1. Rabies virus
• perempuan 42 tahun→ kejang, nyeri kepala dan penurunan
kesadaran
• tampak mengalami agitasi, delirium dan hydrophobia
• pemeriksaan fisik dijumpai suhu badan 38,5°C, tekanan darah
140/60 mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, GCS E2V2M4, Kaku kuduk
(-)
• pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil jumlah leukosit normal,
kadar glukosa normal disertai dengan peningkatan protein
• Penyebab?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → rabies
• Bells palsy → Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
Bell’s palsy
• Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan
mempengaruhi LMN. Idiopathic facial paralysis
• Etiologi masih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi
HSV-1 & herpes zoster), inflamasi, autoimun, iskemik.
• Kemungkinan infeksi HSV-1 dan reaktivasi herpes zoster dari ganglia
nervus cranialis
• Sering ditemukan pada orang dewasa, dg DM, wanita hamil
Manifestasi klinis
Tata laksana
• Prognosis baik
• Terapi steroid (dalam 72 jam pasca onset) → prednisone 1
mg/kgBB/hari atau 60mg/hari selama 6 hari diikuti tapering off 10
mg/hari, dengan durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antiviral → asiklovir, valasiklovir
• Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg (varicella
zoster)
• Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
• Lindungi mata
• Lubrikasi ocular topical (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah
corneal exposure
• Fisioterapi → mempercepat perbaikan dan menurunkan sekuele
Jawaban lainnya
A. stroke iskemik → disebabkan thrombus atau emboli, deficit
• neurologis akut (hemiparesis) yang berlangsung lebih dari 72 jam,
kesadaran umumnya tidak menurun, terjadi saat istirahat
• B. TIA → deficit neurologis akut (hemiparesis) yang membaik dalam
waktu < 24 jam
• C. Guillane barre syndrome → Polineuropati yang bersifat ascending
dan akut yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi
akut
• E. miastenia gravis → suatu penyakit autoimun dimana
persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi
secara tidak normal
3. Scabies
• anak laki-laki 10 tahun → gatal di badan, gatal dirasakan terutama
pada malam hari, atau bila udara hangat dan penderita berkeringat
• didapatkan erupsi kulit berupa terowongan-terowongan halus 2-
3mm, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabu-abuan pada
daerah inguinal, pergelangan tangan, kaki dan aksila
• Penyebab ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → scabies
• Sinonim :
• Gudik
• Budukan
• Gatal agogo
• Penularan :
• Kontak langsung kulit → jabat tangan
• Kontak tidak langsung → penggunaan alat tidur, pakaian,
handuk bersama
PREDILEKSI
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I
• Scabies nodular
• Scabies hewan peliharaan
(tidak khas, sembuh sendiri
karena Sarcoptes scabiei var.
Binatang tidak dapat menginfeksi
manusia)
• Jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali pada pasien muda
dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi dan pada pasien
yang menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal.
Keluhan
• Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi
• Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi
vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.
Faktor Risiko
1. Umumnya terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua.
2. Imunodefisiensi
MANIFESTASI
Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf
spinal atau kranial.
Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di
dekatnya
TERAPI
Jawaban lainnya
• B. pemphigus vulgaris → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula intraepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• C. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
• D. pemphigus bulosa → penyakit autoimun kulit dan mukosa,
ditandai dg bula subepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis
• E. reaksi gigitan serangga → riwayat (+), punctum (+), gatal, panas
5. Miliaria
• pria 19 tahun → gatal timbul terutama saat berkeringat di ketiak
dan leher, kemudian timbul bintil-bintil di daerah yang sama
• Pasien adalah atlet basket yang sedang pelatihan intensif.
• Pemeriksaan fisik didapatkan UKK vesikel dan papul multipel
tersebar di atas dasar eritem pada leher dan axillae
• Diagnosis?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miliaria
Farmakoterapi
• Topikal : bedak kocok yang mengandung kalamin dan antipruritus lain
seperti mentol dan kamfora, 2x sehari, bedak salisil 2%
• Sistemik : antihistamin, cetirizine 1x10 mg
Jawaban lainnya
• B. folikulitis → infeksi primer dari foliker rambut karena infeksi, oklusi,
atau trauma
• C. kandidiasis kutis → infeksi jamur pada kulit, gejala : bercak merah,
basah, bersisik, gatal
• D. dermatitis kontak iritan → reaksi peradangan kulit non imunologik,
kerusakan kulit terjadi langsung, tanpa proses sensitisasi, dapat
dialami oleh semua orang
• E. dermatitis kontak alergi → reaksi hipersensitivitas, papul, eritem,
vesikel, erosi
6. Tinea korporis
• laki-laki 35 tahun → gatal-gatal pada leher dan punggungnya
• kambuh-kambuhan sejak 3 hari yang lalu dan bertambah gatal jika
pasien berkeringat
• telah mengobatinya dengan obat gatal-gatal yang dibelinya di apotek
tapi tidak ada perbaikan
• pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematosa berbatas tegas
dengan tepi lesi berupa papul erimatosa dan bagian tengah
menyembuh. Gambaran lesi berupa polisiklik
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → tinea korporis
Tinea Unguium
• Px Fisik :
• Lesi berbentuk infiltrat, eritematosa, berbatas tegas, dengan tepi lebih aktif dari bagian
tengah , central healing, konfigurasi polisiklik
• Px Penunjang :
• KOH → Hifa panjang bersekat dan artospora
• Klinis
• Biasanya di daerah lipatan (intertriginosa)
• Lesi tampat patch / plak eritematosa, batas
tegas, basah, bersisik, dikelilingi lesi satelit
(vesikel, papul, atau pustule) di sekitarnya
• Pemeriksaan KOH 10% → ragi, pseudohifa,
blastospora
Terapi
• Nistatin
• Krim imidazole
Jawaban lainnya
• A. Trichophyton rubrum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• B. Malassezia furfur → penyebab pityriasis versicolor
• C. Epidermophyton floccosum → penyebab dermatofitosis (tinea)
• D. Staphylococcus → penyebab pioderma
9. Cutaneus larva migrans
• perempuan 28 tahun → gatal di lengan atas kanan sejak 1 bulan lalu
• disertai timbulnya garis merah yang bertambah panjang
• Pasien memiliki hobi berkebun
• pemeriksaan fisik ditemukan garis merah sepanjang 3 cm disertai
papul-papul kecil
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cutaneous larva migrans
(CLM)
• Eiologi :
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum
Cara penularan :
• Kontak langsung dengan larva
Faktor Risiko :
• Jarang menggunakan alas kaki
• Sering berkontak dengan tanah atau pasir
Predileksi :
• Kaki, bokong, tangan, dan genital
MANIFESTASI KLINIS
• Saat masuknya, larva terasa gatal dan panas
• Muncul papul, lalu lesi linier atau berkelok-kelok, kemerahan. Lesi
serpiginosa
• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari
PEMERIKSAAN
• Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi
• Awalnya lesi berbentuk papul → lesi berbentuk linier atau berkelok-
kelok yang terus memanjang
• Ada riwayat kontak dengan tanah, pasir / jarang menggunakan alas
kaki
Px fisik :
• Terdapat papul, kemudian lesi linier atau berkelok-kelok kemerahan
TATALAKSANA
DRUG ADULT DOSE PEDIATRIC DOSE
Albendazole 400 mg per day PO for 3 to Children aged >2 years : 400 mg per
7 days day PO for 3 days.
This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age
Ivermectin 200 mcg/kg PO as a single Children over 15 kg weight : 200
dose mcg/kg PO as a single dose
• D. ventrikel fibrilasi →
• E. ventrikel takikardi →
12. Cushing syndrome
• laki-laki 56 tahun → berat badannya bertambah
• sering mengkonsumsi obat dan jamu-jamuan untuk menghilangkan
nyeri di sendi kakinya
• TD 140/100 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Pemeriksaan fisik didapatkan tampak otot kaki mengecil, dan lebam-
lebam di kedua ekstremitas
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → cushing syndrome
bs)
Pemeriksaan
Jawaban lainnya
• B. Addison disease → defisiensi glukokortikoid dan mineralokortikoid
karena destruksi atau disfungsi glandula adrenal, gejala : penurunan BB,
kurus, pigmentasi, rambut rontok
•
C. cushing disease → adenoma di hipofisis yang menyebabkan peningkatan
ACTH
•
D. adrenal insufiensi → sekresi yang inadekuat dari adrenokortikosteroid,
dapat terjadi sebagai hasil dari sekresi ACTH yang tidak cukup atau karena
• kerusakan dari kelenjar adrenal dapat sebagian atau seluruhnya
E. adrenal crisis → suatu kondisi yang terjadi akibat kegagalan
kelenjar adrenal memproduksi hormon glukokortikoid dan/atau
mineralokortikoid secara normal
13. Schistosomiasis
• laki-laki 24 tahun → diare sejak 3 hari yang lalu disertai dengan
lender dan bercak-bercak darah
• sebanyak 5 kali per hari
• jika buang air kencing seperti ada darahnya sejak 2 hari yang lalu,
agak panas dan meriang
• baru pulang liburan dari daerah Sulawesi
• Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium
• pemeriksaan feses rutin →
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → schistosomiasis
• Klinis :
• Diare dapat disertai lendir dan darah
• Hematuri
• Riwayat bepergian ke daerah endemis
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal
Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda
.. " .... .)
II
·' , • •
�
,. ... •
('
...... .· .
... e . _...
• • "' •• • •••
••
Ukuran: kedl- Ukuran : kecil - Uk ur an : le b ih kecil
Ukuran: kecil,
sedan g, bentuk; besar, bentuk dari v ivax,, bent uk
bentu k c inc in, padat,
koma cine in, cincin pecah, tak cincin,bulat,
tunggal
serin g tunggal
mi nan
. •
.....'. •
�
•
ukuran: besar: ukuran: hampir
Biasanya disertai
•• •
bentuk cincin muda, ..... ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit - sarna P. malariae;
ukuran: kecil, padat; jumlah: sedikit; sedang; bentuk jumlah: sedikit;
jumlah: sedikit; bentuk matang: 6-12 matang: 12- bentuk matang:
bentuk matang: 12- merozoit, biasanya 8 24 rne ro zo it, 4-12 rnerozoit
30 me rozoit, biasanya 16, biasanya 8, ,
•
.
•
' Bentuk lmmatur,
sulit dib e dakan dg
Bentuk I mmatur, Bentuk lmmatur,
sulit dibedakan sulit dibedakan dg
tropozoit matang. t ropozoit mat ang.
dg tropozoit
ntuk; bulat, padat, bent uk; bulat, <
kromat in tunggal mata ng. bentuk;
tungga keciI p v ivax
bu lat, besa r
dan je la s
P E M B A H A S A N
C>T A K U K D I
Tabel 4.4 Perbedaan Spesies Parasit dari Gamba ran sitoplasma Tropozoit pada
Paparan Tebal yang dkat dengan Giemsa.
A. Emb,yonated eggs
Inge-steel by human
I! .Af'Slll•til"-1..TNIIII• ,.,o�-..a•
A Larvae hatch
V in small intestine
Adult$ m lumen
of cecum
Trematoda
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal
Cestoda
• Albendazol 2x400 mg, 8-30 hari, DOC untuk infeksi cestoda yg
fatal (neurocysticercosis)
• Praziquantel 10 mg/kgBB, dosis tunggal, DOC untuk
hymenolepiasis dan taeniasis
Nematoda
Tricuspid area
Pansystolic murmur
• Tricuspid �gurgitation Mitral area
• Ventricular septal defect Pansystolic murmur
• itral regurgitation
Mid-to·late diastolic murmur
Mid-to-late diastolic • itra1 stenosis
murmur
• -rliicuspid stenosis
• Atrial septal defect
• Opening snap dan murmur diastolic → MITRAL STENOSIS
20. Bronkiektasis
• laki-laki 45 tahun → batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu
setiap hari, dahak bisa keluar dan warnanya seperti coklat
• kekuningan
Kadang pasien juga merasakan sesak napas dan nyeri dada
• tetapi tidak sering
• Nyeri dada dirasakan saat batuk saja
• berat badan pasien turun 5 kilo dalam satu bulan ini
TD 130/80, nadi 98 kali permenit, RR 26 kali permenit, suhu
• 38,2 C
pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua lapang
•
parU
•
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → bronkiektasis
- F e c a l AV /
Total anti-HAV
�ft!!CtRd
(gM an i-HAV
P11i KID f f l
�t\tl lM.O bill'.
ttimin td 111
ftc«S
7/ 2
v russenend
ln l D lood
I
K M P P D
Terapi
• Suportif
• Simptomatik
Jawaban lainnya
• B. hepatitis B → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• C. hepatitis C → ditularkan melalui cairan tubuh, darah, mani, cairan
vagina, jarum suntik
• D. kolesistitis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
• E. kolelithiasis → nyeri perut kanan atas setelah makan makanan
berlemak, murphy sign (+)
23. Gagal ginjal akut
• perempuan 45 tahun → diare
• sering buang air besar hampir 10 kali sehari dan konsistensinya cair
• setiap makan setelah itu muntah
• pemeriksaan lebih lanjut didapatkan kadar ureum dan kreatinin
meningkat dan proteinuria +
• Komplikasi yang sudah terjadi ?
• Saat ini kemungkinan pasien sudah mengalami komplikasi → gagal
ginjal akut
• Gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba
ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
Gagal ginjal akut
• perburukan fungsi ginjal yang
cepat dan tiba-tiba ditandai
dengan oliguria (urine output
< 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan
kreatinin
Terapi
II
In SI
..e.s,t,uu-1
Jawaban lainnya
• A. glomerulonephritis akut → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+)
• B. glomerulonephritis kronis → hematuria, proteinuria, hipertensi,
penurunan fungsi ginjal, ASTO (+) dalam jangka waktu yang lama
• C. gagal ginjal kronis → keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi
ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• E. sindrom nefrotik → proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
24. Sindrom nefritis akut
• buang air kecil sedikit dan terkadang berwarna kemerahan
• seorang penderita SLE
• pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,7 C, tekanan darah 150/100
O
647
Klinis:
1. Riwayat infeksi streptokok
2. Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.
3. Hipertensi terutama pada anak2
4. Sembab & bendungan sirkulasi:
- kardiomegali
- bendungan paru akut
- kenaikan tek.vena jugularis.
- hepatomegali
5. bradikardi
648
Pemeriksaan & diagnosis
1.diagnosis:
a. kelainan urinalisis: proteinuri, hematuri
b. foto thorax: kardiomegali&bend.paru
c. ECG: voltase rendah, T inverted, QT >
2. Diagnosis perjalanan penyakit:
a. faal ginjal kenaikan BUN & kreatin
b. elektrolit serum: Na.turun, K naik.
c. protein darah tetap/turun, profil lemak normal
d. ggn.faktor pembekuan: fibrinogen, F.VII, fibrinolitik
649
Diagnosis etiologi
A. pem.serologi: - ASO titer
- kompleks imun
- antiimunoglobulin
- serum komplemen
B. pem.histopatologi.
650
Penatalaksanaan:
1. Pengobatan darurat.
2. Pengobatan suportif
651
Pengobatan darurat:
1. Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru:
a. posisi tidur setengah duduk
b. oksigen
c. diuresis paksa : lasix intravena
d. morfin
e. obat antihipertensi oral
f. hemodialisis: bila tx 24 jam gagal/GGA
2. Ensefalopati hipertensi akut :
a. hidralazin 20 mg I.V. & diuretik furosemid
b. nifedipin im. /sublingual dan furosemid
652
Pengobatan suportif
1. Diet: a. tinggi kalori 35 kal./kgBB/hr
b. lemak tak jenuh
c. rendah protein 0,5-0,75/kgBB/hr
d. elektrolit: Na.&K. dibatasi
Ca. 600-1000 mg/hr
2. Cairan: harus dibatasi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
653
Jawaban lainnya
• A. end stage renal disease → keadaan klinis yang ditandai penurunan
fungsi ginjal secara irreversible, TRIAS : hipertensi, anemia, edema
• B. gagal ginjal akut → perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-
tiba ditandai dengan oliguria (urine output < 0,5 cc/kgbb/jam) atau
anuria, dan peningkatan kreatinin
• D. sindrom nefrotik akut →proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, edema
• E. infeksi saluran kemih → infeksi yang disebabkan oleh E. coli, gejala :
dysuria, hematuria, urgensi, dll
25. Coombs test
• perempuan 35 tahun → riwayat perdarahan post partum dengan
hemoglobin 6 gr/dl
• Selanjutnya diberi transfusi sebanyak 3 kantong whole blood
• pemeriksaan hemoglobin ulang didapatkan Hb 5 gr%
• pemeriksaan fisik tidak ditemukan sumber perdarahan dan penderita
tampak ikterik
• Pemeriksaan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → anemia hemolitik (ABO
atau rhesus inkomtabilitas)
Erythrocyte • •
In VIVO ntlbocJy
(Olltlng of r l j IHOC'j{CS
• •
..i.. >- ).)- '
� )..
-Reagent
erythrocyte
• Pemeriksaan KHAS pada anemia hemolitik → COOMB’s TEST
26. HIV stadium III
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• menderita HIV
• sulit makan karena nyeri di mulutnya ketika makan
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• suhu 38,3 C, mulut didapatkan adanya kandidiasis oral dan stomatitis
multiple. Lifadenopati cervical (+)
• Hb 8, AT 105000, Al 6500
• sedang dalam pengobatan TB paru
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → HIV stadium III
· "ipneumani
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
100
-
-.,
u
10
TERAPI
ANJURAN
• Diare selama 2 bulan tanpa disertai lender dan darah
• demam yang terus menerus selama 2 bulan juga
• BB pasien turun banyak selama sebulan ini, kira-kira 10 kg
• kandidiasis oral dan stomatitis multiple
• sedang dalam pengobatan TB paru
• STADIUM III
27. Penyakit arteri perifer
• wanita 45 tahun → nyeri pada kedua kaki saat beraktivitas sejak 2
minggu yang lalu dan hilang dengan istirahat
• Setiap kali nyeri selalu di bagian otot betis kedua kaki TD
• 110/70, nadi 87 kali permenit, RR 20 kali permenit
• Pemeriksaan fisik ekstremitas bawah dalam batas normal
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → penyakit arteri perifer
(PAD)
• Klinis
• Claudicatio → nyeri pada ekstremitas bawah saat
aktivitas akibat kurangnya supai oksigen ke otot
• Berkurang dengan istirahat
• Nyeri selalu dirasakan pada kelompok otot yang
sama
Jawaban lainnya
• A. tromboangitis obliterans → terbentunya thrombus hingga terjadi
oklusi pada end arteri, riwayat merokok (+), klinis : pada end arteri
(jari), claudication, nyeri saat istirahat, ulkus, gangrene
• B. penyakit Raynaud → gangguan sirkulasi darah di jari tangan dan
kaki, diperburuk dengan paparan dingin
• C. deep vein thrombosis → gangguan aliran darah (statis, kurang
gerak), unilateral, nyeri, bengkak, merah, human sign (+)
• E. osteoarthritis → nyeri sendi besar, monoarthritis, krepitasi (+)
28. Hipospadia
• anak laki-laki 5 tahun
• arah kencing ke bawah, tidak mancur ke depan, tetapi tidak nyeri
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → hipospadia
cervicitis (wanita)
• * >30/LPB pada
wanita
•*bila tidak ada,
dapat digunakan
methylen blue
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
ex1tacellular gram-11� at e
dlpfococcl
-
• Penyebab urethritis NON GO pada wanita → CLAMYDIA
TRACHOMATIS
32. Tetanus
• anak laki-laki berusia 7 tahun → mulut tidak bisa membuka, wajah
meringis (menyeringai), dan otot mimik wajah kaku
• riwayat karies gigi hingga gusi bengkak dan berbau busuk
• asien sadar, tanda vital suhu badan 380C, frekuensi nafas 35x\menit,
Tetanus lokal
• Paling ringan
• Rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka
• Bisa berkambang menjadi generalisata
Tetanus sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka pada kepala atau wajah
• Kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
• Spasme otot wajah, spasme lidah, spasme tenggorokan
→ dysarthria, disfonia, disfagia
• Bisa berkembang menjadi generalisata
• Prognosis paling buruk
Klasifikasi ablett
Derajat I (ringan)
• Trismus ringan sampai sedang
• Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan
• Tidak dijumpai kejang
• Tidak dijumpai gangguan respirasi
Derajat II (sedang)
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
• Takipneu
• Disfagia ringan
Derajat III (berat)
• Trismus berat
• Otot spastis, kejang spontan
• Takipneu, takikardi
• Serangan apneu (apneic spell)
• Disfagia berat
• Aktivitas autonomy meningkat
C. Glaukoma Kongenital
Insiden
- usia > 36 tahun + 1.5 %
- orang berkulit hitam 15 x kulit putih
- glaukoma primer sudut terbuka > pada kulit putih
glaukoma primer sudut tertutup > pada orang asia
- Faktor genetik
Glaukoma sudut terbuka
- kronis
- progresif
- bilateral
Gejala :
- mata putih dan kabur
- melihat seperti dalam terowongan/tunnel vision
Tanda – tanda :
- TIO > 22 mmHg
- sudut terbuka
- penyempitan lapang pandang
- pelebaran C/D Ratio (ekskavasio)
P E M B A H A S A C>T A K U K D
N I
Patofisiologi
- Degenerasi trabekel, kanal Schklemm
- Aspek genetik
Pengobatan :
A. Pemberian obat-obatan
- Tetes Pilokarpin 1- 4% → 4 – 6 kali/hari
- Tetes Timolol 0.25% - 0.50% ( Beta Adrenaque
Blocking Agent → 2 kali/hari )
- Tetes Betaksolol 0.20% - 0.50% ( Selektif
Reseptor B1) → 2 kali/hari
- Tablet Aseta Zolamid (Diamox) Anhidrase carbon
inhibitor 125 – 250 mg → 4 kali/hari
B. Laser Trabekuloplasti
- Kalau dengan obat-obatan gagal
C. Tindakan bedah
- Kalau dengan obat-obatan dan laser
Trabekuloplasti gagal
- Tersering → Trabekulektomi
Prevalensi
Patofisiologi :
- Insufisiensi vaskuler pada nervus optikus
Pengobatan :
- Sama dengan POAG
Glaukoma Primer Sudut Tertutup (PCAG)
Patofisiologi
- Blok pupil
- Tanpa blok pupil / blok silier
→ Tersering oleh karena blok pupil
Blok pupil
1. Faktor Predesposisi
- Sudut sempit
- Bilik mata depan dangkal
- Aksial length pendek
- Diameter kornea kecil
- Usia
2. Faktor Pencetus
- Mid midriasis
- Pembengkakan Lensa
- Lensa ke depan
Gejala – gejala :
- Nyeri
- Halo → kabur
- Pusing, mual, muntah
Tanda – tanda :
- TIO
- PCVI + CVI
- Kornea edema → bula keratopati
- Bilik mata depan dangkal
- Flare
- Atropi iris
- Glaukomflecken (katarak oleh karena TIO )
- Mid Midriasis
Terapi definitif :
- Iridektomi / laser iridotomi
- Trabekulektomi
Penatalaksanaan :
- Medikal terapi untuk perorangan terapi definitif
- Terapi definitif
- < 48 – 72 jam → iridektomi / laser iridotomi
- > 48 – 72 jam → trabekulektomi
- Fellow eye → iridektomi / laser iridotomi preventif
Medikal Terapi :
1. Dislokasi Lensa
6. Rubeosis iridis
- Terjadi fibrovaskuler pada sudut bilik mata depan
Jawaban lainnya
• A. pilokarpin tetes mata tiap 3 jam → dosis yang benar 4-6 kali sehari
• B. timolol tetes mata tiap 4 jam → dosis yang benar 2 x sehari C.
• manitol IV 200 mg/BB → dosis yang benar 1-2 mg/kgBB
• Asetazolamid oral 2x100 mg/hari → dosis 500 mg, dilanjutkan 4x250
mg
37. Miopia
• laki-laki 22 tahun → pandangannya kabur sejak seminggu yang lalu
• dokter menjelaskan bahwa cahaya yang diterima mata pasien jatuh
didepan retina, dan perlu dikoreksi dengan lensa negatif
• Kelainan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → myopia
MIOPI
HIPERMETROPI
3. PRESBIOPI / mata tua
- penglihatannya tampak buram/tidak jelas
jika melihat benda-benda jauh dan dekat.
- Lensa kacamata rangkap terdiri atas lensa cekung untuk
melihat benda-benda jauh dan lensa cembung untuk
melihat benda-benda dekat.
