Disusun Oleh:
dr. Egy Zella Hasnesia
dr. Nur Ilmi Sofiah
Pendamping
dr.Ratna Sugiati
1
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
dr. Egy Zella Hasnesia
dr. Nur Ilmi Sofiah
Pendamping
2
KATA PENGANTAR
`Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan mini
project ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Minat Ibu Hamil
Tentang Kb Pasca Persalinan Di Puskesmas Olak Kemang”.
Adapun mini project ini dibuat untuk memenuhi tugas program internsip dokter
Indonesia yang ditempatkan di Puskesmas Olak Kemang. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Ratna Sugiati, selaku kepala Puskesmas Olak Kemang sekaligus dokter
pendamping yang telah membimbing dan member arahan selama penulis bertugas
sebagai dokter internsip di Puskesmas Olak Kemang.
Penulis menyadari bahwa mini project ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
berharap saran dan kritikan yang membangun untuk penyempurnaan mini project ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….…..…1
Lembar Pengesahan……………………………………………………….……..……2
Kata Pengantar…………………………………………………………….…..………3
Daftar Isi……………………………………………………………………..………..4
BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 6
1.1 Latar belakang ......................................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 9
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 9
1.4 Manfaat ................................................................................................................... 9
BAB II Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 11
2.1 Definisi KB ........................................................................................................ 11
2.2 Tujuan Program KB ........................................................................................... 11
4
BAB V Hasil Kegiatan .............................................................................................. 31
5.1 Evaluasi Data ................................................................................................... 32
5.2 Evaluasi Intervensi Kegiatan............................................................................ 32
BAB VI Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 34
6.2 Saran...................................................................................................................... 34
Daftar Pustaka........................................................................................................... 35
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
diinginkan (KTD) atau unwanted pregnancy. Kontrasepsi sebaiknya sudah
digunakan sebelum kembali beraktivitas seksual. Oleh karena itu sangat penting
untuk menggunakan kontrasepsi seawal mungkin setelah persalinan (Mujiati,
2013).
Studi yang dilakukan di negara-negara dengan tingkat kelahiran yang
tinggi, menunjukkan bahwa Keluarga Berencana memberi dampak positif untuk
meningkatkan tingkat kesehatan ibu dan bayi, diperkirakan dapat menurunkan
32% kematian ibu dengan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan dapat
menurunkan 10% kematian anak, dengan mengurangi jarak persalinan kurang dari
2 tahun (Clelandet al, 2006).
Pelayanan KB pasca salin sangat mendukung tujuan pembangunan
kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan banyaknya calon peserta KB baru (ibu
hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak dengan tanaga kesehatan,
diharapkan dengan adanya kontak yang lebih banyak antara penyedia pelayanan
kesehatan dengan ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan maupun melahirkan
dapat memotivasi mereka untuk menggunakan kontrasepsi segera setelah
persalinan. Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih mudah untuk
diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu setelah melahirkan adalah waktu
yang paling tepat untuk mengajak seorang ibu untuk menggunakan kontrasepsi.
KB pasca salin diharapkan dapat menurunkan kejadian kehamilan dengan jarak
terlalu dekat. Dengan KB pasca salin diharapkan dapat berkontribusi dengan
menghindari terjadinya komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang
sering menyebabkan kematian ibu (Kemenkes RI, 2012).
Cakupan KB pasca salin erat hubungannya dengan angka persalinan
seberapa jumlah ibu pasca salin segera menggunakan kontrasepsi akan tergambar
Berdasarkan data persalinan di Kota Jambi dari 20 Puskesmas terdapat sasaran ibu
bersalin 13.488 dan ditolong tenaga Kesehatan tercatat 11.880 (88,11 %) angka ini
sudah mendekati target nasional yaitu 95 % Salah satu Puskesmas dengan
persalinan yang sudah mendekati target nasional adalah Puskesmas Pakuan Baru
tahun 2012 terdapat bersalin pada nakes sebanyak 689 (91,74 %), namun
7
permasalahan yang masih sering timbul adalah terdapat data ibu nifas yang tidak
menjadi peserta KB pasca salin. Data penolong persalinan dan KB pasca salin di
Puskesmas Kota Jambi dilihat di tabel 1.
8
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka demikian perumusan masalah pada
evaluasi program ini adalah :
a. Apa saja penyebab tidak tercapainya angka cakupan KB Pasca Salin di
Puskesmas Olak Kemang ?
b. Apa saja yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan angka cakupan
KB Pasca Salin di Puskesmas Olak Kemang ?
c. Apa saja alternatif pemecahan masalah dalam menangani rendahnya
angka cakupan KB pasca salin di Puskesmas Olak Kemang ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umun
Tujuan dari evaluasi program ini adalah untuk meningkatkan cakupan KB
pasca salin di Puskesmas Olak Kemang
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana pengetahuan ibu tentang KB pasca persalinan di
puskesmas Olak Kemang.
b. Mengetahui minat ibu setelah diberikan edukasi tentang pemakaian KB pasca
persalinan.
c. Mengetahui pelaporan data jumlah ibu yang mendapat KB pasca salin sesuai
dengan data ibu hamil yang tercatat perbulan pada tahun 2020 di Puskesmas
Olak Kemang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi puskesmas
a. Puskesmas dapat melakukan identifikasi masalah, analisis masalah,
mencari penyebab dan hambatan masalah di wilayah kerja.
b. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah
yang didapat dalam meningkatkan program peningkatan angka cakupan
KB pasca salin.
c. Dinas kabupaten/Kota dapat memberikan dan mendukung lebih kebutuhan
sumber daya Puskesmas Olak Kemang
9
1.4.2 Bagi dokter Internship
a. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan
b. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di puskesmas
terkait peran dokter komunitas
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam program puskesmas
d. Meningkatkan pemahaman pentingnya data dan kesesuaian data untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
4. Konseling KB Pascapersalinan
12
karakteristik klien yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi metode
kontrasepsi, misal usia, ibu menyusui, dll. Bagi ibu menyusui, misalnya,
tidak direkomendasikan metode kontrasepsi hormonal kombinasi yang
dapat mempengaruhi produksi ASI.
6. Pelayanan dan Metode Kontrasepsi KB Pasca Persalinan
Proses konseling dan penapisan kelayakan medis diharapkan berujung
pada keputusan klien untuk menggunakan salah satu metode
kontrasepsi pascapersalinan. Secara umum, hampir semua metode
kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB pasca persalinan.
Sesuai dengan Health Technology Assessment (HTA) Indonesia yang
telah dikeluarkan tahun 2009 oleh Kementerian Kesehatan tentang KB
pada periode menyusui, beberapa metode kontrasepsi yang efektif
dalam mencegah kehamilan pada periode menyusui antara lain:
1) Metode KB non hormonal yang terdiri dari tubektomi dan
vasektomi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Metode Amenorea
Laktasi (MAL), kondom, abstinensia (metode kalender).
2) Metode KB hormonal yang terdiri dari implan, suntik yang hanya
mengandung progestin serta minipil
B. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel
telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel
telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
13
kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:
b. Faktor kesehatan
• Status kesehatan
14
• Riwayat haid
• Riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan panggul
4. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus
Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal
Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir
servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010).
15
Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20
mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
16
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba,
2010).
17
ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo
pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
2) Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5-
99,9% dan 97% (Handayani, 2010).
3) Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam
dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah
dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua
dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi.
c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen atau progestin, dengan
tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi setiap hari.
b. Kontrasepsi Suntik
1) Efektivitas kontrasepsi Suntik.
Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik
mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per
100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET
EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per
100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun
pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain
NET EN (Hartanto, 2002).
2) Jenis kontrasepsi Suntik
18
Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung
150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan
cara di suntik intramuscular (di daerah pantat).
b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat),
mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan
setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat atau bokong).
3) Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
19
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Galaktorea
d) Jerawat Rambut Rontok
e) Perubahan Berat Badan
f) Perubahan libido.
c. Kontrasepsi Implant
1) Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena,
Indoplant, atau Implanon
b) Nyaman
c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak, dan amenorea
g) Aman dipakai pada masa laktasi.
20
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulitterjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi.
4) Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
21
BAB III
EVALUASI PROGRAM
Dari laporan yang di dapatkan beberapa masalah yang ditentukan dari hasil
kegiatan program yang pencapaiannya kurang dari 100%. Semua data angka cakupan
KB Pasca Salin yang rendah dari Puskesmas Olak Kemang terhitung mulai dari bulan
Januari sampai Desember 2020.
Data diatas didapatkan dari hasil data Capaian Kinerja KB Pasca Persalinan
Puskesmas Olak Kemang Tahun 2020
22
Data diatas merupakan hasil capaian KB pasca salin tiap bulan pada 5 kelurahan
di wilayah kerja puskesmas olak kemang tahun 2020.
Berdasarkan data diatas didapatkan yang paling banyak mengikuti program Kb
pasca salin yaitu pada kelurahan Olak kemang terdapat 50 orang, dan yang paling
sedikit yaitu pada kelurahan Tj Raden dan Tj Pasir yaitu 7 orang.
23
3.1.2 Tahun 2021 (Januari-Juli)
50,00%
49,00%
Presentase
48,00%
47,00%
46,00%
45,00%
44,00%
Capaian Jan-Des 2020 Capaian Jan-Jul 2021
KB Pasca Salin 46,50% 50,00%
24
Kelurahan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Jumlah
Ps.Panjang 1 1 1 1 1 1 0 6
Tj Raden 0 1 2 0 1 2 0 6
Tj. Pasir 0 0 0 0 0 0 4 4
Ol. kemang 8 7 3 6 4 8 4 40
U.Gedong 0 2 3 2 2 3 2 14
Jumlah 9 11 9 9 8 14 10 70
Tabel 3.4 Hasil Capaian KB Pasca Salin pada Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas
Olak Kemang Tahun 2021
U.Gedong
Ol. kemang
Tj. Pasir
Tj Raden
Ps.Panjang
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Data tabel 3.4 dan diagram 1 diatas merupakan hasil capaian KB pasca salin
tiap bulan pada 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas olak kemang tahun 2021.
Berdasarkan data diatas didapatkan yang paling banyak mengikuti program Kb
pasca salin yaitu pada kelurahan Olak kemang terdapat 40 orang, dan yang paling
sedikit yaitu pada kelurahan Tanjung Pasir yaitu 4 orang.
25
3.2 Kerangka Pikir Masalah
INPUT
METODE
MANUSIA
26
BAB IV
METODE DIAGNOSIS KOMUNITAS
27
Tabel 4.3 Masalah pokok dalam menentukan prioritas utama
11 Pandemi covid19 5 5 5 15 1
28
keterbatasan kegiatan karena covid 19 sehingga membuat kelas ibu hamil pada wilayah
kerja Puskesmas Olak Kemang jadi berhenti.
29
4.6 Plan of action
30
BAB V
HASIL KEGIATAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang didapat di lapangan, maka ditemukan
beberapa masalah mengapa banyak ibu yang tidak ber-KB pasca salin sehingga menyebabkan
angka capaian KB Pasca Salin rendah di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang, antra lain:
1. Pandemi covid19
2. Tidak berjalan kelas ibu hamil karena Covid19
3. Pengetahuan ibu kurang tentang KB Pasca Salin
4. Sikap dan minat ibu tentang KB Pasca Salin
5. Kurangnya penyuluhan dari pkm ke ibu hamil
6. Belum tersedia program pelayanan pasca persalinan
7. Kurangnya informasi dan edukasi dari medis
8. Kurangnya pengetahuan suami tentang KB pasca salin dan 4T
9. Kurangnya dukungan suami
10. Kurangnya dana turun untuk menginput data ibu hamil dan nifas
11. Kurangnya kerjasama lintas sektor
12. Jarak tempuh ke puskesmas jauh
Berdasarkan hasil penilaian menggunakan sistem USG, didapatkan masalah utama
yaitu kegiatan kelas ibu hamil terhenti karena COVID 19. Adapun alternative pemecahan
masalah yang dapat dilakukan adalah berupa Melakukan penyuluhan saat ibu hamil kunjungan
ANC dilakukan dalam 2x setiap bulannya di aula puskesmas dengan kapasitas 5-6 orang
dengan dilandasi prokes yang berlaku.
Adapun masalah lain yang yang memungkinkan untuk dapat dipecahkan adalah belum
tersedianya “pelayanan pasca persalinan” sehingga alternative pemecahan masalahnya berupa
membuka pelayanan pasca persalinan agar semua ibu nifas dan bayi baru lahir dapat di follow
up mulai dari perubahan sistem reproduksinya seperti uterus, lokhia vagina/luka bekas SC,
vulva, perineum, payudara, sistem perkemihan, tanda vital, hingga gangguan psikologis pada
masa pasca persalinan apakah terdapat sindrom baby blues atau depresi, tidak lupa juga
31
memeriksakan bayi, dan yang terakhir adalah konseling KB sampai ibu benar-benar dapat
memakai KB pasca persalinan.
Tabel 5.1 Kegiatan Intervensi Edukasi pada ibu hamil trimester 1,2,3 yang dilaksanakan di
Puskesmas Olak Kemang
32
Gambar 5.2 Kegiatan Edukasi tentang KB pasca salin pada ibu hamil di ruangan KIA
Puskesmas Olak Kemang
Gambar 5.3 Kegiatan Edukasi tentang KB pasca salin dengan sasaran ibu hamil pada
Posyandu Kemuning II
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat peningkatan kinerja capaian KB pasca salin pada Puskesmas Olak Kemang
yaitu dari 46,5% (Januari 2020 – Desember 2020) menjadi 50,0% (Januari 2021 – Juli
2021).
2. Namun, angka realisasi dan pencapaian KB Pasca Salin Puskesmas Olak Kemang
secara keseluruhan belum dapat dinilai. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja
puskesmas dilakukan setiap akhir tahun.
6.2 Saran
1. Diharapkan puskesmas dapat terus menjalankan program kelas ibu hamil ini selama
Pandemi Covid-19 masih ada dengan prokes yang berlaku.
2. Diharapkan edukasi pentingnya KB pasca salin agar tetap berjalan kepada semua ibu
hamil yang datang untuk ANC.
3. Diharapkan miniproject upaya meningkatkan pengetahuan dan minat ibu tentang KB
Pasca Salin di Puskesmas Olak Kemang dapat diteruskan sampai jangka waktu akhir
tahun oleh dokter internsip periode selanjutnya agar dapat dilakukan evaluasi angka
pencapaian KB Pasca Salin tahun 2021.
34
DAFTAR PUSTAKA
35