Anda di halaman 1dari 34

TUTORIAL KLINIK STASE KULIT DAN

KELAMIN
HERPES SIMPLEK GENITAL

Dosen Pembimbing:
dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp. KK (K)

Disusun Oleh:
Luh Gede Ramonarie Utamidewi (42170165)
Putri Mentari (42170166)
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : SDR.W
Usia : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kunjungan ke klinik : 20 Desember 2017
ANAMNESA
Keluhan Utama
• Terdapat bintil putih di kelamin.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu.
• Keluhan bintil kemerahan di ujung penis.
• Bintil terasa panas.
• Bintil terasa nyeri.
• Bintil tidak gatal.
• Keluhan belum diberikan obat.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi, DM, asma, maupun keluhan serupa
sebelumnya.
• Pasien pernah terdiagnosa gonorea 6 bulan
yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
• Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit
tertentu dan juga tidak ada alergi.
Gaya Hidup
• Terakhir berhubungan seksual 5 bulan yang lalu.
• Pakaian dalam sehari sekali diganti.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Gizi : Cukup
• Nadi dan RR : Tidak dilakukan
• Kepala – Leher : Tidak terdapat lesi UKK
• Abdomen – Thorax : Tidak terdapat lesi UKK
• Ekstremitas : Tidak terdapat lesi UKK
• Penis : Terdapat lesi UKK
UKK
• Pada ujung bagian kiri OUE didapatkan papul
eritem, multipel, bergerombol.
• Pada penis sisi kiri didapatkan erosi dengan
dasar putih soliter.
DIAGNOSA BANDING

Herpes Simplek
Ulkus Durum Ulkus Mole
Genital
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan mikroskopis:
tes Tzanck  sel datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear.
DIAGNOSA
• Herpes Simpleks Genital Primer.
TERAPI
R/ Valasiklovir Tab 500 Mg No. XIV
S 2 d d Tab I

ATAU

R/ Asiklovir Tab 200 Mg No. XXXV


S 5 d d Tab I
EDUKASI
• Penyakit ini disebabkan oleh virus.
• Penyakit ini dapat kambuh lagi.
• Tidak melakukan hubungan seksual sampai
lukanya sembuh.
• Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi,
dapat menurunkan risiko transmisi dan
sebaiknya digunakan dengan konsisten.
PROGNOSIS
• Prognosis ad vitam : bonam
• Prognosis ad functionam : bonam
• Prognosis ad sanationam : dubia at malam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks tipe 1 atau tipe 2, yang ditandai oleh
adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa pada daerah
mukokutan.
Infeksi dapat berlangsung primer atau rekurens.
Epidemiologi
• Diperkiraan ada 536 juta orang yang berusia 15-
49 tahun yang terinfeksi HSV-2 di seluruh dunia
pada tahun 2003 atau sekitar 16% dari populasi
dunia pada rentang usia tersebut.
• HSV tipe 1  usia anak-anak
• HSV tipe 2  terjadi pada usia dekade II atau III
berhubungan dengan peningkatan aktivitas
seksual.
Patofisiologi

HSV memiliki
Infeksi genital akan
kemampuan biologis:
melibatkan akar saraf
neurovirulensi, latensi,
ganglia sacral (S2-S5).
dan reaktivasi.

Pada HSV-1, reaktivasi Berbagai stimulus,


lebih sering pada area seperti demam, trauma,
orolabial, sedangkan stres emosional, sinar
pada HSV-2 lebih sering matahari, dan menstruasi
pada area genital dapat memicu reaktivasi.
cara penularan:
HSV ditularkan melalui kontak personal erat

Infeksi terjadi melalui inokulasi virus ke permukaan mukosa yang


rentan (orofaring, serviks, konjungtiva)

HSV-1 ditularkan terutama melalui kontak dengan saliva terinfeksi

HSV-2 ditularkan secara seksual atau dari infeksi genital ibu ke


bayinya
Pemeriksaan Fisik

Vesikel dapat
Papul eritema
cepat menjadi
diikuti vesikel
keruh, yang Kadang timbul
berkelompok
kemudian pecah, erosi/ulkus.
dengan dasar
membasah, dan
eritem.
berkrusta.

Tempat predileksi:
HSV-1  di daerah pinggang ke atas terutama daerah
mulut dan hidung.
HSV-2  di daerah pinggang ke bawah terutama
daerah genital.
Infeksi sekunder  dapat timbul pada tempat yang
sama dengan lokasi sebelumnya.
Primary Infection

Erosi multiple pada penis dengan dasar eritem. Ulkus multiple pada
vulva dan perineum
dengan nampak edema.
Recurrent Infection
Diagnosis Banding
• Ulkus Durum
• Ulkus Mole
Chancroid Sifilis HG
penyebab H. ducreyi T. pallidum HSV-1 atau HSV-
2
masa ●♂ antara 1-35 (7 hari) 10-90 hari 3-7 hari
inkubasi ●♀ sukar ditentukan
(asimtomatis)
predileksi
laki-laki ●permukaan mukosa genitalia preputium, glans
preputium, orifisium eksterna penis, korpus
uretra eksternum, penis, uretra, anal
sulkus koronarius,
frenulum, korpus
penis
●uretra, skrotum,
perineum, anus
perempuan orifisium uretra vagina, labium mayor
eksternum, klitoris, serviks atau minor, klitoris,
fourchette, bagian dalam introitus vaginae,
labium minor, vestibulum, serviks
serviks, perineum, anus
Chancroid Sifilis HG
px. ●2-3 cm ●beberapa mm sampai ulserasi dangkal
fisik ●multipel, sangat nyeri, 1-2 cm → sembuh tanpa
(ulkus) tepi tidak rata & ●bulat sikatriks
bergaung, batas ●dasar jaringan
tegas, dikelilingi granulasi merah
eritema ringan bersih, serum di
●dasar ulkus rapuh, atasnya
kotor, mudah ●dinding tidak bergaung
berdarah, nekrotik ●sekeliling ulkus
●dasar & sekitar ulkus: meninggi & keras
indurasi (-) → ulkus durum
●tanpa pengobatan
→ sembuh spontan
4-6 minggu
px. lab school of fish T. pallidum MNGC
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan
giemsa/ Tzanck Test:
• Apusan pada objek glass dilakukan
pengecatan giemsa.
• Pemeriksaan dibawah mikroskop (pembesaran
lensa objektif 100x, dengan minyak emersi).
• (+)  Sel datia berinti banyak
Terapi

episode I infeksi rekurens


Asiklovir 5x200mg/hari PO, 7 hari Asiklovir 5x200mg/hari PO, 5 hari
atau atau
Valasiklovir 2x500mg/hari PO, 7 hari Valasiklovir 2x500mg/hari PO, 5 hari
atau
Asiklovir krim (lesi ringan)
Edukasi
• Informasi perjalanan alami penyakit ini,
termasuk informasi bahwa penyakit ini
menimbulkan rekurensi.
• Tidak melakukan hubungan seksual ketika
masih ada lesi atau gejala prodromal.
• Pasien sebaiknya memberi informasi kepada
pasangannya bahwa ia memiliki infeksi HSV
• Transmisi seksual dapat terjadi pada masa
asimtomatik.
Komplikasi
• Herpes simpleks ulserativa kronik.
• Herpes simpleks mukokutaneus akut
generalisata.
• Infeksi sistemik pada hepar, paru, kelenjar
adrenal, dan sistem saraf pusat.
• Pada ibu hamil, infeksi dapat menular pada
janin, dan menyebabkan neonatal herpes yang
sangat berbahaya.
Prognosis
• Prognosis umumnya bonam, namun quo ad
sanationam adalah dubia ad malam karena
terdapat risiko berulangnya keluhan serupa.
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai