BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1) Mandiri
a) Kaji faktor penyebab (misal, ketidakmampuan untuk minum
sendiri, gangguan menelan, sakit tenggorokan, asupan cairan
yang kurang sebelum berolahraga, kurang pengetahuan, atau
tidak suka dengan minum yang tersedia)
b) Kaji pemahaman klien tentang perlunya mempertahankan
hidrasi yang adekuat serta metode untuk memenuhi asupan
cairan.
c) Kaji minum yang disukai dan tidak disukai klien dan
rencanakan pemberian asupan secara bertahap (mis, 1000 ml si
siang hari, 800 ml di sore hari, dan 300 ml di malam hari).
d) Bila klien mengalami sakit tenggorokan, tawarkan minum
yang hangat atau dingin ; pertimbangkan pemberian es.
e) Bila klien sangat lelah atau lemah, anjurkan klien untuk
istirahat sebelum makan dan berikan cairan dalam jumlah
sedikit tetapi sering.
f) Anjurkan klien membuat buku catatan yang berisi asupan
cairan, haluaran urine, dan berat badan harian.
g) Pantau asupan cairan klien (minimal 2000 ml cairan oral per
hari)
h) Pantau haluaran urine klien (minimal 1000-1500 ml per hari)
i) Timbang badan setiap hari di waktu yang sama dan dengan
pakaian yang sama. Penurunan berat badan 2% - 4% (dehidrasi
ringan), 5% -9% (dehidrasi sedang)
j) Pantau BUN, osmolalitas, dan elektrolit serum dan urine, kadar
kreatinin, hematokrit, dan hemoglobin.
k) Jelaskan bahwa kopi, teh, dan jus merupakan diuretik yang
bisa menyebabkan kehilangan cairan.
l) Pertimbangkan jenis obat-obatan serta kondisi lain yang bisa
menyebabkan kehilangan cairan berlebihan (mis, pemberian
diuretik, muntah, diare, demam)
m) Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi
8
c. Diare berat
1) anak usia 1bulan-2tahun dengan BB3-10kg : satu jam pertama 40
ml\kgBB\jam =10 tetes\kgBB\menit (set infus 1ml=20 tetes).
2) Anak usia <2-5 tahun dengan BB 10-15 kg : satu jam pertama 30
ml\kgBB\jam= 8 tetes \kgBB\menit (1ml =15 tetes) .
3) Anak usia < 5-10 tahun dengan BB 15-25kg : satu jam pertama 20
ml\kgBB \ jam = 5 tetes \ kgBB \ menit
4) Bayi baru lahir ( neonatus ) dengan BB 2-3 kg : kebutuhan cairan
125 ml +100 ml + 25 ml = 250 ml \kgBB 24 jam. jenis cairan 4:1,
yaitu 4 bagian glukosa 5% + bagian NAHCO3 1, 5% .
5) Bayi BBLR \BB <2 kg : Kebutuhan cairan 250 ml \ kgBB \ 24
jam , yaitu 4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1,5%.
3. Etiologi Diare
Menurut Nursalam (2008) penyebab utama terjadinya diare adalah
beberapa kuman usus penting, yaitu rotavirus, escherichia coli, shigella,
cryptosporidium, vibrio cholerae, dan salmonella.
Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare meliputi tidak memberikan asi secara penuh untuk 4-6
bulan pertama dari kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, air minum tercemar dengan bakteri
tinja, dan tidak mencuci tangan sesudah BAB, sesudah membuang feses
atau sebelum menyentuh makanan.
Menurut Jitowiyono (2010) penyebab terjadinya diare disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
a. Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (vibio,e coli salmonela
shigella, campyovirus,yersinia, aeromonas,dsb), infeksi pirus
(entrovirus, adenovirus rotavirus, asrtovirus, dll), infeksi parasit
(Ehystolytica, g.lamblia,t.hominis) dan jamur (c.albicans). infeksi
16
4. Patofisiologi Diare
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010). Patofisiologi terjadinya diare antara
lain sebagai berikut :
a. Meningkatnya mobilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekstreasi cairan dan
elektrolit yang berlebihan.
b. Cairan, sodium, patasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
c. Diare yang terjadi merupakan proses dari :
d. Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke
dalam usus halus. sel dalam mukosa interstinal mengalami iritasi dan
meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. mikroorgranisme yang
masuk akan merusak sel mukosa interstinal sehingga menurunkan area
permungkaan interstinal, perubahan kapasitas interstinal dan terjadi
gangguan absorbsi cairan dan elektrolit
e. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan bahan makanan .ini
terjadi pada sindrom malabsorbsi.
f. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan
absorbsi interstinal (Suriadi dan Yuliani .2010.)
5. Patogenesis Diare
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah :
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh
tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan isis dari usus sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus
yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang
18