Pembimbing
Disusun Oleh :
202010401011028
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
disetujui sebagai salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul
salah satu tugas yang penulis laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF
dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas referat ini, terima kasih atas
menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam
kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
Penulis
iii
DAFTAR ISI
FARMAKOTERAPI …………………………………………………………… 7
11
iv
2.3. Anak - Diare dengan Dehidrasi Berat ……………………………..
14
17
18
DAFTAR PUSTAKA 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, asupan yang tidak memadai atau
kombinasi keduanya.
dari kasus.
tua, pasien yang menerima makanan secara enteral yang tidak diberikan cukup cairan,
pasien hidrasi parenteral tetapi tidak diberikan secara adekuat, pasien dengan diabetes
Dehidrasi dapat terjadi karena rendahnya asupan makanan dan cairan atau
karena kehilangan cairan yang berlebihan. Asupan air mungkin kurang dalam kondisi
penyakit, pada subjek lanjut usia dengan kelemahan, defisit kognitif, perubahan status
mental, bergantung pada orang lain untuk kebutuhan air mereka. Asupan air mungkin
kurang di bawah manajemen cairan yang buruk juga pada pasien rawat inap.
1.3. Patogenesis Dehidrasi
Mencari penyebab dehidrasi merupakan hal penting. Asupan cairan yang buruk,
cairan keluar berlebihan, peningkatan insensible water loss (IWL), atau kombinasi
• Gastroenteritis Diare adalah etiologi paling sering. Pada diare yang disertai
Stomatitis dan faringitis Rasa nyeri mulut dan tenggorokan dapat membatasi
Seseorang yang aktif di luar ruangan dalam cuaca panas dan lembab
Terkadang tidak dapat mendinginkan tubuh secara efektif karena keringat tidak
Selain itu, dehidrasi juga dapat dicetuskan oleh kondisi heat stroke,
luka bakar.
2
1.4. Faktor Risiko Dehidrasi
Faktor risiko paling umum untuk dehidrasi adalah usia lanjut, infeksi, akhir
hidup dan demensia. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat diubah, tetapi sebagian besar faktor
Manifestasi klinis yang terdapat pada pasien dehidrasi dapat dibagi menjadi dua:
Mata cekung
Ubun-ubun cekung
Hipotensi, takikardi
Vena-vena kolaps
Oliguri
Syok (renjatan)
b. Kultur feses
3
c. Midstream Urine / Urin Pancar Tengah Infections / Ketones
e. Serum elektrolit Gangguan elektrolit dan ginjal terlihat dari banyaknya cairan
yang hilang dan penting untuk pasien yang berusia tua. Gangguan fungsi ginjal
Derajat Dehidrasi
Minimal Dehidrasi Berat
Gejala Ringan - Sedang
(< 3% BB) (>9%BB)
(3-9% BB)
Normal, lemas atau Apatis, letargi, tidak
Status mental Baik, sadar penuh
gelisah, iritabel sadar
Minum normal,
Sangat haus, sangat
Rasa haus mungkin menolak Tidak dapat minum
ingin minum
minum
Takikardi, pada
Denyut Normal sampai
Normal kasus berat
jantung meningkat
bradikardi
Kualitas Normal sampai Lemah atau tidak
Normal
denyut nadi menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Cowong Sangat cowong
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut & lidah Basah Kering Pecah-pecah
Turgor kulit Baik < 2 detik 2 detik
Memanjang,
Isian kapiler Normal Memanjang
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Normal sampai
Output urin Dingin menurun Minimal
menurun
Metode Pierce Dehidrasi Ringan = 5% x BB (kg), Dehidrasi Sedang = 8% x
BB (kg), Dehidrasi berat = 10% x BB (kg).
Derajat dehidrasi berbeda antara usia bayi dan anak jika dibandingkan usia
dewasa. Bayi dan anak (terutama balita) lebih rentan mengalami dehidrasi karena
4
komposisi air tubuh lebih banyak, fungsi ginjal belum sempurna dan masih
bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya, selain itu
penurunan berat badan juga relatif lebih besar. Pada anak yang lebih tua, tanda
dehidrasi lebih cepat terlihat dibandingkan bayi karena kadar cairan ekstrasel lebih
rendah.
Tabel 1.2 Derajat dehidrasi berdasarkan persentase kehilangan air dari berat badan
Menentukan derajat dehidrasi pada anak juga dapat menggunakan skor WHO,
Skor: < 2 tanda di kolom B dan C : tanpa dehidrasi, > 2 tanda di kolom B :
dehidrasi ringan-sedang, ≥ 2 tanda di kolom C : dehidrasi berat
Derajat dehidrasi berdampak pada tanda klinis. Makin berat dehidrasi,
gangguan hemodinamik makin nyata. Produksi urin dan kesadaran dapat menjadi
5
Pemberian makan segera saat asupan oral memungkinkan pada anak-anak yang
dehidrasi karena diare, dapat mempersingkat durasi diare. Susu tidak perlu
tergolong karbohidrat kompleks, buah, sayur dan daging rendah lemak. Makanan
berlemak dan jenis karbohidrat simpel sebaiknya dihindari. WHO sejak tahun 2004
juga telah menambahkan zinc dalam panduan terapi diare pada anak.
BAB II
6
TATA LAKSANA FARMAKOTERAPI DAN NON FARMAKOTERAPI
Pada dehidrasi karena muntah hebat, ondansetron efektif membantu asupan cairan
proporsi tepat dapat secara pasif dihantarkan melalui cairan dari lumen usus ke dalam
sirkulasi.
Jenis ORS yang diterima sebagai cairan rehidrasi adalah dengan kandungan
glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30 mEq/L, kalium 20-25 mEq/L, dan
Salah satu jenis ORL standar dan paling umum digunakan sesuai rekomendasi
7
WHO adalah oralit. Banyak cairan tidak cocok digunakan sebagai cairan pengganti,
misalnya jus apel, susu, air jahe, dan air kaldu ayam karena mengandung glukosa
terlalu tinggi dan atau rendah natrium. Cairan pengganti yang tidak tepat akan
ada obstruksi usus, ileus, atau kondisi abdomen akut, maka rehidrasi secara intravena
menjadi alternatif pilihan. Defisit cairan harus segera dikoreksi dalam 4 jam dan ORS
harus diberikan dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk meminimalkan distensi
lambung dan refleks muntah. Secara umum, pemberian ORS sejumlah 5 mL setiap
menit dapat ditoleransi dengan baik. Jika muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT
(nasogastric tube) atau NaCl 0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan
untuk mencapai kondisi rehidrasi. Saat pasien telah dapat minum atau makan, asupan
intravena, Penyebab dehidrasi harus digali dan ditangani dengan baik. Penanganan
yang membutuhkan penanganan cepat). Pada tahap ini dapat diberikan cairan
kristaloid isotonik, seperti ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20
denyut nadi, produksi urin, dan status mental pasien. Apabila perbaikan belum
8
etiologi lain syok harus dipikirkan (misalnya anafilaksis, sepsis, syok
diindikasikan.
pemeliharaan diukur dari jumlah kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL.
Jumlah IWL adalah antara 400-500 mL/m2 luas permukaan tubuh dan dapat
meningkat pada kondisi demam dan takipnea. Secara kasar kebutuhan cairan
di atas 10 kg
di atas 20 kg
Cara rehidrasi yaitu hitung cairan dan elektrolit total (rumatan + penggantian
defisit) untuk 24 jam pertama. Berikan separuhnya dalam 8 jam pertama dan
c. Dehidrasi Isotonik
Pada kondisi isonatremia, defisit natrium secara umum dapat dikoreksi dengan
NaCl 0,45-0,9%. Kalium (20 mEq/L kalium klorida) dapat ditambahkan ke dalam
9
cairan pemeliharaan saat produksi urin membaik dan kadar kalium serum berada
d. Dehidrasi Hipotonik
Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% atau RL
20 mL/ kgBB sampai perfusi jaringan tercapai. Pada hiponatremia derajat berat (<130
Cara yang cukup mudah adalah memberikan dextrose 5% dalam NaCl 0,9%
sebagai cairan pengganti. Kadar natrium harus dipantau dan jumlahnya dalam cairan
e. Dehidrasi Hipertonik
Pada tahap awal diberikan cairan pengganti intravaskuler NaCl 0,9% 20 mL/
kgBB atau RL sampai perfusi jaringan tercapai. Pada tahap kedua, tujuan utama
sesuai rekomendasi, akan tetapi jangan melebihi 10 mEg/L/24 jam. Koreksi dehidrasi
serebral dan kematian. Pemberian cairan harus secara perlahan dalam lebih dari 48
10
diturunkan hingga kurang dari 0,5 mEq/L/jam, jumlah natrium dalam cairan rehidrasi
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai
dengan berat badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak
diketahui). Namun demikian, jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum
lebih banyak.
Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh
setiap 1 – 2 menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang
lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.
1. Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih
2. Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri
Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara
menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada
ibu agar bisa menyelesaikan rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua
hari berikutnya.
11
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang
terlihat sebelumnya (Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak
1. Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk
perawatan di rumah:
c. Anak demam
dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering
mungkin.
3. Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali
tidak bisa minum oralit misalnya karena anak muntah profus, dapat
ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia,
12
Tabel 2.2 Pembagian Pemberian Cairan
Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan
Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk
melanjutkan penanganan.
Beri tablet Zinc Beritahu ibu berapa banyak tablet zinc yang diberikan
kepada anak:
1. Di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
suatu elemen yang penting dalam tatalaksana diare, seperti ASI tetap diberikan,
Jika anak biasanya tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi (yaitu
memulai lagi pemberian ASI setelah dihentikan) atau beri susu formula yang biasa
diberikan. Jika anak berumur 6 bulan atau lebih atau sudah makan makanan padat,
beri makanan yang disajikan secara segar – dimasak, ditumbuk atau digiling.
13
Berikut adalah makanan yang direkomendasikan:
Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan
Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk
penambahan kalium.
sehari. Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan
Anak dengan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang
Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan
oralit jika anak bisa minum. Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan
Ringer Laktat (disebut pula larutan Hartman untuk penyuntikan). Tersedia juga
larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer Laktat tidak tersedia, larutan garam
Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai Tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Pemberian Cairan Intravena bagi anak dengan Dehidrasi Berat
14
Pertama, berikan Selanjutnya, berikan
30 ml/kg dalam: 70 ml/kg dalam:
Umur <12 bulan 1 jam 5 jam
Umur >12 bulan 30 menit 2,5 jam
Untuk informasi lebih lanjut, lihat Rencana Terapi C. Hal ini mencakup
pedoman pemberian larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui mulut
radial anak teraba. Jika hidrasi tidak mengalami perbaikan, beri tetesan infus
lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak dengan memeriksa turgor, tingkat
kesadaran dan kemampuan anak untuk minum, sedikitnya setiap jam, untuk
memastikan bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang cekung akan
Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang
pemberian rehidrasi intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila
ringan, hentikan infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam (lihat bagian
5.2.2 dan Rencana Terapi B). Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati
15
Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada bagian 5.2.3
dan Rencana Terapi A. Jika bisa, anjurkan ibu untuk menyusui anaknya lebih
sering. Lakukan observasi pada anak setidaknya 6 jam sebelum pulang dari
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika
anak bisa minum tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 3–4 jam untuk bayi, atau 1–
2 jam pada anak yang lebih besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang
mungkin tidak cukup disediakan melalui cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil
16
Komplikasi yang dapat terjadi adalah syok hipovolemik.
bonam. Bila kondisi saat datang dengan dehidrasi berat, prognosis dapat menjadi
dubia ad malam.
17
Dapat disimpulkan bahwa dehidrasi akan memunculkan manifestasi klinis pada
pasien yakni mata cowong,turgor kulit menurun, nadi yang lemah, dan dari
penampilan umum terlihat lemas. Baik dehidrasi derajat ringan sedang ataupun
derajat berat membutuhkan resusitasi cairan, dan semuanya harus tercatat secara
detail serta dilakukan observasi dan asesmen ulang terhadap status hidrasi pasien agar
DAFTAR PUSTAKA
18
Hoxha T, Xhelili L, Azemi M, Avdiu M, Ismaili-Jaha V, Efendija-Beqa U, Grajcevci-
Uka V, 2015, Performance of Clinical Signs in the Diagnosis of Dehydration in
Children with Acute Gastroenteritis, Med Arh, 69(1), pp. 10–12.
Kementrian Kesehatan RI, 2011, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan –
Situasi Diare di Indonesia, Jakarta: Kemenkes RI.
Khatri M, 2019, What is Dehydration? What Causes It?, WebMD, (Online), Diakses
pada 9 Agustus 2020, https://www.webmd.com/a-to-z-guides/dehydration-
adults#1.
Leksana E, 2015, Strategi Cairan pada Dehidrasi, Jurnal CDK-224, 42(1), pp. 70-73.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, 2017, Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Jakarta: PB IDI.
Syamsul Hilal Salam, 2016, Dasar-Dasar Terapi Cairan dan Elektrolit, Makassar:
Universitas Hassanudin, (Online), diakses pada 9 Agustus 2020.
Thomas DR, Cote TR, Lawhorne L, et al., 2008, Understanding Clinical Dehydration
and Its Treatment, JAMDA, 9, pp. 292-301
19