• Jadi temen-temen, thanatologi ini memiliki banyak definisi dari berbagai sumber dan menurut para ilmuan.
Nah disini kami mengutip dari Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1997, Dimana Thanatologi berasal dari kata thanatos yang artinya
berhubungan dengan kematian dan logos yang artinya ilmu. Jadi, definisi Thanatologi adalah bagian dari
ilmu kedokteran forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah
kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Bisa dilihat pada slide bahwa
terdapat kata kunci atau penegasan kata. Ada tiga kata kunci yang kami tebalkan disini, pertama
kematian, yang kedua perubahan yang terjadi setelah kematian, dan yang ketiga faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut. Nah tujuan dari kata kunci ini , kita dapat lebih mudah memahami,
dan mengupas lebih lanjut atau mengetahui ketiga hal tersebut. Dimana, kata kunci yang pertama, yaitu
kematian maksudnya disini proses seseorang mengalami suatu gambaran atau tahapan-tahapan
berhentinya aktivitas tubuh secara lengkap atau sempurna, sedangkan untuk kata kunci kedua, seperti
yang dijelaskan mengenai kematian adalah suatu proses tentang kematian, maka perubahan yang terjadi
setelah kematian maksudnya perubahan disini, bisa dikatakan sebagai tanda klinis yang dapat di amati, kita
lihat, kita pahami dan kita pelajari pada setiap tahapan tersebut atau tahapan perubahan yang terjadi. Dan
yang terakhr, yaitu faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut ini menunjukkan bahwa terdapat
unsur-unsur yang dapat menimbulkan gambaran atau tanda klinis itu sendiri, yang bisa munculnya cepat,
bisa munculnya lambat atau menyebabkan gambaran tersebut termanipulasi dari gambar atau tanda klinis
pada umumnya. Nah penjelasan dari kata kunci, kata kunci ini akan kami paparkan dengan lebih setail lagi
pada slide-slide berikutnya.
• Kata kunci : sebuah kata bisa satu atau beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu pernyataan,
paragraf atau teori
• Definisi : kata, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan atau ciri dari orang, benda
GAMBAR
• Baiklah teman-teman, setelah kami menjelaskan sedikit mengenai definisi dari materi thanatologi maka perlu juga
kelompok kami menjelaskan hal yang penting terkait dengan materi ini landasan hukum thanatologi. Nah kalimat
landasan hukum itu kata landasan mempunyai arti titik tolak atau landasan atau yang mendasari, sedangkan hukum
adalah suatu aturan yang dibuat atau aturan baku yg ditaati atau adat yang secara resmi dianggap mengikat.
• Sehingga, Landasan hukum dalam thanatologi ini dapat diartikan suatu peraturan yang melandasi atau mendasari yang
sifatnya mengikat pada suatu kegiatan (standar prosedur operasional), dimana kegiatannya itu untuk menyatakan
kematian seseorang yang sudah meninggal atau belum. Jadi landasan hukum tentang thanatologi terdapat pada undang-
undang kesehatan republik indonesia No.36/2009: tentang kesehatan pada pasal 117. yang berbunyi “Seseorang
dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung sirkulasi dan sistem pernapasan telah terbukti berhenti secara
permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan”. Adapun kata yang ditebalkan itu
merupakan kata kuncinya, jadi untuk menyatakan seseorang itu mati apabila sistem jantung sirkulasi dan sitem
pernapasan telah terbukti berhenti secara permanen nah ini kata kunci yg pertama, atau nah ini kata kunci kedua,
apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan. jadi inilah kata kuncinya.
• Bila seseorang hendak dinyatakan mati maka harus bisa dibuktikan dulu apakah sistem jantung sirkulasi dan sistem
pernapasan telah terbukti berhenti secara permanen (dibuktikan disini scr pemeriksaan klinis baik perabaan ataupun
auskultasi) . Hal ini dikatakan pembuktian menurut teori klasik atau kuno tentang kematian yaitu Pada jaman Mesir
kuno dan Yunani “Kematian adalah ketika jantung yang merupakan bagian vital dari jiwa seorang manusia berhenti
berdetak, sedangkan pembuktian atau penilaian kematian batang otak itu tentunya harus bisa dibuktikan itulah yang
diistilah kan sebagai teori kematian modern.(pembuktian kematian batang otak disini yaitu ditandai adanya koma,
refleks btang otak tidak ada dan disertai apneu).
• Jadi teori klasik dan modern keduanya dianggap sebagai penentu menurut peraturan untuk menyatakan seseorang itu
sudah mati atau belum. Jadi sebagai seorang dokter wajib mengikuti landasan hukum ini karena sifatnya mengikat.
KEMATIAN
• Menjelaskan hal yang berhubungan dengan kematian. Istilah kematian atau mati ini sudah sedikit kita kupas pada definisi tentang
kematian itu apa. Tapi disini saya akan mengupasnya lebih jauh. Bahwa mati atau kematian itu menurut Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997 adalah suatu proses yang dikenal secara
klinis pada seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Ada tiga kata kunci yang kami
tebalkan disini, pertama proses, yang kedua secara klinis, yang ketiga perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Jadi
dalam mempelajari tentang kematian itu ketiga hal ini penting kita pahami terlebih dahulu, tentang proses itu bercerita tentang
waktu tp disini hubungannya dengan kematian ini menunjukkan bahwa kematian itu tidak terjadi, seketika. Kematian
itu membutuhkan suatu tahapan2, Waktu dan tahapan ini terbagi menjadi 2 . Yang pertama tahapan yang dikatakan
fase atau tahapan pertama disebut kematian klinis atau somatis. Yang kedua itu tahapan yang dikatakan fase atau
tahapan kedua disebut kematian molekuler atau kematian sel. Jadi kematian itu mempunyai tahapan atau fase, kematian itu
membutuhkan waktu dan itupun bisa kita nilai atau kita lihat tahapan tersebut scr klininis/keilmuan kedokteran atau keilmuan
klinisi(nah ini kita masuk kta kunci yg kedua temen2), dimana yang dimaksud disini tahapan pemeriksaan klinisi. Mulai
dari, inhalasi, inspeksi, palpasi, perkusi, bahkan insisi. Dan yang kita lakukan pemeriksaan secara klinisi itu pastinya
untuk melihat atau menilai adakah perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.
• Masuk kata kunci yg ke3 Perubahan yang terjadi pada tubuh mayat ini menunjukkan hal yang tadinya tidak ada, menjadi
ada.
• Cth: tdnya detak nadi itu continue, tdnya pernapasan stabil? ketika masuk ke tahap klinisi maksudnya kematian klinisi, sirkulasi
pernapasan dan detak nadi/jantung menjadi tidak stabil atau malah hilang, dgn teknik pemeriksaan bisa dengan perabaan, bisa
dengan auskultasi.
• Perubahan itu dianggap sebegai perubahan yang sifatnya muncul dini atau muncul segera,setelah orang itu dianggap sudah mati
secara klinis atau secara umum. Lalu satu lagi masuk ke tahapan/fase 2 yang bisa dinilai secara klinisi yaitu melalui inhalasi,
inspeksi, palpasi, perkusi, dengan mendapatkan gambaran perubahan itu yg tdnya tdk ada menjadi ada misalnya suhu yg dingin
pada tubuh mayat atau algor mortis, misalnya warna keunguan pd tbh mayat atau livor mortis
• Fase/Tahapan 1
• (Kematian Klinis/Somatis)
– Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal (kerja jantung dan
peredaran darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks
kornea hilang, kulit pucat dan relaksasi otot)
• Fase/Tahapan 2
• (Kematian Molekuler/Sel)
– Beberapa waktu kemudian, timbul perubahan pasca kematian yang jelas.
Tanda-tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian (lebam mayat, kaku
mayat, penurunan suhu tubuh, pembusukan, adiposera, mumifikasi)
ISTILAH TENTANG KEMATIAN
• Baiklah teman2 menindak lanjuti pembahasan kita yg kemarin bahwa kematian itu terbagi dalam 2 fase dimana fase 1 yaitu kematian klinis ialah
kematian yg tjd ketika ke3 sistem pilar kehidupan berhenti yaitu sistem kardiovaskular,respirasi dan sistem pernafasan atau bisa disebut jg dengan
tanda tak pasti/perubahan dini kematian dan dilanjutkan dg fase yg kedua yaitu kematian molekuler yg mana bisa didaalamnya ada tanda2 pasti
untuk menentukan seseorang itu dikatakan mati yaitu dg perubahan lanjutan diantranya adanya perubahan suhu tubuh(algor mortis), perubahan
warna tubuh (livor mortis/lebam mayat) , perubahan konsistensi otot (rigor mortis /kaku mayat) dan perubahan wujud (decomposition/pembusukan)
skrg kita masuk ke Istilah tentang kematian . Dimana istilah merupakan cara mengungkapan suatu makna, bukan suatu klasifikasi namun ini
merupakan istilah/bahasa yang sering beredar di masyarakat/ sering yang diucapkan oleh masyarakat, oleh golongan tertentu.
• Dimana pada kematian ini terdapat 5 istilah
• istilah yang pertama yaitu mati klinis, yang kedua mati seluler, ketiga mati suri, keempat mati hemisfer, dan yg kelima mati batang otak.
• Yg pertama mati klinis, dimana mati klinisi adalah terjadinya atau terhentinya fungsi dari 3 pilar kehidupan, atau 3 pilar penunjang kehidupan
manusia.yaitu meliputi sistem saraf pusat, sistem kardiovaskular, dam sistem respirasi yg menetap . Ketiga pilar tersebut, mengalami kematian, maka
disebut dengan kematian klinis (scr klinis tdk ditemukan lg refleks2 tubuh, nadi tdk teraba dg pemeriksaan palpasi, denyut jantung tdk terdengar dgn
px auskultasi, tdk ada gerak pernafasan pd px inspeksi dan suara nafas jg tdk terengar dg auskultasi, namun, kematian klinis ini blm dapat menjadi
diagnostik pasti seorang dokter mendiagnosis suatu kematian. Harus ada tahap2 lanjutan, seserang dokter mendiagnosis suatu kematian .
Untuk mengetahui berhentinya paru-paru dapat dilakukan beberapa pemeriksaan ; auskultasi di daerah larynx dan didengarkan terus menerus selama 5-
10 menit, tes winslow yaitu dengan meletakan gelas yang diisi air kemudian diletakan di atas perut atau dada setelah itu diamati apakah ada pergerakan
pada permukaan air, mirror test yaitu meletakan cermin tepat di depan mulut dan hidung bila kaca menjadi buram berarti korban masih bernafas.
Sedangkan untuk mengetahui berhentinya kerja jantung dan peredaran darah dapat dilakukan pemeriksaan ; auskultasi pada prekardial selama 5-10 menit terus menerus, tes
magnus yaitu dengan mengikat jari tangan dengan tali sehingga aliran vena terhenti dan akan menyebabkan sianotik pada ujung jari yang menandakan sirkulasi darah masih
terjadi, tes icard dengan menyuntikan larutan icard (campuran zat flourescin dan natrium bicarbonat) pada subkutan apabila terjadi perubahan warna kuning kehijauan berarti
masih ada sirkulasi darah, insisi pada arteri radialis bila keluar darah secara pulsasif berarti masih ada sirkulasi.
• Yg kedua yaitu mati seluler, atau lanjutan dari kematian klinis selain terhentinya dari 3 fungsi tsb, terdapat juga kematian selluer atau kematian sel
atau jaringan tubuh, nah kematian ini akan timbul setelah kematian klinis.yang menandakan kematian seluler adalah adanya perubahan2 yg tjd pd
tubuh jenazah seperti lebam mayat, kaku mayat, perubahan suhu, serta perubahan wujud atau pembusukan. Nah perubahan2 inilah yg nantinya kita
bisa mendiagnosis suatu kematian.
LANJUTAN
• Baiklah untuk istilah-istilah yang selanjutnya yang ketiga ada namanya istilah mati suri. Tentunya tidak asing
bagi teman-teman semua yaah untuk mendengarkan apa sih itu mati suri, karena mati suri ini sering sekali kita
mendegarkan dalam kehidupan dimasyarakat. Dimana, pengertian dari mati suri itu sendiri adalah suatu
keadaan dimana proses vital turun ketingkat yang paling minimal untuk mempertahankan kehidupan.
Sehingga, tanda-tanda kehidupan yang tampak seperti sudah mati, yaitu dengan ketiga sistem
kehidupan terhenti yakni, ada sistem saraf pusat, kardiovaskular dan respirasi. Akan tetapi, dengan
peralatan kedokteran yang canggih dan modern masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut
sebenarnya masih berfungsi, tetapi berfungsinya pada basal metabolik kehidupan. Oleh karena itu, jadi
mati suri bukanlah mati yang sebenarnya. Karena alat-alat vitalnya tidak berhenti secara permanen. Hanya saja
turun pada tingkat yang paling rendah.. (mati suri ini sering ditemukan pd kasus2 keracunan obat tidur, koma
karnea morfin, tersengat listrik dan tenggelam)
• Untuk istilah berikutnya, yaitu mati hemisfer, atau dapat juga disebut sebagai mati cerebri atau mati otak. Nah
mati hemisfer ini merupakan kerusakan dari kedua hemisfer otak, kecuali batang otak dan serebelum.
Sedangkan, kedua sistem lainnya yaitu sistem respirasi dan juga sistem kardiovaskular sebenarnya masih
berfungsi tetapi berfungsi dengan bantuan alat(monitor,ventilator,infus). (bisa dibilang sebagai koma, karena
dalam kondisi inii otak mengalami kerusakan akan tetapi batang otaknya masih hidup)
• Lalu berikutnya, untuk istilah mati batang otak, nah mati batang otak ini apabila telah terjadi kerusakan
dari seluruh sistem neural intrakranial yang sifatnya irreversible(menetap) atau tidak dapat kembali lagi
termasuk juga batang otak dan serebelum. Dimana dapat mempengaruhi 2 pilar sistem penunjang kehidupan
lainnya, respiasi dan sistem kardiovaskular. Dengan diketahuinya mati batang otak maka dapat dikatakan bahwa
seseorang secara keseluruhan tidak dapat dikatakan hidup lagi.
KLASIFIKASI KEMATIAN BERDASARKAN PENILAIAN DIAGNOSTIK
• Baik izin melanjutkan presentasi, pd slide sebelumnya sudah dijelaskan mengenai istilah kematian. Sekarang akan memasuki
pembahasan mengenai klasifikasi, jadi sudah dijelaskan bahwa istilah dan klasifikasi ini sangat berbeda. Istilah adalah suatu
ungkapan khusus yang biasa beredar dimasyarakat sedangkan klasifikasi sendiri ini merupakan penyusunan bersistem
dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Jadi klasifikasi ini merupakan
pengelompokkan atau penggolongan kepada sesuatu objek atau benda ataupun ilmu pengetahuan kedalam suatu cara
atau metode sesuai ilmu pengetahuan tersebut. Dengan sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu
bagaimana cara menilainya, bagaimana standar ukurnya dan melihat persamaannya dan kemudian kita cari
perbedaannya.
• Nah untuk klasifikasi berdasarkan penilaian diagnostik ini terdapat 2 klasifikasi, yang pertama terdapat kematian sejati.
Dimana kematian sejati ini merupakan kematian yang sesungguhnya dan sudah melewati proses kematian. Yang dimaksud
dengan proses kematian ini adalah runtunan atau urutan suatu perubahan atau peristiwa dalam perkembangan
sesuatu, nah yang dimaksud dengan proses kematiannya, adalah seperti yang sudah dibahas sebelumnya terdapat proses fase
tahapan 1 dan tahapan 2. dimana tahapan 1 ini merupakan kematian klinis atau kematian somatis yang nantinya akan timbul
dini beberapa perubahan diantaranya kerja jantung dan peredaran darah berhenti, pernafasan berhenti, refleks cahaya dan
refleks korneanya hilang, kemudian kulitnya akan pucat dan akan relaksasi otot. Namun, seseorang harus melewati fase 2
yaitu, fase yang baru akan dikatakan mati yang sesungguhnya, yang akan timbul lebam mayat, kaku mayat, perubahan suhu,
pembusukan, adiposera maupun mumifikasi. Baru seseorang dapat dikatakan mati, maka dari itu, hal tersebut dikatakan
kematian sejati atau kematian yang sesungguhnya.
• Sedangkan untuk klasifikasi berdasarkan penilaian diagnostik yang ke 2, terdapat kematian palsu ini berbeda dengan
kematian sejati. Dimana pada kematian palsu disini seseorang tidak melewati proses kematian,. Kematian sejati tersebut
melewati proses kematian. Jadi kematian palsu ini tidak melewati proses kematian, yaitu fase 1 dan fase 2 tadi,
kematian klinis dan kematian molekuler. Kematian Palsu ini ada kemiripan yang bisa dikatakan hanya sebatas mirip dengan
kamtian sejati, tapi jangan dinyatakan diagnosanya mati. Seperti contohnya pada kematian klinis tanpa kematian molekul,
pada kematian suri dan pada kematian serebri. Secara umum dianggap sudah mati akan tetapi secara sel dan molekul belum
mati. Dimana kematian palsu ini masih dapat juga disamakan dengan istilah yang tadi sudah dijelaskan contohnya seperti mati
suri dimana tidak melewati 2 fase tersebut, atau bisa juga mati serebri atau hanya sebatas mati klinis tanpa mati molekul.
Nb:
• Penilaian diagnostik adalah analisa kerja untuk menentukan apakah seseorang itu sudah mati atau belum dalam diagnosa
kematian.
GAMBAR
• G1 : kematian sejati (kematian yang sebenarnya) yg ditandai dengan adanya lebam mayat/perubahan warna kulit atau livor
mortis , lebam mayat ini berada dipunggung, hal ini menandakan mungkin mayat tersebut meninggalnya pada posisi
terlentang, nah kita tau salah satu tanda pasti dr kematian yg pasti kan adanya lebam mayat yg tjd 30 menit setelah kematian
klinis , jadi pada foto ini dpt dipastikan bahwa jenazah ini benar2 sudh mati.
• G2 : kematian palsu (blm biisa dikatakan mati sesungguhnya krn bisa jdi sudah mati/blm) krn banyak org yg tenggelam
setelah dilakukan bantuan hidup dasar, dirangsang kembali jantung dan sirkulasinya, yg tadinya bekerja pada basal tubuh
atau titik terendah tubuh bisa bangkit kembali.
• G3 : gambar orang koma atau bisa jd mati otak, nah ini jg blm bisa dikatakan mati sesungguhnya, sudah mati atau belum
karena jika mati otak tanpa disertai mati batang otak, ittu berarti msh punya harapan hidup tetapi dengan alat bantu
penunjang yg modern (infus, monitor, eeg)
• G1 : kematian sejati (kematian yang sebenarnya) yg mana sudah melewati fase 1 dan 2 pd gambar ini bisa kita temukan
bahwa terdapat kekakuan pd tangan jenazah korban tenggelam dmn kita tau kaku mayat adalah salah satu tanda pati
seseorang itu dikatakan mati pada fase kedua yaitu kematian sel/molekuler setelah mengalami fase 1
• G2 : G3 : gambar orang koma atau bisa jd mati otak, nah kita jg tidak tahu apakah sudah mati atau belum karena jika mati
otak tanpa disertai mati batang otak, ittu berarti msh punya harapan hidup tetapi dengan alat bantu penunjang yg modern
(infus, monitor, eeg)
D. KLASIFIKASI PERUBAHAN PASCA KEMATIAN
BERDASARKAN TANDA KLINIS
• Selanjutnya mengenai klasifikasi, jika td pd slide sebelumnya menjelaskan ttg klasifikasi ttg penilaian
diagnostik pd slide ini klasifikasi disini membahas tentang klasifikasi perubahan pasca kematian
berdasarkan tanda klinisinya. Jadi terdapat 2 kelompok. Kelompok yang pertama yaitu perubahan
dini atau disebut dengan kematian klinis yang ditandai dengan beberapa tanda yang tidak pasti
diantaranya yang pertama berhentinya sistem sirkulasi dan juga pernafasan . Lalu yang kedua,
didapatkan kulit pucat pada tubuh seseorang Kemudian yang ketiga, tonus ototnya menghilang.
Yang keempat, didapatkan juga pembuluh darah retinanya mengalami segmentasi(bebrapa bagian).
Kemudian yang terakhir, pada tanda tidak pasti yaitu pengeringan kornea.
• Adapun kelompok, selanjutnya. Tetapi tedapat perbedaan antara kelompok yang pertama dengan
kelompok yang kedua. Nah untuk kelompok yang kedua ini disebut dengan perubahan lanjutan atau
disebut juga dengan kematian molekuler atau kematian sel yang ditandai dengan beberapa tanda-
tanda yang sudah pasti. Yang pertama, ditandai dengan adanya perubahan suhu tubuh atau disebut juga
dengan istilah algor mortis. Nah perubahan suhu tubuh ini menandakan bahwa sistem saraf pusatnya telah
berhenti secara permanen, lalu yang kedua itu, perubahan warna tubuh atau disebut dengan istilah livor
mortis, nah livor mortis ini menandakan bahwa sistem kardiovaskular telah mengalami pemberhentian
fungsi secara permanen. Dan yang ketiga, perubahan konsistensi otot atau disebut juga dengan istilah
rigor mortis atau bisa disebut juga dengan kaku mayat. Perubahan ini menandakan bahwa sistem
respirasinya sudah mengalami pemberhentian secara permanen. Lalu yang terakhir tanda kematian
yang pasti, yaitu perubahan wujud atau bentuk tubuh berupa pembusukan atau disebut juga
dekompesesion. Jadi ini merupakan tanda tahapan terakhir dari perubahan lanjutan yang nantinya akan
dibahas lebih rinci lagi pada slide berikutnya.
• Dimana tanda pasti inilah yang akan kita pelajari dalam ilmu kedokteran forensik. Sedangkan, tanda yang
tidak pasti tidak perlu kita bahas pada stase forensik, karena itu sudah kita dapatkan ilmunya dalam
pendidikan klinisi kedokteran. Maka dari itu pada slide-slide berikutnya kami tidak membahas tentang
kematian yang tidak pasti. Pada slide2 berikutnya kami hanya akan membahas tentang tanda yang pasti
itulah yang diistilahkan sebagai post mortem. Tanda pasti kematian setelah kematian klinis.
IV. PERUBAHAN YANG
TERJADI PASCA / SETELAH KEMATIAN
• Apasih yang terjadi setelah mengalami kematian klinis. Nah disini saya akan membahas perubahan
yang terjadi pasca atau setelah kematian. Perubahan yang terjadi pasca atau setelah kematian
disebut juga perubahan post mortem atau perubahan seluler atau molekuler yaitu fase kedua
dimana perubahan yang terjadi setelah kematian klinis. Jadi perubahan post mortem ini merupakan
perubahan yang terjadi pada tubuh jenazah setelah mengalami kematian klinis. Dengan melalui
penilaian yang dapat dinilai melalui tahapan-tahapan pemeriksaan seperti inhalasi, inspeksi,
palpasi, perkusi dan insisi. Dimana maksudnya adalah kita mendapatkan tanda-tanda pasti kematian
disini atau kematian sel/molekuler , seperti didapatkan pada pemeriksaan yang telah kita lakukan. Apakah
ada tanda lebam mayat? apakah ada terjadi penurunan suhu? apakah ada kekakuan mayat? atau sudah
terjadinya suatu pembusukan. Dengan teknik pemeriksaan seperti inhalasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan
insisi.
B. PERUBAHAN POST MORTEM
Perubahan post mortem adalah perubahan yg tjd setelah kematian atau kematian molekuler atau
kematian sel. Dimana perubahan-perubahan yang terjadi diantaranya akan terjadi perubahan suhu tubuh
• yaitu akan terjadinya peningkatan atau penurunan suhu, dapat juga dikatakan dengan istilah algor mortis
yg mana akan tjd pada 6 jam setelah kematian klinis
• Perubahan selanjutnya, perubahan warna tubuh yaitu akan timbul lebam mayat, dapat juga dikatakan
dengan istilah livor mortis yg akan tjd pd 30 menit setelah kematian klinis
• Perubahan selanjutnya, akan terjadi perubahan konsistensi otot tubuh yaitu akan terjadinya kaku mayat,
dapat juga dikatakan dengan istilah rigor mortis. Yg akan muncul/tjd 2 jam setelah kematian klinis
Kemudian,
• akan terjadi juga perubahan wujud atau bentuk tubuh, yaitu pembusukan, dapat dikatakan dengan
istilah dekompesesion. Yg akan tjd pd 24 jam setelah kematian klinis
Dan dari perubahan-perubahan yang telah disebutkan tadi masing-masing memiliki batasan-batasan
waktu yang nantinya akan kami jelaskan pada slide selanjutnya.
A. DEFINISI PERUBAHAN SUHU TUBUH
• Selanjutnya, tentang perubahan suhu tubuh. Nah apasih perubahan suhu tubuh itu jadi perubahan suhu
tubuh itu . Menurut perry tahun 2009, bahwa apabila suhu tubuh mengalami perubahan diluar
kisaran normal. dan kisaran normalnya itu berapa? Jadi kisaran normalnya itu sekitar 36,5 derajat
celcius sampai 37,2 derajat celcius. Yang mana nantinya apabila, terdapat perubahan diluar suhu tersebut
berupa peningkatan maupun penurunan nantinya akan mempengaruhi kerja dari hypothalamus
karena kita tahu bahwa hypothalamus ini memiliki fungsi sebagai regulator suhu atau titik
pengaturan suhu tubuh manusia jika dia msh hidup tetapi apabila hipotalamus sudah tdk berfungsi
sudah mengalami kematian sel maka sistem pertahanan tubuh terhadap proses masuknya suhu dr luar
tdk bisa lg dilakukan tergantung yg mana yg lebih tinggi jika keadaan diluar tubuh yg tinggi maka tubuh
akan menyerap panas. Paling sering pada perubahan suhu tubuh ini terjadi penurunan dibandingkan
dengan peningkatan kemudian perubahan suhu tubuh ini berhubungan dengan beberapa hal diantaranya
itu yang pertama karena produksi panas yang berlebihan, lalu kehilangan panas yang berlebihan,
produksi panas minimal, kehilangan panas minimal ataupun bisa kombinasi dari beberapa hal
tersebut. Akan tetapi perubahan suhu tubuh ini tdk dapat ditemukan atau dirsakan dgn cepat seperti
perubahan warn atubuh(lebam mayat) yg dpt ditemukan dg cepat yaitu pd menit ke 30 setelah kematian
klinis atau pd rigor mortis yg ditemukan 2 jam setelah kematian klinis, perubahan suhu imi dapat
dirasakan pada beberapa jam kemudian setelah kematian yaitu 6 jam setelah kematian klinis maka dr itu
untuk menentukan kematian seseorang dg adanya 2 tanda pasti saja yaitu lebam mayat dan kaku mayat
sudah cukup untuk menentukan diagnostik pasti bahwa org itu dikatakan mati.
MEKANISME PERUBAHAN SUHU TUBUH
• Baklah teman2 pd slide sebelumnya kita sudah mengetahui ttg deffinisi perubahan suhu tubuh selanjutnya pd slide ini saya
akan mecoba menjelaskan kepada temen-temen bagaimana mekanisme perubahan suhu tubuh yang terjadi pada jenazah ini.
Nah seperti yang kita ketahui, ketika sistem saraf pusat berhenti berfungsi, sehingga hipothalamus tidak bekerja, yg kita
ketahui hipothalamus itu sebagai pengatur suhu tubuh, dikarenakan hipothalamus tidak bekerja, menyebabkan tidak
terjadinya perpindahan kalor. Nah perpindahan kalor ini bisa melalui beberapa cara diantaranya; perpindahan kalor yang
pertama dapat melalui cara radiasi, radiasi ini perpindahan panas yang terjadi melalui sinar inframerah. Sinar inframerah
yang dimaksud disini ialah sinar matahari. Ketika jenazah terpapar sinar matahari yang terlalu tinggi, peran hipothalamus yg
tidak bisa bekerja lagi. Menyebabkan hantaran panas tidak bisa diminimalkan atau dikurangi, jadi tubuh tidak bisa
mengkonfensasi panas tersebut. Lalu perpindahan kalor yang kedua dapat melalui cara konveksi, kontak dengan
udara. Dimana udara ini dapat mempengaruhi suhu, apabila udara sekitar panas maka suhu jenazah menjadi panas,
sebaliknya ketika suhu udara disekitar dingin, maka suhu jenazah juga ikut dingin. (yang menyebabkan suhu udara panas
karena produksi panas dari lingkungan seperti asap knalpot, dari pembakaran2 termasuk ada yang bakar hutan, jadi yg
menyebabkan udara panas itu dipengaruhi berbagai faktornya termasuk jg hasil metabolisme makhluk hidup yang dilepas
menimbulkan kalor). Selanjutnya perpindahan kalor dapat melalui cara konduksi, kontak langsung dengan objek hal
ini sebernarnya sama dengan konveksi akan tetapi, bedanya konduksi ini kita kontak langsung seperti bersentuhan dengan
suatu objek dan dapat mempengaruhi suhu tubuh tersebut. (yang paling sering berwujud benda atau cairan) jadi pada saat org
msh hidup sistem tubuh msh merespon, refleks utk menghindar cth: bersentuhan dengan logam setrika. Akan tetapi, pd org
meninggal tidak ada refleks lagi untuk melindungi suhu tubuh agar tetap stabil. Sehingga bagian tubuh yg terkena nantinya
akan menghantarkan panas keseluruh tubuh, adanya hubungan dengan berapa kalor yg masu, lamanya kontak, dan penyebaran
kalor tersebut. Lalu yang terakhir, perpindahan kalor dapat melalui cara evaporasi. Perpindahan kalor ini mempengaruhi
suhu tubuh dalam bentuk penguapan suhu atau kalor biasanya ini berlangsung sekitar 1 sampai 2 jam setelah kematian.
(cthnya pada org hidup saat olahraga, ketika selesai olahraga ketika kita duduk berdekatan dengan org tersebut terasa hawa
panas. Itulah penguapan yang dikeluarkan agar suhu tetap stabil tidak berlebih bersama dengan keluar cairan2. akan tetapi
setelah org yg meninggal dunia evaporasi msh terbentuk, walaupun hypothalamus sdh berhenti bekerja dimana penguapan ini
menunjukkan bahwa tubuh masih mempunyai ATP, bahwa tbh msh memiliki oksigen, kalor atau ototnya msh bisa relaksasi,
shingga menjelang kematian suhu tubuh akan terjadi peningkatan seperti pd org meninggal krn asfiksia. Jadi, dari beberapa
cara perpindahan kalor td menyebabkan terjadinya perubahan suhu, baik itu terjadi peningkatan atau penurunan. Yang akan
muncul kurang lebih 6 jam kemudian setelah kematian klinis. Dari kematian klinis inilah yang dinamakan post mortem
BATASAN-BATASAN WAKTU
PERUBAHAN SUHU TUBUH
a. Perpindahan kalor terjadi segera setelah hypothalamus yang mengatur regulasi suhu berhenti aktifitas.
b. Akan tetapi penurunan suhu ini baru dapat dirasakan atau ditemukan pada beberapa jam kemudian (yaitu
6 jam pada saat suhu tubuh berada dibawah angka <30 C), setelah Post mortem.
c. Onset (durasi)waktu mulai tjdnya perpindahan kalor hingga dapat dirasakan membutuhkan waktu sekitar
6 jam.
d. Terjadi penurunan suhu tubuh karena kelembapan di permukaan kulit menguap ketika udara melintasi
tubuh. (krn adanya kelembaban udara ini tjd proses penguapan kalornya shg makin mempercepat
penurunan suhu tubuh mayat)
e. Suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan sekitar 12 jam setelah post mortem.
f. Durasi : mulai saat ditemukannya penurunan suhu tubuh hingga hilang membutuhkan waktu 6 jam (suhu
jenazah sama dengan lingkungan) = (muncul jam ke 6 ke jam 12 membutuhkan waktu 6 jam)
Jadi pertama suhu tubuh jenazah akan turun terlebih dahulu, akan tetapi tidak begitu cepat (krn msh adanya
produksi panas yg dihasilkan oleh sel2 tubuh selama 1-2 jam) , setelah itu turun dengan cepat baru bisa
dirasakan setelah 6 jam (saat setelah sel tubuh banyak mengalami kematian) , dan selanjutnya akan mengalami
penurunan kembali(disinilah seluruh sel tubuh mengalami kematian), sampai pada akhirnya akan sama dengan
suhu lingkungan yaitu butuh waktu lagi 6 jam. Jadi temen-temen totalnya adalah 12 jam. Dan nantinya akan
disinggung lebih jelasnya pada kurva perubahan suhu.
D. CARA MEMERIKSA PERUBAHAN
SUHU TUBUH
• Melanjutkan materi kita pagi tadi, cara memeriksa perubahan suhu tubuh mayat. Nah cara memeriksa
perubahan suhu mayat ini ada 2 cara, yaitu;
• Cara yang pertama dengan melakukan palpasi langsung ke tubuh korban. Bila sudah teraba dingin,
maksud dingin disini yaitu menyerupai suhu lingkungan yaitu diangka suhu dibawah 30 derajat baru
terasa dingin atau bisa dikatakan suhu ruangan tertutup tertutup. Dalam memperkirakan jenazah yang
sudah meninggal, Banyak pakar-pakar menemukan. Ada pakar menemukan 4 jam, ada pakar yang
menemukan 6 jam, dan ada juga pakar itu menemukan 8 jam , tetapi mayoritas pakar mengatakan bahwa
diperkirakan jenazah dikatakan sudah meninggal itu 6 jam yang lalu, bila teraba sangat dingin &
menyerupai suhu lingkungan (luar/terbuka) maka diperkirakan sudah meninggal sekitar 12 jam yang
lalu, nah ini biasanya kita sebut dengan suhu lingkungan atau suhu ruangan terbuka dimana biasanya suhu
dibawah angka 25 atau di angka 20 derajat celcius. nantinya akan lebih diperjelas dalam kurva perubahan
suhu pada slide berikutnya temen-temen. Nah jadi ini hanya menggunakan perabaan telapak tangan,
dimana perubahan suhu sudah terjadi penurunan tetapi belum terasa oleh telapak tangan manusia pada
umumnya. Dalam hal ini untuk beberapa pakar bisa merasakan sehingga terjadi perbedaan waktu dalam
memperkirakan jenazah yang sudah meninggal.
• Selanjutnya untuk cara yang kedua, Pemeriksa harus berada di TKP yaitu Tempat Kejadian Peristiwa,
setelah itu, Petugas atau dokter melakukan pengukuran suhu lingkungan saat tiba di TKP, setelah itu
Petugas atau dokter bertanya pada masyarakat atau keluarga, tentang kondisi jenazah sebelum
meninggal(misalnya ada penyakit sebelumnya), setelahnya Petugas atau dokter mengukur suhu tubuh
mayat menggunakan termometer mayat melalui dubur atau anus menuju ke rektum sedalam lebih kurang
10 cm. dan diulang sebanyak 3-5x, pengukuran ini dilakukan dengan cepat sekitar 15 menit, selanjutnya
Suhu rata-rata dimasukan dalam formula dan untuk pemilihan fomula harus disesuaikan dengan faktor
lingkungan & faktor tubuh manusia tersebut.
• kenapa pengukuran suhu mayat, dilakukan pada rectum? karena, rectum merupakan rongga panggul,
suhu tubuhnya konstan /stabil, thp pengaruh suhu dr luar
• Formula : sympson keith ,
KURVA PERUBAHAN SUHU TUBUH
• Baik teman teman, pada slide ini menggambarkan mengenai kurva dari perubahan suhu tubuh.
Berdasarkan penelitian, kurva perubahan suhu tubuh ini akan berbentuk sigmoid, dimana pd
jam2 pertama penurunan suhu tubuh akan berlangsung dgn lambat. Hal ini disebabkan krn
masih adanya sisa metabolisme dlm tubuh jenazah tadi temen2.
• Bisa dilihat pada slide,, untuk 0 sampai 2 jam pertama. Kurva perubahan suhu tubuh mengalami
penurunan suhu yg minimal yaitu dari 37C turun menjadi 36C. (inilah yg disebut bentuk
sigmoid temen2, krn pd saat tubuh manusia meninggal tubuhnya msh menghasilkan kalor krn
sel2 msh beraktifitas o2 msh ada di dlm sel, krn saat o2 masuk ke tubuh tdk seluruhnya langsung
dipakai trdpt proses pengikatan,penghantaran yg akn membawa o2 ke dlm sel)
• Untuk 2 jam menuju ke angka 6 jam, terjadi penurunan suhu tubuh secara signifikan sebesar 9 C
yaitu dari 36 C turun menjadi 27 C. Dan Pada saat di jam ke 6 inlilah Suhu tubuh jenazah sudah
sama dengan suhu lingkungan tertutup yaitu 27 C (krn kisaran nya 25-30C, disinilah pd saat sel2
tubuh sudah banyak mengalami kematian, dan sudah mulai dapat di rasakan oleh telapak tangan)
• Dan yang terakhir dari angka 6 jam menuju ke 12 jam, kembali terjadi penurunan suhu sebesar
7C yang mana dari 27 C turun menjadi 20 C yg artinya suhu jenazah sudah sama dengan suhu
lingkungan terbuka(dimana seluruh sel2 tubuh mengalami kematian)
F. GAMBAR PERUBAHAN SUHU TUBUH
NB : diangka 12 jam menetap-hilang o2 sudah habis, bakteri pembusuk sudah bekeja, bakteri pembusuk
memakan cairan darah,(leukosit eritrosit) dirusak shg darah mjd hancur (lisis) shg tdk tampak lg gambaran
kekentalannya jd mulai pudar tetapi blm hilang, dia hilang diangka 24 jam ditemukan warn akehujauan,
abu2, hitam tdk ada lg ditemukan warna merah keunguan
Cara memeriksa perubahan warna tubuh
a. Periksa LM dengan cara inspeksi/melihat seluruh tubuh jenazah dari semua sisi baik dari
ujung kepala hingga ujung kaki serta amati bagian yg berwarna lebih gelap (lebih gelap
disini dimaksudkan amati bagian warna pada tubuh jenazah yang lebih gelap dari warna kulit
pada umumnya) yaitu (merah keunguan) yg berbatas tegas.
b. Catat warna LM dan lokasi LM (apakah lebam mayat itu berada dbagian belakang yaitu
dibagian punggung atau dibagian depan daerah dada/perut) ditemukan.
c. Lakukan penekanan pada bagian yang berwarna lebih gelap (LM) yaitu warna khas merah
keunguan tadi dan amati apakah lebam masih menghilang dengan penekanan atau sudah
menetap.
d. Memperkirakan waktu kematian/ interpretasi dari penekanan LM (interpretasi disini
dimaksdkan yaitu hasil dari penekanan tersebut apabila pada penekanan LM tersebut warna
yg muncul ialah warna (merah keunguan) yg berbatas tegas itu menandakan kematian
jenazah tsb sudah > 8 jam menuju 12 jam karena LM menetap konstan/stabil dan tidak pucat
saat ditekan, krn plasma sbg zat pelarut sdh keluar semua sehingga hanya menyisakan
komponen darah seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai zat terlarut di kapiler, krn
adanya viskositas darah yang meningkat terjadi kekentalan akibatnya pada saat kita tekan,
tidak berubah warnanya. Sedangkan jika saat ditekan LM msh berwarna pucat itu
menandakan kematian jenazah tsb belum lama yaitu diatas 30 menit tetapi msh < 8 jam krn
cairan plasma blm semuanya keluar dan vsikositaspun msh encer blm mengalami kekentalan
KURVA PERUBAHAN WARNA TUBUH
( LEBAM MAYAT )
• G2, Lebam mayat berwarna merah keunguan tidak terlalu jelas seperti gambar yg lain (lm belum menetap)
bisa diperkirkan krn asfiksia merah yg bercampur biru.
• G3 , Lebam mayat berwarna merah keunguan bercampur coklat (krn keracunan nitrobenzena, nitrit, fospor)
pada bagian depan tubuh yg berarti jenazah meninggal dlm posisi telungkup
• G 4 Pada gambar 1 bisa dilihat trdpt lebam mayat brwarna merah ke unguan pd bagian punggung dan ketika
dilakukan penekanan pd lebam mayat menggunakan ujg jari. terlihat gambaran LM belum menetap. Dgn
ditemukan nya wrna pucat stlh permukaan jari di angkt. Krn msh adanya plasma zat pelarutnya td blm keluar
semua, jd cairan msh dpt bergeser.
• G5 Pada g2, yg kita tau salah satu sifat cairan tidak bisa menembus daerah yg ada tekanan. Sehingga cairan
darah itu tidak dapat turun ke punggung dan bokong dgn sempurna. Bisa dilihat digambar terdapat gambaran
pucat (krn tubuhnya menempel dgn benda padat sehinga cairan tdk bisa turun) pd daerah punggung dan
bokong yg kemungkinan mayat ditemukan dlm posisi terlentang.
DEFINISI PERUBAHAN KONSISTENSI OTOT
TUBUH
• Kita masuk ke definisi kami mengutipnya dari singh, 2014) kaku mayat atau dikatakan
dengan istilah rigor mortis adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami
perubahan, berupa Kekakuan atau bisa kita sinonimkan dengan kepadatan/keras/
berhubungan dengan konsistensi kekenyalan otot(yg pertama kali tjd pd otot mata,
bagian belakang leher, rahang bawah, wajah, bagian depan,dada,perut, bag atas dan
terakhir otot tungkai). Jd kaku ini dpt dinilai inspeksi, palpasi. Dlm gmbrn ad tdkny
fleksi2 dri sendi, palpasi ada tdkny kelenturan dr otot dn kulit, kenapa ini bisa terjadi
karena adanya proses biokimiawi (sel). dimana adanya senyawa kimia atau reaksi
kimia yg ada dlm mkhlk hdp (sel) , meskipun scr keseluruhan sdh mati tp sel msh
bekerja. Dan aktivitas sel yg bekerja pada manusia yg sdh jadi mayat itulah yg
dikatakan reaksi biokimia. jd reaksi biokimia terjadi bkn hanya dlm kondisi org tersebut
masih hidup secara utuh, dalam kondisi matipun msh bisa terjadi . Krn didlm tubuh
msh ada sel2 meskipun tubuh sdh mati secara klinis tetapi sel2 masih hidup maka bisa
menciptakan suatu reaksi kimia juga. Dan reaksi kimia inilah yg menyebabkan
pemadatan otot.
•
Mekanisme kaku mayat(fix)
• Yg terjadi Ketika respirasi berhenti yaitu artinya tdk ada oksigen yg masuk, maka suplai
oksigen ke sel-sel otot berkurang.
• Ini menyebabkan kegagalan pemecahan glikogen yg mana glikogen sendiri bnyk terdpt pd
sel otot. ketika glikogen gagal dipecah menyebabkan glukosa akan menurun. (krn tidak
adanya o2 yg masuk) akn berakibat fatal dlm metabolisme sel.
• Glukosa sendiri dipakai untuk metabolisme sel aerob dan an aerob yg menghasilkan
atp&asm laktat yg dpky utk energi.
• Ketika glukosa menurun oleh krn tdk adanya o2 yg masuk tadi otomatis metabolisme sel
td tdk menghasilkan ATP
• meskipun tdk ad oksigen tetapi sel ttp melakukan kompensasi yaitu pemecahan glukosa
menjadi atp dengan menggunakan mekanisme an aerob yg tdk memerlukan oksigen.
Ketika terjadi mekanisme an aerob terus menerus maka akan terjadi penumpukan asam
laktat. Dimana penumpukan asm laktat ini yg menyebabkan aktin dan miosin berikatan
dg as laktat membentuk gel yg mengalami pemendekan dan pengerasan terjdilh
perubahan konsistensi otot tubuh mnjd pengerasan atau kekakuan. Dimana kekauan tsb
dtemukan sekitar 2 jam yg berupa kaku mayat atau bisa disebut rigor mortis
Tambahan
• Ketika respirasi berhenti yg artinya tdk ada oksigen yg masuk, maka suplai oksigen ke sel-sel otot
berkurang.
• menyebabkan kegagalan pemecahan glikogen yg mana glikogen sendiri bnyk terdpt pd sel otot. ketika
glikogen gagal dipecah menyebabkan glukosa akan menurun. (krn tidak adanya o2 yg masuk) akn
berakibat fatal dlm metabolisme sel.
• yg mana glukosa itu digunakan utk metabolisme sel yg menghasilkan atp&asm laktat yg dpky utk energi.
(metabolisme aerob & anaerob) perbedaannya energi dr metabolisme aerob memasok energi yg lbh
banyak (panjang) shg bisa digunakan untuk jangka waktu yg lama dn reaksinya cepat, dibandingkan dgn
yg metbaolisme anaerob yg berkontribusi lbh sedikit yaitu hanya puluhan detik.
• Metabolisme anaerob membutuhkan 12/16 rantai reaksi melalui jalur siklus krabs
• meskipun tdk ad oksigen tp sel ttp melakukan kompensasi yaitu pemecahan glukosa menjadi atp dengan
menggunakan mekanisme an aerob yg tdk memerlukan oksigen. Ketika terjadi mekanisme an aerob terus
menerus maka akan terjadi penumpukan asam laktat. Dimana penumpukan asm laktat ini yg
menyebabkan aktin dan miosin berikatan dg as laktat membentuk gel yaitu mengalami pemendekan
dan pengerasan terjdilh perubahan konsistensi otot tubuh mnjd pengerasan atau kekakuan. Dimana
kekauan tsb dtemukan sekitar 2 jam yg berupa kaku mayat atau rigor mortis
Knp rambut mudah dicabut : krn ada gas tadi yg dibentuk oleh bakteri
KURVA PERUBAHAN WUJUD
• Kurva perubahan wujud Disini terjadi proses pembusukan dini dan proses
pembusukan lanjut. Pada proses pembusukan dini ditemukan dari 24 jam
sampai 72 jam setelah kematian klinis akan terjadi perubahan warna lalu
perubahan pembuluh darah melebar, lalu akan terjadi pengelupasan kulit,
rambut mayat akan terlepas, kemudian kuku dan gigi akan terlepas, serta
akan terjadinya pembengkakan rongga-rongga tubuh pada mayat
tersebut. Semua proses itu terjadi karena gas yg dihasilkan oleh bakteri
selama 3 hari kerja bakteri masih dominan
• Selanjutnya proses pembusukan lanjutan dimulai dari 72 jam setelah
kematian klinis sampai dengan jangka waktu yg lama. dimana akan
mengakibatkan penghancuran sel dan jaringan seperti pada otot, organ
otak, organ-organ rongga perut dan rongga panggul, rongga dada dan
tulang Ini terjadi karena proses autolisis
• Beda nya pembusuk dini dan lanjut: busuk dini dikarenakan oleh gas yang
dihasilkan oleh bakteri sedangkan proses pembusukan lanjutan
disebabkan oleh proses autolisis
GAMBAR
• Bisa di lihat pada gambar G1,G2,G3 semua disebabkan
oleh gas yg dihasilkan oleh bakteri tadi bakteri
(Clostridium welchii) belum terjadi autolysis. Tapi nanti
bersamaan di jam ke 72 mulai muncul lisis-lisis tetapi
presentasinya dibawah 10% G1 terdapat warna
kehijauan yang menandakan pembusukan awal.
• G2 terdapat pelebaran vena superfisial atau marbling
sign pada kulit jenazah
• G3 terdapat pembengkakakn pada perut atau bloating
• Disini sdh terlihat efek penghancuran-penghancuran
• G4: terlihat cairan merah kehitaman dari hidung dan
mulut (purging) sekitar 48 jam KM
• G5: terlihat vesikel atau bula dan pengelupasan
lapisan epidermis menyerupai lecet (Lapisan
epidermis ialah......)
• Gambar 4,5: pada hari ke 3-4
• G6 & G7: telah tjd proses autolysis, bias dilihat
kulitnya sdh hilang
Kurva gabungan kematian
• Nah temen-temen ini lah kurva gabungan dari proses tanda pasti kematian, yang sebelumnya sudah kita pelajari bagaimana
sih kurva perubahan suhu tubuh atau bisa disebut dgn Algor Mortis, lalu bagaimana sih kurva perubahan warna tubuh atau
bisa disebut dgn Lebam Mayat/Livor Mortis, lalu bagaimana sih kurva perubahan konsistensi otot tubuh atau bisa disebut
dgn kaku mayat/Rigor mortis dan juga bagaimana kurva perubahan wujud atau bisa disebut dgn
pembusukan/decomposition.
• Setelah orang tersebut meninggal dunia/mati/ setelah melewati kematian klinis, pada 30 menit pertama akan timbul yg
namanya lebam mayat/livor mortis akan tetapi LM ini belum menetap melalui penekanan pada LM tsb yg akan terlihat
gambaran pucat. Dan akan melalui proses menuju menetap
• Lalu 2 jam berikutnya, Kaku mayat mulai muncul pada tubuh jenazah akan tetapi kaku mayat ini masih bisa digerakkan atau
bisa dikatakan belum menetap. Dan selanjutnya akan melalui proses menuu menetap.
• Selanjutnya pada jam ke-6 suhu tubuh jenazah mengalami penurunan suhu 7 derajat dari 37 menjadi 30 derajat atau setara
dengan suhu lingkungan tertutup/ruang tertutup.
