Anda di halaman 1dari 33

Case Report

URTIKARIA

Disusun Oleh :
Dwi Puspa Nazer Savitri (1161050109)
Pembimbing
Dr. Stanley Setiawan, Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN


KULIT & KELAMIN
RSU UKI
PERIODE 27 FEBRUARI 1 APRIL 2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Susanti
No. RM : 00-08-47-88
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 6 Juli 1977
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMK
Alamat : Jl. Masjid Bendungan RT 009/ 007 No. 25
Jakarta Timur
Status Pernikahan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Berobat : 02 Maret 2017
ANAMNESIS
Diambil dari auto anamnesis pada
tanggal 2 Maret 2017 pukul 11.30
WIB
Keluhan Keluhan
Utama Tambahan
Gatal
gatal pada Perih
seluruh
tubuh
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke Poliklinik Kulit & Kelamin RSU UKI


dengan keluhan gatal hampir di seluruh bagian
tubuh yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien merasakan gatal sepanjang hari terutama
saat pasien berkeringat dan dalam keadaan panas.
Awal mulanya keluhan gatal timbul secara tiba
tiba di punggung tangan kanan, sehingga pasien
menggaruk nya dan kemudian gatal gatal terjadi
di seluruh bagian tubuh pasien, ketika berkeringat,
timbul bentol-bentol di daerah tubuh yang gatal
sehingga pasien sering menggaruknya dan pada
beberapa tempat terjadi kemerahan dan terasa
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Setelah beberapa hari merasakan keluhan gatal dan
terusmenerus di garuk, menurut pasien pada bekas garukan
keluar bintik kemerahan dan pasien berobat ke dokter diberi obat
dan salap, serta mandi menggunakan detol, namun keluhan tidak
membaik.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun
obat, rajin menjaga kebersihan tubuh maupun rumah, dikeluarga
tidak ada yg mempunyai keluhan yang sama dengan pasien,
pasien juga mengaku tidak digigit serangga, tidak memelihara
binatang dirumah, dan jika masak selalu memasak makanan
dengan matang, namun pasien mengaku setiap hari
mengkonsumsi jamu gendong yang selalu lewat di depan rumah
nya.
Dengan rasa gatal tersebut pasien mengatakan tetap melakukan
aktivitas seperti biasa.
Pasien datang dengan keluhan gatal-
gatal sejak 3 bulan terakhir pada
dada, punggung dan perut bagian
bawah. Gatal dirasakan tiba-tiba dan
hilang timbul. Keluhan makin
dirasakan saat
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Kencing Manis : Disangkal
Riwayat Penyakit Asma : Disangkal
Riwayat Penyakit Hipertensi :
Disangkal
Riwayat Penyakit Kulit : Pasien
mengaku baru pertama kali
mengalami keluhan seperti ini
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Tidak ada anggota kelurga dengan
keluhan serupa
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Kencing Manis : Disangkal
Riwayat Penyakit Asma : Disangkal
Riwayat Penyakit Hipertensi : Dialami
ibu kandung pasien
RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL
Pasien memiliki kebiasaan untuk menggaruk jika
gatal.
Pasien mandi dengan menggunakan sabun detol.
Pasien sehari hari mandi dengan menggunakan
air PAM.
Pasien sehari hari mengkonsumsi makananan
yang dimasak sendiri dengan matang.
Pasien rutin mengkonsumsi jamu gendong yang
sering lewat di depan rumah nya.
Pasien mengaku jika beraktivitas mudah
berkeringat.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum :
Keadaan Umum : Baik, Kooperatif
Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,4 C
BB : 65 Kg
TB : 168 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Kepala : Normochepali
Mata : Dalam batas normal
THT : Dalam batas normal
Mulut/gigi : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Pemeriksaan Thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas
normal
PEMERIKSAAN FISIK
FOTO

Regio Cervical Regio Thorakal Regio Abdomen


Anterior et lateral Sinistra
thorakal anterio
PEMERIKSAAN FISIK
FOTO Status Dermatologi

Distribusi : Universal

Regio :
Cervical,Thoraka
l anterior et
posterior, femur
et cruris,
ekstremitas
superior et
Lesi : Terdapat Urtika
inferior
eritema ukuran
numular hingga
plakat berbatas
tegas tersebar
Regio Thorakal Regio Thorakal diskret, pada
Lateral Dextra Posterior permukaan tampak
erosi dan pada
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes Provokasi :
- Tes Eliminasi
Makanan
- Tes Kulit :
- a. Uji Gores (scratch
test)
- b. Uji Tusuk (prick
test)
- c. Tes dengan es (ice
cube test)
DIAGNOSA KERJA

Urtikaria
Kronik
DIAGNOSA BANDING
Sengatan Serangga Multipel
Angiodema Herediter
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Mengedukasi pasien untuk tidak menggaruk bila gatal timbul di
area yang gatal untuk mencegah terjadinya iritasi yang semakin
luas.
Mengedukasi pasien untuk melakukan pengobatan secara
teratur dan dilakukan sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Mengedukasi pasien untuk tidak mengkonsumsi jamu gendong.
Mengedukasi pasien untuk tetap menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sekitar.
Medikamentosa :
Sistemik : Histerin 1x1 No.X (po)
Ctm 1x1 No.XX (po)
Combantrin 2x1 No.IV (po)
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ETIOLOGI

