Anda di halaman 1dari 34

BST

Pitiriasis Alba
Nurpadilah 2115142
Preceptor: dr. Wulan Yuwita, Sp.KK
Identitas
• Nama : An. C
• Usia : 7 tahun
• Jenis Kelamin :Laki-laki
• Alamat :Bandung
• Pekerjaan :-
• Suku :Sunda
• Pendidikan : SD
• Agama :Islam
Anamnesis
Keluhan utama:
Bercak putih dengan sisik halus pada pipi sebelah kanan .
Anamnesis Khusus
Sejak 1 bulan yang lalu ayah pasien mengeluhkan anak nya mengalami bercak-
bercak putih disertai sisik halus pada pipi sebelah kanan. Pasien mengatakan bercak
putih tersebut kadang disertai gatal juga namun pasien menghiraukan nya.
Awalnya bercak kemerahan timbul sejak 3 bulan yang lalu, namun lama
kelamaan bercak merah tersebut berubah menjadi bercak warna putih dan lama
kelamaan bercak tersebut semakain meluas dan menyebar menjadi beberapa
bercak putih pada pipi kanan.
Pasien mandi 2x sehari rajin membersihkan badan dan mencuci muka
bersamaan saat pasien mandi. Pasien sering bermain bola dan layangan dengan
teman sebayanya pada siang hari namun tidak menggunakan lotion pelembab atau
tabir surya. Pasien mengganti pakaian 2x sehari. Mengganti sprei 1x setiap bulan.
Pasien mengaku tidak memiliki hewan peliharaan di rumah
Ayah Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan,
minuman, sering bersin bersin pada pagi hari, debu, cuaca, maupun
asma.
RPD: Belum pernah mengalami keluhan seperti sebelumnya
RPK: Ibu menderita asma
Usaha Berobat: belum pernah di obati
Riwayat Alergi: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum:
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : ringan
• Status Gizi: baik (BMI 13.8 kg/m2)
• BB : 20 kg
• TB : 120cm
• Tanda vital
• Tekanan darah :-
• Nadi : 98/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 36,6℃
Pemeriksaan fisik
● Kepala
○ Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
○ Mukosa mulut & lidah basah

● Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral, tiroid tidak teraba membesar
● Thoraks
○ Bentuk dan pergerakan simetris
○ Pulmo: VBS ka=ki, tidak ada ronki maupun wheezing
○ Cor: BJM reguler, murni, S1=S2, tidak ada murmur
● Abdomen
○ perut datar,soepel,BU (+) normal, tymphani, tidak ada nyeri tekan
○ Hepar dan lien tidak teraba membesar
● Ekstremitas
○ Akral hangat, CRT<2”
Satatus dermatologikus
• Distribusi :regional
• Lokasi : pipi kanan
• Lesi
• Jumlah : multiple
• Sifat : kering
• Permukaan : tidak menimbul
• Ukuran : 1,5 sd 2cm sampai 2x3 cm
• Bentuk : tidak teratur
• Susunan : konfluens
• Batas : tegas
• Lain-lain : -
• Efloresensi: macula hipopigmentasi, skuama tipis, pada pipi sebelah kanan
Resume
Seorang anak berusia 7 tahun, gizi baik. datang ke poliklinik dianatar
oleh ayah nya dengan keluhan timbul macula hipopigmentasi sejak 3
bulan yang lalu pada pipi kanan. namun lama kelamaan macula
hipopigmentasi tersebut tersebut semakin lama semakain meluas dan
menyebar menjadi multiple makula hipopigmentasi pada pipi kanan sejak
1 bulan yang lalu. Keluhan disertai skuama tipis dan kadang disertai
pruritus namun pasien menghiraukan nya.
Pasien mandi 2x sehari rajin membersihkan badan dan mencuci muka
bersamaan saat pasien mandi. Pasien sering bermain bola dan layangan
dengan teman sebayanya pada siang hari namun tidak menggunakan
lotion pelembab atau tabir surya .
Ayah Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan,
minuman, sering bersin bersin pada pagi hari, debu, cuaca, maupun
asma.
RPD: Belum pernah mengalami keluhan seperti sebelumnya
RPK: ibu memiliki penyakit asma .
Usaha Berobat: belum pernah di obati
Riwayat Alergi: tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Status generalis dalam batas normal
• Status dermatologikus : didapatkan lesi dengan distribusi regional
pada pipi kanan , jumlah multiple, sifat kering, permukaan tidak
menimbul, ukuran 1,5 sd 2cm sampai 2x3 cm , bentuk tidak teratur,
susunan konfluens, batas tegas, dengan efloresensi berupa macula
hipopigmentasi dan skuama tipis pipi kanan.
Hasil pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan KOH 10% yang diambil
dari lesi skuama pipi didapatkan epitel+, hifa Panjang bersepta -,
spora -.
Usulan pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan IgE serum
• Pemeriksaan skin prick test
Diagnosis banding
• Ptiriasis alba
• tinea versicolor
Diagnosis kerja
• Ptiriasis alba
Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa
• Edukasi tentang penyakit dan pengobatannya
• Menjaga kebersihan terutama di daerah wajah
• Sering memakai lotion pelembab atau sunscreen jika aktivitas keluar rumah
• Medikamentosa
• Topikal:
hidrokortison cream 1%, 1 x sehari pada malam hari
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
CBD
Pitiriasis alba
Definisi
• Pitiriasis alba berasal dari kata latin pitiriasis (skuama) dan alba
(putih) yang merupakan suatu bentuk dermatitis yang tidak spesifik
dan belum diketahui penyebab nya, ditandai dengan adanya bercak
kemerahan dan skuama halus yang akan menghilang secara perlahan
dan meninggalkan bekas hipopigmentasi.
Etiologi
• Penyebab pasti pityriasis alba belum diketahui secara pasti namun
berdasarkan beberapa penelitian diduga berhubungan dengan
dermatitis, fotosiensitisasi, infeksi jamur dan bakteri sertta proses
pasca peradangan.
• Saat ini dermatitis atopic dan proses pasca peradangan memegang
peranan penting sebagai penyebab lesi awal pada pityriasis alba.
Epidemiologi
• Pitirias alba paling sering mengenai anak usia 3 sampai dengan 16
tahun, dengan 90% kasus terjadi pada anak berusia < 12 tahun.
• Pitiriais alba lebih sering terjadi pada pasien dengan riwayat
dermatitis atopi
• Lebih sering mengenai laki-laki dibandingkan perempuan.
Patogenesis
• Patogenesis dari Pitiriasis alba tidak diketahui.
• pada umumnya kelainan ini merupakan suatu hipomelanosis dan
diklasifikasikan sebagai kelainan melanopenik.
• Lesi hipopigmentasi yang pertama kali timbul pada kelainan ini mungkin
disebabkan karena menurunnya jumlah melanosit, serta berku- rangnya
ukuran dan menurunnya jumlah melanosome
• Kegagalan melanin melakukan perpindahan dari melanosit ke keratinosit.
• pada PA yang luas didapatkan fungsi melanosit berkurang sedangkan
aktivitas sitoplasmik tidak banyak mengalami perubahan, distribusi sistem
keratinosit tetap normal dan perpindahan melanosom ke keratinosit
secara keseluruhan tidak terganggu.
Gejala Klinik
• Lesi kulit pada PA biasanya tanpa Keluhan.
• kalau pun ada hanya rasa atau seperti terbakar yang tidak terlalu
mengganggu.
• pertama kali lesi berupa makula berwarna merah muda pucat atau
sesuai warna kulit dengan skuama halus. Eritema terlihat sangat jelas
pada fase ini. Meskipun demikian, karena eritema yang terjadi
biasanya sangat ringan, banyak penderita yang tidak datang pada fase
• Mungkin didapatkan sedikit krusta yang serous pada beberapa kasus.
Gejala klinik

• Setelah eritema menghilang, lesi yang didapati hanya berupa makula


depigmentasi yang menetap dengan atau tanpa skuama halus.
• Pada fase ini biasanya penderita datang berobat, terutama pada
orang dengan kulit berwarna.
• Jadi secara klinis lesi PA melalui 3 fase, yaitu : pertama lesi makula
eritematosa dengan skuama, kedua lesi makula hipokromik dengan
skuama, dan ketiga lesi makula hipokromik.
• Lesi biasanya tampak kering, berbentuk bulat, Oval atau plakat yang
tidak teratur, Hipopigmentasi dengan skuama halus yang Multipel,
dengan diameter bervariasi antara 0,5- 2 sampai dengan 0,5-6 cm
Pemeriksaan penunjang
• IgE serum
• Skin prick test atau skin patch test
• Histopatologi
• Secara histologi gambaran dari PA tidak khas, hanya didapatkan adanya
akantosis ringan, spongiosis dengan hiperkeratosis sedang, parakeratosis
setempat, serbukan pigmen melanin pada lapisan basal, perivaskular
infiltrat,sumbatan folikular, dan atrofi pada dari glandula sebasea.
• Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron dapat dilihat penurunan
jumlah melanosit dan berkurangnya ukuran serta menurunnya jumlah
melanosom
 
           
Penatalaksanaan
• Nonfarmakologi
- Menggunakan pelembab atau sunscreen apabila melakukan aktivitas
di luar ruangan
• edukasi, tidak hanya kepada penderita tetapi juga orangtuanya,
bahwa kelainan ini dapat sembuh sendiri dan tidak berbahaya.
Penatalaksanaan
farmakologi
- Emolien
• Bahan dasarnya bervariasi, ada yang berbentuk lotion, krim atau salep yang berisi
hidrokarbon, minyak, lilin dan asam lemak rantai panjang.
• emolien dapat membantu menahan penguapan air pada kulit, khususnya jika
diberikan segera setelah mandi.
• Penggunaan emolien dapat mengurangi jumlah skuama,khususnya pada daerah muka.
Contohnya
• petrolatum; lotion atau krim ammonium laktat 12%; aqueous krim (Curel, Cetaphil,
Nivea, Lubriderm), berupa emulsi sehingga mudah digunakan dan membantu
menahan penguapan air pada kulit.
• Emolien dapat digunakan 2-6 kali dalam sehari.
Penatalaksnaan
farmakologi
• Steroid topikal
• Penggunaan kortikosteroid secara topikal dapat menghilangkan eritema dan rasa
gatal serta mempercepat terjadinya repigmentasi
• Contoh steroid topikal, antara lain hidrokortison topikal (Dermacort,Cortaid,
cortizone-10) termasuk steroid potensi lemah, merupakan derivat
adrenokortikosteroid, aman digunakan pada kulit atau mukosa membran luar.
Kegunaan dari mineralokortikosteroid adalah sebagai anti-inflamasi.
• Hidrokortison 1% dapat membantu dalam keadaan inflamasi ringan.
• Cara penggunaannya dioleskan tipis-tipis pada tempat kelainan selama 1 minggu
atau sampai lesi mengilang.
• Pemakaiannya pada malam hari dan Sepanjang hari menqqunakan tabir surya
Penatalaksanaan
farmakologi
• Tacrolimus salep (Protropic)
• Dalam hal ini kegunaannya adalah dapat mengurangi rasa gatal dan
menekan inflamasi dengan melepaskan sitokin dari sel-T, mencegah
terjadinya transkrip gen IL- 3, IL-4, IL-5, GM-CSF dan TNF-alpha pada
fase awal dari aktivasi sel-T, dan mencegah pelepasan mediator
khusus dari sel mast dan basofil, dan menurunkan regulasi FceRl pada
sel Langerhans
• Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa penggunaan
tacrolimus salep secara topikal ternyata cukup efektif dan aman untuk
digunakan pada pengobatan PA
• Tacrolimus harganya lebih mahal dibandingkan steroid topikal, karena
itu jarang digunakan.
• Tersedia dalam bentuk salep dengan konsentrasi 0,03% dan O, 1%,
dapat dioleskan pada kulit yang tipis sampai yang tebal.
• Untuk anak berusia 2-5 tahun lebih baik digunakan dalam bentuk
salep dengan konsentrasi, Obat ini digunakan sampai 1 minggu
setelah tanda dan gejala menghilang
• Pemberian tacrolimus hanya diindikasikan jika pengobatan dengan
yang lainnya tidak memberikan hasil.
Penatalaksanaan
farmakologi
• Pimecrolimus krim (Elidel)
• Pimecrolimus krim 1% merupakan calcineurin inhibitor, dengan
efeknya adalah sebagai anti-inflamasi.
• Efek sampingnya sedikit jika dibandingkan dengan steroid topikal
• keuntungannya. Pilihan terapi yang direkomendasikan untuk
penggunaan lebih dari 3 bulan
Penatalaksanaan
farmakologi
• Untuk lesi yang kronik pada badan, preparat tar dapat membantu.
• misalnya Likuor Karbonat Detergen (LCD) 3-5% dalam krim atau salep,
setelah dioleskan harus banyak terkena sinar matahari.
• Syndets (synthetic balanced detergents) dapat digunakan sebagai
sabun cuci muka dan tidak terlalu iritasi
• sabun alkali, moisturizer dapat diberikan 2 kali sehari setelah muka
dibersihkan
Prognosis
• prognosis pityriasis alba umumnya baik,karena kelainan ini dapat
sembuh spontan setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun dan
ada kecenderungan PA akan menghilang pada masa pubertas.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai