Anda di halaman 1dari 622

PEMBAHASAN PART 1

1. Rabies virus
• perempuan 42 tahun→ kejang, nyeri kepala dan penurunan
kesadaran
• tampak mengalami agitasi, delirium dan hydrophobia
• pemeriksaan fisik dijumpai suhu badan 38,5°C, tekanan darah
140/60 mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, GCS E2V2M4, Kaku kuduk
(-)
• pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil jumlah leukosit normal,
kadar glukosa normal disertai dengan peningkatan protein
• Penyebab?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rabies

• Rabies → infeksi akut SSP oleh virus rabies, menginfeksi melalui


gigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet, serigala, kucing)
• Gejala → agitasi, kesadara, fluktuatif, demam tinggi, hidrofobia, dll
Rabies
• Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus lyssa-virus,
family rhabdoviridae
• Menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing,
monyet, kucing, serigala, kelelawar)
Gejala
• Riwayat gigitan hewan dan hewan yang menggigit mati dalam waktu
1 minggu atau positif rabies
• Gatal dan paraestesia di daerah bekas luka gigitan
• Enchepalitis rabies
• Agitasi
• Kesadaran fluktuatif
• Demam tinggi persisten
• Nyeri pada faring terasa seperti terckik
• Hipersalivasi
• Hidrofobia
• Aerofobia
Tata laksana
Jawaban lainnya
• A. herpes virus → infeksi kulit, vesikel bergerombol, panas, nyeri
• C. HIV → virus penyebab AIDS, gejala karena imunodefisiensi, diare,
batuk, TB, sariawan, dll
• D. enterovirus → infeksi di usus halus, mual muntah, diare
• E. post infeksi encephalomyelitis → sebelumnya pernah terinfeksi di
otak
2. Bells palsy
• laki-laki 22 tahun → mulut miring kekiri (perot) dan mata kanan
tidak bisa menutup sejak kemarin pagi saat bangun tidur
• Pasien saat itu tidur di lantai
• tidak mengeluh demam, nyeri kepala maupun mual muntah juga
• tidak mengalami gangguan makan dan pendengaran
• pemeriksaan didapatkan lagolftalmus mata kanan (+) dan plika
nasolabialis kanan datar, dan tidak didapatkan kelemahan pada
keempat anggota gerak
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → bells palsy

• Bells palsy → Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
Bell’s palsy
• Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
• Etiologi masih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi
HSV-1 & herpes zoster), inflamasi, autoimun, iskemik.
• Kemungkinan infeksi HSV-1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia
nervus cranialis
• Sering ditemukan pada orang dewasa, dg DM, wanita hamil
Manifestasi klinis
Tata laksana
• Prognosis baik
• Terapi steroid (dalam 72 jam pasca onset) → prednisone 1
mg/kgBB/hari atau 60mg/hari selama 6 hari diikuti tapering off 10
mg/hari, dengan durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antiviral → asiklovir, valasiklovir
• Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg (varicella
zoster)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Lindungi mata
• Lubrikasi ocular topical (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah
corneal exposure
• Fisioterapi → mempercepat perbaikan dan menurunkan sekuele
Jawaban lainnya
A. stroke iskemik → disebabkan thrombus atau emboli, deficit
• neurologis akut (hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam,
kesadaran umumnya tidak menurun, terjadi saat istirahat
• B. TIA → deficit neurologis akut (hemiparesis) yang membaik dalam
waktu < 24 jam
• C. Guillane barre syndrome → Polineuropati yang bersifat ascending
dan akut yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi
akut
• E. miastenia gravis → suatu penyakit autoimun dimana
persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi
secara tidak normal
3. Scabies
• anak laki-laki 10 tahun → gatal di badan, gatal dirasakan terutama
pada malam hari, atau bila udara hangat dan penderita berkeringat
• didapatkan erupsi kulit berupa terowongan-terowongan halus 2-
3mm, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabu-abuan pada
daerah inguinal, pergelangan tangan, kaki dan aksila
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → scabies

• Scabies → Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit


oleh Sarcoptes scabiei
Skabies
• Definisi :
• Penyakit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi kulit oleh Sarcoptes scabiei

• Sinonim :
• Gudik
• Budukan
• Gatal agogo

• Penularan :
• Kontak langsung kulit → jabat tangan
• Kontak tidak langsung → penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
PREDILEKSI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Jen is-j en is Iesi sca bi es :


• Sea bies of cultivated (scabies
pada orang bersih)

• Sea bies incognito {scabies


yang diobati dg kortikosteroid
sehingga tanda dan gejala klinis
membaik)

• Scabies nodular
• Scabies hewan peliharaan
(tidak khas, sembuh sendiri
karena Sarcoptes scabiei var.
Binatang tidak dapat menginfeksi
manusia)

• Scabies norwegia (krustosa)


• Scabies bayi dan anak
• Sea bies bed ridden
MANIFESTASI
• Terdapat lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli), warna putih atau
abu-abu, panjang rata-rata 1 cm
• Ujung terowongan → papul, vesikel (jika infeksi sekunder : pustul,
ekskoriasi, dsb)
TERAPI
Jawaban lainnya
• A. taenia solium → infeksi kecacingan, proglotid (+), ditularkan dari
babi
• B. taenia saginata → infeksi kecacingan, proglotid (+), ditularkan dari
sapi
• C. ascaris lumbrocoides → infeksi kecacingan, nyeri perut, anemia,
telur berdinding tebal
• E. ancylostoma duodenale → infeksi kecacingan, nyeri perut, anemia,
telur dg segmented ovum
4. Herpes zoster
• perempuan 21 tahun → kulit leher melepuh, terasa perih dan panas
sejak tadi pagi bangun tidur
• pemeriksaan fisik didapatkan patch eritem soliter batas tegas bentuk
linier di leher kiri, tidak melewati linea mediana, dengan bula
dinding kendur isi keruh dan daerah nekrosis di tengahnya
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → herpes zoster

• Herpes zoster → infeksi yang disebabkan oleh varicella zoster virus


yang dorman dan mengalami reaktivasi
• Gejala : vesikel berkelompok dengan dasar eritem yang lokasinya
mengikuti dermatom, nyeri dominan, lokasi unilateral
HERPES ZOSTER
• Herpes Zoster → infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster.

• Merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

• Jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada pasien muda
dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien
yang menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
Keluhan
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi

• Dapat disertai → demam, pusing, dan malaise

• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.

Faktor Risiko
1. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua.
2. Imunodefisiensi
MANIFESTASI
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
spinal atau kranial.
Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di
dekatnya
TERAPI
Jawaban lainnya
• B. pemphigus vulgaris → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula intraepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• C. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
• D. pemphigus bulosa → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula subepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• E. reaksi gigitan serangga → riwayat (+), punctum (+), gatal, panas
5. Miliaria
• pria 19 tahun → gatal timbul terutama saat berkeringat di ketiak
dan leher, kemudian timbul bintil-bintil di daerah yang sama
• Pasien adalah atlet basket yang sedang pelatihan intensif.
• Pemeriksaan fisik didapatkan UKK vesikel dan papul multipel
tersebar di atas dasar eritem pada leher dan axillae
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miliaria

• Miliaria → retensi keringat akibat gangguan integritas kelenjar ekrin


Klasifikasi
Miliaria kristalina Miliaria rubra Miliaria profunda Miliaria pustulosa

• Letak sumbatan → • Letak sumbatan → • Letak sumbatan → • Berasal dari


subkorneal stratum spinosum dermis atas miliaria rubra,
• Vesikel milier, • Jenis tersering, • Kelanjutan miliaria dimana vesikel
subkorneal tanpa vesikel milier atau rubra, bentuk berubah menjadi
tanda inflamasi, papulo vesikel di papul putih keras, pustule
mudah pecah, atas dasar berukuran 1-3 mm
dengan garukan eritematosa
dan deskuamasi sekitar lubang
dalam beberapa keringat, tersebar
hari diskret
• Predileksi pada
bagian badan yang
tertutup pakaian
Tata laksana
Modifikasi gaya hidup
• Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat
• Menghindari panas dan kelembapan yang berlebihan
• Menjaga kebersihan kulit
• Usahakan ventilasi yang baik

Farmakoterapi
• Topikal : bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain
seperti mentol dan kamfora, 2x sehari, bedak salisil 2%
• Sistemik : antihistamin, cetirizine 1x10 mg
Jawaban lainnya
• B. folikulitis → infeksi primer dari foliker rambut karena infeksi, oklusi,
atau trauma
• C. kandidiasis kutis → infeksi jamur pada kulit, gejala : bercak merah,
basah, bersisik, gatal
• D. dermatitis kontak iritan → reaksi peradangan kulit non imunologik,
kerusakan kulit terjadi langsung, tanpa proses sensitisasi, dapat
dialami oleh semua orang
• E. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
6. Tinea korporis
• laki-laki 35 tahun → gatal-gatal pada leher dan punggungnya
• kambuh-kambuhan sejak 3 hari yang lalu dan bertambah gatal jika
pasien berkeringat
• telah mengobatinya dengan obat gatal-gatal yang dibelinya di apotek
tapi tidak ada perbaikan
• pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa berbatas tegas
dengan tepi lesi berupa papul erimatosa dan bagian tengah
menyembuh. Gambaran lesi berupa polisiklik
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tinea korporis

• Tinea korporis → infeksi jamur dermatofita (Tricophyton,


epidermophyton, microsporum yang terletak di korporis (badan)
• Gejala : bercak merah, central healing
DERMATOFITOSIS
• Dermatofitosis → infeksi jamur dermatofita (Tricophyton,
epidermophyton, microsporum)

• Sifat → mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat


tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan
kuku.

• Penularan → kontak langsung dengan agen penyebab


KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
• Tinea kapitis → kulit dan rambut kepala
• Tinea barbae → dagu dan jenggot
• Tinea krueis → genitokrural, sekitar anus, bokong, perut
bagian bawah
• Tinea pedis et manum → kaki dan tangan
• Tinea korporis → bagian lain yg tidak termasuk kelima
tinea diatas
• Tinea imbrikata → seluruh tubuh
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Tinea Unguium

Tinea barbae Tinea pedis


FAKTOR RISIKO
• Lingkungan yang lembab dan panas
• Immunodefisiensi
• Obesitas
• DM
• Tinea pedis → Sering memakai sepatu tertutup
• Para pekerja dengan kaki yang sering basah (contoh : tukang cuci)
PEMERIKSAAN
• Anamnesis :
• bercak merah bersisik,
• gatal (+),
• riwayat kontak

• Px Fisik :
• Lesi berbentuk infiltrat, eritematosa, berbatas tegas, dengan tepi lebih aktif dari bagian
tengah , central healing, konfigurasi polisiklik

• Px Penunjang :
• KOH → Hifa panjang bersekat dan artospora

• Komplikasi : Jarang, infeksi bakter sekunder


TATALAKSANA
1. Jaga kebersihan, hindari penggunaan handuk/pakaian bersama

2 Lesi terbatas, dapat diberi obat topikal :


Krim klotrimazol
Krim mikonazol
Krim Terbinafin

3 Lesi luas, dapat diberi terapi sistemik :


Griseofulvin → Dewasa : 0,5-1 gr/hari
→ Anak- anak : 0,25-0,5 gr/hari terbagi dalam 2 dosis
Golongan azol → Ketokonazol 200 mg/hari
→ Itrakonazol 100 mg/hari
→ Terbinafin 250 mg/hari
Tx selama 14 hari pada pagi hari setelah makan
Jawaban lainnya
• B. kandidiasis kutis → infeksi kulit karena jamur, gejala, bercak merah,
gatal, bersisik, basah
• C. dermatitis numularis → kelainan kulit kronis yang belum diketahui
penyebabnya, gejala : papul, papulovesikel berbentuk nummular, dg
oozing
• D. pityriasis rosea → erupsi kulit akut dan self limiting yang ditandai
dengan gambaran khas herald patch dan gambaran phon cemara
• E. morbus Hansen → infeksi yang disebabkan oleh m. leprae, gejala :
bercak yang mati rasa, penebalan saraf, gangguan neuro
7. Impetigo bulosa
• anak perempuan 1 tahun → lepuh di kulit yang berisi cairan sejak 2
hari yang lalu
• Lepuh tersebut terdapat di sekitar bahu dan leher
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → impetigo bulosa

• Impetigo → infeksi pioderma yang disebabkan bakteri gram positif


• Terdapat dua jenis impetigo → krustosa dan bulosa
• Keduanya lebih sering terjadi pada bayi atau anak
Ciri Khas Horney colored crust Bulla hlpopion
Menyebar secara oto- Nik olsky sign (-)
inokulasi
Kausa Streptococcus b St ap hylococcus au r eus
hemolyticus darn/
Predileksi Staphylococcus aureus Pada neonatus/ infant
Wajah (sekitar hidung) I ntertrigi nos. . . .a. . . , , . , , - - - - . - - � - - - - .
Jawaban lainnya
• A. impetigo krustosa → pioderma, gejala : krusta berwana kuning
seprti madu yang menyebar secara oto inokulasi, predileksi di wajah
terutama sekitar hidung
• C. selulitis → infeksi kulit, gejala : bercak merah, batas tidak tegas,
teraba hangat
• D. abses → akumulasi pus di suatu tempat, gejala : nyeri, bengkak,
panas, merah, fluktuatif
• E. folikulitis → infeksi primer dari foliker rambut karena infeksi, oklusi,
atau trauma
8. Candida albicans
• perempuan 40 tahun → muncul bercak-bercak merah di kulit lipat
paha yang terasa panas sejak 2 hari yang lalu
• pemeriksaan fisik di regio inguinalis didapatkan makula eritematosa,
lesi satelit (+), dan konfigurasi kribiformis
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → kandidiasis intertriginosa

• Kandiasis intertriginosa → infeksi yang disebabkan oleh candida


albicans
• Gejala : bercak kemerahan, batas tegas, basah bersisik, dikelilingi lesi
satelit
Candidiasis
• Etiologi → candida albicans

• Klinis
• Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
• Lesi tampat patch / plak eritematosa, batas
tegas, basah, bersisik, dikelilingi lesi satelit
(vesikel, papul, atau pustule) di sekitarnya
• Pemeriksaan KOH 10% → ragi, pseudohifa,
blastospora
Terapi
• Nistatin
• Krim imidazole
Jawaban lainnya
• A. Trichophyton rubrum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• B. Malassezia furfur → penyebab pityriasis versicolor
• C. Epidermophyton floccosum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• D. Staphylococcus → penyebab pioderma
9. Cutaneus larva migrans
• perempuan 28 tahun → gatal di lengan atas kanan sejak 1 bulan lalu
• disertai timbulnya garis merah yang bertambah panjang
• Pasien memiliki hobi berkebun
• pemeriksaan fisik ditemukan garis merah sepanjang 3 cm disertai
papul-papul kecil
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cutaneous larva migrans
(CLM)

• CLM → Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linear atay


berkelok-kelok, menimbul dan progresif yang disebabkan oleh invasi
larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING
ERUPTION
• Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linear atay berkelok-
kelok, menimbul dan progresif yang disebabkan oleh invasi larva
cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing

• Eiologi :
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
Cara penularan :
• Kontak langsung dengan larva

Faktor Risiko :
• Jarang menggunakan alas kaki
• Sering berkontak dengan tanah atau pasir

Predileksi :
• Kaki, bokong, tangan, dan genital
MANIFESTASI KLINIS
• Saat masuknya, larva terasa gatal dan panas
• Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan. Lesi
serpiginosa
• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari
PEMERIKSAAN
• Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi
• Awalnya lesi berbentuk papul → lesi berbentuk linier atau berkelok-
kelok yang terus memanjang
• Ada riwayat kontak dengan tanah, pasir / jarang menggunakan alas
kaki

Px fisik :
• Terdapat papul, kemudian lesi linier atau berkelok-kelok kemerahan
TATALAKSANA
DRUG ADULT DOSE PEDIATRIC DOSE
Albendazole 400 mg per day PO for 3 to Children aged >2 years : 400 mg per
7 days day PO for 3 days.
This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age
Ivermectin 200 mcg/kg PO as a single Children over 15 kg weight : 200
dose mcg/kg PO as a single dose

Tiabendazole : 50 mg/Kg/hari selama 2 x sehari selama 2 hari


EDUKASI
Jawaban lainnya
• A. pediculosis korporis → infeksi dan infestasi kulit dan rambut kepala
manusia yang sudah menyebar sampai ke badan
• C. dermatitis kontak → terdapat 2 jenis : iritan dan alergi
• D. tinea korporis → infeksi dermatofitosis, gejala : bercak merah,
central healing
• E. miasis → innfeksi oleh larva lalat (belatung) yang memakan
jaringan hidup maupun mati dari inang yang ditumpanginya
10. Sindrom metabolic
• laki-laki 60 tahun → mudah lelah, mengantuk dan nyeri pada
persendian tangan dan kaki terutama pagi hari
• pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 160/90 mmHg,
frekuensi denyut nadi 70 x/menit, berat badan 75 kg dan tinggi
badan 160 cm
• Pemeriksaan gula darah puasa 168 mg/dL, gula darah 2 jam setelah
makan 210 mg/dL, LDL 185 mg/dL, HDL 35 mg/dL
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom metabolic

• Sindrom metabolic → kombinasi dari kondisi medis yang


menempatkan seseorang pada risiko untuk penyakit kardiovaskular
dan diabetes tipe 2
Sindrom Metabolik
• Kombinasi dari kondisi medis yang menempatkan seseorang pada
risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
• Sindrom metabolik juga disebut sindrom metabolik X, sindrom X, dan
sindrom resistensi insulin
Jawaban lainnya
• Jawaban yang lainnya benar → namun jika terkumpul menjadi satu →
SINDROM METABOLIK
11. Atrial takikardi
• wanita, 37 tahun, → sesak nafas yang memberat sejak 6 bulan yang
lalu
• nyaman tidur dengan 2 bantal, sesak nafas bila beraktivitas,
bengkak kaki kanan dan kiri
• Pemeriksaan fisik: tek anan darah130/90 mmHg, frekuensi nadi
130x/menit, irregular, frekuensi napas 32x/menit. Cardiomegali,
bising mid diastolic 3/6 di apex, rales, JVP meningkat, hepatomegali,
edem tungkai bilateral
• Interpretasi EKG?
• Gambaran EKG pada kasus → atrial fibrilasi

• Atrial fibrilasi → irama yang berasal dari berbagai tempat di atrium


Konsekuensi Klinis FA
• Konduksi atrioventrikular
• Perubahan hemodinamik:
• hilangnya kontraksi atrium yang terkoordinasi
• tingginya laju ventrikel
• ketidakteraturan respon ventrikel
• ↓ aliran darah miokard
• perubahan jangka panjang (kardiomiopati atrium dan ventrikel)
• Tromboemboli:
• abnormalitas aliran darah
• abnormalitas endokard
• unsur darah
Klasifikasi FA
Kategori FA tambahan
• FA sorangan (lone): tanpa penyakit struktur kardiovaskular dan usia di
bawah 60 tahun
• FA non-valvular: tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup
jantung protese atau operasi perbaikan katup mitral
• FA sekunder: akibat kondisi primer lain yang menjadi pemicu FA,
seperti infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis,
hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau penyakit paru akut
lainnya. Sedangkan FA sekunder yang berkaitan dengan penyakit
katup disebut FA valvular
Kategori FA tambahan
• FA dengan respon ventrikel cepat
• Laju ventrikel >100x/menit
• FA dengan respon ventrikel normal
• Laju ventrikel 60-100x/menit
• FA dengan respon ventrikel lambat
• Laju ventrikel <60x/menit
FA dengan respon ventrikel normal
FA dengan respon ventrikel lambat
Evaluasi Klinis
• Skor simtom → skor EHRA (European Heart Rhythm Association)
Peneg akan
D iagnosis
Peneg akan
Diagnosis
Tatalaksana FA
• Pencegahan Stroke
• Prevalensi stroke pada pasien FA
• Penaksiran risiko stroke dan risiko perdarahan
• Terapi anti-trombotik
• Kendali Laju
• Kendali Irama
Jawaban lainnya
• A. atrial flutter →
• B. sinus takikardi →

• D. ventrikel fibrilasi →

• E. ventrikel takikardi →
12. Cushing syndrome
• laki-laki 56 tahun → berat badannya bertambah
• sering mengkonsumsi obat dan jamu-jamuan untuk menghilangkan
nyeri di sendi kakinya
• TD 140/100 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Pemeriksaan fisik didapatkan tampak otot kaki mengecil, dan lebam-
lebam di kedua ekstremitas
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cushing syndrome

• Cushing syndrome → disebabkan karena peningkatan kadar


glukokortikoid, biasanya karena penggunaan steroid jangka panjang
• Gejala : peningkatan berat badan, akne, amenore, dll
Cushing syndrome
• disebabkan karena
peningkatan kadar
glukokortikoid, biasanya
karena penggunaan steroid
jangka panjang
Tanda dan gejala
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

bs)
Pemeriksaan
Jawaban lainnya
• B. Addison disease → defisiensi glukokortikoid dan mineralokortikoid
karena destruksi atau disfungsi glandula adrenal, gejala : penurunan BB,
kurus, pigmentasi, rambut rontok

C. cushing disease → adenoma di hipofisis yang menyebabkan peningkatan
ACTH

D. adrenal insufiensi → sekresi yang inadekuat dari adrenokortikosteroid,
dapat terjadi sebagai hasil dari sekresi ACTH yang tidak cukup atau karena
• kerusakan dari kelenjar adrenal dapat sebagian atau seluruhnya
E. adrenal crisis → suatu kondisi yang terjadi akibat kegagalan
kelenjar adrenal memproduksi hormon glukokortikoid dan/atau
mineralokortikoid secara normal
13. Schistosomiasis
• laki-laki 24 tahun → diare sejak 3 hari yang lalu disertai dengan
lender dan bercak-bercak darah
• sebanyak 5 kali per hari
• jika buang air kencing seperti ada darahnya sejak 2 hari yang lalu,
agak panas dan meriang
• baru pulang liburan dari daerah Sulawesi
• Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium
• pemeriksaan feses rutin →
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → schistosomiasis

• Schistosomiasis → infeksi kecacingan, termasuk ke dalam golongan


trematoda
• Gejala : diare dapat disertai lendir darah, hematuria, riwayat
bepergian ke daerah endemis
Schistosomiasis / billharziasis
• Disebabkan oleh schistosoma sp,
termasuk ke dalam golongan trematoda

• Klinis :
• Diare dapat disertai lendir dan darah
• Hematuri
• Riwayat bepergian ke daerah endemis
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Schistosoma mansoni egg Schistosoma jaPOnicum egg Schistosoma haematobium egg


Tata laksana kecacingan

Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda

Enterobius Trichuris Ascaris Ancylostoma

• Pirantel pamoat • Mebendazole • Albendazole 400 • Albendazole 400


10 mg/kgBB, 2x100 mg, 3 hari mg, dosis tunggal mg, dosis tunggal
maks 1 gram, atau 600 mg • Mebendazole • Mebendazole
dosis tunggal dosis tunggal 2x100 mg, 3 hari 2x100 mg, 3 hari
• Mebendazole • Albendazole 400 • Pirantel pamoat • Pirantel pamoat
500 mg, dosis mg, dosis tunggal (hamil) 10 10 mg/kgBB,
tunggal mg/kgBB, maks 1 maks 1 gram,
• Albendazole 400 gram, dosis dosis tunggal
mg, dosis tunggal
tunggal
Jawaban lainnya
• A. ancylostomiasis → telur dengan segmented ovum
• B. ascariasis → telur bulat oval dengan dinding tebal berlapis-lapis
• C. enterobiasis → telur berdinding tipis berlapis 2, terdapat sisi
cembung dan sisi datar (huruf D)
• D. taeniasis → proglotid
14. ACT (3 hari) + primakuin 3 tablet single
dose
• demam sejak 4 hari yang lalu langsung tinggi selang-seling per 2 hari
• mual dan muntah
• setelah demam biasanya pasien menggigil kemudian keluar seperti
keringat dingin
• baru pulang bekerja di daerah Papua
• Pemeriksaan fisik didapatkan adanya splenomegaly schuffner 2
• pemeriksaan apusan darah →
• Terapi lini pertama ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → malaria falciparum

• Malaria → infeksi yang disebabkan oleh plasmodium sp


Malaria
Parasit penyebab malaria (Plasmodium) :
• Plasmodium falciparum (malaria tropika/maligna)
• Plasmodium vivax (malaria tertiana)
• Plasmodium malarie (malaria kuartana)
• Plasmodium ovale (jarang, Indonesia Timur, Afrika )
ANAMNESIS
• Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
• Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria.
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
• Riwayat tinggal di daerah endemis malaria.
PEMERIKSAAN FISIK
• Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
• Konjungtiva atau telapak tangan pucat
• Sklera ikterik
• Pembesaran Limpa (splenomegali)
• Pembesaran hati (hepatomegali)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• A. Pemeriksaan dengan mikroskop
• Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis klinik untuk
menentukan:
• a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
• b) Spesies dan stadium plasmodium.
• c) Kepadatan parasit.
• B. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
• → deteksi antigen parasit malaria
APUSAN DARAH
MALARIA
Tab el 4.3 : Perbandingan stadium parasit pada paparan tipis darah tepi

P. Falcipar u m P. malariae P.v ivax P.o vale


.. . t: .
., � ..
,
f • f r
! I v

.. " .... .)
II

·' , • •

,. ... •
('

...... .· .
... e . _...
• • "' •• • •••
••
Ukuran: kedl- Ukuran : kecil - Uk ur an : le b ih kecil
Ukuran: kecil,
sedan g, bentuk; besar, bentuk dari v ivax,, bent uk
bentu k c inc in, padat,
koma cine in, cincin pecah, tak cincin,bulat,
tunggal
serin g tunggal
mi nan

. •
.....'. •


ukuran: besar: ukuran: hampir
Biasanya disertai
•• •
bentuk cincin muda, ..... ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit - sarna P. malariae;
ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit; sedang; bentuk jumlah: sedikit;
jumlah: sedikit; bentuk matang: 6-12 matang: 12- bentuk matang:
bentuk matang: 12- merozoit, biasanya 8 24 rne ro zo it, 4-12 rnerozoit
30 me rozoit, biasanya 16, biasanya 8, ,


.

' Bentuk lmmatur,
sulit dib e dakan dg
Bentuk I mmatur, Bentuk lmmatur,
sulit dibedakan sulit dibedakan dg
tropozoit matang. t ropozoit mat ang.
dg tropozoit
ntuk; bulat, padat, bent uk; bulat, <
kromat in tunggal mata ng. bentuk;
tungga keciI p v ivax
bu lat, besa r
dan je la s
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Tabel 4.4 Perbedaan Spesies Parasit dari Gamba ran sitoplasma Tropozoit pada
Paparan Tebal yang dkat dengan Giemsa.

Ciri Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium


Sitoplasma Falciparum malaria vivax ovale
Sitoplasma Sitoplasm Sitoplasma Sitoplasma
teratur a tidak tidak
teratur teratur teratur
Kompak
(pada Pecahan halus
Pecahan kasar
bentuk yang (unt aian tidak
Uniform
lebih (teratur balk
teratur)
tua dipenuhi atau
pigmen kompak)
warna kuning)
Stadium terkait
Stadium Stadium
: bent uk pisang
terkait: skizon terkait skizon
dan gametosit
dan gametosit dan gametosit
bundardengan
sering kali sering kali
pigmen gelap Stadium terka
tampak tarnpak
mirip butir it: skz on dan
beras, kadang gametosit Sel induk Sel induk
Stadium terk.ait keluar sel sering kali
Ghost dengan Ghost dengan
berwarna tampak bi nti k sch uffer
bintik schuffer
kemerahan tarnpak
tampak samar
pada tepi menonjol pada
skizon sering
hapusan tepi hapusan
tidak tampak
MALARIA BERAT
Ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan minimal satu dari
manifestasi klinis atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO, 2015):
• Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
• Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
• Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
• Distres pernafasan
• Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik, tekanan sistolik <80 mm Hg
(pada anak: <70 mmHg)
• Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit >100.000)
• Hemoglobinuria
• Perdarahan spontan abnormal
• Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran laboratorium :
• Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
• Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
• Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi, <7gr% untuk endemis
sedang-rendah), pada dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)

Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di daerah
endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
• endemis tinggi)
• Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
• Hemoglobinuria
Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
Pengobatan Malaria Falcifarum & Vivax
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin
Pengobatan malaria vivaks yang relaps

ACT + Primakuin (0,5 mg/kgBB/hari)

Pengobatan malaria ovale

ACT (DHP) + Primakuin selama 14 hari


Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks

Pengobatan malaria malariae

ACT 1 X1 selama 3 hari dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya


tidak diberikan primakuin
PENGOBATAN MALARIA PADA BUMIL
→tidak diberikan primakuin
• Untuk kasus malaria falciparum, first line → ACT (3 hari) + primakuin
3 tablet single dose
15. Enterobiasis
• anak laki-laki 8 tahun → gatal pada anus sejak 5 hari yang lalu sering
dirasakan pada malam hari
• pemeriksaan didapatkan ekskoriasi pada anus dan kemerahan di
sekitar anus
• pemeriksaan scotch test→
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → enterobiasis

• Enterobiasis → infeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing


enterobius vermicularis (nematoda)

• gejala → gatal di anus, terdapat bercak putih di anus (cacing), bisa


sampai anemia
Gejala
• Pada kasus tertentu → dapat tidak menimbulkan gejala
• Gejala yang umumnya muncul →
• Gatal pada bagian anus, terutama saat malam hari.
• Tidur terganggu karena gatal yang dialami.
• Anus terasa sakit dan terdapat ruam.
• Nyeri perut.
• Mual
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

A. Emb,yonated eggs
Inge-steel by human

I! .Af'Slll•til"-1..TNIIII• ,.,o�-..a•

A Larvae hatch
V in small intestine

Adult$ m lumen
of cecum

A• Infective Stage A Gravid� m,grate-s


A.: Diagnostic Slage V to perianal region
at night to lay eggs
Jenis cacing
Tata laksana kecacingan

Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal

Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda

Enterobius Trichuris Ascaris Ancylostoma

• Pirantel pamoat • Mebendazole • Albendazole 400 • Albendazole 400


10 mg/kgBB, 2x100 mg, 3 hari mg, dosis tunggal mg, dosis tunggal
maks 1 gram, atau 600 mg • Mebendazole • Mebendazole
dosis tunggal dosis tunggal 2x100 mg, 3 hari 2x100 mg, 3 hari
• Mebendazole • Albendazole 400 • Pirantel pamoat • Pirantel pamoat
500 mg, dosis mg, dosis tunggal (hamil) 10 10 mg/kgBB,
tunggal mg/kgBB, maks 1 maks 1 gram,
• Albendazole 400 gram, dosis dosis tunggal
mg, dosis tunggal
tunggal
Jawaban lainnya
• A. ancylostomiasis → telur dengan segmented ovum
• B. ascariasis → telur bulat oval dengan dinding tebal berlapis-lapis
• D. taeniasis → proglotid
• E. schistosomiasis → telur oval dengan salah satu kutub membulat
disertai spina terminal di kutub lain
16. Ventrikel ekstrasistol
• laki-laki 45 tahun → berdebar-debar sejak 1 bulan ini
• pernah dirasakan tetapi tidak sering
• memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan rutin berobat
• TD 130/90, nadi 98 kali permenit, RR 20 kali permenit, suhu afebris
• pemeriksaan EKG→
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ventrikel ekstrasistol
(VES)/ premature ventrikel complexes (PVC)

• VES → gelombang ventrikel yang muncul di antara gelombang sinus


P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I

Premature Ventricular Contraction: Uniform (same form)


Premature Ventricular Contraction: Ventricular Bigeminy (PVC every other beat)
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Premature Ventricular Contraction: Couplets {paired PVCs)


Tata laksana
Obat anti aritmia
• Pilihan pertama → amiodarone
• Alternatif → betabloker, lidokain, procainamide
Terapi alternative
• Identifikasi faktor yang dapat dikoreksi (iskemia,
elektrolit, hipotensi, asidosis)
• Kardioversi elektrik dengan minor transqualizer
• Pada kasus gambaran EKG jelas menunjukan → VES
17. Kardioversi
• perempuan 45 tahun → berdebar-debar dan keringat dingin sejak 2
jam yang lalu
• terlihat lemah
• TD 90/60, nadi 184 kali permenit, RR 24 kali permenit, suhu afebris.
Dari hasil pemeriksaan EKG
• Terapi awal?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → supraventrikuler takikardi
(SVT)

• SVT → takikardi yang berasal dari atrium


• Disebabkan oleh adanya siklus reenterant
Supraventrikuler Takikardi (SVT)
• Irama berasal dari atrium
• Disebabkan oleh adanya siklus reentrant
• Frekuensi 150 – 250 x/menit
• Gelombang p sulit terlihat, jika terlihat biasanya retrigrad (setelah
QRS)
• Interval R-R regular, kompleks QRS <0,12 detik
Jawaban lainnya
• A. defibrilasi → dilakukan pada kasus cardiac arrest dengan irama
shockabel
• B. maneuver vagal → terapi awal kasus SVT stable
• D. pemberian adenosine → diberikan setelah pemberian maneuver
vagal
• E. pemberian amiodarone → diberikan setelah pemberian maneuver
vagal
18. Syok septik
• laki-laki 81 tahun → sesak napas sejak 7 hari yang lalu disertai batuk
berdahak, demam tinggi, mual dan muntah tiap makan dan minum
• pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran
apatis, tekanan darah 60/40 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit,
denyut nadi 132 x/menit, temperatur 39,50C
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → syok septik

• Syok septik → karena adanya infeksi yang sistemik


• Ditandai dengan hipotensi, takikardi, demam, takipneu
Syok
• Gangguan perfusi sistemik yang menyebabkan penurunan oksigenasi
jaringan dan insufiensi pengangkutan produk metabolic yang
mengakibatkan kerusakan jaringan

• Gangguan pompa → syok kardiogenik


• Gangguan sirkulasi perifer → hipovolemik, hemoragik, anafilaktik,
sepsis, dan neurogenic
Hy povolemic Hypot ension, tachycardia Decreased CO
Weak thready pulse Increased SVR
Cool, pale, moist skin
U/0 decreased

Cardiogenic Hypot ension, tachycardia Decreased CO


Weak thready pulse Increased SVR
Cool, pale, moist skin
U/0 < 30 ml/hr
Crackles, tachypnea

Neurogenic Hypot ension, BRA DYCARDIA Decr eased CO


WARM DRY SKIN Venous & arterial
vasod i lation, loss
sympathetic tone

Anaphylactic Hypot ension, tachycar dia Decr eased CO


Cough,dyspnea Decreased SVR
Pruritus, urticaria
Restlessness, decreased LOC

Sept ic Hypot ension, Tachycardia Decreased co,


Full bounding pulse, tachypnea Decreased SVR
Pink, warm, flushed skin
Decreased U/0, fever
• tekanan darah 60/40 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, denyut nadi
132 x/menit, temperatur 39,50C → syok septic
19. Mitral stenosis
• perempuan 48 tahun → sesak nafas sejak 4 bulan terakhir
• disertai jantung terasa berdebar-debar
• riwayat pernah mengalami sakit demam disertai nyeri sendi dan
ruam di kulitnya.
• pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
pemeriksaan jantung auskultasi ditemukan suara opening snap dan
murmur diastolik. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
pembesaran atrium kiri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → mitral stenosis

• Mitral stenosis → kekakuan pada katup mitral sehingga mengganggu


kerja jantung dalam memompa darah
• Pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan pada jantung
• Lokasi pemeriksaan
untuk men dengarkan
murmur
Aortic area Pulmonic area
Ejection-type murmur Ejection-type murmur
• Aortic stenosis • Pulmonic stenosis
• Flow murmur • Flow murmur

� � � � -------- Left sternal border


Early diastolic muttnut
• Aortic regurgitation
• Pulmonic regurgilatio

Tricuspid area
Pansystolic murmur
• Tricuspid �gurgitation Mitral area
• Ventricular septal defect Pansystolic murmur
• itral regurgitation
Mid-to·late diastolic murmur
Mid-to-late diastolic • itra1 stenosis
murmur
• -rliicuspid stenosis
• Atrial septal defect
• Opening snap dan murmur diastolic → MITRAL STENOSIS
20. Bronkiektasis
• laki-laki 45 tahun → batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu
setiap hari, dahak bisa keluar dan warnanya seperti coklat
• kekuningan
Kadang pasien juga merasakan sesak napas dan nyeri dada
• tetapi tidak sering
• Nyeri dada dirasakan saat batuk saja
• berat badan pasien turun 5 kilo dalam satu bulan ini
TD 130/80, nadi 98 kali permenit, RR 26 kali permenit, suhu
• 38,2 C
pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua lapang

parU

• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → bronkiektasis

• Bronkiektasis → Penyakit saluran napas kronik ditandai dengan


dilatasi abnormal yang permanen disertai rusaknya dinding bronkus
BRONKIEKTASIS
• Penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal yang
permanen disertai rusaknya dinding bronkus
Manifestasi
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Bronchiectasis three layers ?
• The upper for bubble like, foamy
• Middle level for thin sero-mucus liquid
• The underlying base = pus, necrotic, cell debris
HONEYCOMB APPEARANCE
TATALAKSANA
• IN STABLE BRONCHIECTASIS
• BRONKODILATOR
• MUCOLYTICS
• INHALED CORTICOSTEROID
• IN EXACERBATION
• PLUS ANTIBIOTIK
Jawaban lainnya
• A. PPOK → ditandai hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif non reversible atau reversible parsial
• B. bronchitis akut → peradangan bronkus yang ditandai dengan batuk
yang berlangsung < 3 minggu, disebabkan oleh virus, bakteri, paparan
zat iritan
• D. abses paru → terdapatnya kavitas berisi pus di paru disebabkan
oleh infeksi, batuk berdahak, demam, dahak bau tidak enak
• E. pneumonia → infeksi parenkim paru oleh bakteri, virus, parasite,
ditandai dengan batuk berdahak, demam tinggi, sesak napas
21. Abses paru
• laki-laki 45 tahun → batuk berdahak sejak 7 hari yang
lalu setiap hari dan dahak berwarna kekuningan
• berbau
• badannya panas dan sering keluar keringat malam
• berat badan pasien turun 2 kg dalam 1 minggu ini
Sebelum sakit ini pasien pernah ke dokter gigi untuk
• infeks di gusi dan giginya
TD 130/90, nadi 98 kali permenit, RR 24 kali permenit,
• suhu 38,6 C. Pemeriksaan paru didapatkan ronki di paru
• kanan bagian tengah-bawah.
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → abses paru

• Abses paru → terdapatnya cavitas berisi pus pada paru yang


disebabkan oleh infeksi, dapat terjadi akut maupun kronis
• Gejala : batuk berdahak, demam, dahak bau tidak enak, riwakat sakit
gigi
Abses paru
• terdapatnya cavitas berisi pus pada paru
yang disebabkan oleh infeksi, dapat terjadi
akut maupun kronis
• Dapat berasal dari secret yang tertelan dari
mulut pada pasien yang menderita gingivitis
atau oral hygene yang buruk
Penyebab
Tanda dan gejala
• Batuk berdahak, dahak bau tidak
enak
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
• Kadang ada hemoptysis
• Riwayat gingivitis
• Ro : kavitas berdinding tebal dengan
air fluid level
Terapi
• IV antibiotik → clindamisin 600 mg IV 6-8 jam sekali
• Sampai gambaran rontgen menunjukkan resolusi yang sempurna (3-6
minggu)

• Drainase bedah atau perkutaneus → tidak respon antibiotik


Jawaban lainnya
• A. PPOK → ditandai hambatan aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif non reversible atau reversible parsial
• B. pneumonia → infeksi parenkim paru oleh bakteri, virus, parasite,
ditandai dengan batuk berdahak, demam tinggi, sesak napas
• C. TB paru → infeksi m tuberculosis, gejala batuk > 3 minggu, demam
lama, keringat malam, penurunan BB, sesak napas,
• D. Bronkiektasis → batuk berdahak, dahak warna kuning keemasan,
ro : honey comb appearance
22. Hepatitis A
• nyeri perut
• perutnya tidak enak, terasa begah, mual muntah, malas untuk makan
karena tidak merasa lapar
• Kakak pasien menderita keluhan serupa seminggu yang lalu dan saat ini
sudah membaik
• pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90
x/menit, napas 28 kali permenit, dan suhu 38,5 derajat celcius.
• pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas.
Didapatkan pula sklera ikterik
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hepatitis A

• Hepatitis A → infeksi tubuh karena virus hepatitis A


• Gejala : nyeri perut kanan atas, demam, icterus, mual muntah
Sifat virus hepatitis
Hepatitis A
Hepatitis A (HAV) Infections: Explaining Serology Patterns

- F e c a l AV /
Total anti-HAV
�ft!!CtRd
(gM an i-HAV
P11i KID f f l
�t\tl lM.O bill'.
ttimin td 111
ftc«S
7/ 2

v russenend
ln l D lood

I
K M P P D
Terapi
• Suportif
• Simptomatik
Jawaban lainnya
• B. hepatitis B → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• C. hepatitis C → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• D. kolesistitis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
• E. kolelithiasis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
23. Gagal ginjal akut
• perempuan 45 tahun → diare
• sering buang air besar hampir 10 kali sehari dan konsistensinya cair
• setiap makan setelah itu muntah
• pemeriksaan lebih lanjut didapatkan kadar ureum dan kreatinin
meningkat dan proteinuria +
• Komplikasi yang sudah terjadi ?
• Saat ini kemungkinan pasien sudah mengalami komplikasi → gagal
ginjal akut

• Gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba
ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
Gagal ginjal akut
• perburukan fungsi ginjal yang
cepat dan tiba-tiba ditandai
dengan oliguria (urine output
< 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan
kreatinin
Terapi
II

In SI

..e.s,t,uu-1
Jawaban lainnya
• A. glomerulonephritis akut → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+)
• B. glomerulonephritis kronis → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+) dalam jangka waktu yang lama
• C. gagal ginjal kronis → keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi
ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• E. sindrom nefrotik → proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
24. Sindrom nefritis akut
• buang air kecil sedikit dan terkadang berwarna kemerahan
• seorang penderita SLE
• pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,7 C, tekanan darah 150/100
O

mmHg, denyut nadi 73x/menit, pernapasan 19x/menit


• pemeriksaan penunjang pada urin didapatkan adanya sedimen sel
darah merah dan proteinuria sedang
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom nefritis akut

• Sindrom nefritis akut → sidroma klinik yg ditandai oliguri, kelainan


urinalisis (proteinuri < 2 g/hr), hematuria,azotemia, hipertensi,
bendungan sirkulasi, kenaikan tek.vena jugularis, hepatomegali,
edema
Sindroma nefritik akut
• sindroma klinik yg ditandai oliguri, kelainan urinalisis (proteinuri < 2
g/hr), hematuria,azotemia, hipertensi, bendungan sirkulasi, kenaikan
tek.vena jugularis, hepatomegali, edema.

647
Klinis:
1. Riwayat infeksi streptokok
2. Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.
3. Hipertensi terutama pada anak2
4. Sembab & bendungan sirkulasi:
- kardiomegali
- bendungan paru akut
- kenaikan tek.vena jugularis.
- hepatomegali
5. bradikardi
648
Pemeriksaan & diagnosis
1.diagnosis:
a. kelainan urinalisis: proteinuri, hematuri
b. foto thorax: kardiomegali&bend.paru
c. ECG: voltase rendah, T inverted, QT >
2. Diagnosis perjalanan penyakit:
a. faal ginjal kenaikan BUN & kreatin
b. elektrolit serum: Na.turun, K naik.
c. protein darah tetap/turun, profil lemak normal
d. ggn.faktor pembekuan: fibrinogen, F.VII, fibrinolitik

649
Diagnosis etiologi
A. pem.serologi: - ASO titer
- kompleks imun
- antiimunoglobulin
- serum komplemen
B. pem.histopatologi.

650
Penatalaksanaan:

1. Pengobatan darurat.
2. Pengobatan suportif

651
Pengobatan darurat:
1. Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru:
a. posisi tidur setengah duduk
b. oksigen
c. diuresis paksa : lasix intravena
d. morfin
e. obat antihipertensi oral
f. hemodialisis: bila tx 24 jam gagal/GGA
2. Ensefalopati hipertensi akut :
a. hidralazin 20 mg I.V. & diuretik furosemid
b. nifedipin im. /sublingual dan furosemid

652
Pengobatan suportif
1. Diet: a. tinggi kalori 35 kal./kgBB/hr
b. lemak tak jenuh
c. rendah protein 0,5-0,75/kgBB/hr
d. elektrolit: Na.&K. dibatasi
Ca. 600-1000 mg/hr
2. Cairan: harus dibatasi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

653
Jawaban lainnya
• A. end stage renal disease → keadaan klinis yang ditandai penurunan
fungsi ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• B. gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-
tiba ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
• D. sindrom nefrotik akut →proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
• E. infeksi saluran kemih → infeksi yang disebabkan oleh E. coli, gejala :
dysuria, hematuria, urgensi, dll
25. Coombs test
• perempuan 35 tahun → riwayat perdarahan post partum dengan
hemoglobin 6 gr/dl
• Selanjutnya diberi transfusi sebanyak 3 kantong whole blood
• pemeriksaan hemoglobin ulang didapatkan Hb 5 gr%
• pemeriksaan fisik tidak ditemukan sumber perdarahan dan penderita
tampak ikterik
• Pemeriksaan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → anemia hemolitik (ABO
atau rhesus inkomtabilitas)

• Anemia hemolitik → klinis anemia, kuning, splenomegali


• Lab → retikulosit meningkat, bilirubin indirek meningkat
Anemia hemolitik
• klinis → anemia, kuning, splenomegali
• Lab → retikulosit meningkat, bilirubin indirek meningkat
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Direct Ant iglo bulin Test


Coombs' Test

Erythrocyte • •
In VIVO ntlbocJy
(Olltlng of r l j IHOC'j{CS

AntHgG AHG re(\gent added gent nu-..es lgG·coated


AHG re�
erythrocytes to agglutin;;ite
- - - - - - - - - - - - -
ofter erythroc�
te$ are
Indirect Antiglobulin Test washed

y ),.. Antibod cs in scrum

• •
..i.. >- ).)- '
� )..

-Reagent
erythrocyte
• Pemeriksaan KHAS pada anemia hemolitik → COOMB’s TEST
26. HIV stadium III
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• menderita HIV
• sulit makan karena nyeri di mulutnya ketika makan
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• suhu 38,3 C, mulut didapatkan adanya kandidiasis oral dan stomatitis
multiple. Lifadenopati cervical (+)
• Hb 8, AT 105000, Al 6500
• sedang dalam pengobatan TB paru
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → HIV stadium III

• HIV → human immunodefisiency virus → AIDS


Mouth and Throat
Cancft esls thrush]

· "ipneumani
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

100

-
-.,
u

10
TERAPI
ANJURAN
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• kandidiasis oral dan stomatitis multiple
• sedang dalam pengobatan TB paru

• STADIUM III
27. Penyakit arteri perifer
• wanita 45 tahun → nyeri pada kedua kaki saat beraktivitas sejak 2
minggu yang lalu dan hilang dengan istirahat
• Setiap kali nyeri selalu di bagian otot betis kedua kaki TD
• 110/70, nadi 87 kali permenit, RR 20 kali permenit
• Pemeriksaan fisik ekstremitas bawah dalam batas normal
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → penyakit arteri perifer
(PAD)

• PAD → tersumbatnya aliran darah arteri perifer karena aterosklerosis


Penyakit arteri perifer
• tersumbatnya aliran darah arteri perifer karena
aterosklerosis

• Klinis
• Claudicatio → nyeri pada ekstremitas bawah saat
aktivitas akibat kurangnya supai oksigen ke otot
• Berkurang dengan istirahat
• Nyeri selalu dirasakan pada kelompok otot yang
sama
Jawaban lainnya
• A. tromboangitis obliterans → terbentunya thrombus hingga terjadi
oklusi pada end arteri, riwayat merokok (+), klinis : pada end arteri
(jari), claudication, nyeri saat istirahat, ulkus, gangrene
• B. penyakit Raynaud → gangguan sirkulasi darah di jari tangan dan
kaki, diperburuk dengan paparan dingin
• C. deep vein thrombosis → gangguan aliran darah (statis, kurang
gerak), unilateral, nyeri, bengkak, merah, human sign (+)
• E. osteoarthritis → nyeri sendi besar, monoarthritis, krepitasi (+)
28. Hipospadia
• anak laki-laki 5 tahun
• arah kencing ke bawah, tidak mancur ke depan, tetapi tidak nyeri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hipospadia

• Hipospadia → defek kongenital, OUE di sisi ventral penis


Hipospadia vs epispadia
• Hipospadia → defek kongenital, OUE terletak di sisi
ventral penis
• Tidak ditemukannya preputium di sisi ventral
• Digantikan jaringan parut yang menyebabkan kontraktur
ventral penis (chordee)

• Epispadia → defek kongenital, OUE terletak di sisi


dorsal penis
Tata laksana
Jawaban lainnya
• A. fimosis → preputium tidak dapat diretraksi, dysuria, perlu
mengedan, jika miksi preputium menggembung
• B. parafimosis → preputium menjepit batang penit, emergensi uroligi
• C. epispadia → OUE di dorsal penis
• E. balanophostitis → infeksi pada kulit dan glans penis
29. Torsio testis
• laki laki 18 tahun → nyeri pada scotum secara tiba tiba
• pemeriksaan fisis terdapat pembesaran pada testis sebelah kiri
merah, letak lebih meninggi dan posisi mendatar,
• pada pemeriksaan USG didapatkan kaput epidermis dan korda
spermatika membesar dengan koleksi cairan di testis
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → torsio testis

• Torsio testis → akibat terpuntirnya funikulus spermaticus


• Gejala : nyeri mendadak pada skrotum, mual, muntah, tidak demam
Torsio testis
• Puntiran pada spermatic cord → penurunan suplai darah ke testis →
iskemia
• Termasuk kondisi gawat darurat
• Gejala • Tanda
• Nyeri testis yang mendadak • Elevasi abnormal pada testis
• Demam (10%) dengan pemendekan spermatic
• Mual cord
• Muntah • Aksis abnormal dari testis ketika
pasien berditi (angel sign)
• Anoreksi
• Posisi epididymis yang abnormal
• Tidak adanya reflex kremaster
• Phrens sign (-) → elevasi testis
tidak mengurangi rasa nyeri
Terapi
• Golden period → 6 jam
Jawaban lainnya
• B. abses testis → kumpulan pus pada testis
• C. tumor testis → massa pada testis, testis bertambah besar, nyeri (-)
• D. hernia scrotalis → scrotum membesar, bisa ada gangguan pasase
usus, nyeri bisa ada bisa tidak
• E. epididimoorkitis → inflamasi pada testis dan epididymis, demam,
mual muntah, nyeri dan bengkak pada skrotum
30. Rupture tendon achiles
• laki-laki 42 tahun → nyeri hebat pada betis dan pergelangan kaki kiri
• setelah pasien terjatuh saat main badminton dan terdengar benturan
pada kakinya
• Status lokalis betis tegang, nyeri tekan, dan teraba massa ireguler
pada betis kiri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rupture tendon achiles
Ruptur Tendon Achilles
• Sering terjadi pada usia dewasa (40-50
tahun)
• Laki-laki>perempuan
• Mekanisme cedera : dorsofleksi paksa
pada kaki yang plantarfleksi → aktivitas
olahraga : basket, tenis, berenang
Ruptur Tendon Achilles
• Sudden “snap” in heel
• Nyeri akut berat di belakang tumit
• Tidak mampu plantarfleksi
• Gap in tendon
• Palpable swelling
• Tes Thompson (+)

• Pemeriksaan penunjang : USG, MRI, Foto polos


untuk ekslusi kelainan lain
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
31. Clamydia trachomatis
• wanita 25 tahun → nyeri saat buang air kecil dan keputihan yang
berbau sejak 1 minggu yang lalu
• siklus menstruasi yang tidak teratur dan nyeri perut bawah sejak 3
bulan terkahir
• setiap kali berhubungan seks merasakan sakit dan terdapat post
coital bleeding
• pemeriksaan penunjang pewarnaan gram tidak ditemukan adanya
bakteri diplococcus gram negatif intraseluler
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → urethritis non GO
(clamidiasis)

• Urethritis → peradangan pada uretra, karena infeksi bakter atau


lainnya, dikelompokkan menjadi dua (gonorrhea dan non gonorrhea)
• Gejala : dysuria, kencing bernanah
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Duh Tubuh Uretra + Disuria

lnkubasi 2-7 hari 2-3 minggu


Sekret Mu kop ur ule n Agak mukoid
PMN > 5 /L PB* * >5/LPB**
DGNI (+) (-)
Kausa N. gono r r he a C. Tracho m at is (>>)

cervicitis (wanita)
• * >30/LPB pada
wanita
•*bila tidak ada,
dapat digunakan
methylen blue
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Diplokokus Gram _Negatif Intraselular (DGNij "biii kopi"


"'

ex1tacellular gram-11� at e
dlpfococcl

1n1raeer1ut r gram n gali\l


dlp loeocci

-
• Penyebab urethritis NON GO pada wanita → CLAMYDIA
TRACHOMATIS
32. Tetanus
• anak laki-laki berusia 7 tahun → mulut tidak bisa membuka, wajah
meringis (menyeringai), dan otot mimik wajah kaku
• riwayat karies gigi hingga gusi bengkak dan berbau busuk
• asien sadar, tanda vital suhu badan 380C, frekuensi nafas 35x\menit,

mulut tidak bisa dibuka, spasme otot wajah dan leher


• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tetanus

• Tetanus → infeksi yang disebabkan oleh clostridium tetani


tetanus
• Penyebab → clostridium tetani (basil gram +) anaerob berspora
• Toksin → tetanolisin, tetanospasmin
• Masuk melalui :
• Luka tusuk dalam, luka bakar, kotor
• Otitis media, karies gigi, luka kronis
• Pemotongan tali pusat tidak steril
Manifestasi klinis
Tetanus generalisata
• Paling sering
• Hipertonus otot, spasme, trismus
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi)
• Abdomen papan
• Risis sardonicus
• Opistotonus
• Spasme otot-otot pernapasan

Tetanus lokal
• Paling ringan
• Rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka
• Bisa berkambang menjadi generalisata
Tetanus sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka pada kepala atau wajah
• Kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
• Spasme otot wajah, spasme lidah, spasme tenggorokan
→ dysarthria, disfonia, disfagia
• Bisa berkembang menjadi generalisata
• Prognosis paling buruk
Klasifikasi ablett
Derajat I (ringan)
• Trismus ringan sampai sedang
• Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan
• Tidak dijumpai kejang
• Tidak dijumpai gangguan respirasi

Derajat II (sedang)
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
• Takipneu
• Disfagia ringan
Derajat III (berat)
• Trismus berat
• Otot spastis, kejang spontan
• Takipneu, takikardi
• Serangan apneu (apneic spell)
• Disfagia berat
• Aktivitas autonomy meningkat

Derajat IV (terminal) : III ditambah


• Gangguan autonomy berat (autonomic storm)
• Hipertensi berat dan takikardi, atau
• Hipotensi dan bradikardi
Tatalaksana umum imunoterapi Antibiotik

• Perawatan di • Human tetanun • Metronidazol


ruang isolasi IG 3000-5000 U 500mg/6 jam
(gelap dan IM single dose PO atau IV
tenang) dg beberapa selama 10 hari
• Hindari stimulus dosisi di • Penicillin
taktil atau suara infiltrasikan di prokain 1,2 juta
pd ps sekitar luka atau U / 6 jam IM
• Pembersihan • Anti tetatus atau IV selama
dan debridemen serum 50000 U 10 hari
luka kotor IM diikuti dg • Tetrasiklin 30-50
• Diat TKTP, bila 50000 U infus mg/kg/hari
perlu NGT lambat → dibagi 4 dosis
• Support airway, skintest atau eritromicin
breathing 50 mg/kg/hari
dibagi 4 dosis
selama 10 hari
Kontrol spasme dan kejang
• Benzodiazepin : diazepam 5 mg IV atau lorazepam 2 mg IV, dinaikkan bertahap
hingga mencapai control spasme tanpa menyebabkan distress respirasi
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dg dosis
optimum 10mg/kali tiap kejang, kemudian diikuti diazepam oral 0,5mg/kg/kali
tiap 4 jam (dosis maks 240 mg/hari)
Imunisasi tetanus
• Tetanus tidak menginduksi imunitas
• Pada pasien yang belum pernah diimunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian TT
yang pertama dilakukan bersamaan dg antitoksin namun dg spuit yang
berbeda dan sisi penyuntikan yang berbeda. Dosis 0,5 ml TT IM
• Dosis kedua TT = 1-2 bulan setalah dosis pertama. Dosis ketiga 6-12 bulan
setelah dosis kedua. Booster dilakukan tiap 10 tahun
Pencegahan tetanus pada luka
Jawaban lainnya
• A. meningitis → infeksi pada meninges, demam, kaku kuduk, nyeri
kepala
• B. encephalitis → infeksi pada parenkim otak, demam, penurunan
kesadaran, kejang
• C. meningo encephalitis → infeksi di meninges dan otak, demam,
kaku kuduk, penurunan kesadaran, kejang
• E. epilepsy → bangkitan kejang tanpa provokasi
33. Acute lymfoblastic leukemia
• anak berusia 10 tahun → gusinya berdarah hebat dan belum
berhenti
• sering mengalami demam, sering lemas, berat badannya turun, dan
gusinya mudah berdarah bila menggosok gigi sudah sekitar 1 bulan
• ditemukan kulit pucat, ulserasi giginya, dan hepato-splenomegali
• pemeriksaan darah ditemukan anemia normositik-normokromik,
trombositopenia, limfosit matur rendah, dan terdapat limfoblast
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ALL

• ALL → sering terjadi pada anak-anak


Leukimia
• Leukimia disebut juga sebagai kanker darah.
• Penyakit ini disebabkan oleh produksi sel-sel darah putih secara
berlebih sehingga jumlahnya di dalam darah melebihi normal.
• Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi
juga memakan sel darah merah sehingga tubuh akan mengalami
anemia berat.
• Leukimia umumnya muncul di usia dini pada seseorang, dimana sum-
sum tulang tanpa diketahui jelas penyebabnya memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal. Sel darah putih di
produksi secara berlebihan dan tidak terkontrol.
Leukimia
• Umumnya seseorang yang terkena penyakit Leukimia menunjukan
gejala :
• Mudah terkena penyakit infeksi
• Anemia
• Pendarahan.
Leukimia
Leukimia terdapat dua type yaitu Leukimia Akut dan Leukimia Kronis.
• Leukimia Akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat prosesnya dibandingkan dengan leukimia kronis. Apabila tidak
segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan
minggu bahkan dalam hitungan hari.
• Sedangkan Leukimia Kronis memiliki perjalanan yang tidak begitu
cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih
dari satu tahun dan masih ada harapan untuk sembuh nmeskipun
sangat kecil.
Jawaban lainnya
• A. CML → philadelpia kromosom (+)
• B. CLL → > 50 tahun, limfositosis > 50000
• C. AML → 90% pada anak dan dewasa, auer rod (+)
• D. Acute limfocitic leukemia → tidak ada
34. Hirshsprung disease
• bayi berusia 2 hari → mual muntah dan belum pernah BAB
• pemeriksaan fisik didapatkan anus normal, perut tampak distensi
dan peristaltic meningkat
• pemeriksaan colok dubur didapatkan mekonuim menyemprot dan
obstipasi lagi
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hirschsprung disease

• hirschsprung disease → kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi


krista neuralis ke colon
• Klinis → delayed meconium (24 jam), distensi abdomen, muntah
Hirschprung Disease
• Kelainan kongenital akibat kegagalan migrasi krista neuralis
ke colon

Tidak terbentuk sel ganglionic pada plexus myentericus
(auerbach) dan plexus submukosal (meissner)

80% rectosigmoid

Klinis :
• Delayed meconium (> 24 jam)
• Distensi abdomen
• Bilous vomiting
• Diare parah bergantian dengan konstipasi

Diagnosis
• Barium enema, bipsi rectal, anorectal manometry
Radiographic Features
• • Contrast barium enema radiographs,
Imaging can help diagnose
After the dilation process begins, the
Hirschsprung's disease. A plain
diseased portion of the colon will
abdominal radiograph may
appear normal and the more
show a dilated small bowel or
proximal
proximal
colon w ill be dilat ed. A "t ransit ion
colon (no air in the rectum) zone"
(the point where the normal bowel
becomes agangfionic) may be visible
on
a contrast enema radiograph
• Dari gejala dan tanda → hirschsprung disease
35. Sindrom turner
• anak perempuan berusia 9 tahun → perawakan pendek
• pemeriksaan fisik didapatkan disgenosis gonad, kelainan skeletal,
malformasi jantung dan ginjal, wajah dismorfik, serta tidak
didapatkan kelainan mental
• pemeriksaan kromosom didapatkan kelainan kariotipe 45X dan
kelainan srtuktural X
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → sindrom turner

• Sindrom turner → beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya


kromosom seks seluruh), kelainan kromosom di mana semua atau
bagian dari salah satu kromosom seks tidak ada
Sindrom turner
• Ullrich-sindrom Turner (juga dikenal sebagai "disgenesis gonad")
meliputi beberapa kondisi, yang monosomi X (tidak adanya
kromosom seks seluruh) adalah yang paling umum. Ini adalah
kelainan kromosom di mana semua atau bagian dari salah satu
kromosom seks tidak ada (manusia tidak terpengaruh memiliki 46
kromosom, dimana 2 adalah kromosom seks). Khas perempuan
memiliki 2 kromosom X, tapi dalam sindrom Turner, salah satu
kromosom seks hilang atau memiliki kelainan lainnya.
Sindrom gejala turner
• Perawakan pendek
• Lymphedema (pembengkakan) dari tangan dan kaki
• Luas dada (dada''''perisai) dan luas-spasi puting
• Rambut Rendah
• Rendah-set telinga
• Reproduksi sterilitas
• Rudimenter streak gonad ovarium (struktur gonad belum
berkembang)
• Amenore, atau tidak adanya periode menstruasi
• Peningkatan berat badan, obesitas
• Perisai berbentuk jantung dada
• Dipersingkat metakarpal IV (tangan)
• Kuku kecil
• Karakteristik wajah fitur
• Berselaput leher dari hygroma kistik pada bayi
• Coarctation aorta
• Miskin perkembangan payudara
• Horseshoe ginjal
• Visual gangguan sklera, kornea, glaukoma, dll
• Infeksi telinga dan gangguan pendengaran
Diagnosis sindrom turner
• Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama
kehamilan. Kadang-kadang, janin dengan sindrom Turner
diidentifikasi oleh temuan USG abnormal (cacat jantung yaitu,
kelainan ginjal, hygroma kistik, asites). Meskipun risiko kekambuhan
tidak meningkat, konseling genetik sering direkomendasikan bagi
keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom Turner.
• Tes, yang disebut kariotipe atau analisis kromosom, analisis
komposisi kromosom individu. Ini adalah tes pilihan untuk
mendiagnosis sindrom Turner
Pengobatan sindrom turner
• Sebagai kondisi kromosom, tidak ada obat untuk sindrom Turner. Namun,
banyak yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gejala. Sebagai contoh:
• Hormon pertumbuhan, baik sendiri atau dengan dosis rendah androgen,
akan meningkatkan pertumbuhan dan tinggi dewasa mungkin akhir.
Hormon pertumbuhan disetujui oleh US Food and Drug Administration
untuk pengobatan sindrom Turner dan ditutupi oleh banyak rencana
asuransi. Ada bukti bahwa ini efektif, bahkan pada balita.

Terapi penggantian estrogen telah digunakan sejak kondisi digambarkan
pada tahun 1938 untuk mempromosikan perkembangan karakteristik
seksual sekunder. Estrogen sangat penting untuk menjaga integritas tulang
yang baik dan kesehatan jaringan.
Jawaban lainnya
• A. sindrom reifenstein →insensitivitas androgen inkomplet, terjadi pada
laki-laki, dimana tubuh tidak dapat merespon hormone sex dengan benar
• B. sindrom klineferter → kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan
oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks
berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki
• kromosom seks XXY
C. sindrom marfan → kelainan genetik pada jaringan ikat. Sindrom ini
diturunkan secara dominan, dibawa oleh gen FBN1, yang mengkode
• protein jaringan ikat fibrilin-1
E. sindrom fragil X → kelainan genetik yang menyebabkan seorang anak
mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan mental,
ketidakmampuan belajar dan berinteraksi, serta gangguan perilaku
36. Asetazolamid 500 mg
• laki-laki 30 tahun → mata kanan merah, pandangan kabur, dan silau
sejak 2 hari yang lalu
• pemeriksaan mata didapatkan visus OD 6/60, OS 6/6. Pada mata
kanan tampak injeksi perikornea, kamera okuli dangkal
• didapatkan atrofi nervus optikus dan lapang pandang menyempit
• Terapi?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → glaucoma

• Glaukoma → tekanan bola mata yang tinggi yang akhirnya


menyebabkan rusaknya nervus optikus, lapang pandang menyempit
Glaukoma
• Tekanan bola mata tinggi (TIO > 21)
• Papil nervus optikus rusak / ekskavasi
• Lapang pandang menyempit
• Biasanya bilateral
Pemeriksaan
• Tekanan bola mata
• Lapang pandang
• Funduskopi (CD ratio)
KLASIFIKASI GLAUKOMA
A. Glaukoma Primer
1. Glaukoma sudut terbuka / Glaukoma kronis simplek
2. Glaukoma sudut tertutup / Glaukoma akut kongestif
→ berdasarkan Goneoskopi
B. Glaukoma Sekunder
1. Katarak
2. Uveitis
3. Iridio hifema
4. Rubeosis
5. Kortikosteroid

C. Glaukoma Kongenital

D. Glaukoma Absolut → penglihatannya nol / LP –


Glaukoma Primer

Insiden
- usia > 36 tahun + 1.5 %
- orang berkulit hitam 15 x kulit putih
- glaukoma primer sudut terbuka > pada kulit putih
glaukoma primer sudut tertutup > pada orang asia
- Faktor genetik
Glaukoma sudut terbuka
- kronis
- progresif
- bilateral

Gejala :
- mata putih dan kabur
- melihat seperti dalam terowongan/tunnel vision
Tanda – tanda :
- TIO > 22 mmHg
- sudut terbuka
- penyempitan lapang pandang
- pelebaran C/D Ratio (ekskavasio)
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
Patofisiologi
- Degenerasi trabekel, kanal Schklemm
- Aspek genetik

Pengobatan :
A. Pemberian obat-obatan
- Tetes Pilokarpin 1- 4% → 4 – 6 kali/hari
- Tetes Timolol 0.25% - 0.50% ( Beta Adrenaque
Blocking Agent → 2 kali/hari )
- Tetes Betaksolol 0.20% - 0.50% ( Selektif
Reseptor B1) → 2 kali/hari
- Tablet Aseta Zolamid (Diamox) Anhidrase carbon
inhibitor 125 – 250 mg → 4 kali/hari
B. Laser Trabekuloplasti
- Kalau dengan obat-obatan gagal

C. Tindakan bedah
- Kalau dengan obat-obatan dan laser
Trabekuloplasti gagal
- Tersering → Trabekulektomi

Syarat anatomi masih baik


Hipertensi Okuli

- TIO > 22 mmHg


- Sudut bilik mata depan terbuka
- Optik disk normal
- Lapang pandang normal

Prevalensi

- 6% dari TIO tinggi


- 0.5% jadi POAG
Penatalaksanaan :

Resiko tinggi harus diobati


1. IOP > 30 mm Hg
2. Riwayat glaukoma pada keluarga
3. Tinggal satu mata
4. Riwayat kencing manis
5. Riwayat kelainan darah → hipertensi, BRVO, CRVO dll
6. Pendarahan pada papil nervus optikus
7. Miop tinggi
Low Tension Glaukoma
- TIO < 20 mmHg
- Sudut bilik mata depan terbuka
- Ekskavasi nervus optikus
- Penyempitan lapang pandang

Patofisiologi :
- Insufisiensi vaskuler pada nervus optikus

Pengobatan :
- Sama dengan POAG
Glaukoma Primer Sudut Tertutup (PCAG)

Patofisiologi

- Blok pupil
- Tanpa blok pupil / blok silier
→ Tersering oleh karena blok pupil
Blok pupil
1. Faktor Predesposisi
- Sudut sempit
- Bilik mata depan dangkal
- Aksial length pendek
- Diameter kornea kecil
- Usia
2. Faktor Pencetus
- Mid midriasis
- Pembengkakan Lensa
- Lensa ke depan
Gejala – gejala :
- Nyeri
- Halo → kabur
- Pusing, mual, muntah

Tanda – tanda :
- TIO
- PCVI + CVI
- Kornea edema → bula keratopati
- Bilik mata depan dangkal
- Flare
- Atropi iris
- Glaukomflecken (katarak oleh karena TIO )
- Mid Midriasis
Terapi definitif :
- Iridektomi / laser iridotomi
- Trabekulektomi

Penatalaksanaan :
- Medikal terapi untuk perorangan terapi definitif
- Terapi definitif
- < 48 – 72 jam → iridektomi / laser iridotomi
- > 48 – 72 jam → trabekulektomi
- Fellow eye → iridektomi / laser iridotomi preventif
Medikal Terapi :

- Glyserin p.o. 1ml/KgBB dalam larutan 50%


dicampur air
- Diamox, initial dose 500mg → 4 + 250 mg
- Pilocarpin 2% → 4 – 6 x 1 tetes
- Timolol 0.5% → 2 x 1 tetes
- Hilangkan nyeri → analgesik
- Manitol IV 1 – 2 g/KgBB
Glaukoma Sudut Tertutup Kronis
( Creeping Angle Closure )

▪ Faktor terjadinya sama dengan glaukoma sudut


tertutup
▪ Perlekatan sudut bilik mata depan → bertahap
▪ Bisa dengan gejala atau tanpa gejala
▪ Penatalaksanaan : operasi
Glaukoma Sekunder

1. Dislokasi Lensa

2. Katarak → ada 2 patogenesis :


1. Fako morfik
- katarak intumesen
→ blok pupil → glaukoma sudut tertutup
2. Fako litik
- katarak hipermatur
→ protein lensa keluar → reaksi radang
→ glaukoma sudut terbuka
3. Hifema
→ partikel pendarahan → sumbat trabekuler meshwork
→ glaukoma sudut terbuka

4. Uveitis → ada 2 patogenesis :


1. Seklusi pupil → iris bomban → PAS → glaukoma
sudut tertutup
2. Sel-sel inflamasi → menghambat trabekuler meshwork
→ glaukoma sudut terbuka
5. Pemakaian Kortikosteroid
- Kerusakan trabekuler meshwork

6. Rubeosis iridis
- Terjadi fibrovaskuler pada sudut bilik mata depan
Jawaban lainnya
• A. pilokarpin tetes mata tiap 3 jam → dosis yang benar 4-6 kali sehari
• B. timolol tetes mata tiap 4 jam → dosis yang benar 2 x sehari C.
• manitol IV 200 mg/BB → dosis yang benar 1-2 mg/kgBB
• Asetazolamid oral 2x100 mg/hari → dosis 500 mg, dilanjutkan 4x250
mg
37. Miopia
• laki-laki 22 tahun → pandangannya kabur sejak seminggu yang lalu
• dokter menjelaskan bahwa cahaya yang diterima mata pasien jatuh
didepan retina, dan perlu dikoreksi dengan lensa negatif
• Kelainan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → myopia

• Miopia → penglihatannya tampak buram/tidak jelas jika melihat


benda-benda jauh
1. MIOPI / rabun jauh
-penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda jauh.
-bayangan berada jauh di depan retina.
-di bantu lensa cekung / negatif
2. HIPERMETROPI / rabun dekat
-penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda dekat.
-bayangan berada jauh di debelakang retina.
-di bantu lensa cembung / positif
BANDINGKAN

MIOPI

HIPERMETROPI
3. PRESBIOPI / mata tua
- penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda jauh dan dekat.
- Lensa kacamata rangkap terdiri atas lensa cekung untuk
melihat benda-benda jauh dan lensa cembung untuk
melihat benda-benda dekat.
Jawaban lainnya
• A. hipermetropia → mata kabur saat melihat objek dekat dan jauh,
sakit kepala, fotofobia, cepat lelah saat membaca
• B. ametropia → keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata
yang tidak seimbang, akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar
media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata
• C. emetropia → mata tanpa ada kelainan refraksi pembiasaan sinar
mata dan berfungsi normal
• E. presbyopia → penglihatan kabur ketika melihat dekat, jika
membaca mata terasa lelah, berair, dan perih, karena proses
degenerasi
38. Otitis eksterna difus
• laki-laki 25 tahun → telinga kanan terasa nyeri sejak tiga hari yang
lalu
• terutama saat pasien membuka mulutnya
• disertai dengan adanya gangguan pendengaran
• tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan sering
berenang
• pemeriksaan otoskopi kulit liang telinga duapertiga dalam tampak
hiperemis, edema, dan tidak tampak adanya bisul
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OED (otitis eksterna difus)

• OED → infeksi pada telinga luar tepatnya di 2/3 dalam canalis


auditorius eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna maligna → komplikasi otitis eksterna bacterial,
infeksi mengenai kartilago, jaringan lunak, dan tulang, sering terjadi
pada pasien DM
• B. otitis eksterna sirkumskripta → terjadi di 1/3 canalis luar, gejala :
nyeri telinga, bisul (+) di luar
• D. otitis eksterna kolesteatoma → kolesteatoma : tumor jinak di aera
telinga tengah atau di belakang membrane timpani, disebabkan oleh
tumbuhnya kista dan penumpukan sel sel kulit mati, lender, dan
kotoran telinga
• E. otitis eksterna obliteran → adanya oklusi di telinga luar
39. Staphylococcus albus
• laki-laki 25 tahun → telinga kanan terasa nyeri sejak tiga hari yang
lalu
• terutama saat pasien membuka mulutnya
• disertai dengan adanya gangguan pendengaran
• tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan sering
berenang
• pemeriksaan otoskopi kulit liang telinga duapertiga dalam tampak
hiperemis, edema
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OED (otitis eksterna difus)

• OED → infeksi pada telinga luar tepatnya di 2/3 dalam canalis


auditorius eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
• Penyebab kasus otitis eksterna difusa selain pseudomonas →
Staphylococcus albus
40. Otitis medis supuratif kronis benigna
• laki-laki 30 tahun → keluar cairan dari telinga kanan sejak 2,5 bulan
yang lalu dan bersifat kambuh-kambuhan
• pernah mengalami nyeri telinga kanan yang mereda setelah
didiamkan
• pemeriksaan otoskopi tampak adanya secret kental keluar dari
kavum timpani dan terdapat perforasi sentral, namun tidak
ditemukan adanya kolesteatoma
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → otitis media supuratif
kronis (OMSK) benigna

• OMSK → radang kronis telinga tengah dengan perforasi membrane


timpani dan riwayat keluarnya secret dari telingan (otore) lebihd ari 2
bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
Safe Dangerous/Unsafe
Perforasi Cent ral Attic or marginal
Discharge Frekuensi lnt ermit en Kont inu
Mukus Muk opur ulen/ pur ulen Selalu purulent
Bau tidak enak +/ - +
Wama Put ih/ kekuningan Kekni ngan/ kecoklat an/ kehijauan
Berdarah Jar ang Bisa ada darah
Volume Banyak Sedikit
Hubungan 1' Tidak ber pengaruh
dengan URTI

Polyp Jarang Ser ing


Kolesteat oma Sangat jarang Hampir selalu ada
Tuli Konduk.si - ringan sampai Konduk.si at au mix - Ringan
sedang sampai ber at
Complication Sangat jar ang Sering
Radiograph mastoid Seluler or sklerot ik Sklerotik wit h er osi

dalcmi�•..,,.J
clln.rien cl ...e
Jawaban lainnya
• A. otitis media supuratif subakut benigna → sub akut terjadi kurang
dari 2 bulan
• B. otitis media supuratif subakut maligna → di kurang dari 2 bulan

• D. otitis media supuratif kronis maligna → ditemukan kolesteatoma,


perforasi marginal
• E. otitis media supuratif akut benigna → OM akut, tidak ada
pembagian benigna dan maligna, dibagi dalam stadium
41. Otitis eksterna sirkumskripta
• perempuan 30 tahun → telinga kanan terasa nyeri dua hari yang lalu
• saat pasien sedang makan ataupun tertawa
• disertai dengan adanya secret yang encer tapi berbau
• pasien tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan
sering membersihkan telinga dengan cutton bud
• pemeriksaan otoskopi tampak adanya bisul pada kulit liang telinga
sepertiga luar
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OES (otitis eksterna
sirkumskripta)

• OES → infeksi pada telinga luar tepatnya di 1/3 luar canalis auditorius
eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna maligna → komplikasi otitis eksterna bacterial,
infeksi mengenai kartilago, jaringan lunak, dan tulang, sering terjadi
pada pasien DM
• C. otitis eksterna difusa → di 2/3 dalam telinga luar, nyeri telinga,
terasa penuh, gatal
• D. otitis eksterna kolesteatoma → kolesteatoma : tumor jinak di aera
telinga tengah atau di belakang membrane timpani, disebabkan oleh
tumbuhnya kista dan penumpukan sel sel kulit mati, lender, dan
kotoran telinga
• E. otitis eksterna obliteran → adanya oklusi di telinga luar
42. Miastenia gravis
• perempuan 35 tahun → kedua kelopak mata sering menutup
• sering muncul menjelang sore setelah beraktivitas dan membaik
pada pagi harinya setelah istirahat
• TD 110/80 mmHg, nadi 86x/menit, RR 21x/menit, dan suhu 370C
• otot-otot ekstrinsik mata dalam batas normal, pergerakan bola
mata normal, nervus cranialis normal, dan tidak ada deficit
neurologis lain
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miastenia gravis

• Miastenia gravis → suatu penyakit autoimun dimana persambungan


otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal
dan menyebabkan kelemahan otot menahun
Miastenia gravis
• suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf
(neuromuscular junction) berfungsi secara tidak normal dan
menyebabkan kelemahan otot menahun
• Lebih sering terjadi pada wanita ( F:M = 6 : 4 ) dan biasanya timbul
pada usia 20-40 tahun
• Prevalensi di dunia 1 : 10.000
etiologi
• Etiologi → penyakit autoimun dimana terdapat antibody yang
memblok reseptor asetilkolin di presinaps

• Idiopathic
• Penicillamine
• Antibodi Ach-R ditemukan 90% pada pasien dengan MG sekunder terhadap
paparan penicillamine
• Drugs
• Obat : • Procainamide
• Antibiotics (Aminoglycosides, • Verapamil
ciprofloxacin, ampicillin, • Quinidine
erythromycin) • Chloroquine
• B-blocker (propranolol) • Prednisone
• Lithium • Timolol
• Magnesium • Anticholinergics
patofisiologi
• Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh (Ig G)

• menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot dari neuromuscular
junction

• akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di presinaps motoris dari otot lurik


• Kelemahan otot
Gambaran klinis
• Kelemahan pada otot wajah
• Kelemahan pada kelopak mata
• Kelemahan pada otot mata, sehingga terjadi penglihatan ganda
• Kelemahan pada lengan dan tungkai
• Kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olahraga
• Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan

• Sekitar 10% penderita mengalami kelemahan otot yang diperlukan


untuk pernafasan
• Biasanya mengenai otot yang spesifik dibanding umum
• Ptosis (tersering), pasien tidak bisa mempertahankan membuka mata
• Gejala semakin sore semakin memburuk
diagnosis
• Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala, yaitu jika seseorang
mengalami kelemahan umum
• Tes edrofonium/tensilon/penghambat kolinesterase (pharmacological
testing)
• Elektromiogram
• Tes darah untuk mengetahui adanya antibodi dalam terhadap
asetilkolin
• CT scan dada untuk menemukan adanya timoma
Workup Pharmacological testing/tensilon
• Apabila tidak ada efek
samping sesudah tes 1-2 mg
intravena, maka disuntikkan
• lagi 5-8 mg tensilon.
Reaksi dianggap positif
apabila ada perbaikan
kekuatan otot yang jelas
(misalnya dalam waktu 1
menit), menghilangnya ptosis,
Before After lengan dapat dipertahankan
• dalam posisi abduksi lebih
lama, dan meningkatnya kapasitas vital.
Reaksi ini tidak akan berlangsung lebih
lama dari 5 menit.
Tata laksana
• AChE inhibitor
• Pyridostigmine bromide (Mestinon)
• Mulai kerja dalam 30-60 menit dan bertahan sampai 3-6 jam
• Dosis dewasa :
• 60-960mg/d PO
• 2mg IV/IM q2-3h
• Yang lain: Neostigmine Bromide
• Terapi imunomodulasi
• Prednison
• Paling sering dipakai di US
• Perbaikan signifikan → penurunan titer antibody biasanya 1-4 bulan
• Mulai dengan dosis rendahn dan dinaikan bertahap sampai dosis efektif
• Pasien dengan obat diuretic harus dimonitor terkait dengan hypokalemia
Jawaban lainnya
• A. TIA → deficit neurologis yang membaik atau kembali normal dalam
waktu kurang dari 24 jam
• B. stroke iskemik → deficit neurologis yang menetap lebih dari 72
jam, hemiparesis, bicara pelo
• D. parese N III → gangguan pergerakan bola mata (+)
• E. GBS → Sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flaccid yang
terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun, targetnya
adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis
43. Nekrolisis epidermal toksik
• perempuan 45 tahun → bercak merah ungu dan lepuh yang cepat pecah
di wajah, badan, dan hampir seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu
• Bercak dan lepuh terasa sangat nyeri
• didiagnosis menderita peninggian asam urat 2 minggu yang lalu dengan
terapi allopurinol dan kalium diklofenak
• nampak lemah dengan TD 100/60 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 37,8 C
• di hampir seluruh tubuh ditemukan patch eritem keunguan, erosi luas
dengan skuama eksfoliatif, dan beberapa bula kendor dengan tanda
nikolsky positif

Diagnosis ?
• Saat ini pasien mengalami → nekrolisis epidermal toksik (TEN)

• TEN → Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan kulit
dan lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat
STEVENS JOHNSON SYNDROME VS TOXIC
EPIDERMAL NECROLYSIS

Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan


kulit dan lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat

TEN = Lyell disease


SJS
• Mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan
umum yang bervariasi → ringan hingga berat
• SJS → bentuk minor dari TEN
• Pengelupasan kulit <10%
• Angka mortalitas → 1-5%
Patogenesis → Unknown
• Lesi kulit
• Ruam kemerahan
• Onset : Paling sering dan lepuh : dimulai di
dalam minggu pertama badan → menyebar
setelah konsumsi obat ke wajah dan
(biasanya antibiotik) ekstremitas
• SJS-TEN akibat obat • Jenis lesi :
antikejang bisa muncul • Makula, plak, vesikel,
2 bulan setelah inisisasi bula, atau papul
obat berkonfluensi
• Prodormal sign and • Purpura
symptoms : • Eritema difus
• Demam • Targetoid
• Nyeri tenggorokan • Keterlibatan mukosa
• Sekret hidung : mata, mulut
meningkat (cheilitis, stmatitis),
• Konjungtivitis faring-eshofagus,
respiratory tract, GIT
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
tatalaksana
• Tatalaksana umum :
• Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan SJS/TEN
• Terapi cairan dan nutrisi via NGT
• Termoregulasi → Ruangan hangat 30-32˚C
• Kontrol nyeri

• Skin care
• Antiseptic topikal : Silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
• Dressing lembab dengan petroleum jel
• Jangan gunakan adhesive tape

• Bisa dipertimbangkan kortikosteroid sistemik, IVIG, TNF antagonis, Thalidmid,


Siklosporin, dll (imunosupresan)
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Kornplikasi Akut
• Dehldrasi dan malnutrisl akut
• lnfeksl mernbran rnukosa maupun paru (pneumonia],
septikernla
• ,Acute respiratory distress syndrome
• Ulserasl dan 1pe,rfoir1as1GIT'--:;) pendarahan --:;) svok
1

hie moragik, hi povole ml k


• Gagal organ rnultipel, terrnasuk gagal gin]al
• Tromboernboll dan IDl!1C
Jawaban lainnya
• A. eritema multiform → reaksi hipersensitivitas pada kulit yang dipicu
oleh infeksi, missal HSV, ditandai dengan munculnya lesi kulit
kemerahan, akut, dapat sembuh tanpa komplikasi

B. uritikaria akut → reaksi alergi, edema/plak, batas tegas,
permukaan serupa dengan kulit atau eritema, sangat gatal,
• dermografisme (+), blanching (+)
C. erupsi obat makulopapuler → reaksi terhadap obat, Eritematosa
•tersebar, Morbiliformis, simetris
D. sindrom steven johnson → Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang
berupa pengelupasan kulit dan lapisan mukosa. Hampir selalu
disebabkan obat, < 10 % area tubuh
44. Ektima
• laki-laki 17 tahun → gatal-gatal dan koreng di kedua tungkai bawah
sejak 2 minggu yang lalu, berupa bentol merah yang kemudian
berubah menjadi koreng
• pemeriksaan kedua tungkai terdapat ulkus multipel tertutup krusta
coklat tebal lengket dengan edema dan eritema di bagian tepinya
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → ektima

• Ektima → bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit
garukan/ insect bite, penyebab GABHS
Ektima
• bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit garukan/
insect bite

• Disebabkan oleh streptococcus beta hemoliticus

• Lesi → krusta tebal melekat menutupi ulkus dibawahnya, dikelilingi


haloeritem dan edema, bentuk bulat atau oval diameter 1-3 cm
• Awalnya berupa pustule atau bula yang cepat membesar dan menjadi
ulkus, nyeri (+)
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
Terapi
• Bila banyak pus/krusta → kompres terbuka dengan kalikus 1/5000
atau rivanol 1% atau povidon iodin diencerkan 10 kali
• Bila tidak tertutup pus/krusta → salep/krim asam fusidat 2%,
mupirosin krim 2%, neomisin atau basitrasin
• Sistemik → kloksasilin, amoksisilin, azitromisin selama minimal 7 hari
Jawaban lainnya
• A. impetigo bulosa → bula kendor, hipopion, nikolsky sign (-),
predileksi intertriginosa
• B. impetigo krustosa → krusta berwarna kuning seperti madu, yang
menyebar secara oto inokulasi, predileksi di wajah terutama sekitar
hidup
• D. erysipelas → lesi berupa infeltrat berwarna merah cerah, letak
superficial (dermis), batas tegas, edema, predileksi di wajah dan
tungkai
• E. selulitis → lesi berupa infiltrate eretematosa difus, batas tidak
tegas, letak lebih dalam dari erysipelas (subkutis)
45. Lepra MB, reaksi lepra I
• tidak enak badan dan keluhan kulit di tubuh bercak-bercak, merata
di punggung dan perut
• pemeriksaan, UKK menunjukkan lesi makula multipel, plak eritema,
dan beberapa papul, berjumlah 8, dan tersebar merata, simetris,
dan terasa sangat nyeri
• pemeriksaan fisik ada pembesaran nervus auricularis magnus
• juga ditemukan demam
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → lepra MB dengan reaksi
lepra I

• Lepra → disebabkan oleh m. leprae


LEPRA
• Disebabkan oleh Mycobacterium leprae

• Tanda Kardinal :
• Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan syaraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif : n. Ulnaris, n.
Aurikularis magnus, n. Peroneus
• Gangguan subjektif dapat berupa gangguan sensoris, motoris
maupun otonom
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I

Klasifikasi Lepra menu rut WHO

Skin lesions 1-5 >5


Nerve damage 1 >1
- - � - - - - - - � � - - - - - �

AFB {-) {+)


PEMERIKSAAN MYCOBACTERIUM
• Aerob, non-motil, tahan asam
• Metode pewarnaan : Fite faraco stain, Ziehl-neelsen stain, Kinyoun gabbet
stain
• Hasil : Bakteri tahan asam warna merah/magenta dengan latar warna biru
TERAPI
TERAPI LEPRA PADA KEHAMILAN DAN
MENYUSUI
• MDT aman untuk ibu hamil dan menyusui, tetap lakukan seperti pada
pasien tidak hamil
• Sejumlah obat akan diekskresikan melalui ASI, tidak ada efek samping
kecuali mild skin discolouration karena clofazimin
• Apabila pasien hanya memiliki 1 lesi (PB) → Tunda terapi sampai
melahirkan
LEPROSY REACTION
• Inflamasi akut pada lesi pasien lepra
• Klasifikasi → Tipe 1 (Reversal reaction), Tipe 2 ( Eritema nodusum leprosum), Lucio
phenomena
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I

Reaksi tipe 1 Reaksi tipe 2 Lucio Phenomenon

• Reversal Reaction • Eritema Nodusum • scleroderma-like +


Leprosum tel ea ngiectasis +
hair lo ss, er yt hem a
necroticans
(relatively rare,
peculiar reaction
pattern occurring
in untreated
lepromatous (LL}
or borderline
lepromatous (BL}
leprosy cases)
Jawaban lainnya
• A. lepra PB, reaksi lepra 1 → PB : lesi kulit 1-5, kerusakan saraf satu,
BTA (-)
• B. lepra PB, reaksi lepra 2 → PB : lesi kulit 1-5, kerusakan saraf satu,
BTA (-), reaksi lepra II : eritema nodusum leprosum, nodus (+)
• D. lepra MB, reaksi lepra II → reaksi lepra II : eritema nodusum
leprosum, nodus (+)
• E. lepra MB, non reaksi → pada kasus terdapat reaksi I lepra
46. Moluscum contagiosum
• laki-laki → bintil-bintil di sekitar bibir dan wajah
• lesi tidak dirasakan gatal dan nyeri
• seorang atlet renang,
• pemeriksaan fisik ditemukan papul multipel sewarna kulit dengan
delle di tengah
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → moluscum contagiosum

• moluscum contagiosum → infeksi kulit yang disebabkan pox virus,


gejala : papul, ditengahnya terdapat delle (+)
Molluscum Contagiosum
(Condyloma subcutaneum)
Kausa: Molluscum contagiosum virus (Pox virus)
Badan Moluskum atau Henderson-Paterson bodies
• Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang juga orang dewasa. Pada orang
dewasa biasanya tergolong dari penyakit akibat hubungan seksual

• Transmisi → melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi

• Manifestasi : papul multiple berwarna putih berbentuk kubah, ditengahnya


berlekuk (delle), bila dipijat keluar massa putih seperti nasi

• Tatalaksana : Bedah beku / kuretase / Enukleasi


Jawaban lainnya
• A. veruka vulgaris → papul berwarna kulit sampai keabuan dengan
permukaan verukosa, jika digores timbul oto inokulasi di sepanjang
goresan

B. kista epidermal → benjolan non kanker di bawah kulit yang dapat
muncul pada bagian kulit manapun, umumnya di wajah, leher, kepala,
• punggung
D. granuloma piogenikum → tumor vaskuler proliferasi jinak pada
kulit dan membrane mukosa yang sering mengikuti suatu trauma
• minor dan infeksi
E. veruka plana → papul berwarna kulit sampai keabuan dengan
permukaan rata
47. Gangguan cemas menyeluruh
• perempuan 21 tahun → berdebar-debar sejak 6 bulan
• disertai rasa cemas dan sulit tidur.
• muncul sepanjang hari disertai keringat dan kaki terasa dingin
• Pasien tidak mengetahui cara menghilangkan dan penyebab dari
keluhannya
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan cemas
menyeluruh

• Gangguan cemas menyeluruh → anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
tertentu saja (sifatnya free floating/mengambang)
Gangguan Cemas Menyeluruh
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau mengambang)
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut
• Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb.)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan
• Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, serta keluhan somatic berulang yang menonjol)
• Pada anak-anak sering terlihat kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan somatik berulang yang menonjol
• Adanya gejala lain yang sifatnya sementara, khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, anxietas fobik,
gangguan panic, atau OCD.
Tata laksana
• Benzodiazepin
• Non-benzodiazepine → sulpride, buspirone, hydroxizyne
Jawaban lainnya
• A. depresi sedang dengan somatoform → harus ada gejala depresi
seperti afek depresif, atau kehilangan minat atau mudah lelah,
dengan gejala somatoform seperti banyak keluhan-keluhan yang
• sudah dibuktikan dengan pemeriksaan yang normal
B. gangguan somatoform → gejala somatoform seperti banyak
keluhan-keluhan yang sudah dibuktikan dengan pemeriksaan yang
• normal
D. skizoafektif → gejala gangguan mood dan skizofrenia sama sama
• menonjol
E. serangan fobik → dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang
sebenarnya tidak membahayakan
48. Claustrafobia
• Perempuan 36 tahun→ sesak napas saat naik lift
• disertai rasa cemas, berdebar dan mulut kering
• dirasakan semakin bertambah setelah adiknya meninggal 3 thn yg
lalu
• Pemeriksaan normal
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → gangguan ansietas fobik
(claustrophobia)

• Gangguan ansietas fobik → dicetuskan oleh adanya situasi atau objek


yang sebenarnya tidak membahayakan
Gangguan Anxietas Fobik
• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian tidak
membahayakan.

• Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari atau


dihadapi dengan rasa terancam

• Kondisi lain yang berasal dari individu itu sendiri, seperti takut akan
adanya penyakit (nosofobia), dan takut perubahan bentuk badan
(dismorfofobia) dimasukkan dalam klasifikasi gangguan hipokondrik
AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS
• Kecemasan timbul ketika berada • Rasa takut yang berlebihan akan • Rasa takut yang kuat dan
di tempat atau situasi di mana dipermalukan atau melakukan persisten terhadap suatu objek
meyelamatkan diri sulit hal yang memalukan pada atau situasi, antara lain: hewan,
dilakukan (atau memalukan) berbagai situasi sosial, seperti bencana, ketinggian, penyakit,
atau tidak tersedia pertolongan bicara di depan umum, berkemih cedera, dan kematian.
pada saat terjadi serangan panik. di toilet umum, atau makan di • Acrophobia fear of heights
• tempat umum. • Agoraphobia fear of open places
Situasi tersebut mencakup berada
di luar rumah seorang diri, di • Ailurophobia fear of cats
keramaian, atau bepergian • Hydrophobia fear of water
dengan bus, kereta, atau mobil. • Claustrophobia fear of closed
spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and
germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers
Tata laksana
• Cognitive behavior therapy
• Insight oriented psychotherapy
• Hypnosis
• Family therapy
• Exposure therapy/desensitisasi
• Farmakoterapi
Jawaban lainnya
• B. gangguan psikotik akut → gejala psikotik (waham dan atau
halusinasi) yang berlangsung kurang dari 2 minggu
• C. gangguan depresi → gejala depresi : afek depresif, kehilangan
minat, mudah lelah, insomnia, dll
• D. gangguan ansietas → gejala kecemasan dominan
• E. gangguan bipolar → gangguan mood, dangan riwayat mania satu
episode
49. Masokisme
• laki-laki → keluhan memasukkan kawat timah melalui lubang penis
sampai kandung kemih
• Saat kawat ditarik keluar, timbul rasa sakit dan berdarah sering
• melakukan hal ini karena menimbulkan rasa nikmat Menurut
• istrinya, sejak satu tahun ini kadang-kadang dia mengikat
penisnya dengan tali atau menusukkan penisnya dengan kawat
sampai berdarah
• Gangguan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → masokisme

• Masokisme → fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan


apabila dirinya (secara nyata, bukan pura-pura) dilecehkan, dipukuli,
diikat, atau mendapat tindakan lainnya yang menyakiti atau
mempermalukan dirinya
Diagnosis Karakteristik
Fetishisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan
melibatkan benda-benda tak hidup (misal: celana dalam wanita)
Frotteurisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila
bersentuhan atau bergesekan terhadap orang yang sedang dalam
kondisi tidak sadar
Masokisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya
(secara nyata, bukan pura-pura) dilecehkan, dipukuli, diikat, atau
mendapat tindakan lain yang menyakiti atau mempermalukan dirinya
Sadisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila dirinya
(secara nyata, bukan pura-pura) melecehkan, memukuli, mengikat,
atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau mempermalukan
pasangan seksualnya
Voyeourisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan dengan
mengamati/ mengintip secara diam-diam orang lain yang sedang
telanjang atau melakukan aktivitas seksual
Diagnosis Karakteristik
Troilisme Fantasi, nafsu, atau kepuasan seksual yang didapatkan apabila
melihat pasangan seksualnya beraktivitas seksual dengan
orang lain (=triolisme/ threesome)
Necrofilia Obsesi untuk melakukan aktivitas/ hubungan seksual dengan
jenazah
Transvestisme Kenikmatan seksual yang berasal dari berdandan atau
menyamar dalam pakaian lawan jenis, dengan keinginan kuat
untuk tampil sebagai anggota lawan jenis.
Pedofilia Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya pra pubertas
atau awal masa pubertas baik laki-laki maupun perempuan.
Erotomania suatu delusi dimana penderita percaya bahwa orang lain (yang
status sosialnya lebih tinggi) jatuh cinta pada penderita
Nymphomania dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual
(wanita)
Setiriasis dorongan untuk selalu mendapatkan kepuasan seksual (pria)
Jawaban lainnya
A. sadism → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
• apabila dirinya (secara nyata, bukan pura0pura) melecehkan, memukuli,
mengikat, atau melakukan tindakan lain yang menyakiti atau
mempermalukan pasangan seksualnya
• B. voyerisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan mengamati/mengintip secara diam-diam orang lain yang sedang
telanjang atau melakukan aktivitas seksual
• C. eksibionisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan menunjukkan diri ketika sedang melakukan rangsangan untuk diri
• sendiri
E. fetihisme → fantasi, nafsu, atau kepuasaan seksual yang didapatkan
dengan melibatkan benda-benda tak hidup (missal: celana dalam wanita)
50. Retardasi mental
• anak usia 10 tahun → kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah
• Nilainya selalu buruk dan hal itu membuat ibunya khwatir
• memiliki kemampuan di bidang seni yang baik tetapi untuk
pelajaran di sekolah nilainya selalu buruk, kecuali pelajaran seni
• pemeriksaan IQ didapatkan 50
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → retardasi mental

• Retardasi mental → Retardasi mental ialah keadaan dengan


inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau sejak masa anak
DEFINSI

• Retardasi mental ialah keadaan dengan inteligensi yang kurang


(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak.
• Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala utamanya adalah inteligensi yang
terbelakang.
• Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang, fren: jiwa)
atau tuna mental.
FAKTOR PENYEBAB
• Akibat infeksi dan atau intokninasi
• Akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain
• Akibat metabolisme, pertumbuhan, dan gizi yang kurang
• Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal)
• Akibat penyakit / pengaruh pranatal yang tidak jelas
• Akibat kelainan kromosom
• Akibat prematuritas
KLASIFIKASi
• Dalam DSM (diagnostic and Statistic Manual)-IV-TR terdapat 4 level
retardasi mental yang masing-masing berhubungan dengan satu
rentangan tertentu di bagian kiri kurva distribusi normal yang terukur
• IQ bukan satu-satunya kriteria untuk menetapkan retardasi mental.
Pada kenyataannya IQ dipakai sebagai acun setelah kelemahan dalam
perilaku adaptif teridentifikasi.
Retardasi Mental
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
• Tes IQ 50-69 • Tes IQ 35-49 • Tes IQ 20-34 • Tes IQ < 20
• Pemahaman dan • Tingkat perkembangan • Mirip dengan retardasi • Pemahaman bahasa sangat
penggunaan bahasa bahasa bervariasi : ada yang mental sedang dalam hal: terbatas, hanya dapat
cenderung terlambat pada dapat mengikuti • Gambaran klinis mengerti perintah dasar dan
berbagai tingkat dan percakapan sederhana • Terdapatnya etiologi mengajukan permohonan
menetap sampai dewasa. sampai hanya dapat organik sederhana
• Dapat mencapai berkomunikasi seadanya • Kondisi yang menyertainya • Etiologi organik dapat
kemampuan berbicara untuk kebutuhan dasar • Tingkat prestasi yang didentifikasi pada sebagian
untuk keperluan sehari-hari mereka rendah besar kasus
• Dapat mandiri penuh dalam • Etiologi organik dapat • Terdapat disabilitas
• Kebanyakan menderita
merawat diri dan mencapai didentifikasi pada gangguan motorik yang neurologik dan fisik lain
yang berat yang
keterampilan praktis dan kebanyakan retardasi mencolok atau defisit lain
keterampilan rumah tangga mental sedang mempengaruhi mobilitas
yang menyertainya seperti epilepsi dan hendaya
• Etiologi organik hanya pada • Autisme masa kanan atau • Menunjukkan adanya
sebagian kecil penderita daya lihat dan daya dengar
gangguan perkembangan kerusakan atau • Sering ada gangguan
• Kesulitan utama biasanya pervasif lainnya terdapat penyimpangan
tampak dalam pekerjaan pada sebagian kecil kasus perkembangan pervasif
perkembangan yang seperti autisme tidak khas
sekolah yang bersifat bermakna secara klinis dari yang sangat berat
akademik dan dalam hal susunan saraf pusat
baca tulis
PENCEGAHAN

1. Pencegahan primer, dapat dilakukan dengan:


a. pendidikan kesehatan pada masyarakat;
b. konseling genetik;
c. tindakan kedokteran;
d. pertolongan persalinan yang baik;
e. mencegah kehamilan pada usia terlalu muda dan terlalu
tua.
2. Pencegahan sekunder, berupa: diagnosis dan pengobatan dini
peradangan otak.
PENANGANAN
• Penanganan terhadap penderita retardasi mental harus melibatkan
orang tua.
• Orang tua penderita retardasi mental hendaknya mendapatkan
layanan konseling, informasi dan petunjuk yang praktis mengenai
cara-cara menangani anak mereka.
• Latihan untuk penderita retardasi mental dilakukan pada SLB. Tujuan
diberikannya latihan agar mereka bisa mengurangi
ketergantungannya pada orang lain
Jawaban lainnya
• B. ADHD → berkurangnya perhatian : sering beralih dari suatu
kegiatan ke kegiatan yang lain, aktivitas berlebihan : kegelisahan yang
berlebihan, kecerobohan dalam hubungan sosial
• C. Asperger syndrome → lebih ringan dari autism, kemampuan
berbahasa dan kognitif tidak terganggu
• D. autism → tiga gejala berikut harus ada untuk diagnosis dan harus
terlihat sebelum usia 3 tahun : gangguan interaksi sosial, gangguan
berbahasa, perilaku repetitive
• E. fobia sosial → dicetuskan oleh situasi atau objek yang sebenarnya
tidak berbahaya
51. Fraktur colles

• wanita 50 tahun → lengan kiri tidak bisa digerakkan setelah jatuh


• nyeri dan terdapat deformitas
• rontgen foto antebrachii sinistra didapatkan adanya fraktur distal
radius dengan fragmen distal bergeser ke arah dorsal dan proksimal
dan deformitas “dinner fork”
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami fraktur colles

• Fraktur colles fraktur radius distal disertai dislokasi pergelangan


tangan ke arah posterior (dorsal)
• Disebut juga dinner fork deformity / seperti garpu
• Biasanya disebabkan oleh karena jatuh dengan telapak tangan
menahan badan
• gejala : nyeri, bengkak, deformitas
COLLES VS SMITH
Perbedaan Colles Smith
Dislokasi Posterior/dorsal Anterior/ventral
pergelangan
tangan
Nama lain Dinner fork deformity Reverse colles
Seperti garpu
Mekanisme Jatuh dengan telapak Jatuh dengan punggung
injury tangan menahan badan tangan menahan badan
PEMBAHASA N O TAK U K D I

Smith's Fracture
Colle' s f "actur e
PEMBAHASA N O TAK U K D I

Monteggia vs Galeazzi
Fracture:
Proximal
./'U Ina
Dislocation:
Proximal
Jawaban lainnya
• A. fraktur boxer fraktur metacarpal 4-5
• B. fraktur galeazzi fraktur radius disertai dengan dislokasi sendi
radioulnar distal, disebabkan oleh jatuh dengan lengan dalam posisi
hiperpronasi
• C. fraktur smith fraktur distal radius dengan fragmen distal
bergeser ke arah ventral atau anterior, posisi jatuh dg punggung
tangan menyangga badan
• D. fraktur montegia fraktur ulna proksimal disertai dislokasi caput
radius, disebabkan oleh jatuh dengan lengan hiperpronasi
52. DISLOKASI BAHU ANTERIOR

• laki laki 23 tahun nyeri pada bahu kanan setelah


bermain voli dan
• tidak dapat memegang bahu kirinya
kontur deltoid menghilang, pada bahu kanan juga
• terdapat
eksorotasi dan abduksi
Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami
dislokasi bahu anterior
• Dislokasi terlepasnya atau bergesernya sendi dari tempatnya
• Bisa terjadi di semua sendi
• Gejala : tampak tonjolan tulang di sekitar sendi, sendi terkunci pada
posisi tertentu, nyeri dapat dirasakan
DISLOKASI BAHU (SHOULDER DISLOCATION)
PEMBAHASAN O TAK U K D I

Anterior Dislocation Posterior Dislocation


_.....,,clavicle ..........-clovicle
Humerus

Glenofd

Side View
Dislokasi Bahu Anterior
• Lebih sering
• Fall on the hand
• Nyeri sekali, pasien menyangga
lengan yg sakit dengan lenganyg
• sehat
Lateral outline dari bahu tampak
rata
• Caput humeri dapat diraba
dibawah clavikula
• Lengan dalam posisi abduksi &
eksorotasi
Dislokasi Bahu Posterior
• Lebih jarang (<2%)
• Lengan terkunci dalam posisi
endorotasi dan adduksi
• X-Ray caput humeri
mengalami rotasi interna
Jawaban lainnya
• B. dislokasi bahu posterior lebih jarang dibandingkan dislokasi
anterior, lengan terkunci dalam posisi endorotasi dan adduksi
• C. dislokasi bahu inferior caput humerus mengalami jepitan atau
terperangkap di bawah kavitas glenoidalis dimana lengan mengarah
ke atas sehingga lengan terkunci dalam posisi abduksi (luksasio
erecta)
• D. fraktur clavikula dextra terputusnya jaringan tulang clavikula, nyeri
pada klavikula, bengkak, deformitas
• E. fraktur humerus dextra terputusnya jaringan tulang humerus,
nyeri pada humerus, bengkak, deformitas
53. SOLUTIO PLASENTA
• wanita 23 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu
• perut nyeri setelah terjatuh dari sepeda motor
• keluhan kesakitan, keadaan umum lemah, TD 110/70 mmHg, RR
22x/menit, N 92x/menit S 37,2C. Leopold 1 ditemukan bagian lunak dan
bulat, leopold 2 sebelah kiri terdapat tahanan memanjang, leopold 3
terdapat bagian bulat keras, leopold 4 kepala sudah masuk panggul.
• His (-), pembukaan (-), DJJ 150 x/menit. VT pembukaan (-), effacement
10%, selaput ketuban (+), terdapat darah kehitaman di ostium uteri
externa
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami solutio plasenta
• Solutio plasenta salah satu jenis perdarahan antepartum,
terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya
• Faktor resiko hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio
plasenta sebelumnya, merokok, gemelli, polihidramnion,
penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
• Gejala perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelapatau
coklat, nyeri perut, kontraksi, gerakan janin berkurang
SOLUSIO PLASENTA
• Solutio placenta adalah pelepasan placenta sebelum waktunya.
• Solusio plasenta pelepasan sebagian atau seluruh placenta yang
normal implantasinya antara minggu ke22 sampai lahirnya anak.
Klasifikasi solusio plasenta:
• Solutio placenta dengan perdarahan keluar
• Solutio placenta dengan perdarahan tersembunyi
(haematoma retroplacenta)
• Solutio placenta dengan perdarahan tersembunyi
dan keluar
Gejala solusio plasenta
• Perdarahan disertai nyeri.
• Perdarahan hanya keluar sedikit
• Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan adanya nyeri
• tekan.
• Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
• Rahim keras seperti papan.
Anemi dan syock, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan
• banyaknya darah yang keluar.
• Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus karena isi rahim
bertambah.Darah berwarna merah tua/kehitaman.
Penatalaksanaan :

• Pemberian transfusi darah


• Pemecahan ketuban (amniotomi)
• Pemberian infus oksitosin
• Kalau perlu dilakukan seksio sesar.
P E M B A H A S A N O TAK U K D I

Solusio Placenta Placenta Previa


Perdarahan Merah tua s/d coklat hitarn Merah segar
Terus rnenerus Berulang
Disertai nyeri Tidak nyeri
. .
Uterus Teg ang. bagian Jan1n tak Tak tegang
teraba Tak nyeri tekan
Nyeri tekan
Syok/anemia Lebih sering Jarang
Tidak sesuai dengan jumlah Sesuai dengan ju mlah darah
darah yang keluar yang kel uar
Fetus 40o/o fetus sudah mati Biasanya fetus hidup
Ti<lak disertai kelainan letak Disertai kelainan lerak
Pemeriksaan Ketuban menonjol walaupun Teraba plasenta atau perabaan
dalam tidak khas Iornik ada bantalan antara
bagian janin dengan Jart
perneriksaan
Jawaban lainnya
• A. atonia uteri uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik,
sehingga dapat menyebabkan perdarahan setelah post partum
• B. rupture uteri robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau
persalinan pada saat umur kehamilan lebih dari 28 minggu
• C. vasa previa korda umbilicus berada di antara fetus dan ostium
serviks, gejala : perdarahan berat ketika ketuban pecah saat
persalinan, resiko kematian janin akibat syok sangat tinggi
• E. plasenta previa implantasi plasenta di atas ostium serviks
interna, gejala : bisa asimptomatis, perdarahan pervaginam yang
tidak nyeri
54. Persalinan perabdominal
• wanita 25 tahun, G1P0A0, hamil 35 minggu
• air yang keluar dari jalan lahir terus menerus sejak 2 jam yang lalu
• TD 110/70 mmHg, N 90x/mnt, RR 20x/menit, S 37C
• Leopold didapatkan presentasi kepala punggung kiri. Nitrazin test
(+), DJJ 155x/menit
• Penanganan yang tepat ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ketuban pecah dini
dengan presentasi oblique

• Ketuban pecah dini keadaan pecahnya ketuban sebelum persalinan dan


tidak diikuti oleh proses persalinan
• Gejala keluarnya cairan ketuban dari vagina secara tiba-tiba, tidakada
his
• Pemeriksaan nitrazin test (pH kertas lakmus setelah ditempelkan ke
cairan menjadi biru), USG
Ketuban pecah dini
• Pecahnya ketuban sebelum dimulainya proses persalinan
• preterm < 37 minggu (PPROM)
• term  37 minggu (TPROM)
Diagnosis

• Riwayat sebelumnya
• Pemeriksaan dengan spekulum steril (hindari pemeriksaan digital)
• Cuci vagina
• Cairan terkumpul di fornik posterior
• Cairan bebas dari servik
• Pemeriksaan pH cairan (kertas nitrazin) – tidak spesifik
• Tes ferning - gambaran daun pakis
• USG-normal bila jumlah cairan cukup
Manajemen pada kehamilan aterm

• Hindari pemeriksaan dalam


• Nilai adanya infeksi
• Pertimbangkan pemberian antibiotik bila terjadi ketuban pecah dini yang
telah lama
• Manajemen aktif atau manajemen ekspektatif tergantung pada keadaan dan
keinginan pasien
Manajemen pada kehamilan preterm
(34-37 mgg)
• Hindari pemeriksaan dalam
• Pertimbangkan steroid antenatal
• Profilaksis antibiotik intrapartum
• Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (nadi, suhu dan denyut jantung bayi)
• Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
Manajemen pada preterm (<34mgg)

• Hindari pemeriksaan dalam


• Berikan steroid
• Pemberian antibiotik antepartum dan intrapartum
• Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (monitor suhu dan nadi ibu, denyut
jantung janin, dan munculnya kontraksi uterus yang iritabel)
• Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
• Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat yang lebih memadai bila mungkin
• Perawatan ekspektatif
• Pada kasus juga terdapat malpresentasi presentasi oblique
MALPOSISI DAN MALPRESENTASI
• Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks
• Malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan
oksiput sebagai titik referensi
• Masalah; janin yg dalam keadaan malpresentasi dan malposisi
kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet
Penanganan Umum
• Evaluasi kondisi ibu termasuk tanda vital
• Lakukan evaluasi kondisi janin:
1. dengarkan bjj atau CTG
2.bila ketuban pecah,lihat warna air ketuban,bila didapatkan
mekonium a w a s i lebihketat atau lakukan intervensi
Bila tdk didapatkan cairan ketubanoligohidramniongawat janin?
Penanganan Umum
• Perbaiki kondisi ibu dengan suportif emosi,makanan/cairan dan
perbaiki kontraksi.
• Lakukan penilaian kemajuan persalinan dengan partograf
• Bila terjadi partus lama lakukan penilaian secara spesifik
Penilaian Klinik
• Tentukan bagian terendah janin :
• Bila bagian terendah kepala lakukan evaluasi posisi kepala janin
• Posisi oksiput transversal atau anterior adalah keadaan normal,bila
terjadi fleksi maka oksiput lebih rendah daripada sisiput.
• Pada kasus malpresentasi dengan KPD aman jika dilakukan
persalinan abdominal
Jawaban lainnya
• A. memperbolehkan pulang harus dievaluasi lebih lanjut untuk
persalinannya
• B. observasi 4 jam dapat membahayakan janin, terjadi fetal distres
• C. beri dexamethasone pada kasus KPD kurang dari 34 minggu
• E. induksi kelahiran tidak dapat dilakukan dg posisi terendah
kepala dan punggung kiri (oblique)
55. Axilla
• wanita 25 tahun, hamil 28 minggu, kontrol rutin
• TD 120/80mmHg, N 88x/menit, RR 16x/menit, suhu 37C
• Leopold I: tinggi fundus uteri berada di tengah proc.xyphoideus dan
umbilicus, terdapat tahanan memanjang, Leopold II: situs
melintang, besar, bulat dan keras di sebelah kanan, dan besar, lunak
di sebelah kiri. Leopold III: bagian kecil-kecil
• bagian penunjuk terendah janin?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami malpresentasi dengan
posisi lintang

• Malpresentasi semua presentasi janin selain verteks


• Malposisi posisi kepala janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput
sebagai titik referensi
Pemeriksaan leopold
• I untuk menilai fundus uteri dan
bagian janin yang teraba di fundus, ukur
TFU
• II menilai bagian janin yang terdapat di
kanan dan kiri perut ibu
• III menilai bagian terendah janin
• IV menilai apakah bagian terendah
janin sudah masuk panggul atau belum
• Pada kasus presentasi lintang dengan bagian terbawah janin
bagian kecil-kecil (tangan) penunjuk terendah janin axila
Jawaban lainnya
• A. sacrum pada presentasi bokong terutama bokong sempurna
• B. mentum pada presentasi muka
• D. glabella pada presentasi dahi
• E. ubun-ubun kecil pada presentasi kepala
56. Infeksi nosocomial
• wanita 30 tahun, G2P1A0, batuk-batuk selama 3 hari ini
• Sejak 6 hari yang lalu pasien dirawat di RS setelah melahirkan
• TD 140/90mmHg, N 98x/mnt, RR 32, dan suhu 37,5C dan terdapat
ronchi basah halus pada lapangan paru kanan
• bentuk infeksi pada kasus di atas?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami infeksi nosocomial

• Infeksi nosocomial suatu infeksi yang berkembang di lingkungan


rumah sakit, penularannya didapat ketika berada di rumah sakit
• Termasuk juga infeksi yang terjadi di rumah sakit dengan gejala yang
baru muncul saat pasien pulang ke rumah, dan infeksi yang terjadi
pada pekerja di rumah sakit
Jawaban lainnya
• A. super infeksi infeksi yang disebabkan oleh mikroba yang tadinyatidak
pathogen, terjadi karena pemberian antibiotik jangka waktu lama
yang akhirnya mengganggu flora normal di tubuh
• B. infeksi silang penularan penyakit infeksi yang terjadi dari pasien ke
operator atau sebaliknya, perpindahan mikroorganisme juga dapat
berpindah dari alat ke pasien, dari alat ke operator ataupun
sebaliknya
• C. infeksi sekunder infeksi yang terjadi setelah infeksi yang
pertama, hal ini menjadikan adanya dobel infeksi
• D. infeksi oportunis infeksi yang terjadi karena menurunnya sistem
imun, misalkan infeksi pada kasus AIDS
57. Mioma geburt

• wanita 40 tahun adanya benjolan yang keluar dari kemaluan


• Sebelumnya gejala seperti ini pernah dirasakan dan benjolan dapat
dimasukkan
• Saat ini dilakukan histerektomi kemudian dilakukan pemeriksaan PA
• gambaran mikroskopis epitel berlapis gepeng dan dibawahnya
terdapat endoserviks yang melebar
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami mioma geburt

• Mioma geburt jenis dari mioma uteri yaitu intracavity


menggantung di dalam cavum uteri dan dapat keluar masuk ke vagina
• Mioma uteri tumor jinak yang berasal dari jaringan otot polos
uterus
• Gejala menoragia dan menstruasi memanjang, nyeri pelvis, gejala
desak ruang (seting BAK, konstipasi), abortus spontan, infertilitas
Mioma uteri
• Tumor jinak yang berasal dari jaringan otot polos uterus
• Suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus
• bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan
keganasan
• bisa menyebabkan gejala yang luas termasuk perdarahan menstruasi
yang banyak dan penekanan pada pelvis
Klasifikasi

Lokasi Lapisan Uterus


• Servikal (2,6%) • Submukosa
• Istmica (7,2%) • Subserosa
• Corporal (91%) • Intramural
PEMBAHASA N O TAK U K D I

MYOMA PENYEBAB WANITA


SULIT MEMPUNYAI
KETURUNAN

Ar teria
ut er ln a
Mioma
Gejala Klinis

• Perdarahan Abnormal
• Gejala dan tanda penekanan
• Rasa nyeri
• Infertilitas dan abortus
Diagnosis
• Anamnesis
• Rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah.
• Pemeriksaan Fisik
• Abdomen tumor padat, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,
tidak sakit
• Pemeriksaan Bimanual
• Pemeriksaan penunjang : Lab, USG Abdominal Transvaginal, MRI
Diagnosis Banding
• Tumor abdomen dibagian bawah atau panggul mioma
• Mioma submukosum inversio uteri
• Mioma intra mural adenomiasis, kloriokarsinoma, karsinoma
korporis uteri atau suatu sarkoma uteri
• kehamilan
Penatalaksanaan

Medikamentosa Operatif
• GnRH agonis • Miomektomi
• Histerektomi
Jawaban lainnya

• B.prolapse uteri melorotnya uterus dari tempatnya, terjadi apabila otot


dasar pelvik menjadi lemah atau rusak, dan tidak lagi dapat
menyangga organ pelvis

• C.hemoroid pembengkakan pembuluh darah di area rektum. Vena


hemoroid terletak di daerah terendah dari rektum dan anus. Kadang-
kadang vena tersebut membengkak sehingga dinding pembuluh
darah menjadi liat, tipis, dan sakit ketika terlewati feses
• D. torsi uteri terputarnya uterus
• E. kista bartolini kista yang terbentuk akibat sumbatan pada
duktus/kelenjar bartholini, dapat dilihat di bagian terluar vulva, lokasi
pada labia mayor, umumnya muncul pada usia reproduksi
58. PERBAIKI HIS DENGAN OXYTOCIN
DRIP
• wanita 30 tahun inpartu kala I lama, kenceng-kenceng sering
sudah 12 jam, ketuban pecah sudah 2 jam yang lalu
• TB=150 cm, TD 120/80mmHg, N 80x/menit, RR 20x/menit, T 36,7 0C
• TFU: 30 cm, presentasi kepala, punggung kiri, DJJ 120x/menit, his (+)
5 menit, durasi 15 detik.
• vaginal touche didapatkan pembukaan 7 cm, kulit ketuban (-), kepala
turun di hodge II +, ubun-ubun kecil kiri lintang, ukuran panggul
dalam batas normal
• Penanganan yang harus dilakukan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami partus lama oleh karena
inersia uteri sekunder

• partus lama persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada


primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva
• persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari
tanda-tanda persalinan
Partus lama
• persalinan yang berlangsung lebih dari 24jam pada primigradiva, dan
lebih dari 18 jam pada multigradiva
• persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam, yang dimulai dari
tanda-tanda persalinan
Penyebab
• His tidak efisien (inadekuat)
• Faktor janin (malpresenstasi, malposisi, janin besar)
• Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
• Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena bayi terlalu besar
dan pelvic kecil sehingga menyebabkan partus macet
Gejala
Ibu Janin
• 1) Gelisah • 1) Djj cepat, hebat, tidak teratur
• 2) Letih bahkan negative
• 3) Suhu badan meningkat • 2) Air ketuban terdapat mekoneum
• 4) Berkeringat kental kehijau-hijauan, cairan berbau
• 5) Nadi cepat • 3) Caput succedenium yang besar
• 6) Pernafasan cepat • 4) Moulage kepala yang hebat
• 7) Meteorismus
• 5) Kematian janin dalam kandungan
• 8)Didaerah sering dijumpai bandle ring,
oedema vulva, oedema serviks, cairan • 6) Kematian janin intrapartal
ketuban berbau terdapat mekoneum
Tanda dan gejala klinis Diagnosis
Pembukaan serviks tidak membuka (kurang dari 3 Belum inpartu, fase labor
cm) tidak didapatkan kontraksi uterus
pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8 Prolonged laten phase
jam inpartu
pembukaan serviks tidak melewati garis waspada
partograf - Inersia uteri
- Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3
kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik
- Secondary arrest of dilatation atau arrest of - Disporporsi sefalopelvik
descent
- Secondary arrest of dilatation dan bagian - Obstruksi
terendah dengan caput terdapat moulase hebat,
edema serviks, tanda rupture uteri immenens, fetal
dan maternal distress
- Malpresentasi
- Kelainan presentasi (selain vertex)
Pembukaan serviks lengakap, ibu ingin kala II lama (prolonged, mengedan, tetapi tidak ada
kemajuan second stage)
Penanganan
• Prolonged active phase
• Bila tidak didapatkan tanda adanya CPD (chepalo Pelvic Disporportion) atau
adanya obstruksi :
• 1)Berikan berikan penanganan umum yang kemungkinan akan memperbaiki
kontraksi dan mempercepat kemajuan persalinan
• 2)Bila ketuban intak, pecahkan ketuban. Bila kecepatan pembukaan serviks
pada waktu fase aktif kurang dari 1 cm/jam, lakukan penilaian kontraksi
uterusnya.
• Pada kasus partus lama karena inersia uteri OXYTOCIN DRIP
Jawaban lainnya
• A. menunggu 4 jam dengan observasi ketat bila belum terjadi
partus lama
• B. persalinan dengan SC jika disebabkan oleh CPD, malpresentasi, atau
malposisi
• C. menyuruh ibu untuk berjalan-jalan dan mengosongkan rectum
bisa masih sangat mungkin hanya false labour
• D. tunggu 4 jam sampai pembukaan lengkap bila belum terjadipartus
lama
59. ONDANCETRON IV
• wanita 25 tahun, G1P0A0, hamil 10 minggu mual dan muintah
• Sejak 1 minggu tidak bisa makan apapun
• Saat ini merasakan nyeri ulu hati, mual, dan muntah
• Mata tampak cekung, dan konjunctiva tampak anemis
• TD 90/60mmHg, HR 96x/mnt, RR 20x/mnt
• Pengobatan yang tepat ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami hyperemesis gravidarum

• Hiperemesis gravidarum muntah yang terjadi pada awal kehamilan


sampai usia kehamilan 20 minggu

• Gejala amenore disertai mual muntah yang hebat, nafsu makan


turun, BB turun, nyeri epigastrium, lemas, rasa haus yang hebat,
gangguan kesadaran, bisa sampai dehidrasi
Hiperemesis Gravidarum
• keluhan mual,muntah pada ibu hamil yang berat hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari
• Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai usia kehamilan 20
minggu

• Predisposisi
• primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Gejala
• Amenorea disertai mual muntah hebat
• Nafsu makan turun
• BB turun
• Nyeri epigastrium
• Lemas
• Rasa haus yang hebat
• Gangguan kesadaran
• Bisa sampai dehidrasi
Grade
• Tingkat 1, lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium,
nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering, mata cekung.
• Tingkat 2, apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernafasan.
• Tingkat 3,KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD lebih
turun. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia,
perubahan mental.Ikterik
Penanganan
• Edukasi tentang kehamilan
• Makan porsi kecil tapi sering
• Bangun pagi : makan ditempat tidur dengan roti atau biskuit dengan
teh hangat.
• Makanan berminyak dan berbau dihindari, diusahakan tinggi glukosa
• Berikan sedativa seperti phenobarbital dan vitamin B complex
Penanganan
• Terkadang diperlukan terapi psikologik
• Jika dirawat di RS, berikan rehidrasi parenteral glukosa 5% dalam NaCl
sebanyak 2-3 liter/24 jam
• Antasida jika ada keluhan gastritis dan kontrol asam lambung
• Jika kesadaran baik pasien tidak perlu dipuasakan
• Farmakologis antihistamin h2, piridoksin, antiemetic (ondancetron,
metochlopramid)
• Pada kasus hyperemesis gravidarum, tetapi tidak bisa makan dan
minum IV
Jawaban lainnya
• A. piridoksin PO tidak bisa makan dan minum
• B. domperidone PO tidak bisa makan dan minum
• D. dexamethasone IV tidak perlu kortikosteroid
• E. metochlopramide PO tidak bisa makan dan minum
60. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

• wanita 22 tahun nyeri perut bagian bawah sejak 1 jam yang lalu
• timbul perdarahan dari jalan lahir merah segar
• Riwayat tidak haid selama 2 bulan (+)
• TD 90/60 mmHg, VT ditemukan nyeri goyang porsio (+). Hb 6 gr/dl
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kehamilan ektopik
terganggu

• Kehamilan ektopik terganggu kehamilan yang implantasi


blastosisnya terjadi di luar mukosa endometrium, paling sering di
tuba fallopi, bila rupture dapat menyebabkan kematian
• Gejala nyeri perut bawah, perdarahan per vaginam, sebelumnya haid
terlambat
Kehamilan ektopik terganggu
• Definisi
Implantasi ovum yang telah dibuahi (blastokis) diluar endometrium
cavum uteri
• Insidensi
2% dari kehamilan adalah ektopik
• Rekurensi
15% sesudah kehamilan ektopik 1x, 25% sesudah kehamilan ektopik
2x
Etiologi
• KONGENITAL - Tubal Hypoplasia , Congenital diverticuli , Accessory
ostia , Partial stenosis
• DIDAPAT
• Infeksi: PID, Abortus septik, Sepsis Puerperalis
• Operasi: Operasi rekonstruksi tuba, rekanalisasi tuba
• Tumor: Broad ligament myoma, tumor ovarian
• Penyebab lain: IUD , Endometriosis, ART (IVF & & GIFT), Riwayat ektopik
sebelumnya
Macam kehamilan ektopik
• Tuba : ampula interstisial
istmus fimbria
• Ovarium
• Kehamilan abdominal
• Serviks
• Uterus : kornu, rudimentary horn
Abdomen (< 2%)

Ampulla (>85%) Isthmus (8%)

Cornual (< 2%)

Ovary (< 2%)

Cervix (< 2%)

1)Fimbrial 2)Ampullary 3)Isthemic 4)Interstitial 5)Ovarian 6)Cervical


7)Cornual-Rudimentary horn 8)Secondary abdominal 9)Broad ligament
10)Primary abdominal
Tanda dan Gejala klinis
• Nyeri perut
• Amenorhea
• Perdarahan vaginal, oleh karena kematian janin sehingga timbul
pelepasan desidua
• Massa adnexa
• Gambaran gangguan mendadak : pingsan oleh karena rasa nyeri yang
hebat, syok, anemia.
• nyeri bahu akibat rangsangan diafragma
• Nyeri defekasi bila membentuk hematocele retrouterina
• Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas:
sedikit nyeri perut
• Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda,
dari perdarahan banyak yang tiba-tiba, sampai gejala yang tidak jelas
Diagnosis
• KU : tampak kesakitan dan pucat
• Abdomen : nyeri tekan, tampak sedikit menggembung
• Pemeriksaan ginekologi : uterus sedikit membesar, kadang teraba
tumor disamping uterus, cavum douglas menonjol, nyeri goyang
• serviks
• Pemeriksaan lab : Anemia, leukosit meningkat, tes kehamilan
• Culdosintesis
USG : tidak tampak GS intrauterine, terdapat perdarahan
intraabdominal
Culdosintesis

Cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat darah dalam cavum douglas
Teknik :
-penderita dalam posisi litotomi
-preparasi vulva dan vagina
-Pasang spekulum dan cerviks posterior dijepit dengan tenakulum, dengantraksi
ke depan fornik posterior bisa ditampilkan
-tusukan jarum no 18 ke dalam cavum douglas, dan dengan spuit dilakukan
aspirasi
-Bila pada aspirasi didapatkan darah : semprotkan pada kassa dan perhatikan :
apabila darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku
: darah vena, darah coklat sampai hitam yang tidak membeku atauberupa
bekuan kecil-kecil KET
Terapi
• Mondok
• Resusitasi syok
• Operatif :
laparoskopi : diagnostik dan terapi, bila
kondisi stabil
Salpingektomi
Salpingostomi
• Medikamentosa, pada kehamilan ektopik yang belum terganggu :
metotreksat.
Jawaban lainnya
• A. mola hidatidosa kehamilan abnormal dimana uterus tidak berisi
fetus, melainkan massa trofoblastik dengan villi korionik yang
membengkak
• B. abortus inkomplit perdarahan sedang-banyak, nyeri peut
sedang-berat, lebih kecil dari usia kehamilan, OUI terbuka
• C. abortus komplit perdarahan sedikit, nyeri perut sedikit, lebihkecil
dari usia kehamilan, OUI tertutup
• E. abortus iminen perdarahan sedikit, nyeri perut sedang, sesuaiusia
kehamilan, OUI tertutup
61. CA CERVIX
• wanita 45 tahun sering keputihan
• keluar darah dari vagina setiap setelah berhubungan
• menikah pertama kali pada usia 16 tahun
• telah 3 kali menikah dan memiliki 7 orang anak
• TD 120/80 mmHg, N 80 kali/menit, RR 20 kali/menit
• pemeriksaan inspekulo didapatkan keputihan, portio berdarah dan
mudah rupture
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ca cervix

• Ca cervix keganasan pada serviks, beresiko pada yg terinfeksi HPV(16,


18, 45, 46) menikah usia muda, pertama kali koitus usia muda,
berganti-ganti psangan seks, rokok, paritas, ras
• Gejala perdarahan pervaginam (terutama setelah berhubungan
seksual), keputihan berbau, penurunan berat badan
Kanker serviks

Kanker Leher Rahim :


Adalah kanker yang terjadi pada leher rahim (serviks)
1

Apa itu serviks ?


Serviks adalah daerah yang
menghubungkan rahim (uterus)
dan vagina.
Bagaimana Terjadinya Kanker Serviks?
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviksmulai
membelah diri tanpa terkendali

Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor

Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar

Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
Bagaimana terjadinya Kanker Serviks ?

Sel Normal Lesi Pra Kanker Kanker


Lesi Pra Kanker
Apa penyebab Kanker Serviks?
KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMANPAPILLOMAVIRUSa,1,2

120 Tipe HPV telah diketahui


30-40 Tipe HPV menyerang anogenital

Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidakmenyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts
Anogenital : area kelamin (termasuk kulit penis, mulut
vagina & anus)

Infeksi dengan HPV seringkali TIDAK menimbulkan gejala


B a n y a k orang TIDAK tidak tahu mereka terinfeksi HPV
B a ny a k orang dapat menularkan HPV TANPAmenyadarinya
CARA PENULARAN
Pap Smears sebagai Deteksi Dini
Pap Smear : pengambilan sel dari serviks, diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks

JIKA ANDA SUDAH MENIKAH / MELAKUKAN HUBUNGAN, LAKUKAN PAP SMEAR


SECARA TERATUR
Cervical Cancer Screening

o Pap Smears
✓ Regular Pap smears
untuk setiap wanita
seksual aktif berapapun
usianya.
✓ Batas umur ????
Bagaimana mendiagnosisnya ?

Pap smear: Pengambilan sel – sel serviks dengan spatula atau


sitobrush, kemudian dioleskan di objek glas. Setelah itu diperiksa
dengan mikroskop.
Pelvic examination: Vagina dan organ sekitar diperiksa secara
visual dan bimanual (menggunakan dua tangan). Kemudian organ
– organ di raba dengan jari / tangan , dengan memakai sarung
tangan dimasukkan ke dalam vagina dan tangan lain meraba
perut.
Hasil temuan Pap Smear

The slide on the left shows normal cervical cells magnified


through a microscope. Normal cells are uniform in size and
shape. By comparison, the slide on the right shows irregular,
disfigured cervical cells — typical of cervical cancer.
Skrining secara sitologik
Bagaimana mendiagnosisnya?

Colposcopy: Jika papsmear abnormal, pasien akan disarankan


untuk dikolposkopi. Yaitu pemeriksaan pembesaran leher rahim
dengan alat dan lampu, dengan pewarnaan asam cuka dan pada
penemuan abnormal disarankan untuk biopsi.
Large loop excision of the transformation zone (LLETZ):
Sering digunakan untuk mengambil atau memotong daerah serviks
yang mengandung sel – sel abnormal .
Digunakan seperti kawat tipis dan dialiri listrik untuk memotong
daerah yang dimaksud.
Cone biopsy: Pengambilan sampel serviks yang lebih besar untuk
pemeriksaan lebih lanjut sel – sel kanker .
VIA images

NORMAL CERVIX Cervix with


ACETO-WHITE lesion
VIA VILI

Metoda melihat kelainan pada leher rahim dengan mengaplikasikan


asam asetat atau lugol
Faktor Risiko Kanker Servik
Penyebab kanker serviks :infeksi HPV virus.
Faktor risiko yang lain :
Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi
HPV dan kanker serviks meliputi :
▪Mempunyai multipel partner seksual atau
berhubungan seks dengan partner yang mempunyai
multipel partner seks.
▪Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted
disease (STD)
Faktor Risiko
• Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)
• Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia
(kutil).
• Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner
baru.
• Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks atau
sel2 abnormal.
• Sexual partner menderita kanker penis.
Manifestasi Klinik
▪Perdarahan per vaginam abnormal (e.g., spotting setelah
hubungan seksual, perdarahan diantara periode menstruasi,
jumlah darah menstruasi banyak).
▪ Abnormal (kuning putih, berbau) cairan vaginal,
▪ Low back pain
▪Nyeri Cervical, noted ketika tampon , jari atau penis
dimasukkan ke dalam vagina .
▪ Nyeri saat berhubungan seksual.
▪ Nyeri saat BAK pada keadaan yang lanjut.
Manifestasi Klinik
Jika kanker sudah metastasis :
▪ Sulit BAK dan mungkin gagal ginjal.
▪ Nyeri BAK dan kadang2 kencing darah .
▪ Bengkak di kaki .
▪ Diarrhea, atau nyeri di daerah anus atau BAB berdarah
▪ Mual, lemas, BB turun, nafsu makan turun, dan terasanyeri.
▪ Konstipasi
▪ Lubang Abnormal di leher rahim (fistula)
▪ pembesaran kelenjar limphe di leher atau ketiak.
▪Penyebaran lanjut ke tulang , paru m usus atau otak memberikan
tanda – tanda abnormal.
Kanker Serviks
Stadium Kanker serviks
Stage I tumors: sel – sel kanker hanya terdapat dan terbatas pada
leher rahim.
Stage II tumors: sel tumor sudah menyebar di luar bagian dari
leher rahim, sepert bagian atas dari vagina atau jaringan di sekitar
leher rahim.
Stage III tumors: tumor sudah menyebar di organ sekitar seperti
bagian bawah dinding vagina, kelenjar getah bening terdekat atau
jaringan lemak di sekitar leher rahim sampai mencapai dinding
pelvis .
Stage IV tumors: tumor menyebar ke organ – organ di sekitar
organ genitalia ( yaitu kandung kemih atau usus) atau ke organ –
organ di luar rongga pelvis . Meliputi penyebaran ke paru, hati
atau tulang.
Stadium Klinis Kanker Leher Rahim
Pengobatan Kanker Serviks

▪Surgery
▪ Radiation Therapy
▪ External Radiation
▪ Chemotherapy
Jawaban lainnya
• A. endometriosis ditemukannya jaringan endometrium di luar
uterus yang menyebabkan reaksi inflamasi, lokasi tersering: GIT,
saluran kemih, jarungan lunak, diafragma
• B. cervicitis peradangan pada serviks, gejala : keputihan, nyeri
serviks, dyspareunia, perdarahan saar coitus
• D. vaginitis peradangan pada vagina, gejala : keputihan
• E. mioma uteri tumor jinak yang berasal dari jaringan otot polos
uterus, gejala : menoragia dan menstruasi memanjang, nyeri pelvis,
gejala pendesakan ruang (sering BAK, konstipasi), abortus spontan,
infertilitas
62. ATONIA UTERI
• wanita 36 tahun, P4A0 perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam
SMRS
• baru saja melahirkan anak ke empat di dukun, plasenta sudah keluar
utuh
• tampak lemah, anemis, perdarahan dihitung lebih dari 500 cc
• TD 80/palpasi, nadi 76x/mnt, napas 18x/mnt, pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis,
• pemeriksaan obstetri TFU teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi
lemah, pemeriksaan ginekologi tidak terdapat laserasi jalan lahir
• Penyebab perdarahan pada pasien?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami atonia uteri

• Atonia uteri uterus tidak berkontraksi, teraba lembek,


menyebabkan perdarahan pasca persalinan
• Uterus lebih besar daripada ukuran seharusnya, teraba lembek
Perdarahan post partum

Definisi
• Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam
• Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC)
• Definisi Fungsional
• Setiap kehilangan darah yang memiliki potensia untuk menyebabkan
gangguan hemodinamik
• Insidens
• 5% dari semua persalinan
Etiologi
• 4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
Faktor Risiko
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

• Uterus tidak berkontraksi dan lembek •Syok Atonia uteri


•Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan
pascapersalinan primer atau)
• Perdarahan segera •Pucat Robekan jalan lahir
• Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir •Lemah
• Uterus kontraksi baik •Menggigil
• Plasenta lengkap

• Plasenta belum lahir setelah 30 menit •Tali pusat putus akibat traksi berlebihan Retensio plasenta
• Perdarahan segera (P3) •Inversio uteri akibat tarikan
• Uterus kontraksi baik •Perdarahan lanjutan

•Plasenta atau sebagian selaput (mengandung •Uterus berkontaksi tetapi tinggi Tertinggalnya
pembuluh darah) tidak lengkap fundus tidak berkurang sebagian plasenta
• Perdarahan segera (kontraksi hilang-timbul)
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan

•Uterus tidak teraba •Syok neurogenik Inversio uteri


•Lumen vagina terisi massa •Pucat dan limbung
•Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
•Perdarahan segera
•Nyeri sedikit atau berat
•Sub-involusi uterus •Anemia Perdarahan
•Nyeri tekan perut bawah •Demam terlambat
•Perdarahan > 24 jam setelah persalinan. Endometritis
Perdarahan sekunder atau P2S. Perdarahan atau sisa
bervariasi (ringan atau berat, terus menerus plasenta
atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai (terinfeksi atau
infeksi) tidak)
•Perdarahan segera (Perdarahan •Syok Robekan dinding
intraabdominal dan / atau pervaginam •Nyeri tekan perut uterus (Ruptura
•Nyeri perut berat atau akut abdomen •Denyut nadi ibu cepat uteri
Penatalaksanaan
Penanganan Umum
• Jangan tinggalkan pasien sendiri
• Mintalah bantuan. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
• Lakukan pemeriksaan secara tepat KU ibu, termasuk tanda vital
• ABC (Jaga jalan napas, O2, cairan)
• Bila dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan penanganan syok.
Penatalaksanaan
• Diagnosis – Apakah ini HPP?
• Pertimbangkan faktor risiko
• Lakukan observasi jumlah
perdarahan
• Perhatikan darah yang keluar dari
vagina setelah operasi sesar
• Ingat !!!
• Darah yang hilang selalu dianggap
sedikit dari yang seharusnya
Penatalaksanaan

• SYOK(+)/ (-) ????

•A = airway
•B = breathing
•C = circulation
Penatalaksanaan
• SYOK
• Tanda dan gejala :
• Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih)
• Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
• Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin, gelisah, urin sedikitPrinsip
• dasar penanganan : tujuan utama menstabilkan kondisi pasien, memperbaiki
volume cairan sirkulasi darah, mengefisiensikan sistemsirkulasi
darah.
Penanganan awal :
• Minta bantuan, periksa seksama KU ibu & td vital
• ABC :
• Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor16
• sambil diambil contoh darah untuk cross darah
• Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama.
• Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan 500-1000 cc per-6-8 jam
• Kateterisasi, ukur urin
• Pantau tanda-tanda vital tiap 5’ 15’ 3 0 ’ 1 jam

Penanganan khusus :

• Identifikasi dan atasi penyebab syok


• Dalam obstetri syok ec perdarahan
Penatalaksanaan
• Diagnosis – Apa penyebab?
• Nilai fundus
• Periksa saluran genitalia bawah
• Eksplorasi uterus
• Sisa plasenta
• Ruptur uterus
• Inversio uterus
• Nilai faktor perdarahan
Penanganan Khusus

• Pastikan bahwa kontraksi uterus baik :


• Pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
• Berikan oksitosin 20 unit drip dalam RL 500 cc
• 20-40 tetes / menit
• Lakukan kateterisasi, pantau cairan keluar-masuk
• Periksa kelengkapan plasenta
• Periksa kemungkinan robekan perineum, vagina, serviks atau ruptura
uteri
• Jika perdarahan terus berlangsung, siapkan rujukan
• Jika perdarahan teratasi, periksa kadar hemoglobin :
• Hb < 7 g/dl atau Ht < 20% (anemia berat) :
• Beri transfusi sampai dengan Hb >7 g/dl
• Hb 7-11 g/dl :
• Beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg
per oral sekali sehari selama 6 bulan
1. Atonia uteri

Masase uterus, pasang minimal 2 IV line


Oksitosin 20-40 IU dlm RL 500 cc 20-40 tts, Ergometrin 0,2 mg IM/IV

Perlukaan (-), retensio/ sisa plasenta (-)


Uterus tidak berkontraksi Ergometrin 0,2
mg dapat diulang 15’ dari I Misoprostol
1000 mcg rektal

Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS

Ligasi arteri atau histerektomi


• Management - Bimanual Massage
Jawaban lainnya
• B. rupture perineum robekan pada perineum karena proses
persalinan maupun episiotomi, banyaknya perdarahan tergantung
derajat ruptur
• C. gangguan pembekuan darah gangguan pada proses pembekuan
darah, menyebabkan perdarahan ketika persalinan
• D. laserasi jalan lahir adanya robekan pada jalan lahir,
menyebabkan perdarahan pasca persalinan
• E. retensio plasenta plasenta yang tidak dapat keluar setelah lebihdari
30 menit, perlu dilakukan manual plasenta
63. Trichomonas vaginalis
• wanita 28 tahun keputihan sejak 1 minggu lalu
• nyeri saat berkemih dan tidak nyaman saat melakukan hubungan
suami-istri
• didapatkan serviks kemerahan dan cairan dalam jumlah banyak yang
berwarna kuning dan berbau
• laboratorium ditemukan parasit yang sedang bergerak
• Parasit penyebab?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami trikomoniasis

• Trikomoniasis infeksi pada vagina dan serviks yang menyebabkan


keputihan pada wanita, disebabkan oleh parasite trichomonas
vaginalis
• Gejala : keputihan warna kuning kehijauan, nyeri saat berkemih, tidak
nyaman saat berhubungan seksual, serviks kemerahan
Trikomoniasis
• Trichomoniasis vaginalis adalah infeksi spesifik yang disebabkan oleh
protozoa atrial Trichomonas vaginalis pada tractus genitourinarius
baik perempuan maupun laki-laki.
• T.vaginalis pertama kali diuraikan oleh Donne (1836) dari sekret
purulen organ genital wanita. Infeksinya ditemukan di seluruh dunia
dan organisme dapat ditemukan bila dilakukan pemeriksaan bahan
dengan benar.
Gejala Klinis
• Pada wanita
• Sekitar 50- 90% wanita dengan trichomoniasis menunjukkan gejala
klinis dan seringkali pada penderita ini juga menderita penyakit sexual
yang lain sehingga sulit untuk mengidentifikasi gejala klinis
trichomoniasis yang jelas.
• Discharge vagina dapat ditemukan pada 50 – 75% penderita, tetapi
discharge yang berbau hanya terdapat pada sekita 10% penderita.
• Tempat hidup T. vaginalis spesifik dan biasanya tidak dapat hidup di
luar sistem urogenital.
• Setelah masuk mulailah terjadi proliferasi, yang mengakibatkan
timbulnya peradangan dan trofozoit dalam jumlah yang besar dalam
jaringan serta timbulnya sekresi.
• Sekret vaginal digambarkan sebagai cairan berwarna kehijauan/
kekuningan, kadang-kadang berbuih dan berbau busuk. Apabila
infeksi makin kronis, sekret yang purulen akan berkurang, dan jumlah
organisme juga berkurang.
• Masa inkubasi yang normal berkisar antara 4 – 28 hari. Timbulnya
gejala pruritus dan keluarnya cairan dari vagina atau vulva seringkali
mendadak dan terjadinya selama atau setelah menstruasi sebagai
akibat meningkatnya asiditas.
• Kira-kira 20% wanita dengan trichomoniasis vagina menderita disuria,
suatu gejala yang dapat terjadi sebelum gejala-gejala lainnya.
• Gejala sakit pada perut bagian bawah terdapat pada 10% penderita
dan keadaan ini mungkin berhubungan dengan salpingitis oleh
penyebab yang lain.
• Gejala lain berupa eritema pada vulva terdapat pada 50 –75%
penderita sedangkan eritema pada dinding vagina terdapat pada 20 –
75%.
Vaginal discharge
Srawberry cervix
Diagnosis
• Identifikasi dari T. vaginalis biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan
sediaan basah dari sekret vagina, uretra atau prostat. Karena
morfologi dari T. vaginalis sangat mirip dengan T. hominis yang non-
patogen, sangat penting untuk mencegah kontaminasi spesimen
dengan tinja.
• Tes diagnostik selain dengan sediaan basah, dapat juga digunakan
pulasan permanen, pulasan fluoresen dan biakan.
Pengobatan
• Metronidazole : 2,0 g dosis tunggal atau 250 mg 3x sehari, selama 10
hari. Pada wanita menyusui sebaiknya dihentikan selama 24 jam
setelah terapi dosis tunggal.
• Pada wanita hamil : hindari pemakaian metronidazol pada kehamilan
trimester I, dan sebagai gantinya dapat digunakan Clotrimazole 100
mg intravaginal pada malam hari selama 7 hari.
• Pengobatan sebaiknya juga dilakukan pada pasangan
• Pada pria dosisnya 250 mg 2X sehari selama 10 hari.
• Pada bayi yang memperlihatkan gejala trichomoniasis dapat diberi
metronidazol 10-30 mg/kg bb selama 5-8 hari
• Kasus di atas adalah trikomoniasis, penyebab trichomonas
vaginalis
64. Oksigen masker, antibiotik, antipiretik,
rujuk ke RS
• anak perempuan 2 tahun batuk, pilek, dan demam sejak 5 hari
yang lalu
• Anak tampak gelisah dan rewel
• suhu 40⁰C, pernafasan 65x/menit
• auskultasi didapatkan nafas vesikuler dikedua lapang paru dan
ronkhi basah kasar nyaring di kedua lapang paru dan sedikiti
wheezing
• Tata laksana yang tepat ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami pneumonia

• Pneumonia Infeksi saluran napas bagian bawah yang ditandai


dengan adanya keradangan pada parenkim paru dimana asinus terisi
dengan cairan eksudat, disertai infiltrasi sel radang ke dinding alveoli
PNEUMONIA
• Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi
oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernapasan, akibat
kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.
• Pneumonia proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau
alveoli.
• Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan
dengan proses infeksi akut pada bronkus (bronchopneumonia).
KLASIFIKASI PNEUMONIA

Berdasarkan Sumber Berdasarkan Kuman Berdasarkan


Infeksi penyebab Predileksi / tempat
infeksi
Pneumonia yg didapat di • Pneum. bakterial
masyarakat • Pneumonia lobaris
(Community-acquired pn.)
• Pneum. atipikal (lobar pneumonia)
• Pneumonia yg didapat di • Pneum. ok virus • Bronchopneumonia
RS (Hospital-acquired pn. )
• Pneumonia sspirasi
• Pneum. ok jamur • Pneum interstitialis
/ patogen lainnya (interstitial pneumonia)
• Pne. Immunocompr. host
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas
akut selama beberapa hari.
• Batuk nonproduktif dan produktif
• Sesak nafas
• Retraksi intercosta
• Demam
• Cyanosis
• Nyeri sendi, lelah
• Mual, muntah, nafsu makan turun
• Ronchii
• Leukositosis
• Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi dinding dada,
grunting, dan sianosis.
• Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting, tetapi takipneu,
retraksi, sianosis, batuk, panas dan iritasi.
• Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non produktif/produktif),
takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada.
• Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas, batuk (non
produktif/produkti), nyeri dada akibat iritasi pleura, nyeri kepala,
dehidrasi, suara nafas menurun dan letargi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Chest X ray Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar,
bronchial); abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrate nodul (lebih sering virus).
• AGD pO2, pCO2
• Blood test
• Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
• Aspirasi / biopsi jaringan paru - bronchoscopy
PNEUMONIA…
Pemeriksaan Penunjang
✓ Gambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai
gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.

✓ Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit lebih


dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.

✓ Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakan


dahak, biakan darah, dan serologi.

✓ Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut asidosis


respiratorik.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Ringan antibiotik per-oral dan rawat jalan
• Berat
• Rawat inap
• Anti Biotik
• O2 th/
• Nebulizer
• Postural Drainage
• Cairan dan elektrolit
• Hydration/Fever Control/Nutritional Support
Pengobatan
• Tergantung tingkat keparahan gejala dan jenis organisme yang
menyebabkan infeksi
• Streptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-clavulanate
(Augmentin) dan erythromycin
• Hemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime (Ceftin),
ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin (Floxin), dan
trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim and Septra)
• Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus : antibiotik,
seperti erythromycin
• A. oksigen nasal, antibiotik, antipiretik, rawat di puskes pada kasus
termasuk pneumonia berat, harus dirujuk ke RS
• C. oksigen headbox, infus, antipiretik, rujuk ke R S oksigen headbox
diberikan pada neonates
• D. rujuk ke puskes pada kasus termasuk pneumonia berat, harus
dirujuk ke RS

• E. oksigen headbox, antipiretik, mukolitik, rawat di puskes padakasus


termasuk pneumonia berat, harus dirujuk ke RS
65. Metronidazole

• anak laki-laki 4 tahun kejang, posisi melenting leher-kepala, dan


didapatkan trismus (+)
• Ada luka bernanah di kaki
• Antibiotik yang dapat diberikan?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami tetanus

• Tetanus infeksi yang disebabkan oleh clostridium tetani,


menghasilkan toksin tetanolisin dan tetanospasmin
• Gejala trismus, kaku kuduk, opistotonus, perut papan, bisa sampai
kejang, disfagia, ganggua respirasi
tetanus
• Penyebab clostridium tetani (basil gram +) anaerob berspora
• Toksin tetanolisin, tetanospasmin
• Masuk melalui :
• Luka tusuk dalam, luka bakar, kotor
• Otitis media, karies gigi, luka kronis
• Pemotongan tali pusat tidak steril
Manifestasi klinis
Tetanus generalisata
• Paling sering
• Hipertonus otot, spasme, trismus
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi)
• Abdomen papan
• Risis sardonicus
• Opistotonus
• Spasme otot-otot pernapasan

Tetanus lokal
• Paling ringan
• Rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka
• Bisa berkambang menjadi generalisata
Tetanus sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka pada kepala atau wajah
• Kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
• Spasme otot wajah, spasme lidah, spasme tenggorokan
dysarthria, disfonia, disfagia
• Bisa berkembang menjadi generalisata
• Prognosis paling buruk
Klasifikasi ablett
Derajat I (ringan)
• Trismus ringan sampai sedang
• Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan
• Tidak dijumpai kejang
• Tidak dijumpai gangguan respirasi

Derajat II (sedang)
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
• Takipneu
• Disfagia ringan
Derajat III (berat)
• Trismus berat
• Otot spastis, kejang spontan
• Takipneu, takikardi
• Serangan apneu (apneic spell)
• Disfagia berat
• Aktivitas autonomy meningkat

Derajat IV (terminal) : III ditambah


• Gangguan autonomy berat (autonomic storm)
• Hipertensi berat dan takikardi, atau
• Hipotensi dan bradikardi
Tatalaksana umum imunoterapi Antibiotik

• Perawatan di ruang • Human tetanun IG • Metronidazol


isolasi (gelap dan 3000-5000 U IM 500mg/6 jam PO
tenang) single dose dg atau IV selama 10
• Hindari stimulus beberapa dosisi di hari
taktil atau suara pd infiltrasikan di • Penicillin prokain 1,2
ps sekitar luka atau juta U / 6 jam IM
• Pembersihan dan • Anti tetatus serum atau IV selama 10
debridemen luka 50000 U IM diikuti hari
kotor dg 50000 U infus
• Tetrasiklin 30-50
• Diat TKTP, bila perlu lambat skintest
mg/kg/hari dibagi 4
NGT dosis atau
• Support airway, eritromicin 50
breathing mg/kg/hari dibagi 4
dosis selama 10 hari
Kontrol spasme dan kejang
• Benzodiazepin : diazepam 5 mg IV atau lorazepam 2 mg IV, dinaikkan bertahap hingga mencapai
control spasme tanpa menyebabkan distress respirasi
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dg dosis optimum 10mg/kali
tiap kejang, kemudian diikuti diazepam oral 0,5mg/kg/kali tiap 4 jam (dosis maks 240 mg/hari)
Imunisasi tetanus
• Tetanus tidak menginduksi imunitas
• Pada pasien yang belum pernah diimunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian TT yang pertama
dilakukan bersamaan dg antitoksin namun dg spuit yang berbeda dan sisi penyuntikan yang
berbeda. Dosis 0,5 ml TT IM
• Dosis kedua TT = 1-2 bulan setalah dosis pertama. Dosis ketiga 6-12 bulan setelah dosis kedua.
Booster dilakukan tiap 10 tahun
Pencegahan tetanus pada luka
• Antibiotik yang dapat diberikan pada kasus tetanus
• Metronidazole
• Penisilin prokain
• Tetrasiklin
• Eritromisin
66. NEBULISASI
• anak perempuan 4 tahun sesak napas sejak tadi pagi
• Sesak disertai dengan batuk pilek, dan demam 3 hari yang lalu
• tampak sesak napas, RR 46x/menit, Nadi 96x/menit, dan suhu 37.7⁰C
• pemeriksaan paru didapatkan perkusi dalam batas normal dan saat
auskultasi terdengar wheezing dan rhonki
• Pemberian obat yang tepat pada pasien ini adalah melalui?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami pneumonia

• Pneumonia Infeksi saluran napas bagian bawah yang ditandai


dengan adanya keradangan pada parenkim paru dimana asinus terisi
dengan cairan eksudat, disertai infiltrasi sel radang ke dinding alveoli
PNEUMONIA
• Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi
oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernapasan, akibat
kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.
• Pneumonia proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau
alveoli.
• Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan
dengan proses infeksi akut pada bronkus (bronchopneumonia).
KLASIFIKASI PNEUMONIA

Berdasarkan Sumber Berdasarkan Kuman Berdasarkan


Infeksi penyebab Predileksi / tempat
infeksi
Pneumonia yg didapat di • Pneum. bakterial
masyarakat • Pneumonia lobaris
(Community-acquired pn.)
• Pneum. atipikal (lobar pneumonia)
• Pneumonia yg didapat di • Pneum. ok virus • Bronchopneumonia
RS (Hospital-acquired pn. )
• Pneumonia sspirasi
• Pneum. ok jamur • Pneum interstitialis
/ patogen lainnya (interstitial pneumonia)
• Pne. Immunocompr. host
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas
akut selama beberapa hari.
• Batuk nonproduktif dan produktif
• Sesak nafas
• Retraksi intercosta
• Demam
• Cyanosis
• Nyeri sendi, lelah
• Mual, muntah, nafsu makan turun
• Ronchii
• Leukositosis
• Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi dinding dada,
grunting, dan sianosis.
• Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting, tetapi takipneu,
retraksi, sianosis, batuk, panas dan iritasi.
• Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non produktif/produktif),
takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada.
• Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas, batuk (non
produktif/produkti), nyeri dada akibat iritasi pleura, nyeri kepala,
dehidrasi, suara nafas menurun dan letargi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Chest X ray Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar,
bronchial); abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi
menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan
infiltrate nodul (lebih sering virus).
• AGD pO2, pCO2
• Blood test
• Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
• Aspirasi / biopsi jaringan paru - bronchoscopy
PNEUMONIA
Pemeriksaan Penunjang
✓ Gambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai
gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.

✓ Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit lebih


dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.

✓ Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakan


dahak, biakan darah, dan serologi.

✓ Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut asidosis


respiratorik.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Ringan antibiotik per-oral dan rawat jalan
• Berat
• Rawat inap
• Anti Biotik
• O2 th/
• Nebulizer
• Postural Drainage
• Cairan dan elektrolit
• Hydration/Fever Control/Nutritional Support
Pengobatan
• Tergantung tingkat keparahan gejala dan jenis organisme yang
menyebabkan infeksi
• Streptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-clavulanate
(Augmentin) dan erythromycin
• Hemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime (Ceftin),
ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin (Floxin), dan
trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim and Septra)
• Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus : antibiotik,
seperti erythromycin
• Pada kasus, pemberian obat yang tepat pada pasien nebulisasi
kondisi sesak napas perlu diberikan obat dg cepat, shingga diberikan
nebulisasi yang akan langsung masuk ke saluran napas
67. Ethambutol
• anak laki – laki 2 tahun batuk berdahak sejak kemarin
• anak sering batuk pilek, berat badan sulit naik dan sulit makan
dalam 6 bulan belakangan ini
• BB 10 kg suhu 38,3⁰C, ditemukan limfadenopati leher, multiple
• Obat yang menjadi kontraindikasi pada kasus di atas?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami TB paru

• TB paru infeksi paru oleh karena kuman M. tuberculosis


• Gejala batuk berdahak > 2 minggu, batuk bisa berdarah, sesak
napas, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu
makan, berkeringat di malam hari, atau didapatkan gejala TB ekstra
paru
Tuberkulosis
- TBC, KP, flek, paru basah
- Masalah kesehatan utama dunia
- TB anak = TB dewasa
- TB anak: TB Primer “Reservoir” penyakit masa mendatang

Gejala TB anak tidak khas

180
DIAGNOSIS
Pasti : M. Tuberkulosis
Sulit : - Pengambilan sampel
- Jumlah Kuman Sedikit

Diagnosis kerja :
klinis, radiologis (tidak spesifik)
Tuberkulin
Lab lain

181
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1
bulan dengan penanganan gizi.
• Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat
badan tidak naik dengan adekuat (failure to thrive).
• Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus,
malaria atau ISNA), dapat disertai keringat malam.
• Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit dan biasanya
multipel.
• Batuk lama lebih dari 30 hari.
• Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
182
Gejala dan tanda spesifik sesuai organ yang terkena :

1. TB kulit / skrofuloderma
2. TB tulang dan sendi
- Tulang punggung (spondilitis) : gibbus
- Tulang panggul (koksitis) : pincang
- Tulang lutut : pincang dan / bengkak
Dengan gejala pembengkakan sendi, gibbus, pincang, sulit membungkuk
3. TB otak dan saraf
-Meningitis : iritabel, kaku kuduk, muntah – muntah dankesadaran menurun.
4. TB mata
- Conjunctivitis phlyctenularis
- Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
5. TB organ – organ lainnya

183
Foto Rontgen :
- Rontgen tidak khas kecuali Milier
“BP, KP belum dpt disingkirkan, proses spesifik masih mungkin” ??

- Non sugestif : infiltrat minimal (flek paru)


- Sugestif :
- Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dgn / tanpa infiltrat
- Konsolidasi segmental / Lobar
- Milier
- Kalsifikasi
- Bronkiektasis
- Kavitas
- Efusi pleura,
- destroyed lung

184
Uji Tuberkulin
Positif
1. Infeksi TB alamiah
a. Infeksi TB tanpa sakit
b. Infeksi TB dan sakit TB
c. Pasca terapi TB

2. Imunisasi BCG (Infeksi buatan)

3. Infeksi M. Atipik / M. Leprae

Negatif
1. Tidak ada infeksi TB
2. Masa inkubasi infeksi TB
3. Anergi
185
Petunjuk WHO untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak
a. Dicurigai Tuberkulosis
1. Anak sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis pasti
2. Anak dengan :
Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan
Berat badan menurun, batuk dan mengi yang tidak baik dengan pengobatan untuk penyakit pernapasan
Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit

b. Mungkin Tuberkulosis
Anak yang dicurigai tuberkulosis ditambah :
Uji tuberkulin positif (10 mm atau lebih)
Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis
Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT

c. Pasti Tuberkulosis (confirmed TB)


Ditemukan hasil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan
Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan

186
Tatalaksana
Medika Mentosa
Penataan Gizi
Lingkungan : TB anak tidak menular
TB dewasa ! (sentrifetal – sentrifugal)

Obat utama ( first line ) : INH,ripamfisin,PZA,ETB,Strep


Obat lain ( second line ) : RAS, viomisin, siklosepin,
etionamid, kanamisin, kapriomisin.

188
Evaluasi Terapi
Penting : Keadaan Klinis

- Rontgen hanya penunjang


“Kritisi : status quo ante ,
bertambah buruk”

- Tuberkulin tes : (+) tetap (+)


- LED tidak spesifik

191
• Pada kasus TB paru anak, regimen yang diberikan 2RHZ / 4RH
• Kontraindikasi ethambutol, dapat menyebabkan gangguan
penglihatan, neuritis optic, buta warna pada anak
Jawaban lainnya
• A. rifampisin menurunkan efektivitas KB hormonal, menstruasi
ireguler, urin berwarna merah, purpura dan renjatan, defisiensi asam
folat, strong enzim inducer, hepatotoksik
• B. isoniazid neuropati perifer, anemia
• C. pyrazinamide paling hepatotoksik, meningkatkan kadar asamurat,
nyeri sendi
• E. streptomisin ototoksik, embriotoksik, nefrotoksik
68. PUNGSI LUMBAL

• anak perempuan 5 tahun kejang sebanyak 2 kali


• Kejang terjadi selama 15 menit di mana tangan dan kaki anak
kelojotan dan mata mendelik ke atas, kemudian tidak sadarkan diri
hingga dibawa ke UGD
• anak mengalami batuk dan pilek selama 2 hari terakhir
• HR 120x/menit, RR 16x/menit, T 38,5⁰C
• Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya segara dilakukan?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kejang demam kompleks

• Kejang demam kompleks bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (>38 C per rektal) tanpa adanya infeksi susunan
saraf pusat, gangguan elektrolit, atau metabolic lain
• Kejang berlangsung > 15 menit, bersifat fokal atau parsial, berulang
dalam 24 jam
Kejang demam

• Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5


tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 C),
yang tidak disebabkan oleh proses intraklanial.
Kejang demam sederhana (KDS): Kejang demam kompleks (KDK):
➢ Durasi <15 menit ➢ Durasi >15 menit
➢ Sifat umum tonik-klonik ➢ Sifat fokal, atau fokal jadi umum
➢ Kejang tidak berulang dalam 24 jam ➢ Kejang berulang dalam 24 jam
Anti kejang pada neonatus

Fenobarbital 20 mg/kgBB IV dlm 10-15 menit, ulang


dg dosis 10mg/kgBB sebanyak 2x dg jarak 30 menit

Fenitoin 20mg/kgBB IV dalam garam fisiologis dg


kecepatan 1mg/kgBB/menit

Midazolam bolus 0,2mg/kgBB lanjut titrasi 0,1-


0,4mg/kgBB/jam IV
Faktor resiko berulangnya kejang demam
• Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Usia kurang dari 12 bulan
• Suhu badan saat kejang <39 C
• Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan kejang
• Kejang demam pertama KDK
• Bila ada semua factor kemungkinan berulang 80%
• Bila tidak ada factor 10-15%
• Kemungkinan berulang paling besar pada tahun pertama setelah awitan
kejang
Indikasi profilaksis kejang demam

Intermitten
• Kelainan neurologis berat, missal CP
• Berulang 4 kali atau lebih dalam 1 tahun
• Usia <6 bulan
• Kejang pada suhu <39 C
• Kejang demam sebelumnya suhu meningkat dengan cepat

Jangka panjang/rumatan
• KDK dengan kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (paresis
Tod’s, CP, hidrosefalus); kejang lama >15 menit; kejang fokal
Profilaksis jangka panjang/rumatan
• Obat yang biasa digunakan :
• Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
• Asam valproate 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
• Fenitoin dan carbamazepine tidak efektif untuk pencegahan kejang
demam

Selama 1 tahun bebas kejang


Profilaksis intermitten
• Antipiretik tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik
mengurangi resiko terjadinya kejang demam
• Tapi tetap diberikan
• Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari, tidak lebih dari 5 kali
• Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4 kali

Antikonvulsan diazepam oral 0,3 mg/kg per 8 jam pada saat


demam menurunkan resiko berulangnya kejang pd 30-60% kasus,
sama dg diazepam rektal 0,5 mg/kg per 8 jam pd suhu >38,5 C
• Pada kasus tersebut, karena merupakan kejang demam kompleks,
menjadi indikasi untuk pemeriksaan pungsi lumbal
69. Scurvy
• anak laki-laki 5 tahun gusi yang berdarah sejak 2 bulan yang lalu
• gigi mudah digoyangkan dari gusi, petekie di kulit seluruh tubuh
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami scurvy

• Scurvy gangguan nutrisi yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C


yang menyebabkan kegagalan sintesis kolagen dan pembentukan
osteoid yang mengakibatkan osteoporosis dan disertai perdarahan
subperiostal dan submukous
• Gejala Gusi terlihat kebiru-biruan, bengkak yang lunak terutama
pada gigi seri sentral atas, petekie, hematemesis, hematuria dapat
terjadi
Scurvy
• gangguan nutrisi yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C yang
menyebabkan kegagalan sintesis kolagen dan pembentukan osteoid
yang mengakibatkan osteoporosis dan disertai perdarahan
subperiostal dan submukous
Gejala
• kegagalan pertumbuhan pada bayi
• kegagalan pertumbuhan tulang
• sakit sendi
• luka yang sulit sembuh
• mudah infeksi
• perdarahan (gusi dan kulit)
• Kulit kering
• anemia
• fatique (kelelahan)
• Sumber :
• buah-buahan
• sayuran

• Kebutuhan :
• Anak/dewasa : 20 – 30 mg/hari
• Ibu hamil & menyusui (buteki) : + 20 mg
Jawaban lainnya
• A. beri-beri defisiensi tiamin (B1), gejala : polyneuritis, lelah, hilang
nafsu makan, BB turun, gangguan pencernaan, edema pada kaki
sampai badan
• B. impetigo infeksi kulit karena streptococcus atau stafilokokus,
gejala : ada krustosa atau bulosa
• C. kwashiorkor kekurangan protein, BB/TB > 70%, edema tungkai,
mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti jagung, mudah dicabut
dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis, pembesaran
hepar
• D. pellagra defisiensi niasin, gejala : 3D, diare, dermatitis, dementia
70. CEFTRIAXON
• laki-laki 2 tahun kejang kelojotan dari tangan dan kaki
• demam 2 hari. Kejang 2x dalam sehari selama 10 menit
• Ibu tidak memberikan obat penurun panas
• anak tidak sadarkan diri, nadi 145x/menit, pernafasan 30x/menit,
suhu 39⁰C
• Kaku kuduk (+), didapatkan PMN meningkat, none pandy (+)
• Terapi yang dapat diberikan untuk pasien ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami meningoenchepalitis

• Meningoenchepalitis peradangan atau infeksi pada otak dan


selaput pembungkus otak
• Gejala : demam, nyeri kepala, kaku kuduk, penurunan kesadaran,
kejang
Infeksi sistem saraf pusat

Meningitis Encephalitis

• Demam • Demam
• Nyeri kepala • Penurunan
• Kaku kuduk kesadaran
• Kejang
Meningitis
• Peradangan pada meninges
• Fungsi neuro intak tidak ada deficit neuro fokal
• Letargi

Encephalitis
• Peradangan pada parenkim otak
• Seringkali dengan peradangan meninges (meningoencephalitis)
dan medulla spinalis (encephalomyelitis)
• Berefek pada fungsi otak perubahan status mental, deficit
sensori/motoric, perubahan kepribadian, gangguan bicara/gerak
Pemeriksaan

• Meningeal sign meningitis (+)


• Lumbal pungsi menentukan penyebab
Tata laksana encephalitis
• Asiklovir tata laksana empiric karena tingginya insidensi
encephalitis herpes simpleks
• Setelah penyebab diketahui, sesuai dg pathogen penyebab
• Pada kasus meningoenchepalitis > 3 bulan, antibiotik yang digunakan
cefotaxime atau ceftriaxone dan vancomycin
71. KEP tipe campuran
• laki-laki 2 tahun 5 bulan diare terus menerus sejak 10 hari yanglalu
• malas makan dan apabila makan/minum pasien memuntahkannya
• PF: BB 7,1 kg, TB 60 cm, otot hipotrofi, jaringan lemak sub kutis -,
turgor kulit menurun, edem pada dorsum pedis +
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami KEP tipe campuran

• Marasmus gizi buruk karena kekurangan kalori


• Gejala sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti
orang tua, wasting, iga gambang, kulit keriput, jaringan lemak
• subkutan minimal
• Kwashiorkor gizi buruk karena kekurangan protein di dalam tubuh
Gejala edema tungkai, mata sayu, rambut tipis seperti jagung,
mudah dicabut dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis
Malnutrisi Energi - Protein
• Penyakit akibat kekurangan energy dan protein umumnya disertai
dengan defisiensi nutrisi lain
• Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Etiologi
• Langsung
• Penyakit infeksi
• Defisiensi energi dan protein
• Tidak langsung
• Tingkat pendidikan
• Tingkat pengetahuan gizi
• Tingkat pendapatan
• Pekerjaan orang tua
• Besar anggota keluarga
• Pola asuh
• Sosio budaya
• Pola penyapihan
• Pola pemberian makanan padat
Etio - infeksi
• Hubungan antara KEP dan penyakit infeksi sinergis
• Penyakit infeksi yang menyebabkan KEP
• Cacar air
• Batuk rejan
• TBC
• Malaria
• Diare
• Cacing mis : Ascaris Lumbricoides
• Orang yang menderita KEP mudah terkena infeksi dan akan memperberat kondisinya dan
sebaliknya.
Klasifikasi
• Kwashiorkor
• Marasmus
• Marasmus kwashiorkor
Kwashiorkor
• Perubahan mental (apatis, tampak lesu, rewel) seringdijumpai
• Edema
• Wajah sembab
• Pandangan sayu
• Dermatosis pada kulit, warna rambut merah atau belang (crazy
pavement dermatosis)
• Masih tampak jaringan lemak dibawahkulit
• Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah divabut
tanpa sakit, rontok
• Berat badan/umur turun tidak terlalu rendah
• Sering dijumpai pembesaran hati/hepatomegali
• Nafsu makan sangat buruk
• Pemeriksaan lab: serum albumin rendah
Marasmus
• tak tampak lemak dibawah kulit, kulit kering/keriput
• wajah seperti orang tua
• tampak dehidrasi
• perubahan mental (iritabel atau apatis) jarang dijumpai
• berat badan/umur sangat rendah (< 60 SD) sangat kurus
• iga gambang
• baggy pants
• nafsu makan baik
• tidak tampak perubahan warna kulit dan rambut
• tidak dijumpai pembesaran hati
• pemeriksaan lab : serum albumin normal
Marasmus kwashiorkor
• berat badan/umur sangat rendah ( < 60 SD) sangat kurus
• edema
• berat badan/tinggi sangat rendah
• gejala lain campuran antara gejala marasmus dan gejalakwashiorkor
Faktor resiko
• Berat badan lahir rendah
• HIV
• Infeksi TB
• Pola asuh yang salah
Penyakit infeksi penyerta KEP
• Dermatosis
- hipo/hiperpigmentasi
- deskuamasi (kulit mengelupas)
- lesi ulserasi eksudatif/menyerupai luka bakar
- sering disertai infeksi sekunder
• Parasit cacing
• Diare
• Tuberkulosis
Penyakit gizi lain yang menyertai MEP
• Defisiensi vitamin A
• Defisiensi zat besi,folat dan B12
• Defisiensi vitamin B2
• Defisiensi seng/Zn
• Pada KEP berat selalu disertai kekurangan vitamin dan mineral
Pemeriksaan
• Tanda dehidrasi
• Tanda defisiensi vit A konjungtiva kering, ulkus kornea, keratomalasia
• LILA <11,5 cm untuk anak 6-59 bulan

• Lab : GD, Hb, Hct, preparat apusan darah, urin rutin, feses
• Antropometri
• Foto toraks
• Uji tuberkulin
Penentuan MEP dengan antropometri
• KEP ringan BB/U 70%-80% WHO-NCHS
• KEP sedang BB/U 60%-70% WHO-NCHS
• KEP berat BB/U <60% WHO-NCHS
Pencegahan
• Mempertahankan status gizi anak
• Mengurangin resiko terjadinya infeksi
• Meminimalkan akibat penyakit infeksi
• Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam fase dini
Jawaban lainnya
• A. diare akut pada kasus ini menjadi salah satu penyebab KEP nya
• B. KEP tipe marasmus tidak didapatkan edema pada tubuh
• C. malnutrisi akut BB/TB <80%
• E. anemia gizi anemia yang disebabkan oleh karena defisiensi zatgizi
tubuh
72. Metronidazole
• laki-laki 9 tahun BAB encer dan berdarah
• demam tidak terlalu tinggi
• hepar dan lien tidak ditemukan adanya pembesaran
• feses ditemukan adanya entamoeba histolitica
• Pengobatan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami amebiasis

• Amebiasis infeksi pada gastrointestinal yang disebabkan


entamoeba hystolitica
• Gejala diare lender dan darah, lender > darah, tenesmus
disentri
• penyakit yang berhubungan dengan usus, yaitu suatu penyakit
peradangan usus yang di tandai dengan sakit perut dan buang air
besar, tinja berlendir bercampur darah.Buang air besar ini berulang-
ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan
darah.
Diagnosa
• Pemeriksaan tinja Pemeriksaa ini merupakan pemeriksaan laboratorium
yang sangat penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur
darah. Pemeriksaan ini meliputi :
Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit
dan kista dalam tinja
• Benzidin test
• • Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal
• Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD ), agar
SS
Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-
kadang di temukan leukopenia
Amebiasis
• Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
• Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler
(≤10x/hari)
• Sakit perut hebat (kolik)
• Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan
pada 1/3 kasus)
Siklus hidup
Entamoeba histolytica
PEMBAHASA N O TAK U K D I


--
PEMBAHASAN O TAK U K D I
Terapi
• Pengobatan yang dapat diberikan pada kasus amebiasis
METRONIDAZOLE
73. Protein
• anak perempuan 7 tahun demam sejak 2 hari yang lalu
• Anak rewel dan gelisah
• anak pertama dari empat bersaudara
• Kedua orang tua bekerja sebagai pemulung
• Anak jarang makan daging, telur, dan tidak minum susu
• Pemeriksaan fisik didapatkan kulit kusam pucat, rambut jarang dan
kering, serta hepatomegaly
• Jenis nutrisi yang kurang?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kwashiorkor

• Kwashiorkor gizi buruk karena kekurangan protein di dalam tubuh


• Gejala edema tungkai, mata sayu, rambut tipis seperti jagung,
mudah dicabut dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau
apatis
Kwashiorkor
• Perubahan mental (apatis, tampak lesu, rewel) seringdijumpai
• Edema
• Wajah sembab
• Pandangan sayu
• Dermatosis pada kulit, warna rambut merah atau belang (crazy
pavement dermatosis)
• Masih tampak jaringan lemak dibawahkulit
• Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah divabut
tanpa sakit, rontok
• Berat badan/umur turun tidak terlalu rendah
• Sering dijumpai pembesaran hati/hepatomegali
• Nafsu makan sangat buruk
• Pemeriksaan lab: serum albumin rendah
Hepatomegali
Edema
Jawaban lainnya
• A. karbohidrat marasmus, gizi buruk karena kekurangan kalori,
Gejala : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti
orang tua, wasting, iga gambang, kulit keriput, jaringan lemak
subkutan minimal
• B. lemak sering merasa kedinginan, gangguan jantung dan
pembuluh darah, merasa cepat lapar dan sering lapar, depresi
• D. vitamin gejala muncul tergantung jenis vitamin apa yang kurang
• E. mineral gejala muncul tergantung jenis mineral apa yang kurang
74. Pterigium
• wanita 28 tahun mata kanan berair sejak 3 hari yang lalu
• seperti ada yang mengganjal di kelopak mata atas kanannya
• pemeriksaan mata didapatkan VOD 6/6, terdapat selaput putih
berbentuk segitiga yang mencapai tepi limbus kornea
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami pterigium

• Pterigium pertumbuhan jaringan fibrovaskular subepitelial


berbentuk segitiga pada jaringan konjungtiva bulbar hingga kornea
• Gejala mata berair, mengganjal, adanya selaput berbentuk segitiga pada
konjungtiva
Pterigium
• Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative
dan invasive
• Terletak di celah kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva
yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan puncak di bagian
sentral atau di daerah kornea
Gejala
• Mata sering berair
• Tampak merah
• Rasa gatal
• Seperti ada benda asing
• Nyeri dan rasa panas
• Gangguan penglihatan
• Diplopia
Tata laksana

• Edukasi pada pasien untuk


mengurangi iritasi maupun
Konservatif paparan sinar UV dengan
menggunakan kacamata anti UV
dan pemberian air mata buatan
• Conjunctival graft menggunakan
Operatif
free graft
Jawaban lainnya
• A. hordeolum peradangan pada kelenjar sebase mata, gejala :
nodul di kelopak mata dapat di luar atau di dalam, nyeri, hangat,
bengkak
• B. kalazion peradangan kronis pada kelenjar meibom, gejala :
nodul di kelopak mata, tidak nyeri
• D. pinguekula benjolan atau bintik berwarna kuning yang tumbuh
pada konjungtivalapisan bening di sepanjang kelopak mata dan
menutupi bagian putih mata (sklera)
• E. pseudopterigium jaringan tidak menempel ke konjungtiva, mirip
peterigium, tes sonde (+)
75. Kalazion
• laki-laki 20 tahun bintitan pada kelopak atas mata kiri
• Sebelumnya pasien telah berobat ke puskesmas dan diberikan salep
antibiotik, tetapi tidak ada perubahan
• pemeriksaan didapatkan papul di palpebra superior, tidak merah,
dan tidak nyeri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kalazion

• Kalazion peradangan kronis pada kelenjar meibom,


• gejala nodul di kelopak mata, tidak nyeri
Kalazion
• Peradangan kronik pada kelenjar meibom
• Disebabkan oleh reaksi granulomatosa

• Gejala nodul di kelopak mata, tidak nyeri

• Tata laksana insisi dan kuretase


PEMBAHASA N O TAK U K D I

- - �-- - - . - -- - . -- - - -. - .
.
Hordeolum (Stye) Chalazion
Most commonly found at or near an Most commonly found above the eyelashes on the
Location eyelash follicle upper lid

Bacterial infection either at the root of the


Cause eyelash follicle or in the oil gland of the lids A blocked oil gland (Meibomian or Zeiss)

Symptoms Tenderness. swelling Firm, painless lump

Treatment Spontaneous drainage. warm compresses Warm compresses, antibiotic eyedrops, surgery
Jawaban lainnya
A.hordeolum interna peradangan pada kelenjar sebasea mata, interna
kelenjar meibom, gejala : nodul di kelopak mata dapat di luar atau di :
dalam, nyeri, hangat, bengkak
B.hordeolus eksterna peradangan pada kelenjar sebasea mata,
eksterna: kelenjar zeis atau moll, gejala : nodul di kelopak mata dapat di
luar atau di dalam, nyeri, hangat, bengkak
D.blefaritis peradangan pada tepi kelopak mata dapat disertai
terbentuknya ulkus dan melibatkan kelopak mata
E.pterigium Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degenerative dan invasive, Terletak di celah kelopak bagian nasal maupun
temporal konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan
puncak di bagian sentral atau di daerah kornea

Anda mungkin juga menyukai