Erupsi kulit yang


menimbul (wheal)
berbatas tegas, Obat
berwarna merah, lebih Makanan
pucat pada bagian Gigitan atau sengatan
tengah, dan memucat serangga
bila ditekan, disertai Bahan Fotosenzitiser
rasa gatal. Inhalan
Urtikaria dapat Kontakan
berlangsung secara Trauma Fisik
akut, kronik, atau Infeksi dan Infestasi
berulang. Sinonim Psikis
urtikaria: Hives, nettle Genetik
rash, biduran, Penyakit Sistemik
kaligata.
PATOGENESIS
ETIOPATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Gejala urtikaria adalah sebagai berikut:
Gatal, rasa terbakar, atau tertusuk.
Biduran berwarna merah muda sampai
merah.
Lesi dapat menghilang dalam 24-48 jam,
tapi lesi baru dapat mucul seterusnya.
Serangan berat sering disertai gangguan
sistemik seperti nyeri perut diare,
muntah dan nyeri kepala.
Tanda urtikatria adalah sebagai berikut:
Klinis tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas dan
kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat.
Bentuknya dapat papular, lentikular, numular, dan plakat.
Jika ada reaksi anafilaksis, perlu diperhatikan adanya gejala
hipotensi, respiratory distress, stridor, dan gastrointestinal distress.
Jika ada lesi yang gatal, dapat dipalpasi, namun tidak memutih jika
ditekan, maka merupakan lesi dari urticarial vasculitis yang dapat
meninggalkan perubahan pigmentasi.
Pemeriksaan untuk dermographism dengan cara kulit digores
dengan objek tumpul dan diamati pembentukan wheal dengan
eritema dalam 5-15 menit.
Edema jaringan kulit yang lebih dalam sampai dermis dan jaringan
submukosa atau subkutan pada angioedema.
GAMBARAN KLINIS

Gambaran Klinis Urtikaria Gambaran Klinis Angioedema


KLASIFIKASI

Ordinary Physical urticarias Special syndromes


urticarias
Acute urticaria Dermatographism Schnitzler syndrome
Chronic urticaria Delayed Muckle-Wells
Contact urticaria dermatographism syndrome
Pressure urticaria Pruritic urticarial
Cholinergic urticaria papules and plaques
Vibratory of pregnancy
angioedema Urticarial vasculitis
Exercise-induced
urticaria
Adrenergic urticaria
Delayed-pressure
urticaria
Solar urticaria
Aquagenic urticaria
Cold urticaria
DIAGNOSIS
Diagnosis Urtikaria pada umum nya
dapat ditegakkan berdasarkan
gejala-gejala klinis yang khas dan
pemeriksaan fisik disertai
pemeriksaan penunjang yang tepat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Laboratorium
(Pemeriksaan darah,
urin, feses rutin)

Tes Alergi :
- Tes Kulit Invivo (skin
prick test)
- Pemeriksaan IgE spesifik
(radio-allergosorent
test-RASTs)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes Provokasi :
- Tes Eliminasi
Makanan
- Tes Kulit :
- a. Uji Gores (scratch
test)
- b. Uji Tusuk (prick
test)
- c. Tes Intradermal Tes Intradermal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
D. Tes dengan es (ice cube
test)
MEDIKAMENTOSA
Penanganan Umum
1. Eliminasi/Penghindaran faktor penyebab
2. Antihistamin
Antihistamin H1 generasi I (sedatif), misal Chlorfeniramin
Maleat (CTM) dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis, atau
antihistamin H1 generasi II (nonsedatif), contoh setirizin
dengan dosis 0,25 mg/kgBB/kali (usia < 2 tahun: 2
kali/hari; usia > 2 tahun: 1 kali/hari). Pada urtikaria akut
lokalisata cukup diberikan antihistamin H1.
Penambahan antihistamin H2, misal simetidin 5
mg/kgBB/kali, 3 kali/hari dapat membantu efektifitas
antihistamin H1
3. Adrenergik
Pada urtikaria akut generalisata dan disertai gejala
distress pernapasan, asma atau edema laring,
mula-mula diberi adrenalin (1:1000) dengan dosis
0,01 ml/kgBB/kali subkutan (makasimal 0,3 ml)
dilanjutkan dengan pemberian antihistamin.

4. Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan bila tidak memberi respon
yang baik dengan obat lain dengan mewaspadai
efek samping yang dapat terjadi. Obat yang
digunakan adalah prednison dengan dosis 1
mg/kgBB/hari selama 5 hari, tapering of biasanya
tidak dibutuhkan pada urtikaria akut.
5. Antileukotrien (Leukotriene pathway modifiers)
Antileukotrien dapat digunakan bersamaan dengan
antihistamin H1 untuk menangani urtikaria yang
tidak terkontrol, tetapi penggunaannya sebagai
terapi tunggal masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.
Salah satu antileukotrien yang sering dipakai adalah
montelukast dengan dosis yang dianjurkan untuk
anak-anak adalah 4-5 mg/hari.
Tablet 4 mg digunakan pada anak 2-6 tahun dan 5
mg digunakan pada anak 6-15 tahun
Preparat antileukotrien yang telah beredar di
Indonesia adalah zafirlukast, sedangkan
montelukast belum tersedia. Zafirlukast dapat
digunakan untuk mengobati asma akibat alergi.

Anda mungkin juga menyukai