Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

H DENGAN GANGUAN CAIRAN DAN


KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT DI RUANG AL MA’UN RSU PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Klinik (PKK) Mata Kuliah Keperawatan
Dasar Manusia

DISUSUN OLEH :

Nama : Pradistya Arda Bimantara

Nim : A12019074

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN 2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.H DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN
KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT DI RUANG AL MA’UN RSU PKU
MUHAMMADIYAH SRUWENG

Asuhan Keperawatan ini telah diajukan oleh :

Nama : Pradistya Arda Bimantara

NIM : A12019074

Prodi : Keperawatan Program Sarjana

Telah Disahkan

Hari :

Tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Lahan Mahasiswa

(……………………….) (……………………….)

Pembimbing Akademik

(………………………)
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. PENGERTIAN.................................................................................................... 1
B. BATASAN KARAKTERISTIK......................................................................... 2
C. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN................................................................ 2
D. FOKUS PENGKAJIAN...................................................................................... 2
E. FOKUS INTERVENSI....................................................................................... 8
F. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN KASUS........................................................................................... 10

A. Pengkajian............................................................................................................ 10
B. Analisa data……………………………………………………………………. 17
C. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 18
D. Intervensi Keperawatan..................................................................................... 18
E. Implementasi Keperawatan............................................................................... 20
F. Evaluasi Keperawatan........................................................................................ 20
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................ 34
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. (tarwoto wartonah, 2016)
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat memengaruhi fungsi
fisiologis tubuh, sebab hampir 90% dari berat badan total berbentuk cairan. Air memiliki
presentase yang besar dari berat badan manusia. Didalam cairan tubuh terdapat elektrolit.
Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang ditemukan didalam dan diluar sel. Kadar
elektrolit dalam tubuh diatur melalui penyerapan dan pengeluaran untuk menjaga level yang
diharapkan agar fungsi tubuh optimal (Asmadi, 2009). 
Cairan dan elektrolit merupakan komponen penting dari tubuh untuk menjamin
kehidupan normal dari semua proses yang berlangsung di dalam tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit diatur oleh suatu mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai
enzim, hormon, dan sistem saraf. 
Elektrolit adalah suatu pertikel yang bermuatan yang disebut ion. Ion yang bermuatan
positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Jumlah muatan
positif harus seimbang dengan jumlah muatan negatif. Jumlah muatan dan konsentrasi
dinyatakan dengan miliequivalents (mEq) per liter cairan. Elektrolit merupakan regulator
dari saraf dan aktivitas metabolik yang penting sedangkan cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air atau pelarut dan zat tertentu atau zat terlarut.. 
Menurut Kuntarti (2005) dalam jurnal Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan
Basa menyatakan bahwa cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. Dua
pertiga bagian (67%) dari cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan
sepertiganya (33%) berada di luar sel (cairan ekstrasel/ CES). CES dibagi cairan
intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan,
dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua
kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati cairan tubuh, yaitu cairan transel.
Namun, volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard,
liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ekstrasel, sedangkan ion
K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya
paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.
Manusia mendapatkan cairan dan elektrolit dari minuman, makanan dan hasil
oksigenasi di dalam jaringan tubuh. Pada tubuh manusia terdiri atas air sekitar 60%.
Kebutuhan air bagi manusia adalah 25-45 ml/kg/hari sedangkan dalam makanan didapatkan
air sekitar 700-1000 ml, serta hasil oksidasi sekitar 300 ml.  Banyaknya cairan tubuh diatur
dengan baik karena pengaturan kadar cairan tubuh merupakan hal penting. Untuk
memelihara keseimbangan cairan pada tubuh, air yang dikonsumsi (input) harus seimbang
dengan air yang dikeluarkan (output). Sebagian air yang dikeluarkan melalui urin dan
setengahnya lagi melalui kulit dan paru-paru, hanya sedikit air dikeluarkan melalui feses.
Air dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, kulit, paru, dan usus. Produksi urin tiap hari
didapatkan sekitar 1000 ml, sedangkan air yang dikeluarkan melalui pernafasan tanpa
elektrolit kurang lebih sekitar 350 ml. Pengeluaran melalui kulit sebagai cairan hipotonis
yang mengandung Na+ , K+ , dan Cl ̅sekitar 500 ml. pentingnya menghitung balance cairan
untuk mengetahui keseimbangan cairan pada tubuh pasien.
B. Batasan Karakteristik

Mayor Minor
Subjektif  :Ortopnea, dyspnea, paroxysmal Subjektif :-
nocturnal dryspnea (PND)
Objektif : distensi vena jugularis,
Objektif : Edema anasarka dan atau edema terdengar suara nafas tambahan,
perifer, berat badan meningkat dalam waktu hepatomegaly, kadar Hb/Ht turun, Oliguria,
singkat, jugular venous pressure (JVP) intake lebih banyak dari output (balance
meningkat, reflex hepatojugular positif cairan positif), kongesti paru

C. Faktor yang Berhubungan


a. Gangguan mekanisme regulasi
b. Kelebihan asupan cairan
c. Kelebihan asupan natrium
d. Gangguan aliran darah balik vena
e.  Efek agen farmakologis (missal: kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide,
vincristine, tryptilinescarbamazepine (PPNI,2018)
D. Focus Pengkajian
Hasil pengkajian yang dapat ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit meliputi : 
a. Keluhan Utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai
tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi),
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada
kulit. 
b. Riwayat kesehatan sekarang Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, dan perubahan
pemenuhan nutrisi. Kaji sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi
masalahnya dan mendapat pengobatan apa. 
c. Riwayat kesehatan dahulu Kaji adanya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran
kemih, payah jantung, penggunaan obat-obatan nefrotoksik, benign prostatik hiperplasia,
dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu
d. saluran kemih, infeksi sistem perkemihan yang berulang, penyakit diabetes melitus dan
penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting
untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat
alergi terhadap jenis obat. 
Pemeriksaan Fisik Pengkajian fisik yang menyeluruh harus dilakukan karena
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh. Data
yang didapatkan selama pengkajian fisik memberikan validasi dan memberikan tambahan
informasi yang dikumpulkan melalui riwayat kesehatan klien.

Pengkajian Ketidakseimbangan

 Perubahan berat badan 


a. Kehilangan sebesar 2-5%  a. Defisit volume cairan ringan 

b. Kehilangan sebesar 5-8%  b. Defisit volume cairan sedang 

c. Kehilangan sebesar 8-15%  c. Defisit volume cairan berat 

d. Kehilangan sebesar > 15%  d. Kematian 

e. Penambahan sebesar 2%  e. Kelebihan volume cairan ringan 

f. Penambahan sebesar 5-8% f. Kelebihan volume cairan sedang hingga


berat 
 Kepala 
Riwayat : 
a. Defisit volume cairan ringan 
a. Sakit kepala 
b. Defisit volume cairan ringan 
b. Pusing 
  Observasi : 
a. Iritabilitas  a. Ketidakseimbangan Hiperosmolar

b. Letargi  b. Defisit volume cairan ringan 

c. Bingung, disorientasi  c. Defisit volume cairan ringan 

 Mata 
Riwayat : 
a. Kelebihan volume cairan 
a. Pandangan kabur 
Inspeksi : 
a. Defisit volume cairan 
a. Mata cekung 
b. Defisit volume cairan 
b. Konjungtiva kering 
c. Defisit volume cairan 
c. Air mata berkurang tidak ada 
d. Kelebihan volume cairan 
d. Edema periorbital 
e. Kelebihan volume cairan 
e. Papilledema 

 Tenggorokan dan mulut 


Inspeksi : 
a. Defisit volume cairan, hypernatremia
a. Lengket 
b. Mukosa kering
c. Bibir pecah-pecah dan kering 
d. Air liur berkurang 
e. Alur lidah longitudinal 

 Sistem kardiovaskular 
Inspeksi :  a. Defisit volume cairan 
a. Vena leher datar  b. Kelebihan volume cairan 
b. Distensi vena jugularis 
Palpasi : 
a. Kelebihan volume cairan 
a. Edema : bagian tubuh yang
b. Asidosis metabolik, alkalosis dan asidosis
bergantung (kaki, sacrum,
respiratorik, ketidakseimbangan kalium,
punggung) 
hipomagnesemia 
b. Disritmia (juga disertai dengan
c. Alkalosis metabolik, asidosis respiratorik,
perubahan EKG) 
Hiponatremia, defisit volume cairan,
c. Denyut nadi meningkat  kelebihan volume cairan, hipomagnesemia 

d. Denyut nadi menurun  d. Alkalosis metabolik, hipokalemia 

e. Denyut nadi melemah  e. Defisit volume cairan, hipokalemia 


f. Pengisian kapiler berkurang  f. Defisit volume cairan 
g. Denyut nadi kencang  g. Kelebihan volume cairan 

Auskultasi : 
a. Tekanan darah rendah atau disertai a. Defisit volume cairan, Hiponatremia,
perubahan ortostatik  Hiperkalemia, hipermagnesemia 
b. Bunyi jantung ketiga (kecuali pada b. Kelebihan volume cairan 
anak-anak)
c. Kelebihan volume cairan 
c. Hipertensi 

 Sistem respirasi 
Inspeksi : 
a. Laju pernapasan berkurang  a. Kelebihan volume cairan, alkalosis
respiratorik, asidosis metabolik 
b. Dyspnea 
b. Kelebihan volume cairan 
Auskultasi : 
a. Kelebihan volume cairan 
a. Krekles 

 Sistem gastrointestinal 
Riwayat : 
a. Asidosis metabolik 
a. Anoreksia 
b. Asidosis metabolik 
b. Kram abdominal 
Inspeksi : 
a. Abdomen cekung  a. Defisit volume cairan 

b. Distensi abdomen  b. Sindrom ruang ketiga 

c. Muntah  c. Defisit volume cairan, Hiperkalsemia,


Hiponatremia, Hipokloremia, alkalosis
d. Diare  metabolik 
d. Hiponatremia, asidosis metabolik 
Auskultasi : 
a. Bunyi “mengeram” kuat karena
hiperperistaltis disertai diare, atau a. Defisit volume cairan, hypokalemia
bunyi usus tidak ada karena
hipoperistaltis. 

 Sistem perkemihan 
Inspeksi :  a. Deficit volume cairan, kelebihan volume
a. Oliguria atau anuria cairan 

b. Diuresis (jika ginjal normal)  b. Kelebihan volume cairan 

c. Meningkatnya berat jenis urine b. Defisit volume cairan 

 Sistem neuromuscular 
Inspeksi :  a. Asidosis metabolik, hipokalemia,
ketidakseimbangan kalium 
a. Kebas, kedut 
b. Hipokalsemia, alkalosis metabolik atau
b. Kram otot, tetani 
respirasi 
c. Koma 
c. Ketidakseimbangan hiperosmolar atau
d. Tremor  hipoosmolar, Hiponatremia 
d. Asidosis respiratorik, hipomagnesemia
Palpasi : 
a. Hipokalemia, Hiperkalsemia 
a. Hipotonisitas 
b. Hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis
b. Hipertonisitas Kulit  metabolik 

 Suhu tubuh :  a. Hipernatremia, ketidakseimbangan


hiperosmolar, asidosis metabolik 
a. Meningkat 
b. Defisit volume cairan 
b. Berkurang 

a. Defisit volume cairan, hipernatremia,


Inspeksi :  asidosis metabolik 
a. Kering, memerah 
Palpasi :  a. Defisit volume cairan
a. Turgor kulit tidak elastis, kulit dingin dan
lembap basah
e. Mengukur Intake dan Output Cairan 
Pengertian : 
Pengukuran Intake dan Output cairan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh (Intake) dan jumlah cairan yang
keluar dari tubuh (Output). 
Tujuan : 
1. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien. 
2. Menentukan tingkat dehidrasi ataupun tingkat kelebihan cairan klien. 
Prosedur : 
1. Tentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh. Cairan yang masuk kedalam
tubuh melalui air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), dan
cairan intravena. 
2. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien. Cairan yang keluar dari tubuh
terdiri atas urine, insensible water loss (IWL), feses, dan muntah
3. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : 
Balance Cairan = Intake-Output + IWL (Insensible Water Loss) 
Hal yang perlu diperhatikan : 
b. Rata-rata Intake cairan per hari : 
1. Air minum : 1500-2500 ml 
2. Air dari makanan : 750 ml 
3. Air hasil metabolisme oksidatif : 300 ml

b. Rata-rata Output cairan per hari : 


1. Urine : 1-2 cc/kgBB/jam 
2. Insensible water loss (IWL) : 

 Dewasa : 10-15 cc/kgBB/hari 

 Anak-anak : 30-umur (th) cc/kgBB/hari 


 Bila ada kenaikan suhu : 200 (suhu sekarang-36,80C) 
3. Feses : 100-200 ml (Asmadi, 2009). 
b. Insensible Water Loss (IWL) yaitu jumlah cairan tubuh yang keluarnya tidak disadari dan
sulit dihitung, seperti jumlah keringat dan uap pernafasan.
1. Rumus perhitungan Insensible Water Loss (IWL) dengan suhu tubuh normal. 
IWL = (15 x BB) = ….. cc/jam 
24 jam 
*jika dalam 24 jam, maka hasilnya dikali dengan 24 jam. 
2. Rumus perhitungan Insensible Water Loss (IWL) dengan kenaikan suhu tubuh. 
IWL = [10% x Intake) x jumlah kenaikan suhu] + IWL Normal = …cc/jam 
24 jam 
*jika dalam 24 jam, maka hasilnya dikali dengan 24 jam. (Fatonah, 2016)

B. FOKUS INTERVENSI
Hari/tgl Diagnose SLKI SIKI Rasional

Rabu Resiko Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor kadar 1. Untuk


14/7/20 ketidakseimbanga keperawatan selama elektrolit serum mengeta
21 n elektrolit b.d 2x24 jam diharapkan
2. Monitor mual, hui kadar
18.00 ketidakseimbanga masalah keseimbangan
WIB n cairan cairan dapat teratasi muntah, dan diare elektrolit
dengan kriteria : 3. Monitor tanda serum
1. Serum natrium dan gejala 2.
membaik (5) hyperkalemia
2. Serum kalium 4. Atur interval
membaik (5) waktu
3. Serum klorida pemantauan
membaik (5) sesuai dengan
kondisi pasien
Nyeri akut setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi skala 1. Untuk
berhubungan keperawatan selama nyeri mengeta
dengan agen 2x24 jam diharapkan hui skala
pencedera masalah nyeri akut bd 2. Monitor efek nyeri
fisiologis agen pencedera fisiologis samping yang
membaik dengan kriteria penggunaan dirasaka
hasil : analgesic n pasien

1. Keluhan nyeri 3. Berikan teknik 2. Untuk


menurun (5) nonfarmakologis mengeta
untuk mengurangi hui efek
2. Meringis cukup rasa nyeri (mis. samping
menurun (4) TENS, hypnosis, penggun
3. Sikap protektif akupresur, terapi aan
cukup menurun music, analgesic
(4) biofeedback,
terapi pijat, 3. Untuk
4. Gelisah menurun aromaterapi, mengura
(5) teknik imajinasi si rasa
terbimbing, nyeri
5. Kesulitan tidur pada
kompres
menurun (5) pasien
hangat/dingin,
terapi bermain) 4. Untuk
4. Fasilitas istirahat memfasil
dan tidur itasi
istirahat
5. Jelaskan strategi pasien
meredakan nyeri
5. Untuk
6. Kolaborasi membant
pemberian u
analgesic meredak
an nyeri
pasien

6. Untuk
memberi
kan
analgesic
kepada
pasien
C. DAFTAR PUSTAKA

Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa. Available at


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf (accesed 03/21/2016)

Najwa Sufa. 2016. Pentingnya Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh Kita. Available at
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2295006/pentingnyakeseimbangan-cairan-dalam-tubuh-
kita (accesed 05/17/2016)

Pegoretti, Cássia. 2015. Milk: An Alternative Beverage for Hydration?. Scientific Research
Publishing, Food and Nutrition Sciences, 2015, 6, 547-554. Available at
http://dx.doi.org/10.4236/fns.2015.66057 (accesed 05/05/2016)
TINJAUAN KASUS

 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.H
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Menganti, RT 02 / RW02 Menganti Gresik
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 14 Juli 2021
Tanggal pengkajian : 14 Juli 2021

 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. W
Umur :-
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Alamat : Menganti RT 02 / RW 02 Sruweng
Pendidikan :-
Pekerjaan :-

 PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan utama
Mual-mual, pusing, pilek.
2. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mengatakan nyeri perut, Pasien merasakan mual tapi tidak muntah, nafsu
makan menurun,nyeri perut saat atau sesudah bab dengan sekala 5 sering pasien
tanpak lemas,pucat,bibir kering, TD: 140/90 mmHg N: 80x/menit RR : 18x/menit
S: 360C SPO2 : 98 Z
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan demam 8 hari yang lalu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit menurun.

5. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meninggal

= Pasien
= Tinggal satu rumah

Pola VH

1. Pola bernafas

a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat bernafas dengan normal ,tidak sesak ,tidak
menggunakan alat bantu.

b. Setelah sakit : klien mengatakan dapat bernafas dengan normal, tidak sesak, tidak
menggunakan alat bantu.

2. Pola Nutrisi

a. Sebelum sakit: klien mengatakan makan 3x sehari pagi,siang,malam. Makanan yang


dikomsusi nasi, sayur ,lauk 1 porsi munim air putih kurang lebih 6 gelas ukuran sedang.

b. Setelah sakit : klien mengatakan makan 1x per hari 2-3 sendok makan karena mual,
minum air putih ± 2 gelas ukuran sedang sedang.

3. Pola Eliminasi

a. Sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1x /hari pada pagi hari, konsistensi padat dan
lancar tidak ada keluhan.
b. Setelah sakit : klien mengatakan BAB 5x sehari /hari konsistensinya cair , BAK
sering dan sedikit dan merasakan mules

4. Pola berpakaian
a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat berpakaian secara mandiri ganti 2x sehari

b. Setelah sakit : klien mengatakan berpakaian dibantu oleh keluarga dan sering ganti
pakain
5. Pola istirahat dan tidur

a. Sebelum sakit : klien mengatakan tidur nyaman dan tidak terganggu.

b. Setelah sakit : klien mengatakan hanya tidur beberapa saat karena sering kekamar

mandi.

6. Pola mempertahankan sikulasi

a. Sebelum sakit : klien mengatakan biasa

b. Setelah sakit : klien mengatakan menggunakan jaket dan selimut

7. Pola rasa aman dan nyaman

a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas secara mandiri.


b. Setelah sakit : klien mengatakan dibantu oleh keluarga dalam beraktivitas untuk
menghindari resiko jatuh.

8. Pola gerak dan keseimbangan

a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas sendiri.

b. Sesusah sakit : klien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur.

9. Pola personal hygiene

a. Sebelum sakit : klien mengtakan mandi 2x sehari.

b. Setelah sakit : klien mengatakan mandi mandi 1x sehari dan hanya diseka oleh

keluarga.

10. Pola komunikasi

a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal.


b. Setelah sakit : klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal.

11. Pola kebutuhan spiritual

a. Sebelum sakit : klien mengatakan ibabah sholat 5 waktu.

b. Setelah sakit : klien mangatakan tidak dapat melaksanakan sholat 5 waktu.

12. Pola berkerja

a. Sebelum sakit : klien mengatakan dapat berkerja dipasar sebagai pedagang.

b. Setelah sakit : klien mangatakan tidsk dspst bekerja lagi karena sakit.

13. Pola kebutuhan bermain dan rekreasi

a. Sebelum sakit : klien mengatakan menonton tv saat bosan.

b. Setelah sakit : klien mengatakan hanya berbaring dikasur.

14. Pola belajar

a. Sebelum sakit : klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit diare , gejala
dan cara mengobati penyakit.

b. Setelah sakit : klien mengatakan ingin dijelaskan mengenai penyakit diare , gejala dan
cara mengobati penyakit diare.

DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan fisik

a. Kesadaran Umum (KU) : Sedang, GCS : E=4 M=6 V=5

b. Hasil Pemeriksaan TTV

TD : 140/90 mmHg

Suhu : 36 C
Nadi : 80x/menit

RR : 18x/menit

SPO2 : 98 z

Pemeriksaan Head To Toe

1. Kepala

Konjungtiva, anemis, sclera ikterik (-)

2. Mata

Bola mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva terlihat anemis

3.Telinga

Telinga bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, dan fumgsi
pendengaran baik

4. Hidung

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.

5. Mulut

Mukosa mulut kering,terlihat bernafas dengan mulut.

6. Leher

JVP tidak meningkat, thorak batuk dan gerak simetris, SI dan SII ireguler, murmur (+), gallop
(-). Pulmo : Vesikuler kiri-kanan.

7. Paru-paru

I : Simetris, tidak ada jejas, dan tidak terdapat retraksi dinding dada.

P : Vocal fermitus kanan kiri sama, tidak ada nyeri tekan.

P : Sonor

A : Cheynes stokes.

8. Jantung

I : Tampak iktus cordis

P : Iktus cordis teraba pada intercosta ke-5


P : Redup

A : Tidak terdapat suara tambahan, SI – S2 Reguler

9. Abdomen

Hepar teraba 3 jari., tepi tumpu, rata dan lien tidak teraba membesar.

10. Kulit

Turgor kulit normal, warna kulit sawo matang.

11. Genetalia

Bersih, tidak terpasang kateter

12. Ekstermitas

Tidak ada kelainan pada eksterminasi ,kulit terlihat kering dan pucat.

Pemeriksaan Penunjang

- Lab : Darah rutin, GDS, ureaun, creatin ut/pt, widal

- Radiologi : RO thorax

Terapi Obat

- IVFD asering 20 tpm

- Inj ondon 1amp/12 jam

- Inj ketorolax 1 amp/12 jam

- OBH sry 3x cth ii

- PO pamol 3x1

- PO antarid sry 3x cth

- PO tremenza 3x1

DIAGNOSA MEDIS

1. Obs vomitus
2. Abdomal pain
ANALISA DATA

No Data fokus Problem Etiologi


1. Ds: Ketidakseimbangan cairan Resiko
ketidakseimbangan
Pasien mengeluh mual, muntah, elektrolit
pusing, pilek, demam sejak 8
hari yang lalu

Do:

- KU : Sedang
- TD : 140/90 mmHg
- N : 96x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36 C
- SPO2 : 98 z
2. - RAG : Negatif Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
DS:

Pasien merasakan nyeri perut

DO:

- Pasien tampak
meringis dengan
tangan memegang
perut
- Pasien terlihat pucat

P: Nyeri saat posisi bergerak


Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Nyeri dibagian lambung
S: 4
T: Terus-menerus, ekspresi
wajah menahan sakit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d ketidakseimbangan cairan


2. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari Diagnose SLKI SIKI Rasional


/tgl

Rab Resiko Setelah dilakukan asuhan 5. Monitor kadar 3. Untuk


u ketidakseimbanga keperawatan selama elektrolit serum mengetahui
14/7 n elektrolit b.d 2x24 jam diharapkan
6. Monitor mual, kadar elektrolit
/202 ketidakseimbanga masalah keseimbangan
1 n cairan cairan dapat teratasi muntah, dan diare serum
18.0 dengan kriteria : 7. Monitor tanda 4.
0
4. Serum natrium dan gejala
WIB
membaik (5) hyperkalemia
5. Serum kalium 8. Atur interval
membaik (5) waktu
6. Serum klorida pemantauan
membaik (5) sesuai dengan
kondisi pasien
Rab Nyeri akut setelah dilakukan asuhan 7. Identifikasi skala 7. Untuk
u berhubungan keperawatan selama nyeri mengetahui
14/7 dengan agen 2x24 jam diharapkan skala nyeri yang
/202 pencedera masalah nyeri akut bd 8. Monitor efek dirasakan pasien
1 fisiologis agen pencedera fisiologis samping
18.0 membaik dengan kriteria penggunaan 8. Untuk
0 hasil : analgesic mengetahui efek
WIB samping
6. Keluhan nyeri 9. Berikan teknik penggunaan
menurun (5) nonfarmakologis analgesic
untuk mengurangi
7. Meringis cukup rasa nyeri (mis. 9. Untuk
menurun (4) TENS, hypnosis, mengurasi rasa
akupresur, terapi nyeri pada
8. Sikap protektif music, pasien
cukup menurun biofeedback,
(4) terapi pijat, 10. Untuk
aromaterapi, memfasilitasi
9. Gelisah menurun istirahat pasien
(5) teknik imajinasi
terbimbing,
10. Kesulitan tidur kompres 11. Untuk
menurun (5) hangat/dingin, membantu
terapi bermain) meredakan nyeri
pasien
10. Fasilitas istirahat
dan tidur 12. Untuk
memberikan
11. Jelaskan strategi analgesic
meredakan nyeri kepada pasien
12. Kolaborasi
pemberian
analgesic

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl Diagnosa Keperawatan Implementasi TTD


/jam

Rabu Resiko ketidakseimbangan 1. Memonitor kadar elektrolit serum


14/7/20 elektrolit b.d 2. Memonitor mual, muntah, dan diare
21 ketidakseimbangan cairan
3. Memonitor tanda dan gejala hyperkalemia
18.00
WIB 4. mengatur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien

Rabu Nyeri akut berhubungan 1. Mengidentifikasi skala nyeri


14/7/20 dengan agen pencedera
21 fisiologis 2. Memonitor efek samping penggunaan analgesic
18.00 3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
WIB mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)

4. Memfasilitas istirahat dan tidur

5. Menjelaskan strategi meredakan nyeri

6. Mengkolaborasi pemberian analgesic


EVALUASI KEPERAWATAN

TGL/JAM NO. EVALUASI TTD


DX
14/7/2021 1. S : Pasien muntah, syok, nyeri perut, batuk kadang, pilek,
2. pusing, riwayat demam 8 hari yang lalu.
Pukul :
B:
18.00 - KU= sedang
- TD= 140/90 mmHg
- N= 96x/menit
- RR= 20x/menit
- S= 36 C
- SPO2= 98 Z
- RAG= Negatif
A:
- Obs Vomitus
- Abdominal pain
R : Advice dr. Anwar. SPPD
14/7/2021 1. S : Pasien menggigil, mual-mual, kadang pusing, pilek
2. O:
18.00
- KU= cukup
WIB
- TD= 120/80mmHg
- N= 84x/menit
- S= 36 C
- RR= 18x/menit
- Skala= 4
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri belum teratasi
P : Diharapkan dalam waktu 6 jam masalah teratasi
- Monitor KU+TTV
- Kaji skala nyeri
- Motivasi makan sedikit tapi sering
- Laboratorium hasil +
- Baca RO thorax -
15/7/2021 1. S : Pasien mengatakan mual, pusing, pilek
06.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 110/80
- N= 84x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri belum teratasi
P : Dalam waktu 6 jam diharapkan masalah teratasi
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kaji skala nyeri
- Baca RO Thorax -
15/7/2021 1. S : Pasien mengatakan mual, pusing, pilek
11.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 110/80
- N= 84x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 98 Z
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri belum teratasi
P : Diharapkan dalam waktu 7 jam masalah teratasi
- Monitor KU+TTV+skala nyeri
- Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
- Baca RO Thorax
- Cek widal nunggu hasil
15/7.2021 1. S : Pasien mengatakan mual+, pusing
19.00 2. O:
WIB - TD= 120/80mmHg
- N= 86x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 94 Z
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri akut belum teratasi
P : Diharapkan dalam waktu 8 jam masalah teratasi
- Baca RO Thorax +
- Cek widal tunggu hasil
16/7/2021 1. S : Pasien mengatakan mual, pusing berkurang, skala 3
06.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 120/80 mmHg
- N= 84x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri belum teratasi
P : Dalam waktu 6 jam diharapkan masalah teratasi
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kaji skala nyeri
- Kolab dengan dokter
16/7/2021 1. S : Pasien mengatakan mual berkurang, pusing berkurang, skala
15.00 2. 3
WIB O:
- KU= cukup
- TD= 120/90 mmHg
- N= 88x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 95 Z
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri akut belum teratasi
P : Dalam waktu 7 jam diharapkan masalah teratasi
- Monitor KU+TTV
- Kaji skala nyeri
- Motivasi pasien makan sedikit tapi sering
- Kolab dengan dokter
16/7/2021 1. S : Pasien mengatakan pusing, mual berkurang
19.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 110/90 mmHg
- N= 84x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 97 Z
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri akut belum teratasi
P : Dalam waktu 6 jam diharapkan masalah teratasi
- Monitor KU+TTV
- Kaji skala nyeri
- Motivasi pasien makan sedikit tapi sering
17/7/2021 1. S : Pasien mengatakan pusing, mual berkurang
06.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 100/90 mmHg
- N= 86x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 94 Z
A:
- Mual belum teratasi
- Nyeri akut belum teratasi
P : Dalam waktu 7 jam diharapkan masalah teratasi
- Kaji skala nyeri
- Motivasi pasien makan sedikit tapi sering
- Kolab dengan dokter
17/7/2021 1. S : Pasien mengatakan pusing, mual berkurang
13.00 2. O:
WIB - KU= cukup
- TD= 100/90 mmHg
- N= 86x/menit
- S= 36 C
- RR= 20x/menit
- SPO2= 94 Z
A:
- Mual teratasi
- Nyeri akut teratasi
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai