Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan
dan kematian pada manusia. Di Negara-negara barat kanker merupakan penyebab
kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. 1,3
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker leher
rahim di Indonesia. Lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadum lanjut. Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan
dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan
lanjut. Hal ini lah yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kanker tersebut.
Padahal pada stadium dini kematian akibat kanker dapat dicegah bila penyakit kanker
payudara ditemukan dalam stadium dini. 3,5
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relative
tinggi yaitu 20% dari seluruh keganasan. Di Amerika Serikat keganasan ini paling
sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan 175.000 wanita didiagnosa
menderita kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang
wanita. Bahkan disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat
kerumah sakit 44.000 orang diantaranya meninggal setiap tahunnya.5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Anatomi
Payudara pada laki-laki hanya mengalami sedikit pembesaran selama

kehidupan. Pada wanita, tonjolan prepubertas berkembang pada usia 11-15 tahun dan
lobalis terjadi setelah ovulasi pertama. Jaringan kelenjar yang membentuk 15-20
lobus tersusun secara radier di sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak
yang jumlahnya bervariasi. Di antara lobus dikelilingi oleh stroma atau jaringan ikat.
Setiap lobus berbeda sehingga penyakit yang menyerang satu lobus dan tidak
menyerang lobus yang lain. Drainase lobus yaitu ke sinus laktiferosa yang lalu ke
duktus pengumpul dan akhirnya bermuara ke puting.3
Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri. Batas payudara wanita
dewasa yang terlihatdari luar yaitu superior: Iga II dan III, inferior: Iga VI dan VII,
medial: tepi lateral sternum, dan lateral: linea axillaris anterior sedangkan batas yang
sesungguhnya yaitu superior: hamper sampai klavikula, medial:garis tengah, dan
lateral: m.latissimus dorsi. Basis payudara berbentuk sirkular kecuali pada bagian
lateral atas terdapat penonjolan kea rah axilla, disebut tail of Spence. Payudara
ditunjang oleh ligamentum Cooper yang merupakan pita fibrous yang terletak tegak
lurus terhadap dermis.3,5
Payudara dapat dibedakan menjadi 5 kuadran: lateral atas, lateral bawah,
medial atas, medial bawah dan sentral. Kuadran lateral atas terdiri dari jaringan yang
lebih banyak dari kuadran lainnya.3
2

Payudara menerima suplai darah utamanya dari cabang perforantes arteri


mammaria interna, cabang lateral dari arteri intercostales posterior dan cabang dari
arteri axillaris, temasuk thoracica yang paling besar, thoracica lateral dan cabang
pectoralis dari arteri thoracoacromialis.5
Vena dari payudara dan dinding dada yang berjalan mengikuti jalan arteri
dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu cabang perforantes vena mammaria
interna, cabang perforantes vena intercostales posterior dan cabang vena axillaris.
Plexus Batson dari vena vertebralis dari basis tengkorak sampai sacrum dapat
memberikan jalan bagi metastasis ca mamma ke vertebrae, tengkorak, tulang pelvis
dan system susunan saraf pusat.5

2.2

Fisiologi
Perkembangan dan fungsi payudara diinisiasi oleh stimulasi berbagai

hormone: estrogen, progesterone, prolaktin, hormone tiroid, kortisol dan growth


hormone. Hormon yang utama adalah estrogen, progesterone dan prolaktin.2,3,5
Estrogen diketahui menstimulasi perkembangan duktus payudara, progesterone
menginisiasi perkembangan lobulus dan differensiasi sel dan prolaktin menstimulasi
laktogenesis pada akhir kehamilan dan postpartum. Secara siklus, volume payudara
mengalami puncaknya pada pertengahan kedua siklus menstruasi dimana terjadi
kongesti vascular dan proliferasi lobulus. Selama masa kehamilan dan laktasi alveoli
dan lobulus berpoliferasi sama seperti duktusnya. Putting dan areola menjadi lebih

gelap dan galandula Montgomery (kelenjar lemak pada permukaan areola) semakin
menonjol. 2
Oksitosin dan isapan pada puting yang memacu pembentukan prolaktin
berperan pada pembentukan dan pengeluaran ASI. Pada menopause, terjadi
penurunan estrogen dan progesterone dari ovarium, lobulus dan duktus mengalami
involusi dan payudara digantikan dengan lemak. Kondisi inilah yang membuat
mammografi digunakan sebagai alat diagnostik pada wanita berusia tua.2

2.3

Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara (Ca Mamma) adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar

payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang
tumbuh infiltrat, destruktif, serta dapat bermetastase.1,3,5

2.4

Klasifikasi
Klasifikasi kegansan payudara, yaitu1 :
a. Karsinoma In Situ
Karsinoma In Situ adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,
belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
b. Karsinoma Duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju ke puting susu. Sekitar 90% ca mammae merupakan karsinoma
duktal. Kanker ini bias terjadi sebelum maupun sesudah menopause.
Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram,

kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium


(mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di
payudara dan bias diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker
invasive (biasanya pada payudara yang sama)
c. Karsinoma Lobular
Karsinoma lobular mulai tumbuh di dalam kelenjar susu biasanya
terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat
pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada
mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30%
penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif
(pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau bahkan pada kedua
payudara)
d. Kanker Invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bias terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun
metastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya). Sekita 80% ca mammae
invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
e. Karsinoma Medular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di
dalam duktus. Tumor ini dapat menjadu besar tetapi meluas dengan lambat

sehingga prognosisnya lebih baik. Sekita 6% dari ca mammae termasuk


jenis ini.
f. Karsinoma duktal tubular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu, jarang terjadi. Menepati sekitar
25% kanker. Prognosisnya sangat baik karena metastasis aksilaris secara
histology tidak lazim.
g. Karsinoma Inflamatori
1-2% menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari ca mammae
lainnya. Tumor setempat, nyeri tekan, payudara secara abnormal keras dan
membesar, kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi
edema dan retraksi puting susu.
h. Penyakit Pegets Payudara
Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar
dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif. Massa sering
tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul.

2.5

Faktor Resiko
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian

menunjukan bahwa wanita dengan faktor resiko tertentu lebih sering untuk
berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki faktor
resiko tersebut. Beberapa faktor resiko kanker payudara, yaitu 2,4:

Umur
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata
pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause.
Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun,
tetapi kankernya cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi dan

stadiumnya lebih lanjut sehingga survival ratesnya lebih rendah.


Riwayat kanker payudara
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara
mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang

lainnya.
Riwayat keluarga
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau
saudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih tinggi

jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun.


Perubahan payudara tertentu
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudara yang terlihat
abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan meningkat apabila
memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia dan lobular

carcinoma in situ (LCIS)


Riwayat reproduksi dan menstruasi
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko
untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru
member efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus
menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas dan

menopause yang terlambat (diatas 55 tahun) berhubungan juga dengan

peningkatan risiko kanker.


Ras
Kanker payudara lebih sering terdiagnosa pada wanita kulit putih,

dibandingkan wanita latin Amerika, Asia atau Afrika.


Overweight atau obese setelah menopause
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause
meningkat pada wanita yang overweight, karena sumber estrogen utama pada
wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone
yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan
peningkatan paparan estrogen jangka panjang.

2.6

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala kanker payudara (ca mammae), yaitu 1:

Benjolan pada payudara: umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada
payudara. Benjolan mula-mula kecil makin lama makin membesar, lalu
melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau

pada puting susu.


Erosi atau eksema pada puting susu: kulit atau puting susu tadi menjadi
tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan
sampai menjadi oedema, hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
dorange), mengkerut atau timbul borok (ulkus pada payudara). Borok itu
makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan

payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah.


Perdarahan pada puting susu

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar,

sudah timbul borok atau kalau sudah ada metastase ketulang-tulang.


Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak, bengkak pada
lengan dan penyebaran kanker di seluruh tubuh.

2.8

Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri

proliferasi yang berlebihan. Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya atau terjadi metastase
dengan cara menyebarkan ke organ-organ yang jauh. Perubahan secara biokimiawi
dan genetis terjadi didalam sel tersebut terutama dalam inti sel. Hampusr semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal. 1,3,5
Ada 4 fase proses terjadi kanker untuk jangka panjang, yaitu :

Fase induksi 15-30 tahun ; kontak dengan karsinogen membutuhkan


waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah jaringan dysplasia menjadi

tumor ganas.
Fase insitu 5-10 tahun : terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre
cancerous yang bisa ditemukan diserviks uteri, rongga mulut, paru,

saluran cerna, kulit dan akhirnya juga di payudara.


Fase invasi 1-5 tahun : sel menjadi ganas, berkembang baik dan
menginfiltrasi melalui membran sel jaringan sekitarnya dan melalui

pembuluh darah serta saluran limfe.


Fase desiminasi 1-5 tahun : terjadi penyebaran ditempat lain.

2.9

Kriteria Diagnosa
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam diagnosis kanker payudara,

yaitu 1:
a. Anamnesis
Identitas
Keluhan utama, meliputi benjolan (70% dari penderita), nyeri, nipple
discharge, eczemasekitar areolar, dimpling, ulserasi, dan peau

dorange
Perjalanan penyakit
Berat badan dan nafsu makan
Keluhan tambahan berhubungan dengan metastasisnya, nyeri tulang
(misalnya vertebra, femur), rasa penuh ulu hati, batuk, sesak, sakit

kepala hebat dan keluhan lainnya


Faktor resiko untuk menjadi kanker payudara
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran dan simetris dari kedua payudara, apakah
terdapat edema (peau dorange) reaksi kulit atau putting susu dan

eritema
Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk
palpasi kelenjar limfe di axilla, supraklavikula dan parasternal. Setiap
massa yang teraba atau suatu lymphadenopathy harus dinilai
lokasinya,

ukurannya,

konsistensinya,

bentuk,

mobilitas

atau

fiksasinya.
c. Pemeriksaan Penunjang
10

Mammografi
Mammografi merupakan yang paling dpat diandalkan untuk
mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat
dipalpasi. Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan
mammografi setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dpat
dideteksi melalui palpasi.
Mammografi konvensional menyalurkan dosis radiasi sebesar 0,1
sentigray (cBy) setiap penggunaanya. Sebagai perbandingan foto X
ray thoraks menyalurkan 25% dari dosis radiasi ammografi.
Mammografi dapat digunakan baik sebagai skrining maupun
diagnostik.
Mammografi mempunyai 2 jenis gambaran, yaitu kraniokaudal
(CC) dan oblik mediolateral (MLO). MLO memberikan gambaran
jaringan mammae yang luas, termasuk kuadran lateral atas dan
axillary tail of Spence. Dibandingkan dengan MLO, CC memberikan
visualisasi yang lebih baik pada aspek medial dan memungkinkan
kompresi payudara yang lebih besar.
Gambaran mammografi yang spesifik untuk karsinoma mammae
antara lain massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang
(stellate), penebalan asimetris jaringan mammae dan kumpulan
mikroklasifikasi. Gambaran mikroklasifikasi ini merupakan tanda
penting karsinoma pada wanita muda, yang mungkin merupakan satusatunya kelainan mammografi yang ada. Mammpgrafi lebih akurat

11

dari pada pemeriksaan klinis untuk deteksi karsinoma mammae

stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%.


Ultrasonografi (USG)
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang
penting untuk membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau
meragukan, baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau
massa yang padat. Pada pemeriksaan dengan USG, kista mammae
mempunyai gambaran dengan batas yang tegas dengan batas yang
halus dan daerah bebas echo di bagian tengahnya. Massa payudara
jinak biasanya hanya menunjukan kontur yang halus, berbentuk oval
atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas yang tegas.
Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan,
tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga
digunakan untuk mengarahkan fine needle aspiration biopsy (FNAB),
core needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG
merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh
pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter kurang dari

1 cm.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan
pada mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika
pada pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan maka
kemungkinan untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil.

12

MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya


digunakan untuk skrining. Sebagai contoh MRI berguna dalam
membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut.
MRI juga bermanfaat dalam memeriksa mammae kontralateral pada
wanita dengan karsinoma mammae, menentukan penyebaran dari
karsinoma terutaa karsinoma lobuler atau menentukan respon terhadap
kemoterapi neoadjuvan.

Biopsi
Fine needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan
pemeriksaan sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada
biopsy eksisional dengan risiko yang rendah. Teknik ini memerlukan
patologis yng ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma mammae
dan juga dalam masalah pengambilan sampel, Karena lesi yang dlam
mungkin terlewatkan. Insidensi false positive dalam diagnosis adalah
sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false negative sebesar 10%.
Kebanyakan klinis yang berpengalaman tidak akan menghiraukan
massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi FNA adalah
negatif, kecuali secara klinis pencitraan dan pemeriksaan sitologi
semuanya menunjukan hasil negatif.
Large needle (core needle) biopsy mengambil bagian sentral atau
inti jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsy genggam membuat

13

large core needle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi
,mudah dilakukan dklinik dan cost effective dengan anestesi lokal.
Open biopsy dengan local anestesi sebagai prosedur awal sebelum
memutuskan tindakan definitif merupakan cara diagnosis yang paling
dapat dipercaya. FNAB atau core needle biopsy ketika hasilnya positif,
memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan risiko yang rendah,
tetapi ketika hasil negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy.
Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsy eksisional.
Pada biopsy insisional mengambil sebagian massa payudara yang
dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya core needle biopsy atau
massa tersebut hanya menunjukan gambaran DCIS saja atau klinis
curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia core needle

biopsy. Pada biopsy eksisional seluruh massa payudara diambil.


Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis.
Biomarker sebagai salah satu faktor yang meningkatkan risiko
karsinoma mammae. Biomarker ini mewakili gangguan bilogik pada
jaringan yang terjadi antara inisiasi dan perkembangan karsinoma.
Biomarker ini digunakan sebagai hasil akhir dalam penelitian
kemopreventif jangka pendek dan termasuk perubahan histologi,
indeks dari ploriferasi dan gangguan genetik yang mengarah pada
karsinoma. Nilai prognostik dan prediktif dati biomarker untuk
karsinoma mammae antara lain :

14

1. petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear antigen


(PNCA), BrUdr dan Ki-67
2. petanda apoptosis seperti bcl-2 dan rasio bax:bcl-2
3. petanda angiogenesis seperti vascular endothelial growth factor
(VEGF) dan indeks angiogenesis
4. growth factors dan growth factor receptors seperti human
epidermal growth receptor (HER)-2/neu dan epidermal growth
factor receptor (EGFr) dan (5) p53.

2.10

Diagnosa Banding
Diagnosa banding kanker payudara, yaitu :
1. Fibroadenoma Mammae (FAM)
Merupakan tumor jinak payudara yang biasa ditemui pada wanita usia
muda, 15-30 tahun. Secara klinis tumor ini berbentuk bulat lonong, batas
tegas, konsistensi padat kenyal dan tidak nyeri. FAM tidak punya
kemampuan metastasis dan diterapi dengan eksisi.1,3
2. Fibrocystic disease
Merupakan tumor jinak payudara yang paling sering terjadi pada wanita
usia 30-50 tahun. Secara klinis tumor ini sering multiple atau bilateral,
biasanya terjadi fluktuasi ukuran yang cepat dari benjolan, nyeri yang
terjadi atau semakin memburuk serta ukuran yang meningkat ketika
menjelang menstruasi. Ketika haid berhenti keluhan juga berkurang atau
bahkan menghilang. Konsistensi dapat padat, kenyal atau kistik dengan
batas yang tidak tegas kecuali kista soliter dan permukaannya granular.3
3. Cystosarcoma phylloides

15

Merupakan tumor jinak payudara yang menyerupai FAM yang besar


dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm. secara klinis berbentuk bulat
lonjong, batas tegas, permukaan berbenjol, tidak melekat pada dasar
otot,kulit diatasnya tegang,berkilat dan terjada venektasis. Tumor ini juga
tidak memiliki kemampuan metastasis.3,5
4. Papiloma intraduktal
Merupakan papiloma yang terjadi pada duktus papillaris. Biasanya tumor
ini terlalu kecil untuk dipalpasi akan tetapi sering menyebabkan keluarnya
cairan serosanguinosa atau darah dari puting.5
5. Nekrosis lemak
Merupakan lesi yang memberikan gambaran berupa massa yang terasa
keras dan berbentuk tidak teratur dan kadang-kadang menyebabkan
retraksi kulit.5
6. Lipoma
Merupakan tumor jinak yang bersal dari jaringan lemak. Benjolan yang
terbentuk memiliki konsistensi lunak.3
7. Galactocele
Merupakan tumor kistik yang terjadi sebagai akibat tersumbatnya duktus
laktiferus saat masa laktasi. Tumor ini berisi air susu yang mengental.
Secara klinis berbentuk bulat dan kisteus dengan batas yang tegas.3
8. Mastitis
Merupakan infeksi pada payudara dengan tanda-tanda peradangan yang
dapat berkembang menjadi abses, biasanya terjadi pada ibu yang
menyusui.5

2.11

Stadium

16

Pentahapan klinik yang paling sering digunakan untuk ca mammae adalah


system klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor (T), jumlah nodus limfe
yang terkena (N) dan bukti adanya metastasis yang jauh (M). system klasifikasi TNM
diadaptasi dari The American Joint Committee on Cancer Staging and End Result
Reporting.1

Keterangan:
Tumor primer (T) ;

T0 : tidak ada bukti tumor primer


Tis: karsinoma in situ : karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in situ atau

penyakit pagets putting susu atau tanpa tumor


T1 : tumor kurang dari 2 cm dimensi terbesarnya

17

T2 : tumor lebih dari 2 cm atau tidak lebih dari 5 cm dalam dimensi

terbesarnya
T3 : tumor lebih dari 5 cm dalam dimensi terbesarnya
T4 : tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau

kulit
Nodus Limfe Regional (N) :
N0 : tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1 : metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral yang dapat digerakan
N2 : metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral terfiksasi pada satu sama
lain atau pada struktur lainnya
N3 : metstasis ke nodus limfe mamaria interna ipsilateral
Metastasis jauh (M) :
M0 : tidak ada metastasis yang jauh
M1 : metastasis jauh (termasuk metstasis ke nodus limfe supraklavikular
ipsilateral)
Stadium Ca Mammae 1 :
Stadium 0

: kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam

jaringan payudara yang normal.


Stadium I
: tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar
keluar payudara.
Stadium IIA : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar kekelenjar
getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengahkurang dari 2 cm tetapi sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
Stadium IIB : tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
Stadium IIIA : tumor dengn garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke

18

struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak.
Stadium IIIB : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit
payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening ke dalam
dinding dada dan tulang dada.
Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

2.12

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormone, terapi radiasi dan terapi


imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditunjukan untuk memusnahkan kanker atau
membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. 1,3,5

1. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan, prosedur
pembedahan yang dilakukan pada kanker payudara tergantung pada tahapan
penyakit, tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum.
Mengangkat tumor (lumpectomy), pengankatan sebagian payudara yang
terdapat sel kanker atau seluruh payudara (mastectomy).
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar X intensitas tinggi untuk membunuh
sel kanker yang tidk terangkat saat pembedahan.
3. Terapi hormone

19

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormone


dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada
stadium akhir.
4. Kemoterapi
Obat kemoterapi baik digunakan pada tahap awal ataupun tahap lanjut
penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa
digunakan secara tunggal atau dikombinasikan.
5. Terapi imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
transtuzumab antibody yang secara khusus dirancang untuk menyerang
HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi.
2.13

Prognosis
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh 5 :
1. Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I
: 5-10 tahun 90-80%
Stadium II
: 70-50%
Stadium III
: 20-11%
Stadium IV
: 0%
2. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan
karsinoma yang sudah invasive.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: Penerbit EGC
2. Guyton & Hall. 2002. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
Penerbit EGC
3. E;\Surgery\camammae.htm. Kanker Payudara. www.medicastore.com(2007)
4. Indriati, R. 2009. Faktor-faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Kanker Payudara Wanita
5. Wikipedia. 2013. Kanker Payudara. http://id.wikipedia.org/wiki/KankerPayudara

21

Anda mungkin juga menyukai