Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER
Oleh:
Eko Setyo Herwanto
(201710401011034)

Pembimbing
dr. Andri Catur Jatmiko, Sp. KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


RSUD JOMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster (VZV)
yang menyerang kulit dan mukosa
• Akibat reaktivasi virus VZV yang terjadi setelah infeksi primer yaitu
varisela
• Virus akan laten pada saraf trigeminal atau pada sel ganglion
dorsalis, kemudian virus dapat menyebar ke saraf sensoris dan ke
area dermatom.
• Bersifat unilateral, sesuai dermatom
ETIOLOGI

• Varicella Zoster Virus (VZV)


• Early genes memproduksi specific thyamidine kinase dan
DNA polymerase virus yang mendukung replikasi virus.
• Late genes menyandi struktur protein virus yang berfungsi
sebagai target dari antibodi dan respon imun seluler.
EPIDEMIOLOGI
Faktor resiko :
 Bertambahnya usia (dewasa/geriatri)
 Disfungsi imun seluler  HIV, keganasan, kemoterapi
 Wanita > pria
PATOGENESIS
Infeksi primer VVZ

Replikasi Darah, Limfe

Ganglion

Laten
Pencetus

Reaktivasi Replikasi

Keradangan
ganglion sensoris

Saraf sensoris

Kulit
Vesikular
MANIFESTASI KLINIS
 Predileksi : thorak, lumbosakral, cervical, trigeminal
 Unilateral, sesuai dermatom, tidak melewati garis tengah
tubuh
Stadium Stadium Krustasi
Stadium Erupsi
Prodormal - Lesi baru timbul selama 3-5
Vesikel akan menjadi pustul
pada hari ketiga. Pecahnya
hari. Bentuk vesikel dalam vesikel serta terjadi dalam 2–4
- Nyeri superfisial maupun
waktu 12 sampai 24 jam berupa minggu. Krusta akan
deep sampai perih dan
gerombolan vesikel diatas kulit mengering pada 7 sampai 10
terbakar ( parestesia),
yang eritematus, sedangkan hari. Pada umumnya krusta
dysthesia, allodynia, malaise,
kulit diantara gerombolan tetap bertahan dari 2 sampai 3
demam, gatal
normal. minggu
- Nyeri prodormal muncul
pada penderita mayoritas
diatas usia 60 tahun
- Lama kira–kira 2 – 3 hari
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium

• Tzank smear
• Kultur virus
• Deteksi antibodi terhadap infeksi virus
• Identifikasi antigen
Pemeriksaan Tzank Smear
• Sampel diambil dari vesikel yang baru dan masih utuh
• Atap vesikel dibuka menggunakan skalpel, kemudian dilakukan kerokan pada
dasar vesikel.
• Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek hingga membentuk lapisan tipis,
dan dibiarkan sampai kering.
• Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit
• Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering
• Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 100X
Cells are stained with fluorescein-conjugated monoclonal
antibodies against varicella–zoster virus; green fluorescence
indicates the presence of varicella–zoster virus antigens.
DIAGNOSIS BANDING
Herpes Zooster Herpes Simplek Varisela

Etiologi VZV VHS VZV

Gejala klinis Unilateral, vesikel bergerombol Lesi primer didahului gejala Pada stadium prodomal
diatas makula eritematosa, prodromal berupa rasa panas timbul banyak makula atau
diantara kulit sakit ada kulit sehat ( terbakar ) dan gatal. Setelah papula yang cepat berubah
timbul lesi dapat terjadi menjadi vesikula, yang umur
demam, malaise dan nyeri dari lesi tersebut tidak sama.
otot Kulit sekitar lesi eritematus.
berupa vesikel yang mudah Pada anamnesis ada kontak
pecah, erosi, ulcus dangkal dengan penderita varisela
bergerombol di atas dasar atau herpes zoster
eritema dan disertai rasa
nyeri.
Predileksi Trigeminus, thorax, wanita antara lain Paling banyak di
cervical, lumbosakral labium mayor, labium badan, kemudian
minor, klitoris, vagina, muka, kepala dan
serviks dan anus. Pada ekstremitas.
laki-laki antara lain di Bersifat sentripetal
batang penis, glans
penis dan anus.
Ekstragenital yaitu
hidung, bibir, lidah,
palatum dan faring.
Herpes simplek

Varisela
TATALAKSANA
Umum
• Analgetika : Metampiron sehari 4 x 1 tablet
• Bila ada infeksi sekunder :
• Erytromycin 250-500 mg sehari 3 x 1 tablet
• Dicloxacillin 125-250 mg sehari 3 x 1 tablet
• Lokal :
• - Bila basah : kompres larutan garam faali
• - Bila erosi : salep sodium fusidate
• - Bila kering : bedak salycil 2%
Khusus
• Acyclovir
• Dosis: dewasa : 800 mg sehari 5 kali selama 7-10 hari
• Anak : 20 mg/kgBB sampai 800 mg sehari 4 kali
• Acyclovir tidak dapat menghilangkan neuralgi pasca herpetik
Neuralgia pasca herpetik
• Aspirin : 500 mg sehari 3 kali.
• Anti depresan trisiklik : Amitriptylin 50- 100 mg/hari
• Hari pertama : 1 tablet (25mg)
• Hari kedua : sehari 2 kali satu tablet
• Hari ketiga : sehari 3 kali satu tablet
• Carbamazepine:200mg sehari 1-2 kali (untuk trigeminal neuralgia).
Herpes zoster ophtalmicus perlu konsul ke spesialis mata atau dapat diberikan:
• acyclovir salep mata 5 kali setiap 4 jam
• dan juga ofloxacin atau ciprofloxacin obat tetes mata
• hari 1 dan 2 : 1 tetes/2-4 jam,
• hari 3-7 :1 tetes 4 kali/hari7.
KOMPLIKASI
1. Neuralgia pasca herpetik
2. Infeksi sekunder
3. Zooster trigeminus
4. Sindrom Ramsay Hunt
5. Paralisis motorik
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. M
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Alamat : Pterongan, Jombang
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Tgl Pemeriksaan : 2 April 2018
Keluhan Utama
• Nyeri perih panas di pinggang kiri
RPS
• Pasein rawat inap di ruang mawar dengan diagnosis awal ikterus
obstruktif, OMI, susp ileus obstuktif. Pasien mengeluh luka perih
panas dan gatal pada daerah sekitar perut, pinggang, dan punggung
setinggi pusar bagian kiri, nyeri dan luka diraskan sudah 5 hari.
Awalnya kulit berwarna merah, merintis kemudian timbul gelembung
bergeromol yang berisi cairan bening kemudian menjadi keruh dan
pecah. Sebelum luka dan nyei timbul, pasien demam, batuk, pilek,
dan nyeri kepala.
Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah memberikan salep “virugon”
• Pengobatan di RS ceftriaxon, ranitidin, metoklopramid, antrain, ISDN,
furosemide
Riwayat Penyakit Dahulu
• 10 tahun yang lalu pernah sakit gabaken (cacar air), pasien rutin poli
jantung dapat obat furosemide +isdn
Riwayat Penyakit Keluarga
• 10 tahun yang lalu anak juga sakit gabakn
Riwayat Sosial
• Pasien bekerja sebagai petani
Pemeriksaan Fisik
• KU : Cukup/CM
• GCS : 456
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• RR : 24 x/menit
• Temp : 36,5º C
Status generalis
• Kepala : Normal
• Mata : Anemia -/-, ikterus -/-
• THT : dbn
• Thorax : Cor: S1 S2 reguler, murmur (-)
• Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen : Distensi (-), bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : Akral hangat, pitting edema (-/-)
Status Dermatologi
Makula eritematosa batas tidak tegas bentuk ireguler dengan

krusta bergerombol diatasnya, ekskoriasi (+), diantara kulit yang

sakit ada kulit yang normal, unilateral, sesuai dermatom, tidak

melewati bagian tengah tubuh et regio abdomen setinggi

umbilikus sinista

Makula eritematosa batas tidak tegas bentuk ireguler dengan

krusta bergerombol diatasnya, ekskoriasi, diantara kulit yang sakit

ada kulit yang normal, unilateral, sesuai dermatom, tidak

melewati bagian tengah tubuh et regio lumbal dan back setinggi

umbilikus
Makula eritematosa batas tidak tegas bentuk ireguler dengan

krusta bergerombol diatasnya, ekskoriasi, diantara kulit yang

sakit ada kulit yang normal, unilateral, sesuai dermatom, tidak

melewati bagian tengah tubuh et regio lumbal dan back

setinggi umbilikus
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
- Herpes simplek
Tidak dilakukan
- Varisela

Diagnosis
Planing diagnosis :
Herpes zooster tzank smear
abdominal/lumbal sinistra
Penatalaksanaan
- Acyclovir tablet 5 x 800 mg selama 7 hari
- Loratadin 10 mg 2x1
- Paracetamol 3 x 500 mg/hari
- Analsik tablet 3x1

Prognosis : baik

EDUKASI
Memberi penjelasan kepada penderita bahwa gejala pada daerah ini bisa timbul lagi
Menjaga kesehatan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh.
Menjelaskan kepada penderita untuk menaati aturan terapi
Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi seperti neuralgia pasca herpetic
BAB III
PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan bahwa gejala awal yang Anamnesis diatas sesuai dengan teori yang
dialami pasien yaitu berupa demam, nyeri kepals menyatakan bahwa stadium awal dari hepres zoster
batuk, pilek, lemas, kemudian diikuti nyeri panas adalah stadium prodormal yang biasanya ditandai
gatal di daerah pinggang kiri hingga punggung dengan disestesia, parestesia, nyeri tekan intermiten
setinggi pusar dan hanya mengenai pada daerah kiri atau terus menerus, nyeri dapat superfisial,
tubuh. kesemutan, rasa terbakar, sampai perih dan
parestesia pada dermatom yang terkena disertai
dengan demam, malaise.
Perubahan warna pada kulit yang mengalami Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
nyeri, panas, gatal berupa kemerahan kemudian bahwa stadium erupsi ditandai dengan mula-mula
diikuti gelemung berisi cairan. timbul papul atau plakat berbentuk urtika yang
setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan vesikel
diatas kulit yang eritematus, sedangkan kulit
diantara gerombolan tetap normal, usia lesi pada
satu gerombolan lain adalah sama sedangkan usia
lesi dengan gerombolan lain adalah tidak sama.

Pada gelembung tersebut terasa gatal, nyeri dan Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
panas, terdapat gelembung yang pecah karena bahwa stadium krustasi ditandai oleh vesikel
bekas garukan, gesekan atau penekanan secara menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas
mekanis, kemudian menjadi luka dan timbul dalam waktu 1-2 minggu4.
krusta pada luka tersebut.

Lokasi hanya didapatkan pada daerah pinggang Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
setinggi umbilikus sinistra dan tidak didapatkan bahwa lokasi lesi sesuai dermatom, unilateral dan
pada bagian tubuh lainnya, biasanya tidak melewati garis tengah dari tubuh3
Pada status dermatologis abdomen sinistra Dalam literarur dikatakan bahwa
terdapat krusta yang bergerombol dengan effloresensi tampak gerombolan vesikel
dasar eritematosa yang menyebar pada diatas kulit eritematus, isi vesikel sebagian
daerah setinggi umbilikus sinistra. Pada jernih sebagian keruh di beberapa tempat
daerah lesi yang lain terlihat kulit hanya terdapat pustul, erosi, krusta. Kulit diantara
mengalami kemarahan tanpa adanya krusta gerombolan vesikel normal, unilateral
ataupun erosi. sesuai dermatom3

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat diambil diagnosis berupa herpes zooster. Pada
kasus diatas pasien mendapat terapi berupa Acyclovir tablet 5x800mg selama 7 hari, obat
harus dihabiskan dan diminum secara teratur, loratadi 10 mg 2x1 dan paracetamol 3x500mg
diminum saat demam/nyeri. Bisa ditambahkan tablet analsik jika nyeri yang dirasakan cukup
berat. jika nyeri sudah hilang obat tidak perlu diminum lagi.

Selain terapi medikamentosa, pasien diberikan edukasi tentang kesehatannya sehingga


dapat mempertahankan imunitas tubuhnya untuk menghindari reaktivasi virus kembali.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada kasus ini diagnosis pasien yaitu Herpes Zoster abdominal


sinistra (Tn. M /57 tahun). Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dengan keluhan nyeri seperti terbakar, gatal, dan demam sejak 5 hari
yang lalu, dan gelembung berisi air bergerombol kemudian pecah
menjadi krusta diantaranya ada kulit yang normal.
Dari pemeriksaan fisik pada regio abdomen sinistra tampak krusta yang
bergerombol dengan dasar makula eritematosa dan terdapat ekskoriasi.

Pada kasus diatas pasien mendapat terapi berupa Acyclovir tablet 5 x 800
mg selama 7 hari, loratadin 10 mg 2x1, Paracetamol 3 x 500 mg/hari, analsik
tablet 3x1. Selain terapi medikamentosa, pasien harus menjaga
kesehatannya sehingga dapat mempertahankan dari infeksi berulang.

Prognosa pada pasien ini adalah baik karena pada kasus ini tidak
didapatkan komplikasi atau faktor lain yang memperberat derajat penyakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai