Anda di halaman 1dari 31

Bed Site Teaching

DERMATITIS KONTAK
ALERGI
Nurpadilah 2115142
Preceptor: dr. Wulan Yuwita, Sp.KK
Identitas Pasien
● Nama :Tn R
● Usia :32 tahun
● Jenis Kelamin :Laki-laki
● Alamat :Bandung
● Pekerjaan :cleaning cervice
● Suku :Sunda
● Pendidikan :SMA
● Agama :Islam
● Status Pernikahan :Menikah
Anamnesis

Keluhan utama:

Kulit lecet, kering dengan sisik halus yang terasa gatal dan perih pada jari manis
tangan kiri.
Anamnesis Khusus:

Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluhkan timbul Kulit lecet dan terdapat
bekas luka Disertai sisik halus yang terasa gatal dan perih pada jari manis tangan kiri.
Pasien mengaku awal timbul keluhan sejak 3 tahun yang lalu, muncul berupa tonjolan
kecil berisi cairan, dengan bercak kemerahan yang terasa gatal dan perih pada jari
manis lengan kiri. Karena gatal pasien sering menggaruk dan memencet tonjolan pada
kulitnya hingga keluar cairan bening. Luka terasa lebih perih jika terkena air.

Pasien bekerja sebagai cleaning service yang mengharuskan memakai sarung


tangan lateks selama terus menerus selama bekerja dan tidak berganti sarung tangan
selama bekerja, setelah memakai sarung tangan tersebut pasien mengeluhkan jari
manis tangan kiri nya menjadi muncul bercak kemerahan disertai tonjolan berisi cairan
yang, gatal dan perih namun ketika pasien tidak memakai sarung tangun tersebut
keluhan menjadi lebih berkurang.
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan, minuman,
debu, cuaca, maupun asma.

RPD: Belum pernah mengalami keluhan seperti sebelumnya

RPK: tidak ada yang memiliki riwayat alergi.

Usaha Berobat:pasien mengobati dengan salep yang dibeli sendiri di apotik


sehingga lesinya menjadi kering namun kambuh kembali

Riwayat Alergi: tidak ada


Pemeriksaan Fisik
● Keadaan umum:
○ Kesadaran : compos mentis
○ Kesan sakit : ringan
● Status Gizi: baik (BMI 18,6 kg/m2)
○ BB :53 kg
○ TB : 164 cm
● Tanda vital
○ Tekanan darah : 120/70 mmHg
○ Nadi : 74x/menit
○ Respirasi : 18x/menit
○ Suhu : 36,6℃
Status Generalis
● Kepala
○ Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
○ Mukosa mulut & lidah basah, T1/T1, faring tidak hiperemis, gigi tidak ada
yang berlubang

● Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral, tiroid tidak teraba
membesar
● Thoraks
○ Bentuk dan pergerakan simetris
○ Pulmo: VBS ka=ki, tidak ada ronki maupun wheezing
○ Cor: BJM reguler, murni, S1=S2, tidak ada murmur
● Abdomen
○ perut datar,soepel,BU (+) normal, tymphani, tidak ada nyeri tekan
○ Hepar dan lien tidak teraba membesar
● Ekstremitas
○ Akral hangat, CRT<2”
Status Dermatologikus
● Distribusi :regional
● Lokasi :a/r digiti IV sinistra
● Lesi
○ Jumlah :multiple
○ Sifat :kering
○ Permukaan :sebagian menimbul
○ Ukuran :0,5x1 cm sampai 1,5x2 cm
○ Bentuk :tidak teratur
○ Susunan :konfluens
○ Batas :tegas
○ Lain-lain :-
● Efloresensi:erosi, eksoriasi, skuama a/r digiti IV sinistra
Hasil pemeriksaan penunjang
● pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan KOH 10% yang diambil dari lesi
skuama di jari manis tangan kiri didapatkan epitel+, hifa Panjang bersepta -,
spora -.
Resume

Anamnesis

Seorang Laki-laki, 32 tahun, status gizi baik, datang ke poliklinik dengan keluhan erosi, eksoriasi dan
skuama a/r digiti IV sinistra .Pasien mengeluhkan sejak 3 tahun yang lalu, muncul vesikel, dengan macula
eritema disertai pruritus dan erosi pada jari manis lengan kiri. Karena pruritus pasien sering menggaruk
dan memencet vesikel pada kulitnya hingga keluar cairan bening. Luka terasa lebih perih jika terkena
air.lalu Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluhkan timbul erosi dan terdapat krusta Disertai skuama
disertai pruritus dan erosi pada jari manis tangan kiri. Pasien bekerja sebagai cleaning service yang
mengharuskan memakai sarung tangan lateks selama terus menerus selama bekerja dan tidak berganti
sarung tangan selama bekerja, setelah memakai sarung tangan tersebut pasien mengeluhkan jari manis
tangan kiri nya menjadi muncul bmakula eritema disertai vesikel, pruritus namun ketika pasien tidak
memakai sarung tangun tersebut keluhan menjadi lebih berkurang. Pasien tidak mempunyai riwayat
allergi seperti asma, allergi debu, cuaca maupun makanan. Pasien sempat mengobati dengan salep yang
dibeli sendiri di apotik keluhan berkurang namun setelah itu timbul keluhan kembali.
Pemeriksaan Fisik
● Status generalis dalam batas normal
● Status dermatologikus : didapatkan lesi dengan distribusi regional a/r digiti IV
sinistra , jumlah multiple, sifat kering, permukaan sebagian menimbul, ukuran
0,5x1cm sampai1,5-2cm, bentuk tidak teratur, susunan konfluens, batas
tegas, dengan efloresensi berupa erosi, eksoriasi, skuama a/r digiti IV
sinistra.
Diagnosis Banding
● Dermatitis Kontak Alergi ec sarung tangan latex
● Dermatitis Kontak iritan ec sarung tangan latex
Usulan Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan IgE serum
● Skin prick test
Diagnosis Kerja

Dermatitis Kontak Alergi ec sarung tangan latex


Penatalaksanaan
● Non Medikamentosa
○ Edukasi tentang penyakit dan pengobatannya
○ Menghindari kontak dengan pencetus diduga karena penggunaan sarung tangan latex.
○ Bila tidak memungkinkan, dapat mengganti sarung tangan dengan bahan yang bukan latex
● Medikamentosa
○ Topikal
Clobetasol proprionate 0,05% cream 2xsehari di oleskan tipis tipis
○ Sistemik:
■ Cetirizine tablet 10 mg 1x1 malam hari selama 7 hari
Prognosis

Quo ad vitam: ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


Terima Kasih
CBD
Neurodermatitis
DE FINIS I
Liken Simpleks Kronis atau juga dikenal dengan Neurodermatitis Sirkumskripta
adalah peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta dan khas ditandai
dengan likenifikasi
Likenifikasi timbul sebagai respon dari kulit akibat gosokan atau garukan yang
berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik
EPIDE MIOLOGI
Umumnya terjadi pada orang
dewasa Jarang ditemukan pada
anak-anak
Lebih banyak pada wanita
dibandingkan pria Insiden tertinggi
pada bangsa ras Asia
ETIOLOGI
• LSC sering ditemukan superimposed pada beberapa
dermatosit kronis antara lain : DA, DKA, candida, Psoriasis,
Tinea
• tanpa dermatosis lain, LSC mungkin timbul akibat pruritus
dengan penyakit sistemik :
- insufisiensi renal 
- hiper/hipotiroid
- gagal hepar
- hepatitis b dan c
- infeksi HIV
- infeksi myobacterial 
- keganasan hematologis atau organ solid lain
PATOGENESIS
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola
reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis.

Hipotesis mengenai pruritus dapat terjadi karena adanya


penyakit yang mendasarinya misalnya gagal ginjal kronik,
obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid,
dermatitis, gigitan serangga, dan aspek psikologi dengan
tekanan emosi
Pada prurigo
nodularis:
Eosinofil
meningkat
Eosinofil berisi protein X dan protein kationik yg
dapat menimbulkan degranulasi sel mast
Jumlah sel langerhans juga bertambah banyak
Jumlah saraf yang berisi CGRP (Calcitonin gene-relatedpeptide) dan
SP (SubstanceP) meningkat didermis
CGRP dan SP melepaskan histamin dari sel mast
yang selanjutnya akan memicu pruritus
PEMERIKSAAN KULIT
Predileksi: punggung, leher dan ekstremitas
terutama pergelangan tangan, kaki, lutut serta bokong.
Efloresensi: papula miliar, likenifikasi dan
hiperpigmentasi, skuama dan kadang-kadang
ekskoriasi.
GEJALA KLINIK
● Pruritus berat, paroksismal/kontinu
● Malam hari dapat menggangu tidur
● Biasanya waktu tidak sibuk, sulit ditahan untuk digaruk
● Merasa enak setelah digaruk luka, gatal hilang sementara
● Pruritus memburuk dengan keringat, panas, iritasi pakaian,
stress psikologis
DIAGNOSIS BANDING
 Psoriasis :eritem berbatas tegas, skuama putih mengkilat dan berlapis-lapis

 Tinea korporis: pemeriksaan mikroskop ada elemen jamur

 Prurigo nodularis : kelainan kulit berbats


tegas,bagian pinggir aktif dan tengah relative tenang
Pmeriksaan penunjang
Histopatologis :
● Hiperkeratosis, para&orto-keratosis
● Hipergranulosis
● Akantosis dengan rete ridges memanjang teratur
● Hiperplasia epidermal psoriasiform
● Penebalan kolagen papila dermis dengan bundel kolagen kasar & garis-garis vertikal
● Infiltrat inflamasi sekitar plexus vaskular superfisial dengan limfosit, histiosit, eosinofil
Penatalaksanaan
● Edukasi 
○ anjurkan pasien tidak menggaruk lagi. karena penyakit ini semakin berat apabila pasien
menggaruk luka
○ potong kuku sebaiknya pendek
○ usahakan mencuci tangan setelah menyentuh bagian luka, agar tidak merembet ketempat
lain
○ manajemen stress yang baik mengurangi berpikir banyak dalam suatu hal , bila perlu bisa di
sarankan untuk ke psikolog atau psikiater. 
TATALAKS AN
A
medikamentosa
1. Antipruritus: anti histamin yang mempunyai efek
sedative (promethazine, difenhidramin, hidroksizin)
Anti histamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim
doxepin 5% jangka pendek
1. Antipruritus: (maksimal
antihistamin yang8 hari) efek
2. mempunyai
sedatif (prometazin,
Kortikosteroid difenhidramin, hidroksizin).
topikal: kortikosteroidpoten atau
suntikanAntihistamin
intralesi
3. UVB(Ultraviolet B) atau PUVA(Psoralen UltravioletA)
PR OG NOS IS
Tergantung penyebab
pruritus Psikologik
penderita

Quo ad Vitam : Ad bonam


Quo ad Functionam : Dubia Ad
bonam Quoa ad Sanactionam : Dubia
Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai