Menurut data Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (1989), dari 1530
kasus kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus KSB (39,93%). Di perkirakan setiap
Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit yang berasal dari sel nonkeratinisasi
tahun sebanyak 900.000 – 1 juta pasien didiagnosis menderita KSB di Amerika Serikat.
lapisan basal epidermis. Karsinoma sel basal disebut juga basalioma, epitelioma sel basal,
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 3:2. Kasus terbanyak di dunia
ulkus rodent, ulkus Jacob, atau tumor Komprecher
adalah di Australia, yang mencapai 2% populasi penduduknya. KSB sering terjadi pada
lanjut usia, berkisar antara 50–80 tahun, rata-rata terjadi pada usia 65 tahun.
BASALIOMA
Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada kulit
berwarna dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan dalam
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), Karsinoma sel basal bagi
perkembangannya. Predileksi kanker ini adalah di daerah muka yang terpajan sinar
dokter umum adalah kompetensi 2. Dengan demikian dokter umum harus mampu
matahari (sinar UV). Dari penyelidikan yang dilakukan di indonesia terdapat predileksi
mendiagnosis dan merujuk pasien dengan Karsinoma sel basal.
sebagai berikut: pipi dan dahi 50%, hidung dan lipatan hidung 28%, mata dan sekitarnya
17%, bibir 5%.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Etiopatogenesis Karsinoma sel basal berhubungan dengan faktor genetik, lingkungan, dan
yang paling sering dipicu oleh paparan sinar matahari, terutama sinar Ultraviolet B (UVB)
yang bergelombang 290–320 nm.
Patogenesis KSB didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit
pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi epidermis
terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin
berfungsi sebagai energi amorf yang dapat menyerap energi dan menghilangkannya dalm
bentuk panas. Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak dan mematikan sel atau
mengalami mutasi gen. akumulasi mutasi gen inilah yang berperan dalam memicu terjadinya
KSB.
MANIFESTASI KLINIS
Pada Karsinoma sel basal yang dini ditemukan papul atau nodus, permukaan
mengkilap, seperti lilin, berpigmen atau kemerahan, dan ditemukan
telangiektasi.
TIPE KARSINOMA SEL BASAL
Subtipe Nodular
Tipe ini adalah subtipe tersering yang ditemukan
pada KSB.
Lesi berupa papul dengan cekungan di sentral, warna
seperti mutiara, terdapat erosi atau ulserasi,
pendarahan spontan, pengerasan kulit, batas tidak
tegas, translusen, telangiektasis dan riwayat
perdarahan dengan trauma minor.
Karsinoma sel basal nodular memiliki ciri khas berupa
lesi luas dengan bagian tengah terdapat nekrosis
(ulkus rodent).
Gambar 1. Karsinoma sel basal subtipe nodular
TIPE KARSINOMA SEL BASAL
Subtipe Pigmentasi
Subtipe Superficial
Lesi berupa patch eritem yang
menyerupai eksim, sering multipel,
berwarna merah jambu atau merah,
tumbuh perlahan dalam beberapa bulan
atau tahun, mudah berdarah dan dapat
membentuk ulkus..
Muncul pada batang tubuh dan bahu
Subtipe Morfea
Lesi pada subtipe ini putih dan
terdapat skar. Skar yang muncul
tanpa riwayat trauma sebelumnya
atau tanpa riwayat luka pada kulit
akibat operasi.
Biasanya ditemukan pada bagian
tengah wajah dan dapat
menginfiltrasi saraf wajah
.
Subtipe Fibroepithelioma
Sumber :
John AC, David J, Julia SP. Basal Cell Carcinoma. Dalam:
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th Ed.
Goldsmith La, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
Wolff K, editors. New York: McGraw-Hill, 2012:1294-1303.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien, perjalanan penyakit, serta faktor-faktor yang
mungkin menjadi resiko untuk terjadinya KSB
Mengeluh rasa gatal atau nyeri
Lesi mengalami perubahan yang berarti dalam hal warna, ukuran, dan konsistensinya.
Perubahan warna bisa menjadi lebih gelap, pucat ataupun terang.
Ukuran membesar dalam waktu yang cukup singkat.
Lesi melebar tidak merata ke samping begitu juga ke permukaan
Menanyakan apakah ada riwayat trauma sebelumnya pada lesi tersebut
Riwayat adanya ulkus dan riwayat infeksi yang sukar sembuh
Perdarahan yang terjadi walaupun karena trauma ringan
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Lesi yang tampak pada KSB a.l tidak berambut, warnanya mulai dari hipo-hiperpigmentasi
Pada tipe tertentu warna khas seperti mutiara (translusen). Penyebaran warna tidak
homogen
Permukaan lesi KSB biasanya tak rata, cekung ditengah dan pinggir agak menonjol
(linear/papular), kadang disertai skuama halus atau krusta yang melekat, bila diangkat
mudah timbul perdarahan
Perabaan: keras, kenyal, terasa nyeri, dan dalam taraf permulaan mudah digerakkan dari
dasarnya
Sering timbul tunas bersifat tumor induknya. Diameter terpanjang tumor membentuk
sudut dengan garis RSTL (Rest Skin Tension Line) dan telangiektasis kadang ditemukan
mulai dari pinggir ke arah sentralnya
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Dermastokopi
2. Histopatologi Lesi
3. CT Scan atau MRI (diperlukan jika ada kecurigaan mengenai tulang atau jaringan lain)
4. Biopsi kulit
Metode shave biopsy (yang dianjurkan)
Punch biopsy dilakukan pada pemeriksaan lesi datar dari varian klinis KSB morfoik atau KSB berulang dalam jaringan
parut
Metode diagnostik non invasif, dapat digunakan untuk DD penyakit kulit
Meningkatkan kinerja diagnostik untuk diagnosis dini dari melanoma
Membedakan pigmen melanositik dan non melanositik berbagai lesi
Lebih spesifik dan sensitif pada karsinoma sel basal yang membuat diagnosis jadi lebih mudah
Meningkatkan akurasi diagnostik sampai 90%
Mengurangi jumlah eksisi lesi jinak yang diperlukan
Mengurangi biaya dan waktu pasien dan dokter
TATALAKSANA
Bedah Eksisi
Mohs’ Micrographic Surgery
Topikal (Imiquimod, 5-FU, Hedgehog inhibitors)
Photodynamic Therapy (PDT)
ALGORITMA TATALAKSANA KSB
PENCEGAHAN DAN EDUKASI
Menghindari faktor risiko, contohnya pajanan sinar matahari, radiasi ion,
konsumsi arsenik, dan berjamur
Penggunaan pakaian yang melindungi dari sinar matahari, seperti topi lebar, baju
panjang, kacamata dengan proteksi sinar uv
Pasien tidak boleh terpapar sinar matahari khususnya selama tengah hari (pukul
11.00 sd 15.00)
Penggunaan tabir surya dan aplikasi ulang tabir surya direkomendasikan sebelum
terkena sinar matahari
Tabir surya harus diaplikasikan secara menyeluruh, 20-30 menit sebelum
beraktivitas keluar rumah, dan aplikasikan kembali setiap 2 jam, lebih sering
ketika berenang/berkeringat
Melakukan pemeriksaan kulit sendiri
PROGNOSIS