OLEH :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah
Kekurangan Volume Cairan Pada Kasus Diare di Rs X, yang merupakan salah
satu tugas yang harus kita selesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini jauh
dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari semua pihak untuk kesempurnaan
Makalah ini. Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Diare adalah keadaan dimana tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit
melalui feses (Suharyono, Boediarso, dan Halimun 1996). Diare merupakan salah
satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar
saluran pencernaan,dikarenakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3
kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005)
Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi
pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air dan
elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500
juta anak menderita diare setiap tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada
anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi
(Wong, 2008)
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian homeostatis keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
senyawa kimia yang terpisah dari air untuk membentuk partikel bermuatan yang
disebut ion, jika dalam larutan cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan dan minuman dan cairan intravena (IV) dan didistribusi kebagian
seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu sama
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh dengan lainnya (Daniel,
2013)
Gangguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia. Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak
mengalami kehilangan cairan dan elektrolt, maka terjadi gejala dehidrasi.
Terutama diare pada anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat
sehingga tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Solikin, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun
karya tulis ilmiah tentang Asuhan Keperawatan pada An.A dengan prioritas
masalah kekurangan volume cairan pada kasus diare di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
1.2Tujuan
1. Tujuan Umum
Diare didefenisikan sebagai pasase feses cair lebih dari 3 kali dalam sehari
disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses. (Watson,
dikutip Jones & Irving 1996). Diare adalah suatu keadaan dimanafrekuensi
buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak ;
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FK UI 1997).
Secara epidemiologik biasanya diare didefenisikan dengan keluarnya feses
lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam sehari ,namun para ibu mungkin
menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan diare. Depkes RI
(1999), lebih praktik mendefenisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi
feses atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal
oleh ibunya.
2. Klasifikasi Diare
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat (Noerasid, Suratmadja & Asnil, 1988). Diare
berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari tujuh hari)
dengan disertai pengeluaran feses lunak atau cair sering tanpa darah, mungkin
disertai muntah dan panas (Depkes RI, 1999).Diare akut lebih sering terjadi
pada bayi dari pada anak yang lebih besar. Penyebab terpenting diare akut
pada anak-anak di negara berkembang adalah rovatirus, Escherichia coli
enterotoksigenik, shigella, Campylobacter jejuni dan Crytosporidium (Depkes
RI, 1999). Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal-oral melalui
makanan dan minuman yang tercemar. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi
dan bila masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi.
b. Disentri
Diare persisten adalah diare yang pada mulanya bersifat akut tetapi
berlangsung lebih dari 14 hari, kejadian dapat dimulai sebagai diare cair atau
disentri. Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan berat badan yang nyata,
dengan volume feses dalam jumlah yang banyak sehingga beresiko mengalami
dehidrasi. Diare persisten tidak disebabkan oleh diare penyebab mikroba
tunggal, E,coli enteoaggregatife, Shigella, dan Crystosporidium; mungkin
penyebab lain berperan lebih besar. Diare persisten tidak boleh dikacaukan
dengan diare kronik, yaitu diare intermitten atau diare yang hilang timbul, atau
berlangsung lama dengan penyabab non infeksi, seperti penyakit sensitive
terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.
2.1.2 Cairan
1. Defenisi
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari
total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari
tubuh.
Cairan dan Elektrolit penting untuk fungsi tubuh dan untuk
mempertahankan homeostatis. Cairan membentuk sekitar 60% berat badan
pada pria dewasa, 50% pada wanita dewasa dan 70% pada bayi (McCance et
al.2010). Persentase cairan tubuh bervariasi bergantung pada faktor usia, lemak
dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita memiliki cairan tubuh lebih sedikit
dibandingkan pria karena wanita memiliki lemak tubuh lebih banyak dan pria
mempunyai massa otot lebih banyak (McCance et al.2010). Cairan tubuh
adalah larutan yang tersusun dari air dan zat terlarut seperti elektrolit (natrium,
kalium, dan klorida) gas (oksigen dan karbon dioksida), nutrient, enzim dan
hormon. Elektrolit adalah senyawa kimia yang terpisah dari air untuk
membentuk partikel bermuatan yang disebut ion.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel
diseluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalh cairan yang berada diluar
sel dan terdiri dari tiga kelompokyaitu cairan intravaskuler (plasma), Cairan
interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam system vaskuler, cairan
interstitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler dan
sekresi saluran cerna.
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien hipovolemia
antara lain: pusing, kelemahan, keletihan, anoreksia, mual muntah, rasa haus,
kekacauan mental, konstipasi dan oliguria, penurunan tekanan darah, HR meningkat,
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.
Tanda-tanda penurunan berat badan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak-anak adanya penurunan jumlah air mata. Tergantung pada jenis
kehilanagn cairan hypovolemia dapat disertai dengan ketidakseimbanagn asam basa,
osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat menimbulkan syok
hipovolemik. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
2.2.5 Komplikasi
C. Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan
Tujuan yang diharapkan yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan cairan
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat,
tekanan darah stabil, membrane mukosa mulul lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat
teratasi.
2. Intervensi Keperawatan
No. Intervensi Rasional
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jl. Antariksa Gg. Pipa utama No.27 Kel. Sari Rejo
Tanggal pengkajian : 27 Mei 2017
Diagnosa Medis : Diare ( Gastroenteritis )
N Masalah
Data Penyebab
o Keperawatan
1 DS : Kekurangan volume
Masukan
. - Ibu klien mengatakan cairan kurang dari
makanan/minuman yang
BAB encer lebih dari 5 kebutuhan tubuh
terkontaminasi kuman
kali
- Klien mengatakan
perutnya terasa nyeri
Makanan tidak dapat
diserap
- Konsistensi feses cair
DO :
- Keadaan umum : lemah
Tekanan osmotic pada
- Kesadaran composmentis rongga usus meninggi
- Vital sign:
Kekurangan volume
cairan dan elektrolit
HR : 116x/menit
RR : 28 kali/menit
SB : 37o C
DS :
2 - Ibu Klien mengatakan Diare Resiko perubahan
Mual muntah
. klien tidak nafsu Nafsu makan menurun nutrisi kurang dari
makan. Perubahan nutrisi kebutuhan tubuh.
- Saat makan klien kadang
muntah.
DO :
-Klien malas makan dan
menolak makan.
- BB : 11 kg
- TB : 75 cm
Cemas
DS : ibu klien merasa
Kurang pengetahuan
cemas dengan penyakit dan informasi
Rencana Tindakan
Rencana Tindakan
Rencana Tindakan
1. Bahas proses penyakit dengan
istilah yang dapat dipahami
jelaskan tentang agen penyakit,
tindakan pencegahan, dan
pentingnya cuci tangan sampai
bersih.
2. Jelaskan tentang makanan tinggi
serat (buah segar), makanan tinggi
lemak (susu)
3. Jelaskan tentang pentingnya
mempertahankan keseimbangan
antara masukan dan haluaran
cairan, manfaat istrahat, dan
tindakan pencegahan diare
(misalnya penyimpanan makanan
yang tepat serta cuci tangan
sebelum dan sesudah memegang
makanan)
5. Pelaksanaan Keperawatan
Hari/ tanggal Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
suhu 370 C. A:
5. Memberitahukan kepada ibu Masih belum teratasi
agar mengganti pakaian anak
dengan yang berbahan katun P:
dan melakukan kompres Intervensi
dengan air dingin. dilanjutkan
6. Menjelaskan pada ibu tentang
pentingnya cairan bagi tubuh.
7. Menganjurkan pasien untuk
istrahat.
Mengobservasi tanda tanda
vital.
Suhu : 370 C
HR : 116x/ menit
RR : 28x/ menit
Selasa, 13 09.00 - 1. Observasi tanda-tanda vital S:
juni 2017 11.00 Suhu : 36,50 C Ibu klien
HR : 115x/ menit mengatakan anaknya
RR : 28x/ menit masih BAB 4x/hari,
2. Memberitahukan serta anaknya sudah mulai
mengajarkan pada ibu untuk nafsu makan dann
memberikan anak makan menghabiskan ½
sedikit tetapi sering bagian.
3. Menganjurkan klien untuk Ibu klien
tidur bila tidak ada kegiatan mengatakan
yang perlu di kerjakan untuk mengerti tentang
memenuhi kebutuhan klien yang di jelaskan
dalam beristirahat. mahasiswa
4. Mengajarkan kepada ibu cara keperawatan.
melakukan perawatan mulut
pada anak untuk meningkatkan O:
nafsu makan. Turgor kulit baik.
5. Memberitahukan serta BAB 4x/hari dengan
menjelaskan kepada ibu konsistensi feses cair,
supaya tetap menjaga kondisi berwarna kuning. Bibir
lingkungan yg bersih dan kering, klien masih
nyaman, lingkungan yang muntah.
nyaman dapat menurunkan
stress dan lebih kondusif A:
untuk makan. Masalah belum teratasi
6. Mencatat apa-apa saja
makanan yang disukai dan P:
tidak disukai anak Intervensi
7. Mengobservasi muntah dan dilanjutkan.
BAB .
8. Menjelaskan pada ibu tentang
pentingnya makanan bagi
tubuh anak serta mengajarkan
ibu cara pembuatan oralit.
9. Mencatat masukan dan
haluaran. Makanan, klien
hanya menghabiskan 1/3
bagian dari makananya, klien
hanya mau minum susu
sedikit-sedikit, klien masih
BAB cair.
P:
Intervensi
dilanjutkan
Daftar Pustaka