• Selanjutnya pada jam ke-8 terjadi penurunan suhu 3 derajat yakni dari 30 derajat ke 27 derajat yg mana masih setara
dengan suhu optimal ruangan tertutup. Pada jam ini juga terjadi juga LM mulai menetap hingga menuju menetap
stabil/konstan hingga jam ke 12
• Pada jam ke-12 terjadilah penurunan suhu hingga 20 derajat yg mana setara dengan suhu lingkungan terbuka atau ruangan
terbuka sehingga tubuh akan terasa sangat dingin. Selain itu, Kaku mayat akan mulai menetap atau sulit digerakan bahkan
menuju tahap menetap sempurna/stabil.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN
KEMATIAN
• Jadi temen-temen ada faktor lain yang mempengaruhi faktor utama. Faktor-faktor ini tidak bersifat tunggal
dalam artian kita tidak bisa melihat dari satu faktor saja, kita harus mempertimbangkan kondisi yang
lainnya yang berkaitan dengan faktor2 tsb.
• Apasih faktor-faktor yang mempengaruhi ini? Faktor-faktor yg mempengaruhi ini adalah faktor yang bisa
membuat kondisi tersebut sedikit menyimpang dr teori, artian menyimpang dalam batasan waktu, bisa
mempercepat, bisa memperlambat bahkan sulit dinilai dengan kata lain memanipulasi(terbakar)
gambaran yg sebenarnya fisiologis atau menghilangkan gambaran yg sebenarnya sehingga gambaran
perubahan post mortem tsb tidak ditemukan.
• Adapun perubahan2 tsb, berkaitan dengan perubahan suhu, perubahan warna tubuh, perubahan
konsistensi otot, serta perubahan wujud.
• Nah disini terdapat 2 faktor yg mempengaruhi perubahan- perubahan ini yaitu bisa faktor internal dan
faktor eksternal . Dimana faktor eksternal berupa pakaian, kelembapan, udara, aktivitas fisik, suhu &
lingkungan. sedangkan faktor internal, bisa jenis kelamin, usia, gizi, penyakit penyerta seperti anemia,
demam, hipotermi, asfiksia dan perdarahan. Dari kedua faktor ini nantinya saling memperngaruhi satu
sama lain.
• Jadi, kita tidak bisa melihat dari satu faktor saja, kita harus mempertimbangkan kondisi yang lainnya yang
berkaitan dengan faktor2 tsb.
• Misalnya dilihat dari faktor internalnya yaitu jenis kelamin. Contohnya pada laki2 atau pr. Dilihat lagi kalau
laki2 yg usianya berapa? Apakah pada anak2 atau dewasa. Kita lihat juga dari faktor eksternalnya, anak
laki2 yg sakit apakah menggunakan pakaian yg lengkap, sementara pr dewasa yg sehat tidak memakai
pakaian, nah dibandingkan dalam perubahan suhu misalnya atau dibandingkan dengan perubahan warna
tubuh misalnya.
• Bisa juga dalam aktifitas , misalnya pada orang berjalan kaki itu bisa mempengaruhi percepatan atau
perlambatan turunnya suhu. Bisa juga berhubungan dengan kadar lemaknya.
• Atau bahkan memanipulasi misalnya air panas dimasukkan ke dalam freezer, air panas tsb langsung dingin
seperti itu kurang lebih teman-teman.
A. FAKTOR YANG MEMPERCEPAT DAN MEMPERLAMBAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu
• Suhu sekitar, dimana selisih suhu ruangan dan tubuh jika meningkat, maka suhu mayat cepat turun. (Misalnya; ada 2 orang diukur suhu
tubuhnya, orang pertama didapatkan suhunya sebesar 37 derajat sdgkan suhu lingkungannya 27 derajat jadi selisih dari suhu tubuh dan
lingkungan didapatkan selisih sebesar 10. selanjutnya orang kedua diukur suhunya didapatkan suhunya sebesar 36 derajat sdgkn suhu
lingkungannya 29 derajat jadi selisih dari suhu tubuh dan lingkungan didapatkan selisih sebesar 7 . Dibandingkan pada orang pertama
10 dan kedua 7 selisihnya, maka yang paling cepat mengalami penurunan adalah sampel pertama karena ada selisih yg jauh maka lebih
cepat turun) .
• Contoh lain; air panas dimasukkan di freezer dengan air es dimasukkan ke freezer. Dibandingkan selisihnya yg cepat mengalami
penurunan yaitu air panas, karena ada selisih yg jauh, maka penurunan yg cepat jg. Jadi ini cerita selisih tapi selisih ini harus
dibandingkan dgn sampel yg lain, yg selisihnya tidak terlalu signifikan, pasti kecepatan turunnya yg selisihnya termasuk tinggi, termasuk
yg signifikan. Ini hanya contoh tetapi dalm suatu peristiwa tidk bisa menilai cm dari itu bisa berkombinasi dgn yg lain. Kita lihatnya aspek
umur, apakah tubuhnya dibungkus. Jd walaupun memiliki selisih yang jauh akan tetapi dalam keadaan dibungkus dgn rapat analogi
faktor lain (kombinasi): misalnya air panas pakek baskom dimasukkan ke freezer, kemudian saya letakkan lagi air es diletakkan
disamping air panas, berdasarkan teori ini kecepatan yg turun ialah air panas. Kemudian air panas ini dituang ke dalam termos yg tahan
suhu dr luar, kemudian dimasukkan lagi ke freezer maka akan terjadi perlambatan penurunan krn ada faktor lain yaitu termos yg tahan
suhu dr luar..
• Umur, anak2 dan orang tua lebih cepat turun daripada dewasa dan remaja. (nah hal ini hrs kita analisa terlebih dahulu temen2, anak2
yg bagaimana, kenapa anak2 lebih cepat turun suhunya, atau dewasa yg bagaimana. Jadi kita lihat faktor apa yg ada didalamnya, yaitu
kadar lemak atau gizi. Jadi proses turunnya itu bukan cm sebatas umur ternyata ada faktor lain dibalik faktor umur. Krn anak2 blm
memiliki kandungan lemak tinggi pada umumnya, sementara org dewasa pd umumnya berlemak. Seandainya dibalik anak-orangtua
berlemak atau gemuk obesitas dibandingkan dgn org dewasa yg kurus kering karena kurus. Mana yg lebih cepat? Orang dewasa yg
kurus kan,nah jd ada faktor lain yg berhubungan dgn gizi. Dengan lemak bisa jg dgn penyakit
• Jenis kelamin, perempuan lebih lama turun. (kita analisa lagi bukan dari jenis kelamin saja bisa jadi krn lemak . Pada umumnya laki2
berotot bkn berlemak. Pada kondisi dibalik, maka hasilnya jg bisa berbalik jg. Bisa mempengaruhi faktor mempercepat dan
memperlambatnya. (analogi: laki2 tidak berlemak tp berotot berada diruang tertutup dengan memakai mantel, pasti tubuhnya tetap
hangatkan. Sdgkan perempuan emg berlemak tetapi dia tidak memakai penutup baju ditempat terbuka. Maka terbalik jadinya
kecepatan penurunannya. Jd kita hrs hati2 dalam melihat faktor2 yg tambahan lainnya. (peneliti melihat dari satu variabel saja untuk
membedakan, dan itu ada juga data inklusi ekslusinya untuk menentukan dia layak mejadi sampel, akan tetapi ada faktor yg
mempengaruhi, dan faktor ini hrs dianalisa lagi ) lemaknya jg bisa mendeposit glukosa sehingga bisa menghasilkan atp.
• Gizi, orang kurus lebih cepat turun. Karena ini berpengaruh pd produksi lemaknya tadi, krn org kurus cenderung memiliki lemak yg
sedikit. Dan ini jg bisa kita kaita dgn faktor lain, seperti faktor umur, jenis kelamin, atau penutup tubuh. Jd faktor lain harus kita nilai
juga.
• Penutup tubuh, tubuh yang terbungkus lebih lama turun. Serpeti yg kita ketahui bahwa org yg terbungkus itu udara cenderung lbh sulit
• Ruangan, mayat dalam ruangan tertutup lebih lama turun
• Penyakit, mayat dengan penyakit kronis akan lebih cepat turun, kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu sekitar, aliran dan
kelembapan udara, bentuk tubuh dan pakaian.
Faktor yg mempengaruhi lebam mayat
2)Faktor-faktor yang mempengaruhi lebam mayat
Volume darah yang beredar : lebam mayat lebih lambat muncul krn perdarahan jd darah banyak yg mengalir/keluar (jmlh
volume darah yg mempengaruhi perubahan warna). V.darah dewasa : 5,5 liter v. Anak2 80 ml, faktor hb : anemia lebih
lambat munculnya lebam mayat(krn bh berikatan dg co2)
Lamanya darah dlm keadaan tetap mencair: koagulasi terganggu LM >cepat (viskositas mempengaruhi gambaran
warna)
3) Faktor – faktor yang mempengaruhi rigor mortis
- Suhu sekitarnya : Bila tinggi, rigor mortis cepat timbul, dan cepat hilang. contoh : pada kondisi demam, dehidrasi,
hipertiroid tubuh kurus. Begitu juga sebaliknya. Suhu < 100°C tidak terbentuk rigor mortis. (semakin cepT O2 HABIS
SMKIN CEPAT gambaran rigor mortis, demam panas o2 cepat habis, lingkungan panas cepat habis o2 maka akan cepat
mengalami kaku,dehidrasi,hipertiroid
- Keadaan otot saat meninggal: bila keadaan otot lelah, rigor mortis cepat timbul.maka o2 cepat habis(sebelum
meninggal ada aktivitas yg membuat lelah
- Umur dan gizi: anak-anak dan orang tua lebih cepat timbul rigor mortis dari pada dewasa(. Jika gizi jelek rigor mortis
lebih cepat timbul.
5. Kepentingan dari Untuk perkiraan saat kematian Menunjukan cara kematian, yaitu bunuh diri, pembunuhan atau
segi medikolegal kecelakaan(JK SEBELUM KECELAKAAN DIA PANIK MAKA
AKN MUNCUL STRES)
6. Suhu mayat Dingin (krn msh membutuhkan waktu, yg Hangat (krn munculnya segera, dimana tubuh blm terjadi penurunan
pastinya sudah kita rasakan terjadi penurunan, suhu dia udah kaku)
dalm kondisi 2 jam emg blm turun s
• Kita masuk ke manipulasi pembusukan, yaitu terdapat 2 gambaran adiposera dan mumifikasi
kedua hal ini dianggap sbg modifikasi dr proses pembusukan, perubahan wujud juga akan
tetapi tidak fisiologis, tidak normal, tidak selalu ada pd mayat ini tergantung dr lingkungan
ada faktor yg mempengaruhi, yg pertama adiposer atau sering disebut lilin mayat. Jd Adiposer
ini merupakan Gambaran yang mirip dengan pembusukan yaitu termanipulasi atau
disebut modifikasi pembusukan). Dimana adiposer ini berbentuk seperti gambaran lilin atau
lemak bewarna keabuan, lunak, atau berminyak, serta berbau tengik. Ada faktor2 yg
mempengaruhi, yaitu ada kelembapan, suhu, lemak bahkan bakteri pembusuk, jd bakteri
pembusuk ini bukan sel2 itu membuat jaringan membengkak mengeluarkan gas, tp
merubahnya menjadi suatu senyawa. (dipengaruhi air dimana lemak jenuh menjadi tidak jenuh
krn aktivitas bakteri tsb) biasanya pd org yg gendut yg mempunyai lemak tinggi.(tdk
ditemukan pembusukan oleh krna terbentuk lilin mayat)
• Selanjutnya, yg kedua mumifikasi atau sering disebut pengeringan mayat. Mumifikasi adalah
Proses penguapan cairan atau terjadi dehidrasi jaringan yang cukup cepat, sehingga terjadi
pengeringan jaringan, yg selanjutnya dapat menghentikan proses pembusukan. Adapun
faktor2 yg bisa mempengaruhinya, yaitu Suhu yg panas, Kelembaban yang rendah, Kondisi
mayat tertutup/tidak hal ini supaya terhindar dr angin, udara sejuk agar udara panasnya ttp
terjaga, serta Suhu lingkungan yang kering. (tdk ditemukan pembusukan oleh krn terbentuk
pengeringan mayat)
VI. PENENTUAN PENILAIAN
SAAT KEMATIAN DAN LAMA KEMATIAN
Kemudian, Penilaian Lama Kematian dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu
• Perubahan Suhu,
• Perubahan Warna Tubuh (LM),
• Perubahan Konsistensi Otot (KM), serta
• Perubahan Wujud (proses pembusukan)
• TETAPI pd kondisi tertentu pemilaian lama kematian tdk bisa dinilai krn misal mayat itu
rusak/terbakar/mutilasi , Tentunya tidak hanya ini msh ada penilaian2 lainnya(isi
lambung,kandung kemih,pakiaan korban,tiket), yg nanti akan dijelaskan pada slide berikutnya.
• Tetapi selain itu ada lg misal pertumbuhan rambut,kuku,unsur2 zat(protein,gula darah) =
bukan kompetensi dr umum
• Nah ini ada penilaian lain saat kematian, jadi saat kita tidak bisa menentukan penilaian dengan yg sebelumnya, maka kita
bisa menilainya dengan cara lain. Cara lainnya ini untuk menentukan saat kematian sehingga kita bisa memprediksi lama
kematian.
1. Baik, penilaian dengan yg pertama isi KANDUNG KEMIH
Nah dari ini kita bisa memprediksi sdh berapa lamanya jenazah meninggal,
Dengan aspirasi di regio suprapubik. (pengambilan urin dg jarum troker)
Jika seseorang dengan BB 50 kg didapatkan volume urin dalam VU sebanyak 100 ml, maka diperkirakan waktu kematian 1
jam setelah miksi terakhir.
tetapi kita tahu bahwa saat kematiannya adalah 1 jam setelah miksi terakhirnya.
2. BILAS LAMBUNG
Dengan teknik bilas lambung
Pengosongan lambung terjadi 4-6 jam setelah makan terakhir (jd lambung itu mengalami pengosongan sekitar 4-6jam
setelah dia makan itu tjd pd umunya org dewssa,pd anak2 sekitar 1-2 jam)
Jika didapatkan isi lambung masih utuh maka diperkirakan saat kematian terjadi beberapa saat setelah makan terakhir.
Akan tetapi jika makanan sudah lunak/mencair maka diperkirakan waktu kematian <6 jam setelah makan terakhir. (analisa
apakah
Dan bila isi lambung kosong maka diperkirakan waktu kematian
• >6 jam setelah makan trakhir (krn sudah melewati proses lunak dan mencair)
3. PAKAIAN KORBAN
Menentukan waktu kematian, dari kebiasaan menggunakan pakaian ses-uai dengan waktu pakaian kantor/sekolah, pakaian
tidur, pakaian renang. (jd jika dia mengalami mutilasi pakaian msh bisa dianalisa krn lama penghancurannya, cth: seragam:
anak sekolah , berarti saat dan lama kematian jg tjd BERDEKATAN dr korban beraktivitas
4. ARLOJI TANGAN
Bila korban memakai jam tangan dan mengalami cedera, kematian dapat ditunjukkan secara tepat dari jarum jam berhenti
(jam2 spesifik yg dikaitkan dg aliran darah pd tubuh manusia, kdg tanggal,hari,tahun kapan eksekusi dilakukan
5. BENDA LAINNYA
Tiket parkir( korban habis melakukan perjalan sebelum meninggal) Tiket menonton(hbs nonton film pd jam brp sebelum
kematian tjd), Resep obat, Kwitansi, Kado, dll ini jg bisa menentukan lama dan saat kematian
• 2kenapa warna merah pd pembusukan tidak terbentuk? kenapa tidak
ada, karena darah ada kandungan hemoglobin, co2, besi, kemudian terjadi
reaksi biokimia, bakteri melepaskan enzim atau senyawa. krn hb warnanya
merah keunguan karena bereaksi kimia maka berubah tidak merah
keunguan lagi dan sel2nya dihancurkan dirusak. dimana bakteri
menghasilkan gas nah gas inilah yg menyebabkan perubahan warna pada
pembusukan.
• 1kenapa pengukuran suhu mayat, dilakukan pada rectum? karena,
rectum merupakan rongga panggul, suhu tubuhnya konstan /stabil, thp
pengaruh suhu dr luar
• 2Manakah yang lebih lama mengalami pembusukan saat mayat
dikuburkan pd tanah atau saat mayat berada dialam terbuka? yg lebih
lama mayat yg dikuburkan ditanah. Menurut pakar mayat yang dikubur
ditanah umumnya membusuk 8x lebih lama dari pada mayat yang
terdapat di udara terbuka. Hal ini disebabkan suhu didalam tanah yang
lebih rendah terutama dikubur ditempat yang lebih dalam, terlindung dari
binatang dan insekta, dan rendahnya oksigen menghambat berkembang
biaknya organisme.