Anda di halaman 1dari 34

GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS SANGGAU
TAHUN 2019

MINI PROJECT

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019
Nama Penyaji dr. Woris Christoper Tanda Tangan

Nama Pendamping dr. Marhamah Tanda Tangan

Nama Wahana Puskesmas Sanggau


Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Judul Mini Project
pemberian asi ekslusif di wilayah kerja puskesmas sanggau
Tahun 2019
Tujuan Mini Project Mengetahui gambaran Gambaran faktor faktor yang
mempengaruhi perilaku pemberian asi ekslusif di wilayah
kerja puskesmas sanggau
Tahun 2019
Waktu Pelaksanaan November - Februari 2019
Tempat Wilayah kerja Puskesmas Sanggau
Pelaksanaan
Jumlah Sampel 35 Orang

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
menyertai dan memberkati sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Mini
Project berjudul “Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sanggau tahun 2019” sebagai
salah satu tugas program dokter internsip periode November 2018 - Maret 2019 di
Puskesmas Sanggau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
terselesaikannya Mini Project ini, kepada :
1. dr. Marhamah selaku Pendamping wahana Puskesmas Sanggau periode
November 2018 - Maret 2019.
2. Semua dokter, bidan, perawat, dan segenap staf Puskesmas Sanggau yang
telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.
3. Teman-teman sejawat Dokter Internsip Kabupaten Sanggau, secara khusus
kelompok kecil Puskesmas Sanggau periode November 2018- Maret
2019.
4. Keluarga yang telah mendukung dan mendoakan selama penelitian ini.
5. Segenap masyarakat sebagai pengguna layanan Puskesmas Sanggau, yang
telah berperan serta membantu terselesaikannya Mini Project ini, baik
sebagai sampel penelitian maupun dalam hal lainnya.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Mini Project ini dapat bermanfaat
bagi Puskesmas dan pembaca dalam meningkatkan kinerja dan keaktifan dalam
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.

Sanggau, Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
1.4.1 Bagi Penulis ............................................................................. 2
1.4.2 Bagi Puskesmas ....................................................................... 3
1.4.3 Bagi Masyarakat ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ASI ekslusif ....................................................................... 4
2.2 Manfaat Pemberian ASI ....................................................................... 4
2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku ........................................ 6
2.4 Kerangka teori ...................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 9
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 9
3.3 Subjek Penelitian ................................................................................. 9
3.3.1 Populasi ................................................................................... 9
3.3.2 Sampel ..................................................................................... 9
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................... 9
3.4.1 Kriteria Inklusi ........................................................................ 9
3.4.2 Kriteria Eksklusi ...................................................................... 9

iv
3.5 Cara Pengambilan Sampel .................................................................. 9
3.6 Variabel Penelitian ............................................................................ 10
3.7 Cara Pengumpulan Data .................................................................... 10
3.8 Instrumen Penelitian .......................................................................... 10
3.9 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 10
3.10 Alur Penelitian ................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................. 13
4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian ...................................... 13
4.1.2 Gambaran Sikap Responden Dalam Memberikan ASI .........13
4.1.3 Gambaran Pengetahuan Responden Dalam Memberikn ASI 15
4.1.4 Gambaran Dukungan Responden Dalam Memberikan ASI .16
4.2 Pembahasan ........................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .........................................................................................20
5.2 Saran ...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................22
LAMPIRAN
Lampiran I: Kuesioner Penelitian ................................................................26

DAFTAR TABEL

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia ............................................. 13

Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan .................................... 13

Tabel 4.1.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 14

Tabel 4.1.4 Gambaran Sikap Responden Dalam Pemberian ASI (ASI ekslusif) .. 14

Tabel 4.1.5 Gambaran Sikap Responden Dalam Pemberian ASI

(Tidak ASI ekslusif) ............................................................................ 14

Tabel 4.1.6 Tingkat pengetahuan responden (ASI ekslusif) .................................. 15

Tabel 4.1.7 Tingkat pengetahuan responden (Tidak ASI ekslusif) ........................ 15

Tabel 4.1.8 Dukungan yang diberikan pada responden (ASI ekslusif) .................. 16

Tabel 4.1.7 Dukungan yang diberikan pada responden (Tidak ASI ekslusif) ....... 16

DAFTAR GAMBAR

vi
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 8

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ........................................................... 12

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program yang direkomendasikan
oleh World Health Organization (WHO). ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI
saja tanpa makanan pendamping dari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan. ASI
eksklusif merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembangnya bayi. ASI
mengandung semua zat yang diperlukan bayi, seperti kolostrum, kandungan
makro dan mikronutrien dengan kadar yang cukup bagi si bayi. 1-5
Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI ke bayinya secara
eksklusif. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
2010. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya sebesar 33,6%. Menurut
Profil Kesehatan Indonesia 2011-2012, cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia 0-6 bulan di Indonesia menunjukkan kenaikan dari 61,3% pada 2009
menjadi 61,5% pada tahun 2010. Namun, pada Indonesia sehat 2010, target ASI
eksklusif selama 6 bulan adalah 80%.
Menurut Gren (2002) ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan manusia yaitu faktor predisposisi, pemungkin dan penguat. Faktor
predisposisi dapat berupa pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai kepercayaan.
Sedangkan faktor pemungkinnya adalah faslitas/sarana kesehatan. Faktor penguat
meliputi perilaku dan sikap petugas kesehatan, informasi kesehatan baik dari
keluarga, teman, media massa dan kader kesehatan. Ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi gaya hidup dan tingkah laku seseorang dalam meningkatkan
kesehatan
Puskesmas Sanggau merupakan salah satu dari tiga puskesmas yang
berada di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Salah satu program kerja dari
Puskesmas Sanggau adalah pemberian ASI eksklusif , berdasarkan data
didapatkan angka cakupan pemberian ASI yang masuh tergolong rendah apabila
dibandingkan dengan angka cakupan dari dinas kesehatan kabupaten Sanggau.
Pada tahun 2015 amgka cakupan ASI eksklusif hanya 282 (52,22%) dari 540 bayi

1
0-6 bulan kemudian pada tahun 2016 ASI eksklusif hanya 309 bayi (37,90%) dari
816 bayi. Kemudian Pada tahun 2017 hanya 245 bayi (41,5%) dari jumlah bayi 0-
6 bulan sebanyak 591 bayi.

Berdasarkan temuan diatas, peneliti tertarik untuk mencari faktor-faktor


yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada Wilayah kerja Puskesmas
Sanggau, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan
diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada
Wilayah kerja Puskesmas Sanggau, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau
tahun 2019

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
ekslusif pada Wilayah kerja Puskesmas Sanggau, Kecamatan Kapuas, Kabupaten
Sanggau tahun 2019

1.3.2 Tujuan Khusus


Untuk Pemegang Program : Sebagai bahan evaluasi program sehingga
dapat menjadi acuan data dalam pelaksanaan program kedepannya sehingga
capaian program tercapai.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti agar dapat menambah
ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan suatu penelitian serta
menambah wawasan .

2
1.4.2 Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana pengembangan keilmuan
di bidang pelayanan masyarakat, serta evaluasi dan masukan bagi institusi
kesehatan untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan yang bermanfaat
bagi masyarakat untuk mengetahui mengenai faktor faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku pemberian ASI.

3
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ASI Ekslusif


ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi
ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim. Tidak ada cairan atau makanan yang diberikan begitu
juga dengan air kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin drop/tetes, mineral atau
obat-obatan. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. 1-5
ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi di 6 bulan awal
kehidupannya. Ia dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan
pneumonia, dan mungkin juga memiliki efek jangka panjang seperti menurunkan
tekanan darah dan kolesterol, dan mengurangi prevalensi obesitas dan diabetes
melitus tipe 2.1, 3 ,6, 7

2.2 Manfaat Pemberian ASI


A, ASI Sebagai Nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang
kualitas maupun kuantitas yang sempurna. Oleh karena itu pemberian ASI akan
cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.

B. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat


kekebalan tubuh) dari ibunya. Namun zat kekebalan ini akan menurun dengan
cepat segera setelah bayi lahir. Dengan pemberian ASI, zat kekebalan yang
menurun ini dapat di dapatkan bayi. Dalam penbelitian terbukti dengan menyusui
eksklusif selama 6 bulan memberikan risiko yang lebih kecil terhadap penyakit
5

infeksi seperti diare, infeksi saluran napas infeksi telinga, pneumonia, infeksi
saluran kemih dan penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflames
saliran cerna, kanker) di kemudian hari. Keperluan akan rawat inap pun lebih
sedikit pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu
formula. 8-11

C. Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu

Beberapa manfaat kesehatan bagi ibu dari pemberian ASI antara lain:

a. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan Dengan menyusui bayi,


kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) dapat
berkurang. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar oksitosin yang juga
berguna sebagai vasokonstriksi pembuluh darah sehingga mempercepat
berhentinya perdarahan. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu karena
perdarahan post partum.

b. Mengurangi terjadinya anemia


Seperti yang dijelaskan diatas, menyusui dapat mencegah perdarahan karena
reaksi vasokonstriksi dari oksitosin, hal ini juga dapat mencegah terjadinya
anemia pada ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca melahirkan.11

c. Menjarangkan kehamilan. Dengan menyusui secara eksklusif , dapat menjadi


cara untuk kontrasepsi dengan murah, alami, aman, dan efektif. Cara ini dikenal
dengan istilah Metode Amenorea Laktasi (MAL). MAL harummkls memenuhi
tiga kriteria yaitu : tidak haid, Ibu menyusui secara eksklusif, umur bayi kurang
dari 6 bulan.11

d. Menyusui akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembalian


uterus kepada kondisi fisiologis sebelum kehamilandapat lebih cepat.

e.. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker, seperti kanker payudara dan
kanker ovum.

5
6

f. Jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi dibentuk dari proses menyusuiSasaran
pelaksanaan posyandu lansia yaitu usia lanjut (60-69 tahun), usia lanjut risiko
tinggi >70 tahun atau 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.2

2.3 Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap perilaku


a. Peran Kader
Kader kesehatan atau promotor kesehatan adalah tenaga sukarela yang
dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat.
Kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya diangkat,
dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan pembinaan
posyandu, dan telah mendapat pelatihan tentang KB dan kesehatan. Kader
pemberdayaan masyarakat adalah anggota masyarakat desa dan kelurahan yang
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan untuk menggerakkan
masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
partisipatif.12,13
Berdasarkan Diretorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan
batasan bahwa kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau
oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Kader posyandu berasal dari
anggota masyarakat setempat, dapat membaca dan menulis huruf, berminat dan
bersedia menjadi kader, bekerja secara sukarela dan memiliki kemampuan dan
waktu luang. Peran kader dalam kegiatan posyandu yaitu berperan aktif dalam
kegiatan posyandu dan mengajak masyarakat untuk aktif dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan penelitian dari Puji Lestari, dkk pada tahun 2011 diperoleh hasil
bahwa kader berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu.14

b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, raba dan rasa.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

6
7

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Selanjutnya


menurut pengalaman dan hasil penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2003),
dijelaskan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.15
.

c. Dukungan
Dukungan adalah sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau
menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut
diperoleh dari individu maupun kelompok. Dukungan keluarga sangat
mempengaruhi dalam memotivasi seseorang. Misalnya : menghormati dan
menghargai orang lain, mengajaknya dalam acara keluarga dan pemeriksaan
kesehatan.12-14
Menurut Purwanto (1999) perilaku manusia berasal dari dorongan baik dari
diri sendiri maupun dari luar, sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk
memenuhi keinginan individu , dengan kata lain, dorongan mempengaruhi
perilaku. Oleh karena itu, dorongan dari orang-orang terdekat baik keluarga ,
petugas kesehatan dan sebagainya mempengaruhi proses laktasi sehingga dapat
membentuk perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif.

7
8

2.4 Kerangka Teori

Faktor Presdisposing

1. Umur
2. Pekerjaan
3. Pengetahuan
4. Sikap

Faktor Enabling

1. Paparan Perilaku Pemberian


informasi ASI Eksklusif
(internet/media
massa/pamflet)

Faktor Reinforcing

1. Dukungan
Suami
2. Dukungan
Keluarga
3. Dukungan
teman/tetangga/
rekan

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan untuk melihat
gambaran faktor faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI ekslusif di
Puskesmas Sanggau tahun 2019.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sanggau periode November –
Februari 2019.

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita
pada usia dibawah 2 tahun di wialyah kerja Puskesmas Sanggau
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita pada usia
dibawah 2 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan lolos dari kriteria eksklusi.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
ibu yang memiliki balita pada usia dibawah 2 tahun
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Peserta yang tidak bersedia menjadi responden selama proses penelitian.

3.5 Cara Pengambilan Sampel


Sampel diambil ambil dengan cara non-probability sampling, yaitu
purposive sampling, dimana semua sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi akan diambil sebagai subjek penelitian

9
10

3.6 Variabel Penelitian


Variabel pada penelitian ini adalah gambaran sikap, tingkat pengetahuan,
dan dukungan terhadap perilaku pemberian ASI

3.7 Cara Pengumpulan Data


Data pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan
memberikan lembar kuesioner pada responden serta lewat wawancara langsung
terhadap pemegang program

3.8 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa
kuesioner, yang harus diisi responden yang telah menandatangani informed
consent.

3.9 Pengolahan dan Analisis Data


3.9.1 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dengan melakukan analisis
berdasarkan data yang diperoleh dengan melakukan perhitungan statistik.
Perangkat lunak yang digunakan adalah SPSS 20.0 dan Microsoft Excel. Data
yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
Data diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Editing, yaitu melakukan pengecekan kelengkapan identitas responden dan
kelengkapan data. Apabila ada ketidaklengkapan dalam mengisi identitas
maupun data kuesioner, maka perlu dilakukan pengambilan data ulang
untuk melengkapi kuesioner tersebut. Namun, jika tidak memungkinkan,
maka kuesioner yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan
dalam data missing.
b. Coding, yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan.
c. Entry, yaitu data yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam
program (software) komputer.

10
11

d. Cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk


mengantisipasi adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.

3.9.2 Analisis Data


Analisis yang dilakukan yaitu dengan analisis univariat yang digunakan
untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel penelitian.
Data disajikan dalam bentuk tabel data frekuensi dengan menggunakan
rumus:
P = f x 100%
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi yang diamati
n = Jumlah responden yang menjadi sampel

11
12

3.10 Alur Penelitian


Jalannya penelitian dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Studi Pendahuluan

Menetapkan sampel

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Pengambilan data

Analisis dan pengolahan


data

Kesimpulan dan
penyajian hasil

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sanggau pada bulan Februari
2019. Responden pada penelitian ini berjumlah 35 responden. Responden pada
penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah
ditetapkan. Data responden diperoleh dengan cara pengisian kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.

4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian


a. Distribusi Responden berdasarkan Usia
Distribusi responden penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel
4.1.1.
Tabel 4.1.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
20 – 29 tahun 20 57%
30-39 tahun 12 34%
40-49 tahun 3 4%
Data pada Tabel 4.1.1 menunjukkan jumlah responden terbanyak pada
rentang usia 20 – 29 tahun sebanyak 20 orang (57%), dan responden
paling sedikit pada kisaran usia 40-49 sebanyak 3 orang (4%).

b. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan


Distribusi responden penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel
4.1.2.
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan
Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 26 74%
Bekerja 9 26%

13
14

Data pada Tabel 4.1.2 menunjukkan jumlah responden yang menjadi ibu
rumah tangga adalah sebanyak 26 orang (74%), Kemudian ibu yang
bekerja sebanyak 9 orang (26%)

c. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


Distribusi responden penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 4.1.3.
Tabel 4.1.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
SD/Sederajat 5 14,3%
SLTP/Sederajat 8 22,8%
SLTA/Sederajat 10 28,6%
Perguruan Tinggi/Akademi 12 34,3%
Data pada Tabel 4.1.3 menunjukkan responden lulusan SD/Sederajat
sebanyak 5 orang (14,3%), responden lulusan SLTP/Sederajat sebanyak 8
orang (22,8%), responden lulusan SLTA/Sederajat sebanyak 10 orang
(28,6%), dan responden lulusan Perguruan Tinggi/Akademi sebanyak 12
orang (34,3%).

4.1.2 Gambaran Sikap Responden Dalam memberikan ASI


Gambaran sikap responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.4.
Tabel 4.1.4 Gambaran Sikap Responden Dalam Pemberian ASI( ASI Ekslusif)
Tingkat Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 23 95,8
Cukup 1 4,2
Buruk 0 0
Total 24 100%

14
15

Tabel 4.1.5 Gambaran Sikap Responden Dalam Pemberian ASI ( Tidak ASI
Ekslusif)
Tingkat Sikap Frekuensi Persentase (%)
Baik 1 9%
Cukup 5 45,5%
Buruk 5 45,5%
Total 11 100%

Data Tabel 4.1.4 menunjukkan 23 responden (95,8%) memiliki sikap


yang baik, 1 responden (4,2%) dengan sikap yang cukup, dan tidak ada
responden dengan sikap Buruk pada sikap responden yang melakukan ASI
ekslusif. Data Tabel 4.1.5 menunjukkan 1 responden (9%) memiliki sikap yang
baik, 5 responden (45,5%) dengan sikap yang cukup , dan 5 responden (45,5%)
responden dengan sikap Buruk pada kelompok ibu yang tidak ASI Ekslusif.

4.1.3 Gambaran tingkat pengetahuan Responden tentang ASI


Tingkat pengetahuan responden tentang ASI ekslusif dapat dilihat pada
Tabel 4.1.6 dan 4.1.7
Tabel 4.1.6 Tingkat pengetahuan responden (ASI ekslusif)
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 21 87,5%
Cukup 3 12,5%
Kurang 0 0%
Total 24 100%

Tabel 4.1.7 Tingkat pengetahuan responden (Tidak ASI ekslusif)

Tingkat Kepuasan Frekuensi Persentase (%)


Baik 5 45,5%
Cukup 6 54,5%
Kurang 0 0%
Total 11 100%

15
16

Data Tabel 4.1.6 menunjukkan 21 responden (87,5%) memiliki


pengetahuan yang baik, 3 responden (12,5%) dengan pengetahuan yang cukup,
dan tidak ada responden dengan pengetahuan yang buruk pada kelompok
responden yang melakukan ASI ekslusif. Data Tabel 4.1.7 menunjukkan 5
responden (45,5%) memiliki pengetahuan yang baik, 6 responden (54,5%)
dengan pengetahuan yang cukup , dan dan tidak ada responden dengan
pengetahuan yang buruk pada kelompok responden yang tidak melakukan ASI
ekslusif.

4.1.4 Gambaran Dukungan yang diberikan kepada Responden tentang


pemberian ASI Ekslusif

Tabel 4.1.8 Dukungan pada responden ASI Esklusif


Pemberi dukungan Frekuensi Persentase (%)
Suami 24 100%
Keluarga/tetangga 22 91,2%
Media massa 23 95%
Tokoh masyarakat 10 58%

Tabel 4.1.9 Dukungan pada responden yang tidak ASI Esklusif


Pemberi dukungan Frekuensi Persentase (%)
Suami 11 100%
Keluarga/tetangga 7 63,6%
Media massa 10 90%
Tokoh masyarakat 4 36%

Data Tabel 4.1.8 pada kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif
didapatkan 24 responden (100%) mendapatkan dukungan untuk memberikan
ASI dari suami. 22 responden (91,2%) mendapatkan dukungan dari pihak
keluarga/tetangga dalam memberikan ASI. 23 responden (95%) mengaku

16
17

mendapatkan informasi tentang ASI ekslusif dari media massa, dan 10


responden (58%) mengaku mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat
disekitar tempat tinggal terkait pemberian ASI ekslusif. Pada data Tabel 4.1.9
pada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif didapatkan 11
responden (100%) mendapatkan dukungan untuk memberikan ASI dari suami.
7 responden (63,6,2%) mendapatkan dukungan dari pihak keluarga/tetangga
dalam memberikan ASI. 10 responden (90%) mengaku mendapatkan informasi
tentang ASI ekslusif dari media massa, dan 4 responden (36%) mengaku
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat disekitar tempat tinggal terkait
pemberian ASI ekslusif.

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian berupa pengisian kuisioner dari hasil wawancara langsung
pada ibu yang memiliki balita dibawah 2 tahun. Total sampel yang memenuhi
kriteria penelitian sebesar 35 orang.
Hasil diatas menunjukan usia persentase tertinggi berada pada rentang usia
20-29 tahun. Menurut penelitian Hikmawati (2008) menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara umur dengan kegagalan pemberian asi.16
Pada variable pekerjaan didapatkan lebih banyak ibu yang mengurus rumah
tangga saja, dibandingkan dengan yang bekerja. Ibu yang tidak bekerja memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk memberikan ASI ekslusif, Menurut
penelitian Pertiwi P (2012) ibu yang bekerja memiliki peluang 7.9 kali lebih besar
untuk tidak memberikan ASI ekslusif 17
Pada penelitian ini mayoritas ibu telah mendapatkan pendidikan yang
cukup, dimana terdapat ibu dengan tingkat pendidikan terakhir di Perguruan tinggi
sebanyak 12 orang (34,3 %), dan hanya sebagian kecil yang masih tamat SD yaitu
sebanyak 5 orang (14.3%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tutik IS
(2013) ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki
kesadaran yang lebih baik dalam memberikan ASI ekslusif.

17
18

Pada kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif didapatkan 23 responden


(95,8%) memiliki sikap yang baik, 1 responden (4,2%) dengan sikap yang cukup,
dan tidak ada responden dengan sikap Buruk pada sikap responden yang
melakukan ASI ekslusif. Pada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif
didapatkan 1 responden (9%) memiliki sikap yang baik, 5 responden (45,5%)
dengan sikap yang cukup , dan 5 responden (45,5%) responden dengan sikap
Buruk pada kelompok ibu yang tidak ASI Ekslusif. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Dewi wulandari (2012) menyatakan bahwa ada hubungan
bermakna antara sikap dengan perilaku pemberian ASI ekslusif, dimana ibu yang
mempunyai sikap positif berpeluang 4 kali lebih besar untuk memberikan ASI
ekslusif dibandingkan ibu yang mempunyai sikap negatif18
Kemudian dari faktor pengetahuan ibu dalam memberikan ASI, pada kelompok yang
memberikan ASI ekslusif didapatkan 21 responden (87,5%) memiliki pengetahuan
yang baik, 3 responden (12,5%) dengan pengetahuan yang cukup, dan tidak ada
responden dengan pengetahuan yang buruk pada kelompok responden yang
melakukan ASI ekslusif. Pada kelompok yang tidak memberikan ASI secara
ekslusif didapatkan 5 responden (45,5%) memiliki pengetahuan yang baik, 6
responden (54,5%) dengan pengetahuan yang cukup , dan dan tidak ada responden
dengan pengetahuan yang buruk pada kelompok responden yang tidak melakukan
ASI ekslusif. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Tabik (2013) menyatakan
bahwa jumlah ibu yang menyusui secara ekslusif dan memiliki pengetahuan tentang ASI
yang baik jauh lebih tinggi (20,7%) dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang
kurang (10.3%)19
Pada penelitian ini 23 responden (95%) darin kelompok yang memberikan
ASI Ekslusif mengaku mendapatkan informasi tentang ASI ekslusif dari media
massa,kemudian 10 responden (90%) dari kelompok yang tidak memberikan ASI
ekslusif mengaku mendapatkan ataupun pernah membaca informasi tentang ASI
ekslusif dari media massa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi
wulandari (2012) menyatakan bahwa proporsi ibu yang memberikan ASI ekslusif
lebih besar pada ibu yang mendapatkan informasi tentang ASI ekslusif di tempat
pelayanan kesehatan 2.6 kali dibandingkan ibu yang tidak memperoleh informasi

18
19

tentang ASI ekslusif dipelayanan kesehatan18. Pada penelitian ini setiap kelompok
ibu, baik yang memberikan ASI ekslusif maupun kelompok yang tidak
memberikan ASI berjumlah 35 orang (100%) mengaku mendapatkan dukungan
dari suami untuk memberikasn ASI secara ekslusif. Menurut Ida (2012) yang
menyatakan bahwa ibu yang didukung baik oleh suaminya berpeluang 3,737 kali
lebih besar berperilaku memberi asi esklusif dibandingkan dengan ibu yang
dukungan suaminya kurang. 22 responden (91,2%) dari kelompok yang
memberikan ASI ekslusif mendapatkan dukungan dari pihak keluarga/tetangga
dalam memberikan ASI dan pada kelompok yang tidak memberikan ASI ekslusif
sebanyak 7 responden (63,6,2%) mendapatkan dukungan dari pihak
keluarga/tetangga dalam memberikan ASI. Ida (2012) juga menyatakan proporsi
ibu yang memberikan ASI ekslusif lebih besar persentasenya pada responden
yang mendapatkan dukungan baik dari keluarga (33,9%) dibandingkan dengan
yang kurang didukung (11.1%). Pada kelompok yang memberikan ASI ekslusif
didapatkan 10 responden (58%) mengaku mendapatkan dukungan dari tokoh
masyarakat disekitar tempat tinggal terkait pemberian ASI ekslusif, kemudian
pada kerlompok yang tidak memberikan ASI ekslusif didapatkan 4 responden
(36%) mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat disekitar tempat tinggal
terkait pemberian ASI ekslusif. Dukungan oleh significant others/ tokoh
masyarakat yang baik menurut ida (2012) berpeluang 3.38 kali lebih besar
berperilaku memberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan ibu yang dukunganya
kurang20

19
20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai gambaran faktor faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Sanggau tahun 2019,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Didapatkan sebanyak 35 responden berpartisipasi dalam penelitian, dimana
didapatkan lebih banyak ibu yang telah memberikan ASI secara ekslusif
yaitu 24 orang (68,6%) dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI
ekslusif 11 orang (31,4%)
2. Pada kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif (23 responden (95,8%)
didapatkan rata rata nilai sikap baik yang lebih tinggi dibandingkan kelompok
yang tidak memberikan ASI ekslusif. Pada kelompok ibu yang tidak
memberikan ASI ekslusif didapatkan 1 responden (9%) yang memiliki
sikap yang dikategorikan baik dalam pemberian ASI eklusif
3. Pada kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif didapatkan rata rata nilai
tingkat pengetahuan mengenai ASI ekslusif yang lebih baik dibandingkan
kelompok yang tidak memberikan ASI ekslusif ., pada kelompok yang
memberikan ASI ekslusif didapatkan 21 responden (87,5%), sedangkan pada
kelompok yang tidak memberikan ASI secara ekslusif didapatkan 5
responden (45,5%) memiliki pengetahuan yang baik
4. Faktor dukungan suami merupakan dukungan terbanyak baik pada
kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif maupun yang tidak
memberikan ASI ekslusif (100% dukungan oleh suami), sedangkan
dukungan yang diberikan oleh tokoh masyarakat masih rendah, baik pada
kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif (58%) dan yang tidak
memberikan ASI (36%) ekslusif

20
21

5.2 Saran
a. Pemegang Program
Hasil penelitian ini menemukan bahwa nilai pengetahuan, sikap, dan dukungan
yang lebih rendah pada kelompok ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif Perlu
adanya pendekatan yang lebih intensif salah bsatunya dengan membentuk kader
ASI dengan cara berkoordinasi dengan ketua adat, ulama/pemimpin umat, dan
orang-orang yang berpengaruh di lingkungan masyarakat untuk dapat membantu
menjadi kader ASI, sehingga dukungan untuk ibu yang akan memberikan ASI
ekslusif dapat ditingkatkan.

b. Penelitian Kesehatan
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dianjurkan untuk menggunakan sampel
penelitian yang lebih besar sehingga distribusi data yang didapatkan akan lebih
baik serta dialkukan analisa statistik terhadap pengaruh tiap variable dalam
penelitan ini dengan hubungan pemberian ASI ekslusif pada ibu.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Winarno FG. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan; 1998. hal.20.
2. Arifin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI
eksklusif [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002 [diunduh 14 Juli
2013]. Tersedia dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14776
3. Roseli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda; 2008. hal.20.
4. WHO | Breastfeeding – Exclusive breastfeeding; 2013. Tersedia dari :
http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding/en/index.html
5. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2001.
Chapter Mengenal ASI Eksklusif; hal.1-3.
6. Profil Data Kesehatan Indonesia; 2011. Tersedia dari :
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_IN
DO NESIA_TAHUN_2011.pdf
7. Zuhana N, Izzah N, Rusmariana A. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di kecamatan
wonopringgo kabupaten Pekalongan [skripsi]. Pekalongan; 2004 [diunduh
8 September 2013]. Tersedia dari: http://www.journal.stikesmuhpkj.
ac.id/journal/index.php/jik/article/download/13/12
8. Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Pertiwi IGA. Bedah ASI : Kajian Dari
Berbagai Pudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
9. Proverawati A, Rahmawati E. Kapita Selekta ASI & Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
10. Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y. Indonesia
Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
11. Siregar MHDA. Pemberian Asi Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya [skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU; 2004 [diunduh 2013 Jul 08]. Tersedia dari:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf

22
23

12. Juniardi F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan


Lansia Ke Posyandu Lansia Di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan
Sidikalang Kabupaten Dairi. Welfare State. 2013;2(1):3-10.
13. Noucie S, Wiwi E. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Lansia
Mengenai Posbindu Di Rw 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Kesehatan Kartika. 2011;2(1):43-48.
14. Lestari P, Hadisaputo S, Pranarka K. 2011. Beberapa Faktor yang
Berperan Terhadap Keaktifan Kunjungan Lansia ke Posyandu Studi Kasus
di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY.
M Med Indones. 2011;45(2):74-82.
15. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta; 2007.
16. Hikmawati I. Faktor – Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama
Dua Bulan (Studi Kasus pada bayi umur 3-6 bulan di Kabupaten
Banyumas) [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2008
[diunduh 22 Juli 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/17887/1/Isna_Hikmawati.pdf
17. Pertiwi P. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif Di Kelurahan Kuciran Indah Tangerang [skripsi]. Jakarta:
Fakultas Ilmu Keperawatan UI; 2012 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia
dari: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312381-S%2043138-
Gambaran%20faktor-full%20text.pdf
18. Wulandari D.2012 “Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemberian
ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012”. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UI
19. Atabik A.2013. Faktor ibu yang berhubungan dengan praktik pemberian
ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Pamotan. Skripsi: FIK
Universitas Negeri Semarang
20. Ida. 2012. “Faktor- Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun

23
24

2011”. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu


Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2012

24
25

Lampiran I
Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBERIAN
ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGGAU
TAHUN 2019
Dengan hormat,
Saya, dr. Woris Christoper Dokter Internsip periode November 2018 – November 2019, saat ini
sedang menjalankan tugas di Rumah Sakit Parindu Sanggau dan Puskesmas Sanggau. Saya sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberian asi ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sanggau tahun 2019”.
Saya memohon kesediaan saudari untuk ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden. Dalam
penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah
disediakan. Penelitian ini tidak menimbulkan risiko dan bahaya apapun, karena tidak dilakukan
intervensi atau tindakan invasif tertentu. Semua data yang diberikan oleh responden dijamin
kerahasiaannya. Informasi hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan
ilmu pengetahuan. Tidak ada biaya yang dibebankan pada responden. Atas bantuan dan kerja sama
saudara/i saya mengucapkan terima kasih.

KUESIONER PENELITIAN 4. SMA

FAKTOR FAKTOR YANVG MEMPENGARUHI 5. Perguruan tinggi


PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGGAU Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga
KABUPATEN SANGGAU
2. Wiraswasta

3. Buruh
Identitas Responden
4. Pegawai swasta
No. Responden :
5. Pegawai
Nama Responden : negeri/TNI/POLRI

Alamat Responden : Jumlah Anak :

Umur Responden : tahun Penolong persalinan : 1. Tenaga medis (Dokter/


Bidan/ Perawat)
Pendidikan Terakhir : 1. Tidak tamat SD
2. Bukan tenaga medis
2. SD (Dukun)

3. SLTP
26

B. Butir pertanyaan
Mohon jawab dengan jujur, silang atau
lingkari salah satu jawaban.

No Pernyataan YA TIDAK

1 Saya memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman


lainnya kepada bayi sampai bayi usia 6 bulan

2 Saya memberikan susu formula apabila bayi masih menangis setelah


diberi ASI

3 Saya memberikan bubur tim atau bubur instan bayi saat bayi saya
telah berusia 6 bulan

4 Saya membuang kolostrum (ASI pertama kali) karena dapat


membuat bayi sakit

5 Saya selalu membersihkan tangan dan payudara saya sebelum


menyusui

6 Apakah ibu pernah membaca informasi tentang ASI eksklusif di


koran/ buku/ majalah/ internet.

7 Apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif


dari tetangga, saudara, orangtua atau mertua.

8 Apakah ibu pernah mendapat dukungan dari tokoh masyarakat


(Kadus, Kades, ketua PKK, dsb) dalam hal pemberian ASI
eksklusif.

9 Apakah suami atau keluarga terdekat anda mendukung dan


menyemangati ibu untuk memberikan ASI?

10 Setelah melahirkan Apakah ibu diingatkan petugas untuk tetap


memberikan ASI saja kepada bayi sampai bayi usia 6 bulan?

11 ASI adalah air susu ibu yang merupakan makanan serta minuman
bagi bayi.

12 Kolostrum (ASI yang pertama keluar) harus tetap diberikan, karena


kolostrum banyak mengandung zat gizi untuk daya tahan tubuh bayi

13 Pemberian ASI dapat Mencegah perdarahan setelah persalinan,


mempercepat pengecilan rahim, serta sebagai metode keluarga
berencana

14 Makanan tambahan ASI dapat diberikan saat usia bayi>4 bulan.

15 ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin selama mungkin


25

Anda mungkin juga menyukai