Anda di halaman 1dari 30

KASUS

KASUS 11

PSIKOSOSIAL
Assalamualaikum Wr.Wb.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDIKSITIS
PENGKAJIAN PSIKOLOGIS DAN SOSIAL BUDAYA

Disusun Oleh :

1.Gigih prianto(A12019041)
2.Ja'far mu’zizat(A12019052)
3.Lili desti ayuni(a12019056)
4.Novi sasti wahyuni(A12019066)
5.Nuraini riskita(A12019072)
6.Pratiwi Nabila fadhilah(A12019075)
Appendicitis
Appendisitis adalah peradangan pada apendiks (umbai
cacing) pada kuadran kanan bawah. Apendisitis
disebabkan oleh infeksi, bakteri, ataupun sisa makan
yang tertinggal di bagian apendiks yang dapat
menyebabkan peradangan.
Klasifikasi apendisitis terbagi menjadi tiga yaitu,
apendisitis simple, apendisitis gangrenosa dan
apendisitis perforata.
Etiologi/Penyebab

Apendisitis dapat disebabkan karena fekalith (batu feses) yang


mengoklusi lumen apendiks, apendiks yang terpuntir,
pembengkakan dinding usus, kondisi fibrosa di dinding usus,
okulusi eksternal usus akibat adesi, Infeksi organisme yersinia
telah ditemukan pada kasus 30% kasus. (Black, J. M., dan Hawks,
J. H. 2009.)
Menurut klasifikasi apendisitis akut merupakan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dan faktor pencetusnya disebabkan oleh
sumbatan lumen apendiks. Selain itu fekalith (tinja/batu), tumor
apendiks, biji-bijian dan cacing askaris yang dapat menyebabkan
sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasit.
Tanda dan Gejala
Tanda gejala
Tanda-tanda umum untuk apendisitis yang
diakui antara lain:
a.Nyeri kuadran kanan bawah
b.Demam ringan
c.Mual dan muntah
d.Anoreksia
e.Malaise
f.Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
g.Spasme otot
h.Konstipasi dan diare (Brunner & Suddart,
1997).
Patofisiologi
Patofisiologi
Fekalith, bakteri, cacing ascaris, produksi lendir berlebih, dan tumor merupakan
beberapa etiologi dari apendisitis. Semua faktor tersebut menyebabkan adanya
obstruksi pada lumen apendiks. Faktor predisposisi yaitu, adanya benda asing (biji –
bijian, konstipasi, diare).
Obstruksi tersebut menyebabkan terjadinya inflamasi, distensi dan dilatasi pada
dinding apendiks, tekanan intraluminal meningkat. Tekanan intraluminal yang
meningkat menimbulkan aliran cairan limfe dan darah terhambat dan tekanan
intraluminal meningkat, bisa mengakibatkan munculnya rasa mual dan ingin muntah.
Kemudian berlanjut nafsu makan berkurang dan menyebabkan anorexia, akibatnya
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan radiologI
Pencegahan:

a.Diet tinggi serat akan sangat membantu melancarkan


aliran pergerakan makanan dalam saluran cerna sehingga
tidak tertumpuk lama dan mengeras.

b.Minum air putih minimal 8 gelas sehari dan tidak


menunda buang air besar juga akan meembantu
kelancaran pergerakan saluran cerna secara keseluruhan .
Kasus Kelompok 1

Tn. B berusia 35 tahun tinggal di daerah pedalaman Kalimantan. Saat ini Tn.
B berada di ruang perawatan penyakit dalam dengan diagnosa medis:
apendiksitis. Tn. B dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri perut di
bagian kanan bawah, demam, mual dan kurang nafsu makan. Hasil
pemeriksaan TTV pagi ini: TD=130/80 mmHg; N=98x/m; T=38 0C;
RR=24x/m. Dokter mengatakan pasien akan menjalani operasi apendiktomi
nanti malam. Selama di rumah sakit, Tn. B ditemani oleh istrinya. Saat
diwawancarai, Tn. B mengatakan dia menggunkan daun-daunan yang diambil
dari pedalaman hutan (daun kelor) yang diusapkan dan diurutkan ke bagian
perutnya yang sakit. Tn. B percaya daun kelor dapat mengeluarkan benda-
benda dan roh-roh jahat yang menyebabkan rasa sakit di dalam tubuhnya.
Klien dan keluarga percaya bahwa rasa sakit yang dialaminya dapat
merupakan bentuk hukuman akibat dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya.
Tn. B juga membaca doa-doa tiap pagi sebagai usaha agar dapat sembuh dari
penyakitnya dan terlihat istri Tn. B meletakkan buah pisang dan 1 gelas kopi
di bawah bed. Mereka percaya sesajen dapat mempercepat proses
penyembuhan penyakit.
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a.Identitas pasien
1.Nama : Tn. B
2.Jenis kelamin : Laki-laki
3.Umur : 35 tahun
4.Alamat : kalimantan
5.Temp/tgl lahir : Kebumen , 23 November 1985
6.Pekerjaan : pedagang
7.Pendidikan : SD
8.Status : menikah
9.Tanggal masuk RS : 16 november 2020
10.Diagnose medis : apendiksitis
b.Identitas penanggung jawab
1.Nama : Tn. a
2.Jenis kelamin : perempuan
3.Umur : 32 tahun
4.Hubungan dengan pasien : istri
c.Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah sudah 3 hari yang lalu
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke rumah sakit muhammadiyah gombong pada tanggal 16 november 2020 pukul
08.00 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah,demam , mual,serta tidak nafsu makan.
Saat dilakukan pengkajian TD: 130/80 mmHg N: 90x/menit RR: 24x/menit T:38,0°C

d.Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
e. Riwayat kesehalan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit yang menular seperti Diabetes Milletus,
hipertensi, jantung dan lain-lain.
2.Pola Fungsional Virginia Henderson
1.Pola bernafas
Sebelum sakit : Pasien tidak merasakan kesulitan saat bernafas
Saat dikaji : Pasien merasakan sesak nafas karena demam
2.Pola Nutrisi
Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3x, minum 4-6 gelas sehari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan nafsu makan menurun makan 2x sehari minum 3-4gelas dalam sehari
3.Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB teraturdan BAK dengan teratur, tidak ada keluhan BAB
ataupun BAK.
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB tidak beraturan dan perut gterasa nyeri.
4.Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bergerak bebas tanpa dibantu orang lain
Saat dikaji: Pasien mengatakan tidak dapat bergerak bebas karena nyeri di bagian perut kanan bawah
5.Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat tidur dengan cukup 5-6 jam/hari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan susah untuk tidur karena nyeri perut dan demam
6.Mempertahankan tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bila cuaca panas menggunakan baju pendek ketika dingin menggunakan
jaket.
Saat dikaji : Pasien mengatakan menggunakan baju tebal lengan panjang saat dingin dan memakai selimut
7.Pola berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa memilih baju sesuai dengan cuaca dan bisa mengenakannya sendiri.
Saat dikaji : Pasien megatakan berpakaian dibantu oleh keluarga.
8.Personal hygiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x sehari tanpa bantuan keluarga
Saat dikaji :Pasien mengatakan diseka oleh keluarga dan menggosok gigi 2x sehari dibantu keluarga
9.Rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan merasa aman saat bersama keluarga
Saat dikaji :Pasien mengatakan merasa tidak nyaman
10.Pola komunikasi
Sebelum sakit : Pasien mengtakan dapat berkomunikasi dengan lancer.
11.Pola spiritual
Sebelum sakit :Pasien mengatakan beragama agama islam, dapat menjalankan shalat 5 waktu.
Saat dikaji :Pasien mengatakan sholat 5 waktu dengan tayamum dan duduk
12.Pola bekerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai pedagang tidak ada keluhan
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak dapat bekerja seperti biasa, pasien.
13.Poal rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa berlibur dengan keluarga.
Saat dikaji : Pasien mengatakan lebih banyak untuk istirahat
14.Pola belajar
Sebelum sakit: Pasien mengatakan sebelumnya tidak tahu tentang penyakitnya
Saat dikaji : Pasien mengatakan di rumah sakit mendapatkan informasi penyakit dari dokter dan
perawat.
A.DATA OBJEKTIF

1.Pemeriksaan Umum
a.Keadaan Umum : Cukup
b.Kesadaran : Composmentis
2.Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg RR : 24x/menit
S : 38,℃
N : 98x/menit
3.Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :Bentuk meso chepal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, rambut lurus, tidak ada luka.
b. Mata :Bentuk simetris, tidak ada lesi, sclera an ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, mata cekung,
pandangan mata tidak kabur
c. Hidung : Tidak ada benjolan, terdapat lendir,tidak ada pembengkakan sinus, sedikit berair, terpasang O2 binasal kanul
d. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen.tidak ada gangguan pendengaran
e. Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir kering, bibir tampak pucat, lidah kotor.
f. Leher : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
g. Dada
a)Paru-paru
Inspeksi : Bentuk ada lesi, pengembangan paru-paru tidak simetris
Palpasi : Ada nyeri tekan.
Perkusi : suara redup
Auskultasi : Terdengar bunyi suara nafas whezing
b)Jantung
Inspeksi : Terlihat ikhtus kordis, takikardi RR: 24x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kardio megali
Perkusi : Terdengar bunyi redup
Auskultasi : Terdengar bunyi normal (lub dup)
h. Abdomen
Inspeksi : Datar, sedikit berkeriput
Auskultasi : Bising usus 15/menit
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Palpasi : ada nyeri tekan bagian apendik dan daerah pinggang,.
i. Genetalia : Bersih dan tidak terdapat benjolan
j. Ektremitas
Atas : bentuk ekstramitas dextra dan sinistra sama anatomis tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
terpasang infus pada ekstermitas atas sinistra RL 20 tpm Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema,
Bawah : dapat digerakan tidak terbatas
PENGKAJIAN / PERSISTEM (Review of system)
1.Tanda-tanda vital
a.Suhu : 38 0C Lokasi : Ketiak/ aksila
b.Nadi : 98 x/mnt Irama : reguler
c.Tekanan darah :130/80 mmHg Lokasi : Lengan atas
d.Frekuensi nafas : 24 x/mnt Irama : teratur
e.Tinggi badan : 170 cm Pulsasi :
f.Berat badan : SMRS: 75 Kg MRS : 65 Kg

2.Sistem pernapasan ( breath)


Inspeksi: dada simetris, tidak ada lesi
Palpitasi: tidak ada nyeri tekan
hasil perkusi jantung suara redup, hasil auskultasi jantung bunyi jantung reguler,
Paru : hasil inspeksi paru bentuk simetris perkembangan dada kanan kiri sama, palpasi vocal fremikus kanan kiri sama,
perkusi suara sonar, auskultasi bunyi fesikuler tidak ada hambatan.
3.Sistem kardiovaskuler (Blood)
Kedua belah dada simetris, prekardium normal, denyutan nadi pada dada (-)
4.Sistem persarafan ( brain)
sesak
5.Sistem perkemihan ( bladder)
inspeksi: warna urine pekat
Palpasi: ada nyeri tekan
6.Sistem pencernaan ( Bowel)
Inspeksi: simetris, ada luka post op
Auskultasi: bising usus 8x/menit
Palpitasi: ada nyeri tekan pada abdomen bagian kanan bawah
7.Sistem musculoskeletal ( Bone )
t ada keluhan, pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
8.Sistem integument
Turgor kulit tidak ada luka dan lebam
9.Sistem penginderaan
Mata : dapat melihat dengan jelas, bila mata simetris, penglihatan normal, pasien mampu menentukan warna dan angka
Hidung : bentuk simetri
Telinga : bentuk simetri, tidak ada kelainan dikedua telinga, tidak ada lesi dan serumen, Palpitasif tidak ada benjolan dan
nyeri tekan.
A.Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tabel 3.2 HEMATOLOGI
Pemeriksaa Hasil Satuan Normal
n
Hemoglobin 14.0 gr/dl P: 14-18

W: 12-16
Eritrosit 5.8 x 103/mm3 P: 4.5-6
W: 3.5-5
Leukosit 15.300 % 4-10

Hematokrit 44 Vol% P: 40-50

W: 36-47
Trombosit 167 X 103/mm3 150-400
b.Terapi tanggal 11 november 2020 d.Hasil USG di RSI Yarsis pada tanggal 13 november 2020
1)Infuse RL 20 tpm 1)Suspect Appendicitis : dengan ada periappendicular
infiltrate
2)Metronidazole 500 gr/8 jam
2)Ada cairan bebas intraabdominal (menyokong peritonitis)
3)Cefotaxim 1 gr/12 jam
3)Organ-organ abdomen lain normal
4)Ranitidine 25 mg/12 jam
5)Norages 100 gr/8 jam
6)Inadril sirup 3x1 sendok teh

c.Hasil USG di RSI Yarsis pada tanggal 13 november 2020


1)Suspect Appendicitis : dengan ada periappendicular infiltrate
2)Ada cairan bebas intraabdominal (menyokong peritonitis)
3)Organ-organ abdomen lain normal
1)Cefotaxim 1 gr/12 jam
2)Ranitidine 25 mg/12 jam
3)Norages 100 gr/8 jam
4)Inadril sirup 3x1 sendok teh
ANALISA DATA
Nama klien : Tn. B Ruangan /kamar : B2
Umur : 35 tahun No. RM : 2123

No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. Ds: mengeluh nyeri Bahan makanan Nyeri Akut
Do:Pasien tanpak gelisah,frekuensi nadi
meningkatBersikap protektif(waspada
posisi menghindari nyeri)

2. Ds : Pasien mengatakan adanya transisi Tidak terpenuhinya tugas Gangguan identitas diri
peran perkembangan
Do : Pasien tampak merasa tidak menjadi
kepala keluarga untuk sementara

3. Ds : pasien merasa khawatir dengan akibat Kekhawatiran mengalami ansietas


dari kondisi yang dihadapi kegagalan
Do : tampak gelisah tampak bingingung

4. Ds : pasien mepercayai kepercayaan Perubahan dalam praktek Risiko distress spiritual


menyimpang spiritual
Do : pasien tanpak menggunakan sesajen
DIAGNOSA

No Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut
.I

2. Gangguan identitas diri

3. Ansietas

4. Risiko distress spiritual


INTERVENSI

Hari / tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan
(SLKI) (SIKI)
Senin/16 Nov 2020 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Nyeri:

keperawatan 2x24 jam diharapkan Definisi


nyeri akut tentang penyakit Menyimpulkan dan menganalisis data nyeri.
apendiksitis memperoleh hasil : Tindakan Observasi
1.Identifikasi faktor pencetus dan pereda nyeri
Indicator Awal Akhir
2.Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
Gelisah 2 4
Terapeutik
Berfokus pada 2 4
diri sendiri 1.Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Mual 2 4 2.Dokumentasikan hasil pemantauanEdukasi
1.Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2.Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi Koping:
identitas diri keperawatan 2x24 jam diharapkan Definisi :
gangguan identitas diri tentang Meningkatkan upayakognitifdan perilaku untuk
penyakit apendiksitis memperoleh menilai dan merespon stressor dan/atau
hasil : kemampuan menggunakan sumber-sumber yang
ada.
Indicator Awal Akhir
Tindakan Keperawatan :
Observasi
Penampilan 2 4 1.Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
peran efektif panjang sesuai tujuan
2.Identifikasi dampak situasi terhadap peran
Persepsi 2 4 dan hubungan
terhadap diri Terapautik
1.Diskusikan perubahan peran yang dialami
Kebingunga 2 4
2.Diskusikan alas an mengkritik diri sendiri
n dengan
Edukasi
tujuan hidup
1.Anjurkan mengungkapakan perasaan dan
presepsi
2.Anjurkan membuat tujuan yang spesifik
3.Ajarkan cara memecahkan masalah
secara kontruktif
4. Latih penggunaan teknik relaksasi
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Dukungan keyakinan
keperawatan 2x24 jam diharapkan Definisi
ansietas tentang penyakit Memfasilitasi integrasi keykinan ke
apendiksitis memperoleh hasil : dalam rencana perawatan untuk
menunjang pemulihan kondisi kesehatan
Indicator Awal Akhir Tindakan keperawatan:
Observasi
Verbilisasi 2 4 1. Identifikasi keyakinan, masalah, dan
kebingungan tujuan keperawatan
2. Monitor kesehatan fisik dan mental
Verbilisasi 2 4
pasien
khawatir
Terpeutik
akibat kondisi
1. Berikan harapan yang realistis sesuai
yang dihadapi
prognosis
Perilaku 2 4 2. Fasilitas memberikan makna terhadap
gelisah kondisi kesehatan
Edukasi
1. Jelaskan bahaya atau resiko yang
terjadi akibat keyakinan negative
2. Jelaskan alternative yang berdampak
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan
3.Berikan penjelasan yang relevan dan
mudah dipahami
Risiko disstres Setelah dilakukan tindakan Dukungan spiritual
spiritual keperawatan 2x24 jam Definisi
diharapkan risiko disstres Memfasilitasi peningkatan perasaan
spiritual tentang penyakit seimbangan dan terhubung dengan
apendiksitis memperoleh hasil : kekuatan yang lebih besar
Tindakan keperawtan:
Indicator Awal Akhir Observasi
1.Identifikasi pandangan tentang
Verbalisasi 2 4 hubungan antara spiritual Dan
kepuasan kesehatan
terhadap makna
hidup
2.Identifikasi ketaatan dalam beragama
Verbalisasi 2 4 Terapeutik
percaya pada 1.Berikan kesempatan mengekpresikan
orang lain perasaan tentang penyakit dan
Perilaku 2 4 kematian
merusak diri 2.Berikan kesempatan menekspresikan
dan meredakan marah secara tepat
3.Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Edukasi
4.Ajarkan metode relaksasi, meditasi,
dan imajinasi terbimbing
IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No. DP Tindakan / Implementasi Respon TTD&Nama
1November Mengidentifikasiresponnye S :Pasienmengatakannyeriperutbagianbawah
2020 09.00 ri non verbal O : Pasien terlihat meringismenahannyeri
09.30 Mengidentifikasipengetahu S : pasien mengatakan
andankeyakinantentangnye nyeriberasaldaripenyakitnya
ri O: Pasien tampak memegangi perut bagian
kanannya
10.00 Mengidentifikasipengaruhb S :Pasien mengatakan penyakitnya karena
udayaterhadapresponnyeri hukuman atas perbuatannya
O: Pasien tampak pucat dan lemas
10.30 Mempertimbangkanjenisda S: Pasien mengatakan nyeri sepertiditusuk
nsumbernyeridalampemilih tusuk dan sakit saat miring
anstrategimeredakannyeri O: Pasien terlihat lebih baik ketika tdur
terlentang
11.00 Menjelaskanpenyebab, S: Pasien mengatakan tidak mengetahui
periode, danpemicunyeri penyebab dan pemicu nyeri
O: Pasien terlihatberperilakusepertibiasa
11.30 Pemberiananalgeticjikaperl S : Pasien mengatakan perlu
u) pemberananalgetik
O: Pasien terlihat sangat kesakitan
No Evaluasi
1. Jam :S : Pasien mengatakan tidak ada tanda infeksiO : Menunjukan tidak ada
tanda infeksi : Luka sembuh tanpa tanda infeksi, cairan yang keluar dari luka
tidak purulentA : Masalah teratasiP : Intervensi di hentikan

2. Jam :S : Pasien mengatakan tidak merasa haus lagiO : Cairan tubuh seimbang :
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, suhu
tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor
kulit, membrane mukosa lembab.A : Masalah teratasiP : Intervensi di hentikan

3. Jam :S : Pasien mengatakan tidak merasa laparO : Nutrisi terpenuhi :


Mempertahankan BB, toleransi terhadap diet yang di anjurkan, menunjukan
tingkat keadekuatan tingkat energi dan turgor kulit baikA : Masalah teratasiP :
Intervensi di hentikan

4. Jam :S : Pasien mengatakan tidak nyeri lagiO : Melaporkan berkurangnya nyeri :


Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol dank lien tampak rileks, maupun
tidur/istirahatA : Masalah teratasiP : Intervensi di hentikan
Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai