolaborasi
pemberian DO : Pemberian
cairan IV NaCl
isotonis (mis.
NaCl, Rl)
DS : Pasien
gelisah agesif
5. Kolaborasi tidak merespon
pemberian
produk darah DO : Transfusi
darah
#Pemantauan
cairan
# Pemantauan
cairan DS : Pasien
gelisah agesif
1. Monitor tekanan
darah DO : Tekanan
darah menurun
70/50 mmHg
DS : Pasien
tampak gelisah
14
dan agresif
2. Monitor intake
dan output DO :
cairan Keseimbangan
intake dan output
perlu diperhatikan
DS : Pasien
tampak tidak
gelisah
3. Identifikasi
tanda-tanda DO : setelah
hipovolemia( mi diberikan cairan
s. Frekuensi
dan transfuse
nadi meningkat,
tekanan darah darah nadi cukup
menurun,lemah) meningkat,
tekanan darah dan
kadar hb cukup
meningkat
DS : Pasien
tampak tidak
4. Identifikasi gelisah
faktor risiko
ketidakseimban DO :
gan Trauma/perdaraha
cairan( trauma/p
n pada pasien
erdarahan)
sudah cukup
membaik
DS : Pasien sudah
tampak tidak
5. Jelaskan tujuan gelisah
dan prosedur
pemantauan DO : Kemampuan
menangkap
penjelasan
prosedur
pemantauan
15
cukup baik
-S: 7
-T: berlangsung
tiap 5 menit
4. Jelaskan
penyebab,
periode, dan DS : Pasien
pemicu nyeri mengatakan nyeri
di kaki sebelah
kiri, semakin sakit
saat digerakan
DO : saat di
rontgen: fraktur
cruris sinistra 1 /3
distal tertutup dan
fraktur pelvis
16
untuk mengurangi
nyeri dan
mengontrol
lingkungan yang
dapat
memperberat
nyeri cukup
membaik
DO : adanya
fraktur cruris dan
femur
2. Identifikasi
DS: Pasien
toleransi fisik
melakukan mengeluh sakit
ambulasi pada kaki sebelah
kiri dan
bertambah ketika
digerakkan.
DO : Pergerakan
ekstremitas lemah
DO : Pasien
belum dapat
17
menggunakan
tongkat dengan
baik
4. Libatkan
keluarga untuk DS: Pasien
membantu mengeluh sakit
pasien dalam pada kaki sebelah
meningkatkan
kiri dan
ambulasi
bertambah ketika
digerakkan.
DO : Keterlibatan
keluarga terhadap
pasien cukup baik
DS: Pasien
5. Jelaskan tujuan mengeluh sakit
dan prosedur pada kaki sebelah
ambulasi kiri dan
bertambah ketika
digerakkan.
DO : Kemampuan
menangkap
penjelasan
prosedur
ambulansi cukup
baik
EVALUASI
18
meningkat walaupun masih
rendah, tekanan darah dan
kadar hb cukup meningkat
- Kolaborasi pemberian
analgetik
19
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu( mis.
Tongkat, kruk)
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
TD : 120/80 mmHg
Rista Amilia
N: 80 x/ menit
S: 37 derajat celsius
RR: 22x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Nyeri akut Jumat, 6 08.00 S : Pasien mengatakan masih
berhubungan Mei 2021 terasa nyeri di kaki sebelah
dengan agen kiri, semakin sakit saat
pencedera digerakan
fisik
O : pasien tampak meringis Rista Amilia
kesakitan, skala nyeri pasien
sudah menurun 5
20
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Kolaborasi pemberian
analgetik
21
22