Anda di halaman 1dari 36

Tinea Kruris

Case Report Session


Oleh :
Hanifa Zahra Besri 1910312041
Muhammad Angga Wirawardhana 1910312030

Preseptor :
Dr. dr. H. Yosse Rizal, Sp. KK, FINSDV, FAADV
dr. Yolla Fadilla, Sp. DV
Outline

01 LAPORAN KASUS

02 DISKUSI
01

Laporan Kasus
Identitas Pasien
● Nama : Tn. B
● Umur/Tgl Lahir : 19 tahun / 4 Agustus 2004
● Jenis Kelamin : Laki - laki
● Pekerjaan : Mahasiswa
● Alamat : Jl. Teduh no.22, Bukittinggi
● Status Perkawinan : Belum Menikah
● Negeri Asal : Indonesia
● Agama : Islam
● Suku : Minang
● Nomor Hp : 08213320xx
● Tgl Pemeriksaan : 18 Agustus 2023
Anamnesis
Seorang pasien laki-laki berusia 19 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi pada tanggal 18 Agustus
2023, dengan:

Keluhan Utama

Bercak-bercak kemerahan yang terasa gatal pada lipat paha kiri sejak 3
minggu yang lalu.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien mengeluhkan adanya bercak merah yang terasa gatal sejak 3 minggu yang
lalu. Awalnya bercak merah timbul di lipat paha kiri dengan luas semula sebesar
koin. Pasien terus menggaruk bagian yang gatal hingga dirasakan bercak
kemerahan tersebut meluas hingga ke daerah skrotum. Sejak seminggu yang lalu,
dirasakan pinggir bercak semakin merah dan semakin gatal.
● Rasa gatal bertambah saat kondisi pasien berkeringat
● Bercak merah meluas ke area pinggir sehingga semakin melebar dengan tepi
meninggi dan bagian tengah bercak seperti menyembuh
● Tidak terdapat bercak merah dan gatal di tempat tubuh lain.
● Pasien mengaku sering berkeringat karena aktivitas yang dilakukan di kampus dan
frekuensi mandi 1x/hari
● Pasien sering memakai pakaian berlapis (Celana dalam, Celana pendek, Celana
panjang
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
● Celana dalam diganti setiap kali mandi. Pasien sering menggunakan celana
jeans yang dicuci seminggu sekali
● Handuk dicuci per 2-3 minggu sekali.
● Pasien tinggal sendiri di kos dengan kondisi kamar panas dan lembab.
● Saat ini, pasien memiliki riwayat stres dikarenakan sedang masuk minggu
ujian.
● Riwayat memelihara hewan tidak ada.
● Riwayat kuku mengeras dan berubah bentuk tidak ada.
● Riwayat seks bebas tidak ada
● Pasien jarang untuk mencuci tangan setelah melakukan kegiatan kampus.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
● Pasien baru pertama kali mengalami keluhan bercak merah tersebut.
● Pasien belum pernah memberikan obat dan pergi berobat untuk bercak
merahnya
● Riwayat minum obat dalam jangka waktu lama tidak ada
● Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis, seperti HIV, DM, dan Keganasan
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Atopi

● Pasien tinggal sendiri sejak 1 ● Riwayat mata merah berair-air tidak


tahun yang lalu ada.
● Riwayat diabetes mellitus ● Riwayat sesak berulang berbunyi
dalam keluarga tidak ada menciut tidak ada.
● Riwayat alergi serbuk bunga tidak ada.
● Riwayat bersin-bersin dan hidung berair
tidak ada.
● Riwayat atopi pada keluarga tidak ada
Pemeriksaan Fisik
● Keadaan umum : Sakit ringan
● Kesadaran : Komposmentis kooperatif
● Tekanan darah : 118/75 mmHg
● Frekuensi nadi : 97x/menit
Status ● Frekuensi nafas : 20x/menit
Generalis ● Suhu : 36,2°C
● Tinggi Badan : 165 cm
● Berat Badan : 80 kg
● Status Gizi : Obesitas (IMT = 29,4)
● Pemeriksaan Toraks : Tidak dilakukan
● Pemeriksaan Abdomen : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologikus

● Lokasi : Sela paha kiri dan daerah skrotum kiri


● Distribusi : Terlokalisir
● Bentuk : Tidak khas
● Susunan : Polisiklik
● Batas : Tegas
● Ukuran : Plakat
● Efloresensi : Plak eritem dengan papul
eritem di pinggir lesi disertai skuama putih, dengan
bagian tengah lesi seperti menyembuh.
Pemeriksaan Fisik

● Kelainan Kuku : Tidak ditemukan kelainan


● Kelainan Rambut : Tidak ditemukan kelainan
● Kelenjar Getah Bening : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
Diagnosis Kerja Diagnosis Banding
● Tinea Kruris ● Kandidosis intertriginosa
● Eritrasma
● Dermatitis intertriginosa
● Psoriasis

Dermatitis intertriginosa Kandidosis intertriginosa Eritrasma Psoriasis


Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan Penunjang
● Sediaan basah kerokan kulit ● Kultur Jamur dengan media agar
ditetesi dengan KOH 20% saboroud.
dan ditemukan hifa
panjang & bersekat
Tatalaksana
Terapi Umum :
● Menjelaskan ke pasien bahwa penyakit yang dialami diakibatkan oleh jamur
● Edukasi tentang hygiene
○ Menganjurkan pasien untuk mengganti pakaiannya ketika berkeringat banyak
○ Menganjurkan pasien untuk menggunakan celana yang tidak ketat dengan bahan
yang menyerap keringat.
○ Menganjurkan untuk mandi minimal 2 kali per hari
○ Menganjurkan pasien tidak memakai handuk bersama dengan orang lain
○ Menganjurkan untuk mengeringkan handuk dengan dijemur setelah mandi, dan
handuk dicuci 2 kali seminggu dengan menggunakan air panas terlebih dahulu
○ Mengajurkan pasien untuk tidak menggunakan sabun batang bersama, dan
dianjurkan untuk menggunakan sabun cair
○ Menganjurkan untuk tidak menggaruk lesi dan mencuci tangan dengan
menggunakan sabun saat setelah menggaruk
● Mengedukasi cara menggunakan obat oles dengan benar: melebihkan 2cm dari pinggir lesi
● Berobat sampai tuntas
Tatalaksana
Terapi Khusus :
● Sistemik
○ Cetirizine 1x10 mg
● Lokal
○ Ketokonazole krim 2%, 2x sehari di daerah bercak selama 4 minggu
Prognosis

● Quo ad sanationam : Dubia ad bonam


● Quo ad vitam : Bonam
● Quo ad functionam : Bonam
● Quo ad kosmetikum : Bonam
Dr. Muda Kulit
Praktik Umum
SIP. 01XXXX
Hari : Senin-Jumat
Pukul : 15.00-20.00
Alamat : Jalan Jati X no II, Bukittinggi
Resep Telp : 08123456789
Padang, 18 Agustus 2023
R/ Ketokonazole krim 2% tube fls No. II
S.2 dd applic loc dol
R/ Cetirizine tab 10 mg No.IV
S.1 dd tab I
Pro : Tn. B
Umur : 19 tahun
Alamat : Jl. Teduh no.22, Bukittinggi
02

DISKUSI
Definisi
Dermafitosis
● Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk (stratum korneum
pada epidermis, rambut, dan kuku)
● Disebabkan oleh golongan jamur dermofita → gejala timbul akibat
aktivasi respons imun.
● Sinonim → Tinea, Ringworm, Kurap, Teigne, Herpes sirsinata
Klasifikasi
Dermafitosis
● Tinea Kapitis → Kulit dan rambut kepala
● Tinea Barbe → Dagu dan jenggot
● Tinea Kruris → Genito-krural, sekitar anus, bokong, dan perut bawah
● Tinea Pedis → Kaki dan tangan
● Tinea Unguium / onikomikosis → Kuku jari tangan dan kaki
● Tinea Korporis → Kulit glabrosa pada bagian lain yang tidak termasuk
bentuk 5 tinea di atas
Etiologi
Dermafitosis
● Golongan jamur Dermatofita
● Kelas Fungi imperfectii → Microsporum sp., Trichopython sp.,
Epidermophyton
● Sifat → Keratofilik
● Berdasarkan tempat hidup :
○ Geofilik → M. Gypseum
○ Zoofilik → M. Canis
○ Antropofilik → T. Rubrum
Patogenesis
Faktor Risiko
Dermafitosis
● Iklim panas & lingkungan lembab
● Higiene sanitasi
● Pakaian serba nilon
● Pengeluaran keringat yang berlebihan
● Trauma kulit
● Obesitas
● Penggunaan kortikosteroid dan obat imunosupresif
● Penularan melalui kontak langsung individu atau hewan yang terinfeksi
● Memiliki penyakit kronis, seperti DM, HIV
Gejala Klinis
Tinea Kruris
● Lesi kulit terbatas pada daerah genitokrural saja, atau
meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut
bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain.
● Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan
lesi berbatas tegas.
● Peradangan pada tepi lebih nyata dari pada daerah
tengahnya disebut dengan central healing.
● Efloresensi terdiri atas macam-macam bentuk yang
primer dan sekunder (polimorf). Bila penyakit ini menjadi
menahun, dapat berupa bercak hitam disertai sedikit
sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.
Tinea Kapitis Tinea Korporis Tinea Pedis

Tinea Manus Tinea Unguium Tinea Barbe


Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan rutin
○ Pemeriksaan kerokan kulit dari pinggir lesi yang aktif
menggunakan KOH 10-20% -> positif jika adanya hifa
panjang bersepta dengan atau tanpa atrospora
○ Pemeriksaan lampu wood pada tinea capitis
(berfluoresensi kuning hijau)
● Pemeriksaan kultur
○ menggunakan media agar SDA (saboroud dextrose agar)
● Pemeriksaan histopatologi
○ biopsi dan pemeriksaan histopatologi tidak dilakukan
pada gambaran lesi yang khas. biopsi dilakukan untuk
penegakan diagnosis yang memerlukan terapi sistemik
pada lesi yang luas
Diagnosis Banding
● Tinea Capitis
○ dermatitis seboroik, psoriasis, pedikulosis, dermatitis atopik
● Tinea Barbae
○ Folikulitis bakterial (siksosis vulgaris), dermatitis kontak, dermatitis perioral
● Tinea Corporis
○ Dermatitis numularis, psoriasis, pitiriasis rosea, dermatitis atopik
● Tinea Kruris
○ Eritrasma, kandidiasis kutis, psoriasis, dermatitis intertriginosa
● Tinea Pedis
○ Eritrasma, kandidiasis kutis
● Tinea Unguium
○ Paronikia
Tatalaksana
Tatalaksana non medikamentosa
● Menjaga kebersihan diri, mandi teratur 2 kali sehari
● Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat
● Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang rentan
terinfeksi jamur
● Hindari penggunaan handuk atau pakaian, sabun mandi yang bergantian
dengan orang lain
● Mencukur rambut pubis secara teratur
● Skrining keluarga
● pakaian, sprei, handuk, dan linen lainnya dicuci secara terpisah
● Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah resistensi obat
Tatalaksana Khusus
Tinea Kapitis
● Topikal : Sampo selenium sulfida 1% atau 2,5% atau sampo ketokonazol 2% 2-3 kali/minggu
selama 2-4 minggu
● Sistemik : Griseofulvin 20-25 mg/kg/hari, selama 6-8 minggu, Terbinafin 250 mg/hari, selama
2-8 minggu
Tinea Barbae
● Topikal : Zinc pyrithione 1% atau 2%; Povidone-iodine 2,5%
● Sistemik : Griseofulvin 1 g/hari selama 6 minggu, Terbinafin 250 mg/hari selama 2-4 minggu
Tinea Korporis atau Kruris
● Topikal : krim terbinafin 1% 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu, Alternatif: Golongan imidazol
(krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol, ekonazol) 2 kali sehari selama 4 minggu
● Sistemik : Terbinafin oral 1x250 mg/hari (hingga klinis membaik dan hasil pemeriksaan
laboratorium negatif) selama 2-4 minggu atau 3-6 mg/kg/hari selama 2 minggu, Alternatif:
Itrakonazol 100 mg/hari selama 1 minggu atau 5 mg/kg/hari selama 1 minggu, Flukonazol
150-300 mg/hari selama 4-6 minggu, Griseofulvin oral 500 mg/hari atau 10-25 mg/kgBB/hari
selama 2-4 minggu
Tatalaksana Khusus
Tinea Pedis
● Topikal : krim terbinafin 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu, Alternatif: Golongan
azol (krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol, ekonazol) 2 kali sehari selama 2-6
minggu
● Sistemik : Terbinafin oral 1x250 mg/hari (hingga klinis membaik dan hasil
pemeriksaan laboratorium negatif) selama 2 minggu atau 3-6 mg/kg/hari selama
2 minggu • Alternatif: o Itrakonazol 100 mg/hari selama 1-4 minggu o Flukonazol
150 mg/hari selama 3-4 minggu
Tinea Unguinum
● Sistemik : itrakonazol pulse dose selama 3 bulan. (3 tahap dengan interval 1
bulan. setiap tahap selama 1 minggu dengan dosis 2x200 mg sehari dalam
kapsul), terbinafin 250 mg perhari selama 6 minggu untuk kuku tangan, 3-4 bulan
untuk kuku kaki
Thank You
Terapi Sistemik
Terapi Sistemik

Anda mungkin juga menyukai