Anda di halaman 1dari 26

CA COLOREKTAL

Oleh :
Berliana Malau, S.Ked
H1AP15015
Pembimbing: AKBP. DR. dr. Julian Famil, Sp. B, FICS, FINACS
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH TERINTEGRASI
SMF BEDAH RS. BHAYANGKARA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
2021
ANATOMI

• Kolon mempunyai
panjang ± 1,5 meter dan
terbentang dari sekum
sampai dengan rektum.
• Diameter sekitar ± 6,5
cm, ukurannya berkurang
dalam kolon sigmoideum,
namun menjadi sedikit
lebih berdilatasi dalam
rektum.
4 lapisan dinding kolon;
 mukosa,
 submukosa,
 lapisan otot sirkular
dalam, dan
 lapisan otot longitudinal
luar
Kolon dipersarafi oleh :
• serabut simpatis yang berasal dari nervus splanknikus dan pleksus presakralis
• serabut parasimpatis yang berasal dari nervus vagus.
DEFINISI

• Kanker kolon adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang


berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran usus besar
(kolon).
• Jenis keganasan yang terbanyak adalah adenokarsinoma.
• Lokasi tersering di rektum, sigmoid, kolon asenden, dan kolon
desenden.
• Metastasis dapat terjadi secara limfogen, hematogen, dan per
kontinuitatum
EPIDEMIOLOGI

• Kanker kolon berada pada urutan ketiga sebagai kanker paling


banyak dan urutan ketiga sebagai penyebab kematian terkait
kanker di Amerika Serikat.
• Di Indonesia jumlah penderita kanker kolon menempati urutan
ke- 10 (2,75%) setelah kanker lain (leher rahim, payudara,
kelenjar getah bening, kulit, nasofaring, ovarium, jaringan lunak,
dan tiroid).
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

• Polip adenoma
• Faktor genetik
• Usia, resiko meningkat rentang usia diatas 50 tahun (90%)
• Faktor lingkungan dan makanan
• Kolitis ulserasi
KLASIFIKASI
Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon, yaitu:
•Tipe polipoid atau vegetatif
Pada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbentuk bunga kol dan
ditemukan terutama di sekum dan kolon ascendens.

•Tipe skirus atau infiltratif


Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala
obstruksi, terutama ditemukan pada kolon descendens, sigmoid dan rektum.

•TIipe ulserasi
Pada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan terletak di daerah rektum. Pada
tahap lanjut, sebagian besar tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak yang
maligna.
Klasifikasi karsinoma kolon menurut Dukes:

• Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding usus (survive for 5 years 97 %)

• Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus lapisan muskularis mukosa (80 %)

• Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar limfe

C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65 %)

C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)

• Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)


T – Tumor primer
Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak ada tumor primer
T1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosa
T2 - Invasi tumor di lapisan otot propria
T3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik yang tidak dilapisi peritoneum atau
perirektal
T4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum viseral

N – Kelenjar limfe regional


Nx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
N1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N2 - Metastasis di ≥ 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N3 - Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau pada kelenjar apikal

M – Metastasis jauh
Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 - Tidak ada metastasis jauh
M1 - Terdapat metastasis jauh
MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum: Gejala dan tanda :


 Kelemahan umum
 BAB berdarah/berlendir
 Mual muntah
 Anoreksia  Konstipasi/defekasi dengan
 Penurunan berat badan tenesmi
 Anemia  Nyeri perut
 Kadang teraba massa, namun
tidak khas pada stadium awal
PATOFISIOLOGI

Tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel
yaitu

1. Proto-onkogen,

2. Gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene : TSG),

3. Gen gatekeeper
Mutasi

Aktivasi onkogen k-ras Inaktivasi dari gen


supresi tumor; APC,
DCC, & p53

Menghasilkan G protein
transduksi signal intraceluler
Adenoma APC

GTP GDP
Karsinoma p53

G protein aktif permanen

Pemecahan sel tidak terkontrol


DIAGNOSIS

Pemeriksaa Pemeriksaa
Anamnesis
n fisik n penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Rectosigmoidoskopi
 Foto kolon dengan barium/kontras ganda
 Kolonoskopi
TATALAKSANA

Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif adalah tindakan


operatif.
Tujuan utama tindakan operatif ialah memperlancar saluran
cerna, baik bersifat kuratif maupun non kuratif dengan
mengangkat karsinoma dan kemudian memulihkan
kesinambungan usus
Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan
manfaat kuratif.
• Pembedahan
Bedah kuratif dilakukan bila tidak ditemukan gejala penyebaran
lokal maupun jauh. Penatalaksanaan objektif dari karsinoma
kolon adalah dengan membuang tumor primer bersama dengan
suplai limfovaskularnya
Hemikolectomi kanan  untuk tumor di caecum, kolon
assending, fleksura hepatic, dan kolon transversum
Hemikolektomi kiri  untuk tumor di fleksura lienalis
dan kolon desenden
Kolektomi sigmoid atau sigmoidectomy  untuk tumor
di kolon sigmoid
Pengangkatan seluruh rektum
dan anus mengharuskan
penderita menjalani kolostomi
menetap (pembuatan hubungan
antara dinding perut dengan
kolon).
• Kemoterapi
Diberikan apabila ada metastasis ke kelenjar regional (Dukes C),
tumor telah menembus muskularis propria (Dukes B), atau tumor
setelah dioperasi kemudian residif kembali.
Kemoterapi ajuvan dimaksudkan untuk menurunkan tingkat
rekurensi setelah operasi.
PROGNOSIS

Prognosisnya bergantung pada ada tidaknya metastasis jauh,


yakni bergantung pada klasifikasi penyebaran tumor dan tingkat
keganasan sel tumor.
Pada tumor berbatas pada dinding usus tanpa penyebaran,
angka kelangsungan hidup 5 tahun adalah 80%, yang
menembus dinding usus tanpa penyebaran adalah 75%, dengan
penyebaran kelenjar 32%, dan dengan metastasis jauh 1%.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai