Anda di halaman 1dari 25

“HERFES SIMPLEKS“

Ade Defi Permana Ni Nyoman Eka Artuti


Anisa Azahra Rosmawati
Aprillia Wulandari Mustika Rahayu Wahyu Mugi Lestari
Mei Yeni Yudira Firdaus
HERFES SIMPLEKS
Definisi
Herpes simpleks adalah infeksi akut yg disebabkan
oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I
atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa
pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat
berlangsung baik primer maupun rekurens.
Epidemiologi

Penyakt infeksiosa dan kontagiosa yang


disebabkan oleh virus herpes simplek tipe 1 dan 2 dengan
kecenderungan menyerang kulit-mukosa (orofasial ,
genital). Derajat penularannya tinggi, tetapi karena
patogenitas dan daya tahan terhadap infeksi baik, maka
infeksi ini sering berjalan tanpa gejala atau gejala ringan,
subklinis atau hanya local.
Klasifikasi

1) Virus herpes simpleks tipe 1


Menyebabkan infeksi herpes non genital,
biasanya pada daerah mulut, meskipun kadang-
kadang dapat menyerang daerah genital.
2) Virus herpes simpleks tipe 2
Hampir secara eksklusif hanya ditemukan
pada traktus genitalis dan sebagian besar
ditularkan lewat kontak seksual.
Etiologi

Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes


simpleks ini adalah sebagai berikut:
1) Herpes Virus Hominis (HVH).
2) Herpes Simplex Virus (HSV)
3) Varicella Zoster Virus (VZV)
4) Epstein Bar Virus (EBV)
5) Citamoga lavirus (CMV)
Perbedaan HSV
tipe I dengan tipe II
HSV tipe I HSV tipe II

Predileksi Kulit dan mukosa di Kulit dan mukosa


luar daerah genetalia dan
perianal

Kultur pada Membentuk bercak Membentuk pock


chorioallatoic kecil besar dan tebal
membran (CAM) dari
telur ayam

Serologi Antibodi terhadap Antibodi terhadap


HSV tipe I HSV tipe II

Sifat lain Tidak bersifat Bersifat onkogeni


onkogeni
Manifestasi Kliniks

infeksi Herpes simpleks berlangsung dalam 3


fase, yakni:
1) Fase Infeksi (lesi) Primer
2) Fase Infeksi (lesi) Rekuren.
3) Fase Laten
Patofisiologi
Patofisiologi herpes simpleks masih belum jelas,
ada kemungkinan :

• Infeksi primer akibat transmisi virus secara


langsung melalui jalur neuronal dari perifer ke
otak melalui saraf Trigeminus atau Offactorius.
• Reaktivitas infeksi herpes virus laten dalam otak.
• Pada neonatus penyebab terbanyak adalah HSV-
2 yang merupakan infeksi dari secret genital yang
terinfeksi pada saat persalinan.
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang untuk


infeksi HSV (herpes simpleks virus
dapat dilakukan secara virologi maupun
serologi.
Penatalaksaan Herpes
1) Terapi Spesifik 3) Terapi Supresif
a) Infeksi primer
b) Infeksi Rekuren
2) Terapi Episodik 4) Terapi Non-Spesifik
TINJAUAN KASUS
Ny. A umur 26 tahun, beralamatkan di Jl. Mangga Sleman
Yogjakarta. Pada tanggal 5 Oktober pasien datang kerumah sakit
dengan diantar oleh suaminya. Ny. A mengeluh adanya rasa tidak
nyaman dan adanya lepuhan yang bergerombol dan dikelilingi oleh
daerah kemerahan membentuk sebuah gelembung cair pada daerah
kemaluannya. Sebelumnya Ny. A mengalami gatal-gatal selama 4 hari.
Ny. A mengeluh nyeri di daerah kemaluannya apalagi saat BAK. Ibu
mengatakan pekerjaannya hanya dirumah mengurus rumah tangga
dan suaminya bekerja sebagai supir dan jarang dirumah. Dari hasil
observasi keadaan umum ibu lemas, kesadaran Compos Mentis, status
emosional stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 74 kali/menit,
pernafasan 23 kali/menit, suhu 38,50c, terdapat vesikel yang multipel
didaerah vulva. Leukosit <4000/mmk.
I. Identitas Diri
• Nama : Ny. A
• Usia : 26 tahun
• Tempat/tanggal : Yogyakarta, 20-03-1990
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Yogyakarta
• Suku Bangsa : Indonesia
• Pendidikan : SMP
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk : 05 Oktober 2015
• No. RM : 20.06.05
• Penanggung Jawab : Tn. E
• Usia : 28 tahun
• Status Hubungan : Suami pasien
II. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan dan
gatal-gatal selama 4 hari

III. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan dan
gatal-gatal selama 4 hari

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan pasien pernah merasakan sakit
yang pernah dia rasakan sebelumnya
V. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada pola nutrisi, pola makan
pasien tetap 3 kali dalam 1 hari dengan jangka waktu 8 jam sekali

VI. Pola Eliminasi


Pasien menyatakan pada daerah kemaluan pada saat BAK, jadi
frekuensi BAK menjadi 2 kali sehari. Di RS frekuensi BAK pasien normalnya 500
ml 1x miksi/BAK, pasien terpasang kateter

VII. Pola Istirahat Dan Tidur


Pasien mengatakan tidak ada ada masalah dalam pola istirahat dan
tidur. Pasien tidru selama 7 jam dimalam hari dan 2 jam disiang hari

VIII. Pola Aktivitas


Pasien mengatakan mudah nyeri,
apabila pasien berjalan terlalu lama atau jauh.
Berkurangnya pola aktivitas sehari-hari seperti
mencuci pakaian 3x dalam seminggu yang
biasanya setiap hari dia mencuci pakaian serta
melakukan pembersihan rumah.
I. Riwayat Keluarga
Genogram
X. Pengkajian Fisik
1. Kepala, Mata, THT
Kepala : bentuk normochepal, tidak ada
rambut rontok, rambut hitam tumbuh merata
Mata : ukuran pupil 2/2 isokor, konjungtiva
anemis, sklera anikterik, edema palpebra
tidak ada, tidak menggunakan alat bantu lihat
THT : fungsi pendengaran baik, terdapat
tanda radang dan infeksi, serumen ada,
epitaksis tidak pernah, kemampuan menelan
baik, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
mukosa bibir kering.
2. Pernafasan
Suara nafas vasikuler dengan stridor, tidak
cepat, reguler dengan RR 20 x/menit, vokal fremitus
balance, batuk tidak ada, pernafasan cufing hidung
ada, penggunaan otot bantu pernafasan perut tidak
ada.
3. Telinga (pendengaran)
• Infeksi
Daun Telinga : tidak terdapat lesi, kista epidemoid, dan keloid
Lubang Telinga : tidak terdapat obstruksi akibat adanya benda asing
• Palpasi
Tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekanan pada otitis media
dan mastoidius.
• Pemeriksaan Pendengaran
Test audiometic : 26 db (tuli ringan)
Test weber : telinga yang tidak terdapat sumbatan mendengar
lebih keras
Test rinne : test (-) pada telinga yang terdapat sumbatan
4. Mulut Dan Gigi
Mukosa gigi lembab tidak pecah warna gusi merah muda, tidak
terdapat pendarahan gusi, dan gigi bersih.
5. Leher
Posisi trakea simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar troid,
tidak ada pembesaran vena jubularis, tidak ada nyeri tekanan.
6. Thorak
Batuk : simetris
Pernafasan : regular
Tidak terdapat otot bantu pernafasan
7. Abdomen
– Infeksi
Bentuk : normal simetris
Benjolan : tidak terdapat benjolan
– Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
Tidak terdapat masa atau benjolan
Tidak terdapat tanda-tanda asites
Tidak terdapat pembesaran hepar
– Perkusi
suara abdomen : tympani
8. Reproduksi
Pada pemeriksaan genetalia wanita, daerah
yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan
minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks.
Jika timbul lesi cacat jenis, bentuk, ukuran,
luas, warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar
limpe regional pemeriksa adanya pembesaran,
pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran
kelenjar limferegional
9. Ekstremitas
Tidak terdapat luka dan spasme otot.
10. Integumen
Ditemukan adanya vesikel-vesikel
berkelompok yang nyeri, edema
disekitar lesi, dan dapat pula timbul
ulkus pada infeksi sekunder.
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Tekanan darah 110/80 mmHg Normal: 90-120/60-80 mmHg
-bayi : 70-90/50 mmHg
-anak : 80-100/60 mmHg
-remaja : 90-110/66 mmHg
-dewasa : 110-125/60-70 mmHg

Nadi 74 x/menit 80-120 x/menit


Pernafasan 23 x/menit Bayi : 30-40x/menit
Anak : 20-50x/menit
Dewasa : 16-20x/menit
Lansia: 14-16x/menit
Suhu 38,50c Normal : 36,6 ̊C-37,2 ̊C
Sub febris : 37 ̊C-38 ̊C
Febris : 38 ̊C-40 ̊C
Hiperpireksis :40 ̊C-42 ̊C
Hypotermi :< 36 ̊C
Hypertermi :> 40 ̊C

Hemoglobin 14 g/dl P : 13-16 g/dl


W :12-14 g/dl
Hematokrit 40% P : 40-48 %
W : 37-43 %
Trombosit 200 ribu/ul 150-400 ribu/ul
Leukosit <4000/mmk 5-10 ribu/ul
DATA FOKUS

DS DO
- Pasien mengatakan nyeri daerah vagina dan - KU pasien : Lemah
gatal-gatal selama 4 hari. - Kes : Composmentis
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan - TTV
pada saat buang air kecil. TD :110/80 mmHg
- Pasien mengatakan tidak nyaman dengan adanya N : 74x/menit
lepuhan yang bergerombol pada daerah vagina. RR : 23x/menit
S : 38,5 ̊C
- Pemeriksaan lab
Hemaglobin : 14 g/dl
Hematokrit : 40%
Trombosit : 200 ribu/ul
Leukosit : <4000/mmk
- Hasil pemeriksaan fisik integumen adanya
lepuhan yang bergerombol di sekeliling daerah
vagina .
- Hasil pemeriksaan terdapat vesikel yang
multipel didaerah vulva.
- Hasil pemeriksaan daerah vagina terdapat
kemerahan dan gelembung cair.
ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


I DS – Pasien mengatakan nyeri daerah vagina Gangguan rasa nyaman : Ketidak nyamanan karena
dan gatal-gatal selama 4 hari nyeri adanya rasa nyeri
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah
kemaluan pada saat buang air kecil
DO – hasil pemeriksaan terdapat vesikel yang
multipel di daerah vulva
- Hasil pemeriksaan fisik integumen adanya
lepuhan yang bergerombol disekeliling
daerah vagina

II DS – pasien mengatakan tidak nyaman Resiko infeksi Perdisposisi pasien


dengan adanya lepuhan yang bergerombol terhadap infeksi
pada daerah vagina sekunder
DO – hasil pemeriksaan daerah vagina
terdapat kemerahan dan gelembung cair
III DS – leukosit <4000/mmk Resiko ketidak Peningkatan suhu tubuh
- Suhu 38,50c seimbangan suhu tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Ny. A Nama Perawat : TIM
No. RM : 22.06.05 Ruang : Lily
Dx Medis : Herpes simpleks
Dokter : dr. Bayu sp.K

• Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri b/d


ketidaknyamanan karena adanya rasa nyeri
• Dx 2 : Resiko ketidakseimbangan suhu
b/d peningkatan suhu tubuh
• Dx 3 : Resiko infeksi b/d perdisposisi
pasien terhadap infeksi sekunder
INTERVENSI
KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Buat tujuan perubahan nyeri
berhubungan dengan ketidak 5x24 jam diharapkan perubahan rasa 2. Kaji adanya keluhan nyeri, status
nyamanan karena adanya rasa nyeri nyeri pasien dengan kriteria hasil : membrane vulva
1. Tidak mengalami nyeri
2. Rasa nyaman akibat perubahan
nyeri

Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Buat tujuan mencegah masuknya
predisposisi pasien terhadap infeksi 5x24 jam diharapkan mencegah resiko bakteri lain yang dapat
sekunder infeksi pasien dengan kriteria hasil : menyebabkan resiko infeksi
1. Mengurangi resiko infeksi 2. Kaji adanya lesi pada vagina
2. Sistem pertahanan tubuh

Resiko ketidak seimbangan suhu tubuh Setelah dilakukan asuhan keperawatan Ajarkan klien untuk mengurangi
berhubungan dengan suhu tubuh 5x24 jam diharapkan mengurangi suhu pemanjaan terhadap lingkungan dingin
tubuh. yang lama.
Kriteria hasil :
1. suhu tubuh normal
SEKIAN DAN TERIMAKASIH ...

Anda mungkin juga menyukai