Anda di halaman 1dari 37

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun oleh:

Kelompok 2

Nurmala Septia Ibrahim


Dewinda Septiani Djafar
Nurdjana Ali
Putri Mutia Lamusu
Tiara Sukma Dewi R. Husain

PRODI D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis
tubuh.Gangguan cairan dan elektrolit dapat memengaruhi fungsi fisiologi tubuh. Sebab,
cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel –  partikel bahan organik dan
anorganik yang vital untuk hid untuk hidup (Tamsuri,2009 up (Tamsuri,2009).
Keseimbangan cairan Keseimbangan cairan dan elektrolit dan elektrolit melibatkan
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah la iran
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan.Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh  bagian  bagian tubuh. Keseimbangan Keseimbangan cairan dan elektrolit
elektrolit saling bergantung bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang  berda di dalam sel di seluruh seluruh
tubuh, sedangkan sedangkan cairan akstraseluler akstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran
cerna.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana namnesa gangguanpemenuhan kebutuhancairandanelektrolit?


 Apa saja pemeriksaan fisik status hidrasi?
 Apa saja persiapanpasienuntukpemeriksaandiagnostic danlaboratorium?

2. Bagaimana merumuskanmasalahkeperawatan pada anakdengan gangguan?


Kebutuhan
pemenuhancairan:
 DHF,
 Diare,
 NefrotikSyndrom.

1.3. Tujuan penulisan

a) Dapat mengetahui apa saja pemeriksaan fisik status hidrasi?


b) Dapat mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik dan laboratorium?
c) Dapat mengetahui bagaiman merumuskanmasalahkeperawatan pada anakdengan
gangguan kebutuhanpemenuhancairan: DHF?
d) Dapat mengetahui bagaiman merumuskanmasalahkeperawatan pada anakdengan
gangguan kebutuhan pemenuhancairan: Diare?
e) Dapat mengetahui bagaiman merumuskanmasalahkeperawatan pada anakdengan
gangguan kebutuhan pemenuhancairan: nefrotik syndrome?
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGKAJIAN
A. Anamnesa pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Pengkajian

 Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin,

tanggallahir,umur,tempatlahir,asalsukubangsa,namaorangtua,pekerjaanora

ngtua, dan penghasilan.

1) KeluhanUtama

Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB) lebih dari 3

kalisehari,BAB<4kalidancair(tidak dehidrasi),BAB4-

10kalidancair(dehidrasiringan/ sedang),atauBAB

>10kali(dehidrasiberat). (Nursalam, 2008).

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya pasien mengalami:

a. Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkinmeningkat,nafsumakanberkurangatautidakada,dankemung

kinantimbul diare.

b. Tinja makin cair, mungkin disertai lender atau lender dan


darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur
empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi

dansifatnya makin lamamakin asam.

d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah makan.

e. Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan eletrolit,

makagejala dehidrasi mulaitampak.

f. Diuresis: terjadi oliguria (kurang1ml/kg/BB/jam)bila terjadi

dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi. Urine sedikit

gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine

dalamwaktu6 jam (dehidrasiberat) (Nursalam,2008).

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

a. Kemungkinan anak tidak dapat imunisasi campak Diare lebih

sering terjadi pada anak-anak dengan campak atau yang baru

menderita campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat

daripenuruan kekebalan tubuh pada pasien. Selain imunisasi

campak,anak juga harus mendapat imunisasi dasar lainnya seperti

imunisasi BCG,imunisasi DPT,serta imunisasipolio.

b. Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau obat-

obatan(antibiotik),makan makanan basi,karena faktor ini

merupakan salah satu kemungkinan penyebab diare.

c. Riwayata irminum yang tercemardenganbakteritinja,menggunakan

botol susu, tidak mencuci tangan setelah buang

airbesar,dantidakmencuci tangansaatmenjamahmakanan.
d. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah

2tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang

terjadisebelumnya, selama, atau setelah diare. Informasi ini

diperlukanuntukmelihattandadan gejala infeksi lainyang

menyebabkandiare seperti OMA,mtonsilitis, faringitis,

bronkopneumonia, danensefalitis(Nursalam, 2008).

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Adanya Anggotakeluargayangmenderitagangguan kebutuhan cairan
dan elektrolitsebelumnya,yangdapatmenular ke anggota keluarga
lainnya. Dan juga makanan yang tidakdijamin kebersihannya yang
disajikan kepada anak. Riwayat keluarga melakukan perjalanan
kedaerah tropis(Nursalam,2008;Wong,2008).
5) Riwayat Nutrisi
Riwayat pemberian makanan sebelum mengalami gangguan
pemenuhan cairan dan elektrolitmeliputi:

a. PemberianASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat

mengurangi resiko kekurangan cairan elektrolit daninfeksi yang

serius.

b. Pemberian susu formula. Apakah dibuat menggunakan air masak

dan diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak

bersih akan mudah menimbulkanpencemaran.


c. Perasaan haus. Pada anak yang mengalami dehidrasi ringan atau

sedang anak merasahaus ingin minum banyak. Sedangkan pada

dehidrasi berat, anakmalasminum atautidak bisaminum

(Nursalam,2008).

b. Pemeriksaan fisik status hidrasi

 Dehidrasi ringan

Jika penurunan cairan tubuh 5% dari berat badan

 Muka memerah

 Rasa sangat haus

 Kulit kering dan pecah-pecah

 Volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

 Pusing dan lemah

 Kram otot terutama pada kaki dan tangan

 Kelenjar air mata berkurang kelembabanya

 Sering mengantuk

 Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

 Dehidrasi sedang

Jika penurunan cairan tubuh antara 5-10% dari berat badan

 Gelisah,cengeng

 Kehausan
 Mata cekung

 Kulit keriput,misalnya kita cubit kulit dinding perut,kulit tidak

segera kembali ke posisi semula

 Tekanan darah menurun

 Pingsan

 Kontaksi kuat pada oto lengan,kaki,perut dan punggung

 Kejang

 Perut kembung

 Gagal jantung

 Ubun-ubun cekung

 Denyut nadi cepat dan lemah

 Dehidrasi berat

Jika penurunan cairan tubuh >10% dari berat badan

 BAB cair terus menerus

 Muntah terus menerus

 Kesdaran menurun,lemas luar biasa dan terus mengantuk

 Tidak bisa minum dan tidak mau makan

 Mata cekung

 Bibir kering dan biru

 Cubitan kulit baru kembali setelah >2 detik

 Kesadaran berkurang

 Tidak buang air kecil


 Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembap

 Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba

 Tekanan darah meurun drastis hingga tidak dapat diukur

 Ujung kuku,mulut,dan lidah berwarna kebiruan

 Tidak BAK 6jam atau lebih/frekuensi buang air kecil

berkurang/kurang dari 6 popok perhari

 Kadang kadang dengan kejang dan panas tinggi

C. Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostic dan laboratorium

1.Pra Instrumen

Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan

dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan

mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk

dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:

a.Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh

dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk

menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting,

membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan

menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap

meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis

kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau


diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk

menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi

hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan

jangka panjang.

b.Persiapan Penderita

1) Puasa Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan

mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah

berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma

akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma

dan jumlah sel darah.

2) Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan

hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B dll. Pada pemberian

kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan

meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah

akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan

morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis.

Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan

hemostasis.

D. Pathway

 Diare

Infeksi Malabsorsi Makanan

Kuman masuk Toksin tidak dapat di


Tekanan osmotic
dan berkembang absorsi
meningkat
dalam usus
Pergesaran air dan hiperperistaltik
Toksin dalam elektrolit kerongga usus
dinding usus halus
Kemampuan absorbs
Isi rongga usus menurun
Hipersekresi air
dan elektrolit usus meningkat
meningkat
 DHF

 Sindrom Nefrotik
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
 KASUS:

Anak usia 2 bulan di rawat di ruang rawat keperawatan anak dengan keluhan
utama diare dan muntah. Anak BAB cair sebanyak 10 kali, muntah setiap kali
makan. HR: 150X/menit dan teraba lemah, TD : 80/40 mmHg, RR:
42X/menit. Turgor kulit menurun. Membrane mukosa kering. Hematokrit
25%. Anak tampak lemas dan rewel

 PENGKAJIAN

A. Identitas
1. Nama/Nama panggilan : An.K
2. Tempat tgl lahir/usia : gtlo,1 januari 2023
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Belum sekolah
6. Alamat : Jl.taman pendidikam
7. Tgl masuk : 10 februari 2023
8. Tgl pengkajian : 10 februari 2023 (10:00 WIB)
9. Diagnosa medik : Diare akut
10. Rencana terapi :-

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : SLTP
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Pegawai swata
e. Agama : Islam
2. Ib
u a. Alamat : jl. Taman pendidikan

a. Nama : Ny.D
b. Usia : 30 tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Guru
e. Agama : Islam
f. Alamat : jl.taman pendidika

C.Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan

 Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan klien diare dan


muntah
 Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan klien
bab cair sebanyak 10 kali dan muntah setiap kali makan
b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ket :

Laki-laki : Tinggal serumah :

Perempuan : Meninggal :

Ikatan darah : Pasien :


 Ibu membawa anaknya ke RS karena : Mencret-mencret,
disertai, muntah setiap kali makan
 Perasaan orang tua saat ini : ibu mengatakan sedih melihat
anaknya merintih kesakitan, dan ibu khawatir takut terjadi
sesuatu yang lebih parah dari saat ini.
 Orang tua selalu berkunjung ke RS : pasien selalu ditemani
orang tua.
 Yang akan tinggal dengan anak : ibu pasien mengatakan yang
menemani pasien selalu bergantian antara ayahnya atau
neneknya jika ibu atau ayahnya sedang bekerja.

 Riwayat Tumbuh Kembang


 Pertumbuhan Fisik
• Berat badan : 3,7 kg
• Tinggi badan : 53 cm
• Waktu tumbuh gigi : 7 bulan, gigi tanggal 1,
jumlah gigi 14 buah.
 Perkembangan
Tiap Tahap
Usia anak
• Berguling :-
• Duduk : -
• Merangkak : -
• Berdiri : -
• Berjalan : -
• Senyum kepada orang lain pertama kali :
• Bicara pertama kali:
• Berpakaian tanpa bantuan :
 Riwayat Nutrisi
Pemberian ASI
 Pemberian ASI ± 3 jam setelah lahir, kemudian selanjutnya
masih diberi ASI sampai sekarang
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
A.
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0-6 bulan ASI Sampai saat ini

D.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : pasien dapat berorientasi


sepenuhnya
2. Kesadaran : compos metis E4V5M6,
lemas dan rewel
3. Tanda tanda vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Denyut nadi : 130x/menit
 Suhu : 37C
 Pernafasan :25x/menit
berat badan : 8 kg
tinggi badan : -3SD s/d <-2SD
 kepala
Inspeksi
 Keadaan rambut & hygiene kepala: Bersih
 warna rambut : tampak bersih
 penyebaran : tidak ada
 mudah rontok : tidak mudah rontok
 kebersihan rambut : rambut bersih tidak kotor

palpasi
 benjolan : tidak ada
 nyeri tekan : tidak ada
 tekstur rambut : Rambut halus
 Muka
Inpeksi
 Simetris/tidak : simetris
 Bentuk wajah : oval
 Gerakan abnormal : tidak terdapat gerakan
 Ekspresi wajah : Menangis
Palpasi
 Nyeri tekan: tidak ada
 Data lain : tidak ada

 Mata
Inspeksi
a. Pelpebra edema/tidak : tidak
Radang/tidak : tidak
b. Sclera : Icterus/tidak : tidak
: radang/tidak : tidak

c.Conjungtiva
Anemis/tidak : tidak
 Pupil : -Reflesk pupil terhadap cahaya
normal karena bereaksi sangat cepat terhadap keadaan perubahan
cahaya.
 Posisi mata Simetris/tidak : Simestris
 Gerakan bola mata : gerakan normal
 Penutupan kelopak mata : penutupan mata yang sehat
 Keadaan bulu mata : terdapat bulu mata panjang
 Keadaan visus : normal
 Penglihatan : - kabur/tidak : tidak
 Diplopia/tidak : tidak
Palpasi
 Tekanan bola mata : tidak ada nyeri
 Data lain : tidak ada
 Hidung&
Sinus

Inspeksi
o Posisi hidung : simetris
o Bentuk hidung : simetris
o Keadaan septum : normal

o Secret/cairan : tidak ada


 Telinga
Inspeksi
 Posisi telinga : simetris
 Ukuran/bentuk telinga: normal (simetris)
 Aurikel : normal
 Lubang telinga : simetris
 Pemakaian alat bantu : tidak ada, bersih, tidak ada secret Palpasi

 Nyeri tekan/tidak : tidak ada nyeri Pemeriksaan uji


pendengaran
 Rinner : positif
 Weber : tidak ada lateralis simetris antara kiri dan
kanan
 Swabach : normal
Pemeriksaan vestibuler : normal
 Mulut
Inspeksi
a. Gigi
 Keadaan gigi : Bersih
 Karang gigi/karies : tidak ada
 Pemakain gigi palsu : tidak ada
b. Gusi
Merah/Radang/Tidak : Tidak
c. Lidah
Kotor/tidak : tidak
d. Bibir
 Cianosis/pucat/tidak : tidak pucat
 Basah/kering/pecah : basah
 Mulut berbau/tidak : Tidak berbau

 Kemampuan bicara : terbete bete

 Tenggorokan
 Warna mukosa : pucat kering
 Nyeri tekan : terdapat nyeri tekan
 Nyeri menelan: nyeri
 Leher
Inspeksi
 Kelenjar tyroid: simetris, tidak ada lesi Palpasi

 Kelenjar tyroid: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

 Kaku kuduk/ tidak : tidak ada kaku kuduk

 Kelenjar limfe : tidaka ada nyeri tekan dan benjolan atau


pembesaran

 Thorax dan pernapasan


 Bentuk dada : normal tidak ada kelainan bentuk dada, simetris
 Irama pernafasan : teratur
 Pengembangan diwaktu bernapas : 2:1
 Tipe pernapasan: menggunakan pernafasan dada
Palpasi
 Vocal fremitus: normal dapat merasakan getaran
 Massa/ nyeri : tidak ada massa/ nyeri
Auskultasi
 Suara napas : vesikuler
 Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
Perkusi : sonor/ resonan (dug)
 Jantung
Palpasi
Ictus cordis : tidak ada pulsasi, teraba ICS V MCL selebar
jari)
Perkusi
 Pemesaran jantung : tidak ada
pembesaran jantung

Auskultasi
 BJ I : Normal terdengar saat ekspirasi maksimal
 BJ II : normal sesaat setelah inspirasi dalam
 BJ III :
 Bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
 Abd
ome
n

Inspeksi
 Membuncit : tidak membncit
 Ada luka/ tidak : tidak
ada luka Palpasi
 Hepar : tidak nyeri tekan
 Lien : tidak ada nyeri tekan
 Nyeri tekan : tidak ada nyer tekan

Auskultasi

 Peristaltik : 17x/menit Perkusi

 Tympani : Redup
 Genitalia dan anus : vagina menutup tampak bersih tidak
ada tanda infeksi seperti kemerahan atau iritasi
 Ekstremitas
Motorik
 Pergerakan kanan dan kiri : simetris
 Pergerakan abnormal : tidak ada pergerakan abnormal
Sensori
 Nyeri : tidak ada nyeri
 Rangsang suhu : pasien dapat merasakan rangsang panas dan dingin
 Rasa raba : pasien dapat merasakan rangsang raba Ekstremitas
bawah

Sensori
 Nyeri : tidak ada nyeri
 Rangsang suhu : pasien dapat merasakan rangsang panas dan dingin
 Rangsang raba : pasien dapat merasakan rangsang raba

E.Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium :
 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit :Hiponatremi, Hipernatremi, hipokalemi

 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, PO2 meningkat, PCO2


meningkat, HCO3 menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
 Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


DS DO
-Ibu klien mengatakan klien Diare dan - Anak tampak lemas dan rewel
muntah - Turgor kulit menurun
- Ibu klien mengatakan klien BAB cair - Membrane mukosa kering
sebanyak 10 kali - Hematokrit 25%
- Ibu klien mengatakan klien muntah - TTV
setiap kali makan - TD : 40/80 MmHg
- RR : 42x/ Menit
- HR : 150x/menit dan teraba lemas
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS Makanan dan minuman yang Diare berhubungan dengan
-Ibu klien mengatakan terkontaminasi masuknya pathogenke dalam
klien Diare dan muntah saluran pencernaan
- Ibu klien mengatakan Mikroorganisme masuk saluran
klien BAB cair sebanyak cerna
10 kali
- Ibu klien mengatakan
klien muntah setiap kali Produksi enterotoksin
makan
Hiperperistaltik
DO
- Anak tampak lemas dan Pengeluaran isi usus berlebih
rewel
- Turgor kulit menurun Diare
- Membrane mukosa
kering
- Hematokrit 25%
- TTV
- TD : 40/80 MmHg
- RR : 42x/ Menit
- HR : 150x/menit dan
teraba lemas

Diagnosa Keperawatan

 Diare berhubungan dengan proses infeksi

 Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan

 Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

 Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung


kemih
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


1. Diare berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Diare (I.03101)
dengan proses infeksi intevensi Observasi
keperawatan -Identifikasi penyebab diare
selama 1x24 jam (mis. Inflamasi
maka Eliminasi gastrointestinal, iritasi
fekal membaik gastrointestinal)
dengan kriteria -Identifikasi gejala invaginasi
hasil : -Identifikasi riwayat
- Kontrol pemberian makanan
pengeluaran feses -Monitor warna, volume,
(Skor 5) frekwensi, dan konsistensi
-Keluhan defekasi tinja
lama dan sulit (skor -Monitor tanda dan gejala
5) hipovolemia
-Mengejan saat -Monitor iritasi dan ulserasi
defekasi kulit didaerah perineal
-Distensi abdomen -Monitor jumlah pengeluaran
(skor 5) diare
-Frekuensi BAB -Monitor keamanan
(skor 1) penyiapan makanan
Terapeutik
-Berikan asupan cairan oral
Pasang jalur intravena
-Berikan cairan intravena
-Berikan minum hangat.
-Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
-Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu
Edukasi
-Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
-Anjurkan menghindari
makanan, pembentuk gas,
pedas, dan mengandung
lactose
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
-Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
-Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
2. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
berhubungan dengan tindakan Observasi
kekurangan intake keperawatan - Monitor status
cairan selama 1x24 jam kardiopulmonal
maka hipovolemia (frekuensi dan kekuatan nadi,
membaik dengan frekuensi napas, dan TD )
kriteria hasil : - Monitor status oksigenasi
-Turgor kulit (oksimetri nadi, AGD)
meningkat - Monitor status cairan
-Frekuensi nadi (masukan dan
membaik keluaran, turgor kulit, CRT)
- membran mukosa - Periksa tingkat kesadaran
membaik dan
- Intake cairan respon pupil
membaik - Periksa seluruh permukaan
- tubuh
Terapeutik
- Pertahankan jalan napas
paten
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen
>94%
- Persiapkan intubasi dan
ventilasi
mekanis, jika perlu
d. Berikan posisi syok
(modified
trendelenberg)
- Pasang jalur IV berukuran
besar
(mis, no 14/16)
- Pasang kateter urin untuk
menilai
produksi urin
- Pasang selang nasogastrik
untuk
dekompresi lambung
- Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap
dan
elektrolit
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian infus
cairan
kristaloid 20 mL/kgBB pada
anak
3. Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipervolemia
tindakan (I.03114)
keperawatan Observasi
selama 1x24 jam -Periksa tanda dan gejala
maka hipervolemia hypervolemia (mis: ortopnea,
membaik dengan dispnea, edema, JVP/CVP
kriteria hasil : meningkat, refleks
-Edema menurun hepatojugular positif, suara
-Kelembapan napas tambahan)
membran mukosa -Identifikasi penyebab
meningkat hypervolemia
-Monitor status hemodinamik
(mis: frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP, CVP,
PAP, PCWP, CO, CI) jika
tersedia
-Monitor intake dan output
cairan
-Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis: kadar
natrium, BUN, hematokrit,
berat jenis urine)
-Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis:
kadar protein dan albumin
meningkat)
-Monitor kecepatan infus
secara ketat
-Monitor efek samping
diuretic (mis: hipotensi
ortostatik, hypovolemia,
hipokalemia, hiponatremia)
Terapeutik
-Timbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
-Batasi asupan cairan dan
garam
-Tinggikan kepala tempat
tidur 30 – 40 derajat
Edukasi
-Anjurkan melapor jika
haluaran urin < 0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
-Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam
sehari
-Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
diuretic
-Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
-Kolaborasi pemberian
continuous renal replacement
therapy (CRRT) jika perlu
4. Gangghuan eliminasi Setelah dilakukan Manajemen Eliminasi Urin
urine tindakan (I.04152)
keperawatan Observasi
selama 1x 24 jam -Identifikasi tanda dan gejala
maka gangguan retensi atau inkontinensia
eliminasi urine urin
membaik dengan -Identifikasi faktor yang
kriteria hasil: menyebabkan retensi atau
-Sensasi berkemih inkontinensia urin
meningkat -Monitor eliminasi urin (mis.
-Frekuensi BAK frekuensi, konsistensi, aroma,
membaik volume, dan warna)
Terapeutik
-Catat waktu-waktu dan
haluaran berkemih
-Batasi asupan cairan, jika
perlu
-Ambil sampel urin tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi
-Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran berkemih
-Ajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urin
-Ajarkan mengambil
spesimen urin midstream
-Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
-Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
-Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
-Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat
supositoria uretra, jika perlu

Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Hari/ Tanggal Implementasi
1. Diare 15 Januari 2023  Mengidentifikasi penyebab diare
08.00 (mis. Inflamasi gastrointestinal,
iritasi gastrointestinal)
 Mengidentifikasi gejala invaginasi
 Mengidentifikasi riwayat pemberian
makanan
 Memonitor warna, volume,
frekwensi, dan konsistensi tinja
 Memonitor tanda dan gejala
hipovolemia
 Memonitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perineal
 Memonitor jumlah pengeluaran
diare
 Memonitor keamanan penyiapan
makanan
 Memberikan asupan cairan oral
 Pasang jalur intravena
 Memberikan cairan intravena
 Memberikan minum hangat.
 Melakukan fisioterapi dada, jika
perlu
 Mengambil sampel feses untuk
kultur, jika perlui
 Meganjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
 Menganjurkan menghindari
makanan, pembentuk gas, pedas,
dan mengandung lactosei
 Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
 Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
 Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
2. Hipovolemia 15 Januari 2023  -Memonitor status kardiopulmonal
(frekuensi dan kekuatan nadi,
09.00  frekuensi napas, dan TD )
 Memonitor status
oksigenai(oksimetri nadi, AGD)
 Memonitor status cairan (masukan
dan keluaran, turgor kulit, CRT)
 Mmeriksa tingkat kesadaran dan
respon pupil
 Memeriksa seluruh permukaan
tubuh
 Mempertahankan jalan napas paten
 Memberikan oksigen untuk
 mempertahankan saturasi oksigen
 >94%
 Mempersiapkan intubasi dan
ventilasi
 mekanis, jika perlu
 Memberikan posisi syok (modified
 trendelenberg)
 Memasang jalur IV berukuran besar
 (mis, no 14/16)
 Memasang kateter urin untuk
menilai
 produksi urin
 Memasang selang nasogastrik untuk
dekompresi lambung
 Mengambil sampel darah untuk
 pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
 Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
3. Hipervolemia 15 Januari 2023  Memeriksa tanda dan gejala
hypervolemia (mis: ortopnea,
10.00 dispnea, edema, JVP/CVP
meningkat, refleks hepatojugular
positif, suara napas tambahan)
 Mengidentifikasi penyebab
hypervolemia
 Memonitor status hemodinamik
(mis: frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP, PCWP,
CO, CI) jika tersedia
 Memonitor intake dan output cairan
 Memonitor tanda hemokonsentrasi
(mis: kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis urine)
 Memonitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis: kadar
protein dan albumin meningkat)
 Memonitor kecepatan infus secara
ketat
 Memonitor efek samping diuretic
(mis: hipotensi ortostatik,
hypovolemia, hipokalemia,
hiponatremia)
 Menimbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
 Membatasi asupan cairan dan garam
 Meninggikan kepala tempat tidur 30
– 40 derajati
 Menganjurkan melapor jika
haluaran urin < 0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
 Menganjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam sehari
 Mengajarkan cara membatasi
cairani
 Kolaborasi pemberian diuretic
 Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
 Kolaborasi pemberian continuous
renal replacement therapy (CRRT)
jika perlu
4 Gangguan 15 Januari 2023  Mengidentifikasi tanda dan gejala
eliminasi urine 10.00 retensi atau inkontinensia
 Mengidentifikasfaktor yang
menyebabkan retensi atau
inkontinensia urin
 Memonitor eliminasi urin (mis.
frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
 Mencatat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
 Membatasi asupan cairan, jika perlu
 Mengambil sampel urin tengah
(midstream) atau kultur
 Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran berkemih
 Mengajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urin
 Mengajarkan mengambil spesimen
urin midstream
 Mengajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
 Mengajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
 Menganjurkan minum yang cukup,
jika tidak ada kontraindikasi
 Menganjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
 Kolaborasi pemberian obat
supositoria uretra, jika perlu

Evaluasi

Dx Tanggal /waktu Evaluasi


1 15 januari 2023 S:
-Ibu klien mengatakan klien sudah tidak Diare dan muntah
- Ibu klien mengatakan frekuensi BAB klien sudah membaik
- Ibu klien mengatakan klien sudah tidak lagi muntah setiap
kali makan
O
- Anak sudah tidak tampak lemas dan rewel
- Turgor kulit membaik
- Membrane mukosa membaik
- Hematokrit 38%
- TTV
- TD : 90/105 MmHg
- RR :55x/ Menit
- HR : 100x/menit dan teraba lemas
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

http://montanitalyano.blogspot.com/2013/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan.html

http://retnopuspasari.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
pneumonia.html

http://chandwicaksono.blogspot.com/2013/09/askep-pneumonia.html

http://sehati11022012.blogspot.com/2013/11/makalah-askep-pneumonia-lengkap.html

http://eprints.ums.ac.id/25860/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

http://www.academia.edu/11323701/ASKEP_diare_anak

Anda mungkin juga menyukai