Disusun Oleh:
BANDAR LAMPUNG
2019
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
perilaku buang air besar sembarangan merupakan salah satu faktor yang
seluruh Dunia. Berdasarkan hasil survey Levels & Trends tahun 2014,
lebih dari 370 anak berusia balita meninggal setiap harinya, yang sebagian
besar disebabkan oleh diare dan pneumonia. Hasil Riskesdas tahun 2013
meningkat dari tahun 2005-2014 yaitu dari 9,8 per 1000 penduduk
menjadi 21,4 per 1000 penduduk, namun angka kematian diare di Provinsi
sanitasi total berbasis masyarakat yaitu: (1) stop buang air besar
sembarangan; (2) cuci tangan pakai sabun; (3) mengelola air minum
rumah tangga; (4) mengelola sampah rumah tangga; dan (5) mengelola
Salah satu dari lima pilar STBM adalah Stop Buang air besar
kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sebanyak 800 desa (50%) dari 1.600 desa yang dipicu bisa terwujudnya
Triwulan III.
triwulan III.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sanitasi
sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi dasar yaitu sanitasi minimum pada
manusia adalah penggunaan jamban atau kepemilikan jamban dan jenis jamban
yang digunakan.
Kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak membuang air
besar di ruang terbuka atau di sembarang tempat. Tujuan dari pilar ini
7
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir
pada 5 waktu kritis. Lima waktu kritis tersebut antara lain sebelum makan,
3. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga dan Makanan Sehat (PAM- RT)
air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya.
Tujuan dari pilar ketiga adalah untuk mengurangi kejadian penyakit yang
berbasis lingkungan.
8
sanitasi total yang timbul dari dirinya sendiri, bukan melalui paksaan. Melalui
cara ini diharapkan perubahan perilaku tidak terjadi pada saat pelaksanaan
dilaksanakan oleh tim fasilitator dengan cara memicu masyarakat dalam lingkup
tujuan dalam hal memperkuat budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada
komite dari komunitas tersebut. Komite dibentuk agar rencana aksi dari
masyarakat yang terpicu dapat berjalan dengan baik. Selain itu monitoring dari
tim fasilitator juga harus diterapkan. Kegiatan terus dilakukan sampai tercapai
kondisi desa bebas buang air besar sembarangan (ODF/Open Defecation Free)
Open Defecation Free (ODF) atau SBS (Stop Buang Air Besar
sekolah).
5. Ada upaya atau strategi yang jelas dan tertulis untuk dapat mencapai
TotalSanitasi.
secaraberkelanjutan.
10
penempatan(di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh
b. Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
3. Bangunan Bawah
tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak
a. Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
dancair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan
masyarakat.
2.4.1. Pra-pemicuan
1. Identifikasi lingkungan
pemicuan.
2.4.2. Pemicuan
1. Bina suasana
wilayah tersebut.
3. Transect Walk
kondisi setempat.
Diare merupakan salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan air
6. Rencana tindak
14
kesanggupan masyarakat.
7. Pendampingan
masyarakat sendiri.
Indikator dari proses dan kemajuan yang harus dilihat pada suatu desa
untukpenyakit ini .
g. Berkurangnya lalat
15
satu atau lima pilar STBM dan 2) Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas
Buang air besar sembarangan atau BABS dapat memberikan dampak bagi
dan apabila diukur berat feses > 200 gram perhari. Dinyatakan akut apabila
16
berlangsung < 14 hari, persisten bila 14-28 hari, dan kronik apabila > 4 minggu
(Nelwan, 2014).
akibat bakteri, virus maupun parasit. Selain itu, sindrom malabsorbsi, obat-obatan,
dan agent. Faktor agent meliputi kemampuan dari agen penyebab untuk
menembus pertahanan tubuh host, termasuk dalam hal ini adalah jumlah kuman
mukosa saluran cerna dan kemampuan untuk berkompetensi dengan flora normal
yang akan meningkatkan siklik AMP di mukosa saluran cerna dan akhirnya
diare. Demikian pula dengan bakteri E.coli yang memproduksi enterotoksin (LT
atau ST) menyebabkan diare dengan mekanisme yang hampir sama, hanya saja
diare adalah flora normal saluran cerna, keasaman lambung, motilitas usus, juga
status imun host. Mucosal immunity merupakan pertahanan pertama yang penting
yangnyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat terjadi
tekanandarah turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan
didapatkantanda dan gejala dehidrasi, meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik,
pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan di
Diare erat hubungannya dengan keadaan kurang gizi. Setiap episode diare
klinis dari gastroenteritis, adanya kontak dengan sumber yang berpotensi tercemar
yaitu:
Rehidrasi cairan pada keadaan awal dapat diberikan sediaan cairan atau
bubuk hidrasi per oral setiap kali diare. Komposisi larutan per oral adalah 3,5 g NaCl,
2,5 g Na bikarbonat, 1,5 g KCl, 20 g glukosa per liter air. Pemberian hidrasi melalui
19
cairan infus berupa Ringer Lactat ataupun NaCl isotonis. Selain itu, pengaturan
asupann makanan diberikan secara normal dalam porsi kecil namun sering.
diberikan dengan dosis 2 tablet yang boleh diulang bila masih ada diare tidak lebih
dari 8 tablet per haridan pemberian obat adsorbens seperti attapulgite dapat diberikan.
(Nelwan, 2014).
Rehidrasi cairan pada bayi yang mengalami diare dapat diberikan oralit untuk
mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat diberikan setiap setelah BAB. Selain itu
diberikan Zinc selama 10 hari dengan dosis 10 mg per hari untuk bayi umur < 6 bulan
dan 20 mg per hari untuk bayi umur > 6 bulan. Pemberian Zinc terbukti mampu
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya. Pemberian ASI atau makanan tetap diberikan untuk memberikan gizi
pada penderita diare untuk mencegah berkurangnya berat badan (Subagyo dan
Santoso, 2012).
20
BAB III
METODE PENELITIAN
sekunder:
Bandar Lampung.
rujukan tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman Umum Program
Republik Indonesia Tahun 2016 dan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
masalah dengan menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Masalah yang
dan Environment.
diselesaikan.
penyelesaian masalah.
suatu masalah.
keluar tersebut.
tersebut.
keluartersebut. Beri angka satu (biaya paling sedikit) sampai angka lima
(biaya paling besar). Nilai prioritas (P) dihitung untuk setiapalternatif jalan
terpilih.
Keterangan =
Diagram Cause and Effect atau Diagram sebab akibat adalah alat
miripdengan tulang ikan. Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita
perlu:
dapatdiambil
yangterstruktur.
pengkajianlebih lanjut
fishbonesebagai berikut:
akandianalisis
dansebagainya.
Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau
diharapkan) .
tulangbelakang.
atauakibat.
menyebabkanpenyebab utama.
garis.
subcabang utama
BAB IV
Rawat Jalan yang dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroprasi Tahun
1991.Sejak berdiri hingga sekarang Puskesmas Rawat Inap Way Kandis telah
Dra.Rochani.M,kes
12. Tahun 2011 - 2012 dipimpin oleh drg.Rosmaulina Girsang selaku PLT
Agustina.M.Kes
Peraturan Daerah No.4 Tahun 2001 Tanggal 03 Oktober 2001 wilayah Kecamatan
1. Kecamatan Kedaton
2. Kecamatan Rajabasa
wilayah Kecamatan Tanjung Senang dengan luas wilayah kerja + 973 Ha yang
dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap yang diresmikan
4.2.1 Visi
4.2.2 Misi
Untuk mencapai Visi tersebut UPT Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
mempunyai Misi :
4.3 Data Geografis dan Demografis Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Way Kandis
4.3.1 Geografis
Perumnas Way Kandis dengan Luas Wilayah kerja + 9,73 km2 dengan
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis dari Pusat Kota Bandar berjarak ± 7 km.
33
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Way Huwi Kec Jati Agung
Lam-Sel
Sukarame
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kelurahan yang paling luas
wilayahnya adalah Kelurahan Labuhan Dalam dan Kelurahan yang paling rendah
4.3.2 Demografis
besar,yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang yang berasal dari Jawa dan
yang terdiri dari Laki laki 23.743 dan Perempuan 23.753 dengan jumlah Kepala
Keluarga 9.600.
35
PENDUDUK
KK
No KELURAHAN
lk Pr Total
cukup tinggi yaitu kelurahan Tanjung Senang dan kepadatan penduduk yang
2 WAY KANDIS 185 405 2.422 2.389 2.279 201 525 8.818
4 LAB DALAM 288 375 812 1.327 1.768 1.180 473 6.967
5 PMT WANGI 584 290 1.697 656 792 585 859 5.663
1 TJ SENANG 4 4 1 - 1 1 1 1 13
2 WAY KANDIS 7 4 3 - 2 - - - 16
3 PERUM WK 5 3 3 - - - - - 11
4 LAB DALAM 4 3 3 1 2 2 1 - 16
5 PMT WANGI 4 2 1 - 1 1 - - 9
JUMLAH 24 16 11 1 6 4 2 1 65
Tabel 5. Data Ketenagaan Upt Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Tahun
2017
STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH KET
PNS KONTRAK TKS
A. PUSKESMAS INDUK
2 Dokter Gigi 2 2 0 0
3 Sarjana
a. S1 Keperawatan 2 2 0 0
c. S1 Apoteker 1 1 0 0
d. DIV Keperawatan 1 1 0 0
e. DIV Kebidanan 0 0 0 0
f. DIII Keperawatan 4 1 2 1
i. DIII Analis 1 1 0 0
Kesehatan
j. DIII Gizi 2 1 0 1
k. DIII Sanitasi 1 1 0 0
4 DI Bidan 2 2 0 0
5 Perawat / SPK 4 4 0 0
7 SPAG 0 0 0 0
8 Analis / SMAK 1 1 0 0
10 Kesling / SPPH 1 1 0 0
12 Supir 1 1 0 0
13 Tenaga Pelaksana 1 0 0 1
14 Tenaga Kebersihan 2 0 0 2
15 Penjaga Malam 1 0 0 1
Jumlah 56 36 12 8
B. PUSKESMAS PEMBANTU
1 S1 Keperawatan 1 1 0 0
2 DIV Kebidanan 3 1 2 0
3 DIII Kebidanan 9 8 1 0
4 DIII Keperawatan 4 2 2 0
5 D1 Bidan 3 3 0 0
6 Perawat / SPK 7 7 0 0
7 Sanitasi /SPPH 1 1 0 0
8 Adminitrasi 1 1 0 0
Jumlah 29 24 5 0
C. POSKESKEL
1 S1 Keperawatan 1 0 1 0
2 DIII Kebidanan 4 0 4 0
3 DIII Keperawatan 9 0 9 0
4 D1 Bidan 1 0 1 0
39
Jumlah 15 0 15 0
TOTAL 102 61 31 9
1 APBD
2 RETRIBUSI
3 APBN ( BOK )
4 P2KM ( JAMKESDA )
5 JKN / BPJS
TOTAL
I. Bangunan
Puskesmas Induk 1 1 - -
Puskesmas Pembantu 5 4 1 -
II Kendaraan
Ambulance 2 2 - -
Sepeda Motor 11 9 1 1
Filing Kabinet 2 2 - -
Lemari Arsip 7 7 - -
Lemari Kayu 3 3 - -
Lemari Obat 1 1 - -
Loker 1 1 - -
Kursi Kayu 4 4 - -
Meja Kayu 4
Kursi Putar 2 1 1 -
Meja Apotik 1 - - -
Meja Resepsionis 1 - - -
Kursi Plastik 40 - - -
Lemari Makan 2 - - -
Telivisi 3 - - -
AC 3 - - -
41
Komputer 3 set 3 - -
Laptop 7 4 - -
Notebook 1 1 - -
Printer 5 5 - -
Fingger Print 1 1 - -
LCD Proyektor 1 1 - -
Brankas 1 1 - -
Handphone Android 1 1 - -
Handphone 1 1 - -
Kipas Angin 8 8 - -
Kompor Gas 1 1 - -
Tabus Gas 1 1 - -
Lemari ES 3 3 - -
Tabung APAR 4 4 - -
Genset 1 1 - -
Mesin Air 1 1 - -
BAB V
HASIL EVALUASI
lingkungan di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2019
Kelurahan ODF
80
60
40
Pembinaan tempat
Akses Air Bersih
pengelolaan makanan 20
Target
0
Pencapaian
yaitu belum tercapai nya kelurahan ODF, penduduk memiliki akses air bersih,
sebab akibat dari Ishikawa yaitu diagram fish bone. Diagram fishbone merupakan
sehingga dapat dipilih masalah yang paling dominan yang disajikan dalam tabel
dibawah ini.
P S RI DU SB PB PC
1. Man
Kurangnya 4 5 4 3 5 2 3 3 4 312
pengetahuan
masyarakat
mengenai akibat
BABS
45
Masyarakat 4 3 3 2 4 3 3 3 3 198
kurang peduli
dengan kesehatan
lingkungan
Sebagian besar 5 4 4 3 5 4 4 4 4 464
masyarakat masih
menyalurkan tinja
langsung ke
sungai
Kurangnya 4 4 3 3 4 3 2 3 3 207
kemauan
masyarakat untuk
membangun
jamban sehat
2. Environment
Kurangnya 3 3 2 2 3 2 1 3 3 144
alokasi dana di
masyarakat untuk
pembangunan
jamban sehat
2. Machine
Belum 2 2 3 2 2 1 4 3 2 90
maksimalnya
kerja kader STBM
tingkat kelurahan
Belum berlakunya 3 3 2 2 3 2 1 3 2 96
kebijakan stop
BABS dari aparat
setempat
Kurangnya 3 3 2 2 4 2 1 4 3 204
partisipasi aparat
desa dalam
pelaksanaan
program ODF
5. Method
Keterangan:
Pentingnya masalah (Importancy/I) Money
– Machine
Besarnya masalah (Prevalence/P)
Method
– Akibat yang ditimbulkan Belum maksimal
Kurangnya masalah (Severity/S)
partisi- pasi nya kerja kader
Kurangnya – Kenaikannya
Kurangnya besarnya
aparat desa masalah (Rate of Increase/RI)
STBM tingkat
pembekalan mengenai sistem dalam kelurahan
– Derajat keinginan
pemantauan masyarakat yang belum terpenuhi (Degree of
pelaksanaan
program ODF oleh
dari aparat porgram ODF
kader Unmeet Need/DU)
setempat Kurangnya alokasi
– Keuntungan sosial
Belumkarena selesainya masalah
berlakunya dana(SocialBenefit/SB)
di masyarakat
Belum efektifnya untuk
kebijakan stop Belum
penyuluhan di – Rasa prihatin masyarakat tentang masalah (PublicConcern/PB)
pembangunan
BABS dari aparat tercapainya
masyarakat oleh kader jamban
– Suasana politik (PoliticalClimate/PC)
setempat (20% dari
60%)
Kelayakan Tekhnologi (TechnicalFeasibility/T)
Kurangnya Kelurahan
Masyarakat kurang Tidak ada
Sumberdaya
pengetahuan yang tersedia (ResourcesAvailibility/R)
buku panduan
ODF di
masyarakat mengenai peduli dengan Puskesmas
kesehatan khusus tentang
akibat BABS Way Kandis
lingkungan STBM untuk
Kerangka konsep (Fish bone) belum tercapainya sasaran
tiap kader CDR di UPT
Kurangnya kemauan
masyarakat Puskesmas
untuk rawat inap Way Kandis
Sebagian besar dapat dilihat sebagai berikut :
membangun jamban Lokasi rumah Kurangnya
masyarakat masih
sehat yang dekat media
menyalurkan tinja
dengan sungai informasi
langsung ke sungai
tentang
Man sosialisasi
Environment Material ODF
47
masalah yang utama pada faktor Man atau manusia yaitu sebagian besar
BAB VII
7.1. Simpulan
sebesar 40% dari 60% yang artinya terdapat suatu masalah penyebab
Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2019 bulan Januari-
langsung ke sungai adalah hal yang biasa dan praktis sehingga masih
7.2. Saran
ODF.
DAFTAR PUSTAKA
Nelwan, EJ. Diare Akut Karena Infeksi. Dalam: Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo,
AW., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., Syam, AF., editor. Buju Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. 2014. Jakarta: Interna Publishing.
Puskesmas Way Kandis. 2019. Laporan Pencapaian Kinerja Puskesmas Way
Kandis Tahun 2019. Bandar Lampung: Puskesmas Way Kandis.
Subagyo, B., Santoso, NB. Diare Akut. Dalam: Juffrie, M., Soenarto, SS., Oswari,
H., Arief, S., Rosalina, I., Mulyani, NS., editor. Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi. 2012. Jakarta: IDAI.