NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
Disusun Oleh :
Tuffahati Sacharissa Syaefic (1102015241)
Pembimbing :
dr. Ahmad Haykal A.R.B., Sp.KK, M.Kes
Penderita dapat mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat
mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya timbul
ketika penderita tidak sedang sibuk atau tidak sedang beraktifitas, namun apabila
sedang timbul sulit di tahan untuk tidak di garuk.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 45 tahun
Alamat : Jl. Tb Simatupang
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Suku : Sunda
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Keluhan gatal yang sangat mengganggu dengan adanya luka yang
menebal dan warna yang menggelap pada bagian lengan kanan sejak 3 minggu
yang lalu, dan gatal sering timbul apa bila pasien sedang di waktu luang dan
pada malam hari.
2. Keluhan tambahan
Tidak ada
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Pasar Rebo dengan
keluhan gatal pada lengan kanan dengan luka pada lengan sejak 3 minggu
yang lalu. keluhan sering kali timbul pada saat pasien berada di waktu luang
atau malam hari.
Sejak 3 minggu lalu, pasien sudah merasakan adanya keluhan gatal pada
lengan kanan. Awalnya, timbul bengkak kemerahan, namun semakin lama,
bengkak kemerahan gatal tersebut kemudian di sertai dengan adanya
penebalan kulit dan warna yang menggelap. Pasien sangat sering menggaruk
bagian yang gatal karena gatal tidak dapat tertahankan.
4. Riwayat penyakit terdahulu
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 90x/ menit, regular,isi cukup
Frekuensi napas : 19x/ menit
Suhu : 36,5oC
C. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-)
Telinga : Normal, nyeri tekan tragus (-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar,
trakea di tengah, deviasi (-)
Toraks :
Pulmo : Bentuk dada normal, simetris, massa (-), retraksi otot
bantu pernapasan (-), pengembangan dada simetris, nyeri (-),
fremitus taktil kanan dan kiri simetris, suara vesicular (+/+),
ronki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Bentuk dada normal, iktus kordis (+), batas jantung kanan
normal, batas jantung kiri normal, batas jantung atas normal,
tidak terdengar suara jantung tambahan.
Abdomen : Massa (-), jaringan parut (-), peristaltik usus normal,
aorta abdominalis (+), nyeri epigastrium (-) hepar tidak
teraba, pembesaran limfa (-), shifting dullness (-),
ballotement (-), undulasi (-)
Ekstremitas : Deformitas (-), akral hangat, edema (-)
STATUS DERMATOLOGIS
RESUME
Seorang wanita 45 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Pasar
Rebo dengan keluhan gatal dan luka pada lengan kananya sejak 3 minggu
yang lalu. Keluhan di rasakan ketika pasien sedang tidak sibuk atau pada saat
malam hari, pasien belum pernah merasakan keluhan yang serupa sebelumnya.
Pasien sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan suaminya sehingga
psikososial pasien terganggu.
Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, status generalis dalam
batas normal, status dermatologis terdapat kelainan pada Regio Extremitas
superior. Nodul hiperpigmentosa, multiple, miliar-lentikular, sirkumskripta,
diskret. Likenifikasi.
DIAGNOSIS BANDING
1. Liken planus
2. Psoriasis
3. Dermatitis Atopik
Pemeriksan Histopatologik
VI. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa:
b. Non Medikamentosa:
- Penatalaksanaan Umum : Pencegahan pajanan berulang dengan alergen
selama 2 bulan
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad Fuctionam : Bonam
Ad Sanactionam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Dermatitis kontak alergi merupakan reaski hipersensitivitas tipe
lambat/reaksi hipersensitivitas tipe 4 sebagai respon imunologis individual
terhadap molekul kecil berukuran kurang dari 500 dalton atau hapten, yang
mensensitisasi kulit seseorang. Fase insial/induksi DKA terjadi ketika hapten
membentuk kompleks dengan protein dan dikenali oleh sel T, proses ini
disebut fase sensitisasi. Selama fase elisitasi, paparan dari antigen tersebut
menyebabkan berkembangnya penyakit dermatitis1.
EPIDEMIOLOGI
Bila dibandingkan dengan DKI, jumlah pasien DKA lebih sedikit karena
hanya mengenai orang dengan keadaan kulit yang sangat peka (hipersensitif).
Diperkirakan jumlah DKA maupun DKI makin bertambah seiring dengan
bertambahnya jumlah produk yang mengandung bahan kimia yang dipakai oleh
masyarakat. Namun, informasi mengenai prevalensi dan insidens DKA di
masyarakat sangat sedikit, sehingga angka yang mendekati kebenaran belum
didapat2
ETIOPATOGENESIS
DKA merupakan reaksi inflamasi pada kulit yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitifitas tipe 4. Hal ini terjadi akibat adanya kontak antigen dan kulit.
Morfologi dan lokasi dari dermatitis merupakan indikator yang paling baik dalam
menentukan agen alergennya. Sebagai contoh, apabila ditemukan adanya lesi
dermatitis di pergelangan tangan, dapat mengindikasikan adanya reaksi alergi
terhadap gelang maupun jam tangan1.
Penyebab DKA ialah bahan kima sederhana dengan berat molekul rendah
atau disebut sebagai hapten. Berbagai faktor berpengaruh terhadap kejadian DKA,
misalnya potensi sensitisasi alergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena,
lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembaban lingkungan, vehikulum dan pH. Juga
faktor individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi kontak dan status imun2.
Fase elisitasi terjadi apabila ada paparan ulang alergen yang serupa. Sel
langerhans yang memfagosit alergen akan mengativasi sel T memori, yang
menginduksi terjadinya proses proliferasi. Proliferasi ini akan menyebabkan
respon inflamasi lokal1,2.
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik sangat penting, karena dengan melihat lokasi dan pola
kelainan kulit sering kali dapaat diketahui kemungkinan penyebabnya3.
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
Topikal :
Sistemik :
Pada kasus dengan lesi yang parah atau penyebarannya yang luas, maka
diperlukan pemberian pengobatan sistemik dengan prednisone 1
mg/kgBB/hari per oral3 atau dengan dosis dewasa 40-60 mg/hari6 selama satu
minggu, diikuti dengan tapering-off setiap minggu selama 3-4 minggu
selanjutnya3.
Umum:
Upaya pencegahan pajanan ulang dengan alergen penyebab
PROGNOSIS
KESIMPULAN