Jawaban lainnya
• A. hipermetropia → mata kabur saat melihat objek dekat dan jauh,
sakit kepala, fotofobia, cepat lelah saat membaca
• B. ametropia → keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata
yang tidak seimbang, akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar
media penglihatan atau kelainan bentuk bola mata
• C. emetropia → mata tanpa ada kelainan refraksi pembiasaan sinar
mata dan berfungsi normal
• E. presbyopia → penglihatan kabur ketika melihat dekat, jika
membaca mata terasa lelah, berair, dan perih, karena proses
degenerasi
38. Otitis eksterna difus
• laki-laki 25 tahun → telinga kanan terasa nyeri sejak tiga hari yang
lalu
• terutama saat pasien membuka mulutnya
• disertai dengan adanya gangguan pendengaran
• tidak sedang mengalami batuk pilek dan memiliki kebiasaan sering
berenang
• pemeriksaan otoskopi kulit liang telinga duapertiga dalam tampak
hiperemis, edema, dan tidak tampak adanya bisul
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → OED (otitis eksterna difus)
dalcmi�•..,,.J
clln.rien cl ...e
Jawaban lainnya
• A. otitis media supuratif subakut benigna → sub akut terjadi kurang
dari 2 bulan
• B. otitis media supuratif subakut maligna → di kurang dari 2 bulan
• OES → infeksi pada telinga luar tepatnya di 1/3 luar canalis auditorius
eksterna
• Gejala → nyeri pada telinga, gatal, terasa penuh
Otitis eksterna
Jawaban lainnya
• A. otitis eksterna maligna → komplikasi otitis eksterna bacterial,
infeksi mengenai kartilago, jaringan lunak, dan tulang, sering terjadi
pada pasien DM
• C. otitis eksterna difusa → di 2/3 dalam telinga luar, nyeri telinga,
terasa penuh, gatal
• D. otitis eksterna kolesteatoma → kolesteatoma : tumor jinak di aera
telinga tengah atau di belakang membrane timpani, disebabkan oleh
tumbuhnya kista dan penumpukan sel sel kulit mati, lender, dan
kotoran telinga
• E. otitis eksterna obliteran → adanya oklusi di telinga luar
42. Miastenia gravis
• perempuan 35 tahun → kedua kelopak mata sering menutup
• sering muncul menjelang sore setelah beraktivitas dan membaik
pada pagi harinya setelah istirahat
• TD 110/80 mmHg, nadi 86x/menit, RR 21x/menit, dan suhu 370C
• otot-otot ekstrinsik mata dalam batas normal, pergerakan bola
mata normal, nervus cranialis normal, dan tidak ada deficit
neurologis lain
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → miastenia gravis
• Idiopathic
• Penicillamine
• Antibodi Ach-R ditemukan 90% pada pasien dengan MG sekunder terhadap
paparan penicillamine
• Drugs
• Obat : • Procainamide
• Antibiotics (Aminoglycosides, • Verapamil
ciprofloxacin, ampicillin, • Quinidine
erythromycin) • Chloroquine
• B-blocker (propranolol) • Prednisone
• Lithium • Timolol
• Magnesium • Anticholinergics
patofisiologi
• Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh (Ig G)
• menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot dari neuromuscular
junction
• akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di presinaps motoris dari otot lurik
•
• Kelemahan otot
Gambaran klinis
• Kelemahan pada otot wajah
• Kelemahan pada kelopak mata
• Kelemahan pada otot mata, sehingga terjadi penglihatan ganda
• Kelemahan pada lengan dan tungkai
• Kelelahan otot yang berlebihan setelah melakukan olahraga
• Bisa terjadi kesulitan dalam berbicara dan menelan
• TEN → Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan kulit
dan lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat
STEVENS JOHNSON SYNDROME VS TOXIC
EPIDERMAL NECROLYSIS
• Skin care
• Antiseptic topikal : Silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
• Dressing lembab dengan petroleum jel
• Jangan gunakan adhesive tape
Kornplikasi Akut
• Dehldrasi dan malnutrisl akut
• lnfeksl mernbran rnukosa maupun paru (pneumonia],
septikernla
• ,Acute respiratory distress syndrome
• Ulserasl dan 1pe,rfoir1as1GIT'--:;) pendarahan --:;) svok
1
• Ektima → bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit
garukan/ insect bite, penyebab GABHS
Ektima
• bentuk ulseratif dari impetigo atau didahului oleh lesi kulit garukan/
insect bite
• Tanda Kardinal :
• Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan syaraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif : n. Ulnaris, n.
Aurikularis magnus, n. Peroneus
• Gangguan subjektif dapat berupa gangguan sensoris, motoris
maupun otonom
P E M B A H A S A N C > T A K U K D I
• Kondisi lain yang berasal dari individu itu sendiri, seperti takut akan
adanya penyakit (nosofobia), dan takut perubahan bentuk badan
(dismorfofobia) dimasukkan dalam klasifikasi gangguan hipokondrik
AGORAFOBIA FOBIA SOSIAL FOBIA KHAS
• Kecemasan timbul ketika berada • Rasa takut yang berlebihan akan • Rasa takut yang kuat dan
di tempat atau situasi di mana dipermalukan atau melakukan persisten terhadap suatu objek
meyelamatkan diri sulit hal yang memalukan pada atau situasi, antara lain: hewan,
dilakukan (atau memalukan) berbagai situasi sosial, seperti bencana, ketinggian, penyakit,
atau tidak tersedia pertolongan bicara di depan umum, berkemih cedera, dan kematian.
pada saat terjadi serangan panik. di toilet umum, atau makan di • Acrophobia fear of heights
• tempat umum. • Agoraphobia fear of open places
Situasi tersebut mencakup berada
di luar rumah seorang diri, di • Ailurophobia fear of cats
keramaian, atau bepergian • Hydrophobia fear of water
dengan bus, kereta, atau mobil. • Claustrophobia fear of closed
spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and
germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers
Tata laksana
• Cognitive behavior therapy
• Insight oriented psychotherapy
• Hypnosis
• Family therapy
• Exposure therapy/desensitisasi
• Farmakoterapi
Jawaban lainnya
• B. gangguan psikotik akut → gejala psikotik (waham dan atau
halusinasi) yang berlangsung kurang dari 2 minggu
• C. gangguan depresi → gejala depresi : afek depresif, kehilangan
minat, mudah lelah, insomnia, dll
• D. gangguan ansietas → gejala kecemasan dominan
• E. gangguan bipolar → gangguan mood, dangan riwayat mania satu
episode
49. Masokisme
• laki-laki → keluhan memasukkan kawat timah melalui lubang penis
sampai kandung kemih
• Saat kawat ditarik keluar, timbul rasa sakit dan berdarah sering
• melakukan hal ini karena menimbulkan rasa nikmat Menurut
• istrinya, sejak satu tahun ini kadang-kadang dia mengikat
penisnya dengan tali atau menusukkan penisnya dengan kawat
sampai berdarah
• Gangguan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami → masokisme
Smith's Fracture
Colle' s f "actur e
PEMBAHASA N O TAK U K D I
Monteggia vs Galeazzi
Fracture:
Proximal
./'U Ina
Dislocation:
Proximal
Jawaban lainnya
• A. fraktur boxer fraktur metacarpal 4-5
• B. fraktur galeazzi fraktur radius disertai dengan dislokasi sendi
radioulnar distal, disebabkan oleh jatuh dengan lengan dalam posisi
hiperpronasi
• C. fraktur smith fraktur distal radius dengan fragmen distal
bergeser ke arah ventral atau anterior, posisi jatuh dg punggung
tangan menyangga badan
• D. fraktur montegia fraktur ulna proksimal disertai dislokasi caput
radius, disebabkan oleh jatuh dengan lengan hiperpronasi
52. DISLOKASI BAHU ANTERIOR
Glenofd
Side View
Dislokasi Bahu Anterior
• Lebih sering
• Fall on the hand
• Nyeri sekali, pasien menyangga
lengan yg sakit dengan lenganyg
• sehat
Lateral outline dari bahu tampak
rata
• Caput humeri dapat diraba
dibawah clavikula
• Lengan dalam posisi abduksi &
eksorotasi
Dislokasi Bahu Posterior
• Lebih jarang (<2%)
• Lengan terkunci dalam posisi
endorotasi dan adduksi
• X-Ray caput humeri
mengalami rotasi interna
Jawaban lainnya
• B. dislokasi bahu posterior lebih jarang dibandingkan dislokasi
anterior, lengan terkunci dalam posisi endorotasi dan adduksi
• C. dislokasi bahu inferior caput humerus mengalami jepitan atau
terperangkap di bawah kavitas glenoidalis dimana lengan mengarah
ke atas sehingga lengan terkunci dalam posisi abduksi (luksasio
erecta)
• D. fraktur clavikula dextra terputusnya jaringan tulang clavikula, nyeri
pada klavikula, bengkak, deformitas
• E. fraktur humerus dextra terputusnya jaringan tulang humerus,
nyeri pada humerus, bengkak, deformitas
53. SOLUTIO PLASENTA
• wanita 23 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu
• perut nyeri setelah terjatuh dari sepeda motor
• keluhan kesakitan, keadaan umum lemah, TD 110/70 mmHg, RR
22x/menit, N 92x/menit S 37,2C. Leopold 1 ditemukan bagian lunak dan
bulat, leopold 2 sebelah kiri terdapat tahanan memanjang, leopold 3
terdapat bagian bulat keras, leopold 4 kepala sudah masuk panggul.
• His (-), pembukaan (-), DJJ 150 x/menit. VT pembukaan (-), effacement
10%, selaput ketuban (+), terdapat darah kehitaman di ostium uteri
externa
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami solutio plasenta
• Solutio plasenta salah satu jenis perdarahan antepartum,
terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya
• Faktor resiko hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio
plasenta sebelumnya, merokok, gemelli, polihidramnion,
penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
• Gejala perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelapatau
coklat, nyeri perut, kontraksi, gerakan janin berkurang
SOLUSIO PLASENTA
• Solutio placenta adalah pelepasan placenta sebelum waktunya.
• Solusio plasenta pelepasan sebagian atau seluruh placenta yang
normal implantasinya antara minggu ke22 sampai lahirnya anak.
Klasifikasi solusio plasenta:
• Solutio placenta dengan perdarahan keluar
• Solutio placenta dengan perdarahan tersembunyi
(haematoma retroplacenta)
• Solutio placenta dengan perdarahan tersembunyi
dan keluar
Gejala solusio plasenta
• Perdarahan disertai nyeri.
• Perdarahan hanya keluar sedikit
• Palpasi sukar karena abdomen terus menerus tegang dan adanya nyeri
• tekan.
• Fundus uteri lama-lama menjadi naik.
• Rahim keras seperti papan.
Anemi dan syock, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan
• banyaknya darah yang keluar.
• Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus-menerus karena isi rahim
bertambah.Darah berwarna merah tua/kehitaman.
Penatalaksanaan :
• Riwayat sebelumnya
• Pemeriksaan dengan spekulum steril (hindari pemeriksaan digital)
• Cuci vagina
• Cairan terkumpul di fornik posterior
• Cairan bebas dari servik
• Pemeriksaan pH cairan (kertas nitrazin) – tidak spesifik
• Tes ferning - gambaran daun pakis
• USG-normal bila jumlah cairan cukup
Manajemen pada kehamilan aterm
Ar teria
ut er ln a
Mioma
Gejala Klinis
• Perdarahan Abnormal
• Gejala dan tanda penekanan
• Rasa nyeri
• Infertilitas dan abortus
Diagnosis
• Anamnesis
• Rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah.
• Pemeriksaan Fisik
• Abdomen tumor padat, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,
tidak sakit
• Pemeriksaan Bimanual
• Pemeriksaan penunjang : Lab, USG Abdominal Transvaginal, MRI
Diagnosis Banding
• Tumor abdomen dibagian bawah atau panggul mioma
• Mioma submukosum inversio uteri
• Mioma intra mural adenomiasis, kloriokarsinoma, karsinoma
korporis uteri atau suatu sarkoma uteri
• kehamilan
Penatalaksanaan
Medikamentosa Operatif
• GnRH agonis • Miomektomi
• Histerektomi
Jawaban lainnya
• Predisposisi
• primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Gejala
• Amenorea disertai mual muntah hebat
• Nafsu makan turun
• BB turun
• Nyeri epigastrium
• Lemas
• Rasa haus yang hebat
• Gangguan kesadaran
• Bisa sampai dehidrasi
Grade
• Tingkat 1, lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium,
nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering, mata cekung.
• Tingkat 2, apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernafasan.
• Tingkat 3,KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD lebih
turun. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia,
perubahan mental.Ikterik
Penanganan
• Edukasi tentang kehamilan
• Makan porsi kecil tapi sering
• Bangun pagi : makan ditempat tidur dengan roti atau biskuit dengan
teh hangat.
• Makanan berminyak dan berbau dihindari, diusahakan tinggi glukosa
• Berikan sedativa seperti phenobarbital dan vitamin B complex
Penanganan
• Terkadang diperlukan terapi psikologik
• Jika dirawat di RS, berikan rehidrasi parenteral glukosa 5% dalam NaCl
sebanyak 2-3 liter/24 jam
• Antasida jika ada keluhan gastritis dan kontrol asam lambung
• Jika kesadaran baik pasien tidak perlu dipuasakan
• Farmakologis antihistamin h2, piridoksin, antiemetic (ondancetron,
metochlopramid)
• Pada kasus hyperemesis gravidarum, tetapi tidak bisa makan dan
minum IV
Jawaban lainnya
• A. piridoksin PO tidak bisa makan dan minum
• B. domperidone PO tidak bisa makan dan minum
• D. dexamethasone IV tidak perlu kortikosteroid
• E. metochlopramide PO tidak bisa makan dan minum
60. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
• wanita 22 tahun nyeri perut bagian bawah sejak 1 jam yang lalu
• timbul perdarahan dari jalan lahir merah segar
• Riwayat tidak haid selama 2 bulan (+)
• TD 90/60 mmHg, VT ditemukan nyeri goyang porsio (+). Hb 6 gr/dl
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kehamilan ektopik
terganggu
Cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat darah dalam cavum douglas
Teknik :
-penderita dalam posisi litotomi
-preparasi vulva dan vagina
-Pasang spekulum dan cerviks posterior dijepit dengan tenakulum, dengantraksi
ke depan fornik posterior bisa ditampilkan
-tusukan jarum no 18 ke dalam cavum douglas, dan dengan spuit dilakukan
aspirasi
-Bila pada aspirasi didapatkan darah : semprotkan pada kassa dan perhatikan :
apabila darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku
: darah vena, darah coklat sampai hitam yang tidak membeku atauberupa
bekuan kecil-kecil KET
Terapi
• Mondok
• Resusitasi syok
• Operatif :
laparoskopi : diagnostik dan terapi, bila
kondisi stabil
Salpingektomi
Salpingostomi
• Medikamentosa, pada kehamilan ektopik yang belum terganggu :
metotreksat.
Jawaban lainnya
• A. mola hidatidosa kehamilan abnormal dimana uterus tidak berisi
fetus, melainkan massa trofoblastik dengan villi korionik yang
membengkak
• B. abortus inkomplit perdarahan sedang-banyak, nyeri peut
sedang-berat, lebih kecil dari usia kehamilan, OUI terbuka
• C. abortus komplit perdarahan sedikit, nyeri perut sedikit, lebihkecil
dari usia kehamilan, OUI tertutup
• E. abortus iminen perdarahan sedikit, nyeri perut sedang, sesuaiusia
kehamilan, OUI tertutup
61. CA CERVIX
• wanita 45 tahun sering keputihan
• keluar darah dari vagina setiap setelah berhubungan
• menikah pertama kali pada usia 16 tahun
• telah 3 kali menikah dan memiliki 7 orang anak
• TD 120/80 mmHg, N 80 kali/menit, RR 20 kali/menit
• pemeriksaan inspekulo didapatkan keputihan, portio berdarah dan
mudah rupture
• Diagnosis ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami ca cervix
Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar
Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
Bagaimana terjadinya Kanker Serviks ?
Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidakmenyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts
Anogenital : area kelamin (termasuk kulit penis, mulut
vagina & anus)
o Pap Smears
✓ Regular Pap smears
untuk setiap wanita
seksual aktif berapapun
usianya.
✓ Batas umur ????
Bagaimana mendiagnosisnya ?
▪Surgery
▪ Radiation Therapy
▪ External Radiation
▪ Chemotherapy
Jawaban lainnya
• A. endometriosis ditemukannya jaringan endometrium di luar
uterus yang menyebabkan reaksi inflamasi, lokasi tersering: GIT,
saluran kemih, jarungan lunak, diafragma
• B. cervicitis peradangan pada serviks, gejala : keputihan, nyeri
serviks, dyspareunia, perdarahan saar coitus
• D. vaginitis peradangan pada vagina, gejala : keputihan
• E. mioma uteri tumor jinak yang berasal dari jaringan otot polos
uterus, gejala : menoragia dan menstruasi memanjang, nyeri pelvis,
gejala pendesakan ruang (sering BAK, konstipasi), abortus spontan,
infertilitas
62. ATONIA UTERI
• wanita 36 tahun, P4A0 perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam
SMRS
• baru saja melahirkan anak ke empat di dukun, plasenta sudah keluar
utuh
• tampak lemah, anemis, perdarahan dihitung lebih dari 500 cc
• TD 80/palpasi, nadi 76x/mnt, napas 18x/mnt, pemeriksaan fisik
konjungtiva anemis,
• pemeriksaan obstetri TFU teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi
lemah, pemeriksaan ginekologi tidak terdapat laserasi jalan lahir
• Penyebab perdarahan pada pasien?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami atonia uteri
Definisi
• Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam
• Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC)
• Definisi Fungsional
• Setiap kehilangan darah yang memiliki potensia untuk menyebabkan
gangguan hemodinamik
• Insidens
• 5% dari semua persalinan
Etiologi
• 4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
Faktor Risiko
Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit •Tali pusat putus akibat traksi berlebihan Retensio plasenta
• Perdarahan segera (P3) •Inversio uteri akibat tarikan
• Uterus kontraksi baik •Perdarahan lanjutan
•Plasenta atau sebagian selaput (mengandung •Uterus berkontaksi tetapi tinggi Tertinggalnya
pembuluh darah) tidak lengkap fundus tidak berkurang sebagian plasenta
• Perdarahan segera (kontraksi hilang-timbul)
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang Diagnosis
yang selalu ada Kadang-kadang ada kemungkinan
•A = airway
•B = breathing
•C = circulation
Penatalaksanaan
• SYOK
• Tanda dan gejala :
• Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih)
• Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
• Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin, gelisah, urin sedikitPrinsip
• dasar penanganan : tujuan utama menstabilkan kondisi pasien, memperbaiki
volume cairan sirkulasi darah, mengefisiensikan sistemsirkulasi
darah.
Penanganan awal :
• Minta bantuan, periksa seksama KU ibu & td vital
• ABC :
• Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor16
• sambil diambil contoh darah untuk cross darah
• Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama.
• Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus rumatan 500-1000 cc per-6-8 jam
• Kateterisasi, ukur urin
• Pantau tanda-tanda vital tiap 5’ 15’ 3 0 ’ 1 jam
Penanganan khusus :
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
Tetanus lokal
• Paling ringan
• Rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka
• Bisa berkambang menjadi generalisata
Tetanus sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka pada kepala atau wajah
• Kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
• Spasme otot wajah, spasme lidah, spasme tenggorokan
dysarthria, disfonia, disfagia
• Bisa berkembang menjadi generalisata
• Prognosis paling buruk
Klasifikasi ablett
Derajat I (ringan)
• Trismus ringan sampai sedang
• Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan
• Tidak dijumpai disfagia atau ringan
• Tidak dijumpai kejang
• Tidak dijumpai gangguan respirasi
Derajat II (sedang)
• Trismus sedang
• Kekakuan jelas
• Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
• Takipneu
• Disfagia ringan
Derajat III (berat)
• Trismus berat
• Otot spastis, kejang spontan
• Takipneu, takikardi
• Serangan apneu (apneic spell)
• Disfagia berat
• Aktivitas autonomy meningkat
180
DIAGNOSIS
Pasti : M. Tuberkulosis
Sulit : - Pengambilan sampel
- Jumlah Kuman Sedikit
Diagnosis kerja :
klinis, radiologis (tidak spesifik)
Tuberkulin
Lab lain
181
• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1
bulan dengan penanganan gizi.
• Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat
badan tidak naik dengan adekuat (failure to thrive).
• Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus,
malaria atau ISNA), dapat disertai keringat malam.
• Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit dan biasanya
multipel.
• Batuk lama lebih dari 30 hari.
• Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
182
Gejala dan tanda spesifik sesuai organ yang terkena :
1. TB kulit / skrofuloderma
2. TB tulang dan sendi
- Tulang punggung (spondilitis) : gibbus
- Tulang panggul (koksitis) : pincang
- Tulang lutut : pincang dan / bengkak
Dengan gejala pembengkakan sendi, gibbus, pincang, sulit membungkuk
3. TB otak dan saraf
-Meningitis : iritabel, kaku kuduk, muntah – muntah dankesadaran menurun.
4. TB mata
- Conjunctivitis phlyctenularis
- Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
5. TB organ – organ lainnya
183
Foto Rontgen :
- Rontgen tidak khas kecuali Milier
“BP, KP belum dpt disingkirkan, proses spesifik masih mungkin” ??
184
Uji Tuberkulin
Positif
1. Infeksi TB alamiah
a. Infeksi TB tanpa sakit
b. Infeksi TB dan sakit TB
c. Pasca terapi TB
Negatif
1. Tidak ada infeksi TB
2. Masa inkubasi infeksi TB
3. Anergi
185
Petunjuk WHO untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak
a. Dicurigai Tuberkulosis
1. Anak sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis pasti
2. Anak dengan :
Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan
Berat badan menurun, batuk dan mengi yang tidak baik dengan pengobatan untuk penyakit pernapasan
Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit
b. Mungkin Tuberkulosis
Anak yang dicurigai tuberkulosis ditambah :
Uji tuberkulin positif (10 mm atau lebih)
Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis
Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT
186
Tatalaksana
Medika Mentosa
Penataan Gizi
Lingkungan : TB anak tidak menular
TB dewasa ! (sentrifetal – sentrifugal)
188
Evaluasi Terapi
Penting : Keadaan Klinis
191
• Pada kasus TB paru anak, regimen yang diberikan 2RHZ / 4RH
• Kontraindikasi ethambutol, dapat menyebabkan gangguan
penglihatan, neuritis optic, buta warna pada anak
Jawaban lainnya
• A. rifampisin menurunkan efektivitas KB hormonal, menstruasi
ireguler, urin berwarna merah, purpura dan renjatan, defisiensi asam
folat, strong enzim inducer, hepatotoksik
• B. isoniazid neuropati perifer, anemia
• C. pyrazinamide paling hepatotoksik, meningkatkan kadar asamurat,
nyeri sendi
• E. streptomisin ototoksik, embriotoksik, nefrotoksik
68. PUNGSI LUMBAL
Intermitten
• Kelainan neurologis berat, missal CP
• Berulang 4 kali atau lebih dalam 1 tahun
• Usia <6 bulan
• Kejang pada suhu <39 C
• Kejang demam sebelumnya suhu meningkat dengan cepat
Jangka panjang/rumatan
• KDK dengan kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (paresis
Tod’s, CP, hidrosefalus); kejang lama >15 menit; kejang fokal
Profilaksis jangka panjang/rumatan
• Obat yang biasa digunakan :
• Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
• Asam valproate 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
• Fenitoin dan carbamazepine tidak efektif untuk pencegahan kejang
demam
• Kebutuhan :
• Anak/dewasa : 20 – 30 mg/hari
• Ibu hamil & menyusui (buteki) : + 20 mg
Jawaban lainnya
• A. beri-beri defisiensi tiamin (B1), gejala : polyneuritis, lelah, hilang
nafsu makan, BB turun, gangguan pencernaan, edema pada kaki
sampai badan
• B. impetigo infeksi kulit karena streptococcus atau stafilokokus,
gejala : ada krustosa atau bulosa
• C. kwashiorkor kekurangan protein, BB/TB > 70%, edema tungkai,
mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti jagung, mudah dicabut
dan rontok, cengeng, wajah sembab, rewel atau apatis, pembesaran
hepar
• D. pellagra defisiensi niasin, gejala : 3D, diare, dermatitis, dementia
70. CEFTRIAXON
• laki-laki 2 tahun kejang kelojotan dari tangan dan kaki
• demam 2 hari. Kejang 2x dalam sehari selama 10 menit
• Ibu tidak memberikan obat penurun panas
• anak tidak sadarkan diri, nadi 145x/menit, pernafasan 30x/menit,
suhu 39⁰C
• Kaku kuduk (+), didapatkan PMN meningkat, none pandy (+)
• Terapi yang dapat diberikan untuk pasien ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami meningoenchepalitis
Meningitis Encephalitis
• Demam • Demam
• Nyeri kepala • Penurunan
• Kaku kuduk kesadaran
• Kejang
Meningitis
• Peradangan pada meninges
• Fungsi neuro intak tidak ada deficit neuro fokal
• Letargi
Encephalitis
• Peradangan pada parenkim otak
• Seringkali dengan peradangan meninges (meningoencephalitis)
dan medulla spinalis (encephalomyelitis)
• Berefek pada fungsi otak perubahan status mental, deficit
sensori/motoric, perubahan kepribadian, gangguan bicara/gerak
Pemeriksaan
• Lab : GD, Hb, Hct, preparat apusan darah, urin rutin, feses
• Antropometri
• Foto toraks
• Uji tuberkulin
Penentuan MEP dengan antropometri
• KEP ringan BB/U 70%-80% WHO-NCHS
• KEP sedang BB/U 60%-70% WHO-NCHS
• KEP berat BB/U <60% WHO-NCHS
Pencegahan
• Mempertahankan status gizi anak
• Mengurangin resiko terjadinya infeksi
• Meminimalkan akibat penyakit infeksi
• Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam fase dini
Jawaban lainnya
• A. diare akut pada kasus ini menjadi salah satu penyebab KEP nya
• B. KEP tipe marasmus tidak didapatkan edema pada tubuh
• C. malnutrisi akut BB/TB <80%
• E. anemia gizi anemia yang disebabkan oleh karena defisiensi zatgizi
tubuh
72. Metronidazole
• laki-laki 9 tahun BAB encer dan berdarah
• demam tidak terlalu tinggi
• hepar dan lien tidak ditemukan adanya pembesaran
• feses ditemukan adanya entamoeba histolitica
• Pengobatan ?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami amebiasis
•
•
--
PEMBAHASAN O TAK U K D I
Terapi
• Pengobatan yang dapat diberikan pada kasus amebiasis
METRONIDAZOLE
73. Protein
• anak perempuan 7 tahun demam sejak 2 hari yang lalu
• Anak rewel dan gelisah
• anak pertama dari empat bersaudara
• Kedua orang tua bekerja sebagai pemulung
• Anak jarang makan daging, telur, dan tidak minum susu
• Pemeriksaan fisik didapatkan kulit kusam pucat, rambut jarang dan
kering, serta hepatomegaly
• Jenis nutrisi yang kurang?
• Saat ini kemungkinan pasien mengalami kwashiorkor
- - �-- - - . - -- - . -- - - -. - .
.
Hordeolum (Stye) Chalazion
Most commonly found at or near an Most commonly found above the eyelashes on the
Location eyelash follicle upper lid
Treatment Spontaneous drainage. warm compresses Warm compresses, antibiotic eyedrops, surgery
Jawaban lainnya
A.hordeolum interna peradangan pada kelenjar sebasea mata, interna
kelenjar meibom, gejala : nodul di kelopak mata dapat di luar atau di :
dalam, nyeri, hangat, bengkak
B.hordeolus eksterna peradangan pada kelenjar sebasea mata,
eksterna: kelenjar zeis atau moll, gejala : nodul di kelopak mata dapat di
luar atau di dalam, nyeri, hangat, bengkak
D.blefaritis peradangan pada tepi kelopak mata dapat disertai
terbentuknya ulkus dan melibatkan kelopak mata
E.pterigium Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degenerative dan invasive, Terletak di celah kelopak bagian nasal maupun
temporal konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk segitiga dengan
puncak di bagian sentral atau di daerah kornea