Anda di halaman 1dari 6

PENGETAHUAN ORANG TUA ATAU

KELUARGA TENTANG PENYULUHAN


PENANGANAN DEHIDRASI PADA ANAK

A. Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi merupakan perubahan kondisi tubuh yang ditandai dengan
penurunan cairan dan elektrolit dalam tubuh secara berlebihan (Leksana,
2015). Kehilangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi dapat menurunkan
volume darah dan menyebabkan syok hipovolemik. Asakibatnya aliran darah
menjadi lambat dan perfusi oksigen ke jaringan menurun (Asmadi, 2018).
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1. Kekurangan zat natrium

2. Kekurangan air

3. Kekurangan natrium dan air

B. Penyebab Dehidrasi
Sebagian besar tubuh kita terdiri dari air, akibat dari kehilangan dan gangguan
cairan elektrolit tubuh bisa mengganggu kinerja berbagai sistem-sistem tubuh.
Dehidrasi akan mengakibatkan banyak masalah dan gangguan bagi tubuh,
seperti gangguan dalam pembuangan toksin (racun, pengiriman nutrisi dan
oksigen ke sel-sel tubuh, produksi energi, dan pelumasan sendi. Bahkan pada
tingkat dehidrasi berat bisa berakibat penurunan kesadaran, koma, dan bahkan
kematian. Beberapa penyebab dari dehidrasi adalah :
1. Gastroentritis
Diare merupakan penyebab yang paling sering. Pada diare yang disertai
muntah menyebabkan dehidrasi semakin progresif. Hal tersebut dapat
berdampak kematian pada bayi dan anak
2. Stomatitis dan faringitis
Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapat membatasi asupan makanan ndan
minuman lewat mulut
3. Ketoasidosis diabetes (KAD)
KAD disebabkan karena adanya dieresis osmotik. Penurunan berat badan
akibat kehilangan cairan dan katabolisme jaringan
4. Demam
Demam dapat meningkatkan IWL, dan menurunkan nafsu makan

C. Klasifikasi dan Tanda Gejala Dehidrasi


Derajat dehidrasi memiliki perbedaan antara usia bayi dan anak jika
dibandingkan usia dewasa. Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan
mengalami dehidrasi karena komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal
belum sempurna dan masih bergantung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu penurunan berat badan juga relatif lebih
besar.
Menentukan derajat dehidrasi pada anak juga dapat menggunakan skor
WHO, dengan penilaian keadaan umum, kondisi mata, mulut dan turgor.
Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi,
gangguan hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran dapat
menjadi tolak ukur penilaian klinis dehidrasi.
Tabel 1 Derajat dehidrasi berdasarkan presentase kehilangan air dan
berat badan

Derajat Dehidrasi Dewasa Bayi dan Anak

Dehidrasi Ringan 4% dari berat badan 5% dari berat badan

Dehidrasi Sedang 6% dari berat badan 10% dari berat badan

Dehidrasi Berat 8% dari berat badan 15% dari berat badan

Tabel 2 Derajat dehidrasi berdasarkan skor WHO

Yang Dinilai SKOR

A B C

Keadaan Umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas,


mengantuk
hingga syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Turgor Baik Kurang Jelek

Skor : <2 tanda di kolom B dan C : tanpa dehidrasi

>2 tanda di kolom B : dehidrasi ringan-sedang

>= 2 tanda di kolom C : dehidrasi berat


Tabel 3 Tanda klinis dehidrasi

Ringan Sedang Berat

Defisit cairan 3-5% 6-8% >10%

Hemodinamik Takikardi Takikardi Takikardi


Nadi sangat lemah Nadi tak teraba
Nadi lemah Volume kolaps Akral dingin
Hipotensi ortostatik Sianosis
Jaringan Lidah kering Lidah keriput Atonia

Turgor turun Turgor kurang Turgor buruk

Urin Pekat Jumlah turun Oliguria

SSP Mengantuk Apatis Koma

D. Penatalaksanaan untuk Anak Dehidrasi


1. Konsumsi cairan atau minuman yang dapat menyeimbangkan cairan dalam
tubuh, yaitu minuman hipotonik, isotonik, dan hipertonik (Setyawan,
2017).
2. Bayi diberi ASI atau formula yang tidak menimbulkan alergi.
3. Diberi jus buah ( apel, jeruk dan pisang) karena buah-buahan tersebut
mngandung banyak elektrolit. Dan elektrolit diperlukan tubuhuntuk
menggantikan cairan yang hilang
4. Pemberian cairan baik oral ataupunparental dapat membantu
mengembalikan kerusakan kulit penyebab dehidrasi
Penatalaksanaan dehidrasiditujukan untuk mengatasi kekurangan
cairan dan menstabilkan keseimbangan elektrolit. Terapi cairan parenteral
menjadi pilihan pada saat asupan cairan melalui ORS (Oral Rehydration
Solution) tidak cukup. Pada tahap awal diberikan cairan pengganti
intravaskuler sampai tercapai perfusi jaringan. Target selanjutnya adalah
memulihkan volume intravaskuler dan mengembalikan kadar natrium
serum sesuai.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dehidrasi pada anak anak bisa berakibat fatal dan mematikan.


Kekurangan cairan pada anak-anak adalah penyakit yang serius dan mungkin
fatal. Masalah ini terjadi ketika anak kekurangan atau kehilangan cairan
yang cukup banyak dalam tubuhnya dan tidak dihidrasi dengan baik. Balita
dan anak-anak cenderung lebih mudah mengalami dehdrasi dibandingkan
orang dewasa. Cara terbaik untuk menghindari dehidrasi adalah meminum
air setiap hari. Jus dan makanan yang mengandung air juga bisa
mengembalikan cairan dalam tubuh. Jika seorang anak atau bayi mengalami
dehidrasi, ia mungkin memerlukan pengobatan mendesak. Balita dengan
dehidrasi sering diberikan penanganan berupa pemberian bubuk elektrolit
dicampur dengan air yang mengandung cairan, gula dan bahan kimia yang
mengembalikan cairan dalam tubuh mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta : Salemba Medika

Leksana, A. (2015). Dehidrasi dan Syok Vol. 42, No. 5. 391.

Setyawan, C. B. (2017). Hubungan Antara Konsumsi Cairan

dan

Status Hidrasi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai