Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS PONCOKUSUMO

MALANG

DI SUSUN OLEH

NAMA : SITI SULAIKHA

NIM : 1214201051

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan KDM (kebutuhan dasar


manusia) tentang Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit yang dibuat pada tanggal 02
Februari 2017 di ruang Rawat Inap Puskesmas Poncokusumo Malang.

Laporan ini diajukan sebagai salah satu praktik program studi profesi
keperawatan dan penerapan dalam KDM (kebutuhan dasar manusia) yang disahkan
pada tanggal :

Hari : Jumat

Tanggal : 03 Februari 2017

Mahasiswa

Siti Sulaikha

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(tito Harnowo S.Kep.,Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Definisi

Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh; 60% dari


berat badan orang dewasa terdiri atas cairan (Patricia, 2010).
Saat cairan berpindah dari kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi
yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit
(Christensen dan kockrow, 2003). Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang
ketika dilarutkan atau dicampur dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan
menjadi ion yang bermuatan listrik.
Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko
mengalami penurunan, peningkatan atau pemindahan (perpindahan) cepat dari satu
kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler (Carpenito, 2000).
B. Etiologi

1. Hypervolemia, ini dapat terjadi jika terdapat :


Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV).
Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
2. Hipovolemia, ini terjadi dapat disebabkan karena :
Penurunan masukan.
Kehilangan cairan yang abnormal melalui kulit, gastrointestinal, ginjal
abnormal.
Pendarahan.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
gangguan hypervolemia antara lain sesak nafas, ortopnea, dapat juga menimbulkan
gagal jantung, edema pulmuner, peningkatan dan penurunan takanan darah, nadi
kuat, asietas, kulit lembab, distensi vena leher.
Tanda gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan gangguan
hipovolemia antara lain gejala pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa
haus, gangguan mental, konstipasi, oliguria, penurunan tekanan darah, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering,
penuran berat badan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis, pada bayi
dan anak-anak penurunan jumlah air mata.
D. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
dalam jumlah yang perposional. Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.
Umumnya gangguan ini di awali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti
dengan perpindahan cairan intraseluler menuju intraveskuler sehingga menyebabkan
penurunan cairan ekstraseluler. Secara umum, deficit volume cairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan
cairan, pendarahan dan pergerakan cairanke lokasi ketiga ( lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikannya ke lokasi semula dalam
kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari sisi intravaskuler
menuju lokasi potensial seperti pleura, peritoneum, pericardium, atau rongga sendi.
Selain itu, kondisi tertentu seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan,
dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
E. Pathway
Cairan dan Elektrolit

CIS (glukosa, Na, K+, elektolit) CES (intersisial, transeluler)

Asidosis metaboli nyeri perabaan

Difusi osmosis trasportaktif mual / tidak nafsu makan

Keseimbangan cairan Perubahan Nutrisi

Gangguan, dehidrasi, hypervolemia

Penurunan perfusi ginjal

Osmoieseptor
Kekurangan Volume
Terjadi kekeringan local pada mucus Cairan
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan cairan dan elektrolit yaitu:
1. Pemeriksaan Radiologi
Photo thorak dapat mengarah ke kardio megali : pembesaran paru dengan
kongestif paru.
2. EKG
EKG dilaksanakan untuk mengetahui adak tidaknya infark miokardial akut, guna
mengkaji aritma dan untuk mengenal respon kompensatori seperti terjadinya
hypertropi ventrikel.
3. Laboratorium
- Darah
- Urin
- Kateteri jantung
Biasanya ditemukan tekanan akhir diastole ventrikel kiri, atrium kiri dan
tekanan vena pulmonalis meninggi, sedangkan tekanan atrium kanan baru
meninggi pada keadaan lanjut.
G. Komplikasi
Gangguan penurunan kardiac out put.
1. Hypokalemia : Gagal ginjal akut, gangguan sirkulasi ( aritmia, decomp. cordis,
hypotensi orthostatik), Ileus paralitik, kelemahan otot sampai kuadrat plegia.
2. Hyponatremia: Kram otot (kejang), twicing, hemiparese, odema pupil, koma.
3. Perubaan perfusi jaringan perifer.
H. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
- Menghitung IWL
- Menghitung tetesan infuse
Cara menghitung tetesan infus :
a. Dewasa
Tetesan/menit : Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infus ( jam ) x 3
b. Anak
Tetesan/menit : Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infus ( jam )
2. Medis
a. Terapi cairan IV
b. Pemberian cairan melalui infus
c. Transfusi darah
I. Komplikasi
Gangguan penurunan kardiac out put.
1. Hypokalemia : Gagal ginjal akut, gangguan sirkulasi ( aritmia, decomp. cordis,
hypotensi orthostatik), Ileus paralitik, kelemahan otot sampai kuadrat plegia.
2. Hyponatremia: Kram otot (kejang), twicing, hemiparese, odema pupil, koma.
Perubaan perfusi jaringan perifer.
J. Prioritas Masalah
1. Gangguan keseimbangan volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
K. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare/muntah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
L. Intervensi dan Implementasi
1. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare/muntah.
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan keseimbangan volume cairan
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan intake output dalam batas normal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi


Intervensi :
- Pertahankan catatan intake dan output
R/ memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh
- Monitor vital sign
R/ mengetahui kondisi fisik
- Monitor masukan makanan/cairan
R/ memantau kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter
R/ pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
Tujuan :
Mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan berat badan ideal
- Mampu mengindentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan
Intervensi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
R/ pemberian jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
- BB Pasien dalam batas normal
R/ meningkatkan nutrisi yang tercukupi
- Monitor lingkungan selama makan
R/ memberikan rasa nyaman terhadap pasien
- Monitor mual dan muntah
R/ mengontrol adanya cairan
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul Hidayat, Aziz. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.
2. Asmadi.2008.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta: Salemba
Medika
3. Carpenito, Lynda Juall. (2006). Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa I Made
Kariasa. Edisi 10.Jakarta : EGC.
4. Kusuma, Hardhi.2012.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-
NOC. Yogyakarta: Media Hardy
5. NANDA. 2012. Aplikasi asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-NOC.
Yogyakarta : Media Hardy
6. Potter, Anne G. 2010. Fundamental Keperawatan, edisi 7 buku 3. Salemba
Medika: Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS PONCOKUSUMO

MALANG

DI SUSUN OLEH

NAMA : SITI SULAIKHA

NIM : 1214201051

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan KDM (kebutuhan dasar manusia) tentang Kebutuhan


Cairan Dan Elektrolit yang dibuat pada tanggal 02 Februari 2017 di ruang Rawat Inap
Puskesmas Poncokusumo Malang.

Laporan ini diajukan sebagai salah satu praktik program studi profesi
keperawatan dan penerapan dalam KDM (kebutuhan dasar manusia) yang disahkan
pada tanggal :

Hari : Jumat

Tanggal : 03 Februari 2017

Mahasiswa

Siti Sulaikha

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(tito Harnowo S.Kep.,Ns) (Ratih Eka F. S. Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai