Anda di halaman 1dari 14

FITRI ANDRI YANI

1714401040
TINGKAT : 2
REGULER : 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
Pre Eklampsia
Pre-eklamsi atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan, tetapi terjadi
sebelumnya.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, kondisi lanjutan dari Pre Eklampsia
yang tidak teratasi dengan baik, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Sebelumnya
wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
.Pre Eklampsia
Pre Eklampsia Dibagi dalam 2 golongan :
1. Pre Eklampsia ringan, bila keadaan sebagai berikut :
Ketika tekanan darah tetap di bawah 160 sistolik (angka yang lebih besar), atau
110 diastolik (angka yang lebih kecil), dan tidak ada gejala penyakit yang parah.
2. Pre Eklampsia berat, bila keadaan sebagai berikut :
a. ketika tekanan darah sistolik melebihi 160 atau 110 diastolik, dan atau disertai
dengan gejala adanya penyakit tertentu seperti dibawah ini:
b. perubahan visual dan gangguan penglihatan, penglihatan kabur.
c. Sakit kepala yang terus menerus
d. kesulitan bernapas akibat kelebihan cairan di paru-paru
e. sakit perut parah bagian atas
f. penurunan output urin, lebih dari 5000 miligram protein dalam sampel 24 jam,
g. trombosit rendah secara signifikan (bagian dari darah yang membantu gumpalan
darah)
h. disfungsi hati atau janin yang sangat kecil atau terlalu sedikit cairan ketuban di
sekitarnya.
Pre Eklampsia Dibagi dalam 2 golongan :
Faktor Resiko
1. Kehamilan pertama
2. Jika ibu hamil lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari
40 tahun.
3. berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan.
4. Status sosial ekonomi rendah.
5. Beberapa kehamilan seperti kembar atau kembar tiga.
Faktor Resiko
Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia
1. Hipertens
2. Bengkak
3. Kenaikan berat badan :Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama
trimester kedua, dan lebih dari 0,45 setiap minggu pada trimester ketiga. Berat
badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh.
4. Nyeri perut.
5. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah
6. Perubahan pada refleks.
7. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
8. Ada darah di air kencing.
Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia
Dampak yang terjadi bila Pre Eklampsia
tidak segera ditangani
1. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta.
2. Lepasnya plasenta.
3. Sindrom HELLP
4. Eklampsia
Dampak yang terjadi bila Pre Eklampsia tidak segera ditangani
Pencegahan
1. Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi
garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklampsia. Diet yang dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak
dan garam.
2. Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. Preklampsia yang terdiagnosa lebih awal, akan
memudahkan dokter menyarankan terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya.
Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil
terbukti risiko terkena preeklampsianya lebih rendah. Suplemen nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena preeklampsia, tapi
Anda harus sangat selektif. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi suplemen di saat hamil.
3. Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan
mendorong garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan membuat lebih sering ke toilet sehingga dapat membawa kelebihan garam
bias terbawa keluar, selain itu juga mengurangi aktivitas. Minimal minum 2 liter per hari.
4. Olahraga
Berolahraga selama 20-30 menit sehari, 3-5 hari seminggu sudah cukup untuk mencegah pre-eklampsia. Olahraga yang disarankan
tentunya adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan aman dijalankan oleh ibu hamil, seperti, jalan cepat, yoga atau senam khusus ibu
hamil dan renang. Ketika berolahraga, pemanasan tidak boleh ditinggalkan, lakukanlah selama 5-10 menit untuk mempersiapkan tubuh
berolahraga. Jika jalan kaki menjadi pilihan, berjalanlah perlahan sebagai pemanasan. Setelah itu, naikkan intensitasnya, Anda bisa
berjalan lebih cepat. Namun, tidak boleh sampai kelelahan. Saat selesai latihan, jangan mendadak berhenti. Akhiri dengan pendinginan,
secara bertahap kurangi kecepatan berjalan hingga akhirnya berhenti.
Pencegahan

Anda mungkin juga menyukai