Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

DERMATITIS
KONTAK ALERGI

Pembimbing : Oleh :
dr. Arif Efendi, Sp.KK Cita Laelika Novialianti Putri (19360047)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT & KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS.Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung
Status Pasien
• Nama : Ny. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 45 tahun
• Alamat : Jalan Hayam Wuruk
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status Pernikahan : Menikah
• Agama : Islam
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 05 Februari
2020 pukul 20.16 WIB
• Keluhan Utama :
Muncul kemerahan di daerah wajah sejak 3 hari yang
lalu.
• Keluhan Tambahan :
Gatal dan muncul sisik di area wajah.
Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke praktik klinik dengan keluhan 3 hari


yang lalu muncul kemerahan di daerah wajah.
Mula-mula di dahi menyebar ke daerah pipi dan
sekitar mulut. OS juga merasakan adanya gatal
dan muncul sisik di area tersebut. Riwayat OS
menggunakan krim pemutih tidak disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada

• Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada

• Riwayat Alergi : tidak ada

• Riwayat Pengobatan : tidak ada


PEMERIKSAAN FISIK
• KU : Baik

• Kesadaran : Compos mentis

• Status Gizi : Baik

• Tanda Vital :

• Tekanan darah : 120/80 mmHg

• Nadi : 80 x/menit

• Suhu : 36,5 0C

• RR : 22 x/menit
• Kepala : Normocephali

• Rambut : Berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

• Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid


G
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
S E
• Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
T N
• Telinga : Bentuk daun telinga normal, sekret (-)
E
A • Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
R •
T A
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

• Thoraks : Simetris, retraksi (-)


U L • Paru : SD vesikuler +/+ normal, ST -/-
S I • Jantung : BH I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
S • Abdomen : Supel, datar, BU (+)

• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)


STATUS DERMATOLOGI
• Regio : Regio fasialis:
• Plak hipopigmentasi, batas tegas,
tampak daerah berskuama.
• Distribusi : Regional
• Efloresensi primer : Plak
hipopigmentasi
• Warna :
Hipopigmentasi
• Ukuran : Miliar
hingga numular
• Jumlah : Multiple
• Efloresensi Sekunder : Skuama
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tidak di lakukan
RESUME
• Ny. A datang ke praktik klinik dengan keluhan 3
hari yang lalu muncul kemerahan di daerah
wajah. Mula-mula di dahi menyebar ke daerah
pipi dan sekitar mulut. OS juga merasakan
adanya gatal dan muncul sisik di area tersebut.
Riwayat OS menggunakan krim pemutih tidak
disangkal.
• Status Generalis : DBN
• Status Dermatologis : Plak hipopigmentasi,
batas tegas, tampak daerah berskuama.
DIAGNOSIS
• Diagnosis Banding :
• Dermatitis Kontak Alergi e.c penggunaan krim
pemutih
• Dermatitis Kontak Iritan
• Dermatitis Seboroik

• Diagnosis Kerja :
• Dermatitis Kontak Alergi e.c penggunaan krim
pemutih
PEMERIKSAAN ANJURAN
• Uji temple / Patch Test
PENATALAKSANAAN
• Non farmakologik
• Stop penggunaan krim pemutih

• Farmakologik
• Oral : Metyl Prednisolon 3 x 4 mg tab
• Loratadine 1 x 10 mg tab
• Topikal : Desonide krim 0,05% 2 x 1 u.e
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad sanitionam : ad bonam
• Quo ad fungsionam : ad bonam
• Quo ad kosmetika : dubia ad
bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Dermatitis kontak alergik adalah
peradangan kulit yang timbul setelah
kontak dengan alergen melalui proses
sensitasi, hal ini terjadi sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen
maupun faktor endogen
• kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Epidemiologi
• Biasanya DKA banyak terjadi pada anak-
anak, remaja dan pada usia lebih dari 70
tahun.
• pekerja/buruh bangunan
Etiologi
Faktor Eksogen (iritan dan lingkungan)
• Sifat kimia bahan iritan: pH, kondisi fisik,
konsentrasi, ukuran molekul, jumlah,
polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan
(jenis bahan iritan : minyak pelumas, asam,
alkali, dan serbuk kayu)
• Sifat dari pajanan: lamanya pajanan dan jenis
kontak.
• Faktor lingkungan: lokalisasi tubuh yang
terpajan dan suhu, dan faktor mekanik seperti
tekanan, gesekan atau goresan.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada
DKA adalah mengikuti respon imun yang
diperantarai oleh sel atau reaksi imunologi
tipe IV yaitu suatu reaksi hipersensitivitas
tipe lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua
fase yaitu fase sensitisasi dan fase
elisitasi. Hanya individu yang telah
mengalami sensitisasi dapat mengalami
DKA.
Faktor Endogen
• Faktor genetik
• Jenis Kelamin
• Umur
• Suku
• Lokasi kulit
Manifestasi klinis
• Riwayat terpajan dengan alergen
• Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah pajanan
ulang dengan alergen tersangka yang sama
• Bila pajanan dihentikan, lesi membaik,
sedangkan bila pajanan berulang maka lesi
memberat.
• Gejala subyektif berupa gatal
• Terdapat tanda dermatitis ( akut, subakut,kronis)
• Lesi bersifat lokalisata, batas tegas, bentuk
sesuai penyebab
• Type
akut  eritem dan edema pada, dapat
berupa papul, dalam beberapa reaksi
dapat berupa bula, erosi, dan krusta
subakut  plaque dengan eritem
kronik  plaque dengan likenifikasi,
ekskoriasi, eritem, pigmentasi
Faktor Resiko
• Umur : Dapat mengenai semua umur
• Bangsa/ras : Dapat mengenai semua ras
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria
dan wanita
• Daerah : Semua daerah tidak berpengaruh signi
fikan
• Kebersihan
• Lingkungan : pekerjaan dengan lingkungan yang
basah, tempat-tempat lembab atau panas,
pemakaian alat dan bahan tertentu (logam,
karet,kimia cair, kimia padat dan lain-lain)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan eosinofil darah tepi
• Uji tempel (patch test)
• Uji tusuk (prick test)
• Uji gores (scratch test)
Terapi
Topikal Sistemik
• diberikan salep kortikosteroid • Untuk mengurangi rasa gatal dan
potensi tinggi atau sangat tinggi peradangan yang moderate dapat
sebagai terapi initialnya. diberikan antihistamin.
• Untuk terapi rumatan dapat
digunakan kortikosteroid potensi
rendah.
• Diberikan juga emolien, seperti
gliserin, urea 10%, atau preparat ter
untuk lesi yang likenifikasi dan
kering.
• Pada kondisi likenifikasi yang
berat, pemberian kortikosteroid
intralesi dapat memberikan
manfaat.
Prognosis
• Prognosis dermatitis kontak alergi tergantung pada
penyebab dan bagaimana caranya menghindari
pajanan alergen yang berulang-ulang. Prognosis
dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh
bahan kontaktannya dapat disingkirkan. Prognosis
kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan
dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis
atopik, dermatitis numularis atau psoriasis) atau
pajanan dengan bahan iritan yang tidak mungkin
dihindari.

Anda mungkin juga menyukai